Anda di halaman 1dari 5

Cara Ringkas Budidaya Ubi Alabio Lahan Lebak Kalsel

Kalimantan Selatan meliputi tiga belas wilayah kabupaten/kota, salah satu


di antaranya adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dengan Ibu Kota
Amuntai. Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara
bernama Sungai Pandan dengan ibu kota kecamatan bernama Sungai
Pandan Hulu (sebelumnya dikenal sebagai alabio). Daerah ini merupakan
lokasi awal yang banyak menanam dan menggunakan ubi ini sebagai
bahan makanan sehingga ubi kelapa atau ‘Yam’ (Dioscoreaalata L.) di
Kalimantan Selatan dikenal dengan nama ubi alabio. Sebagai bahan
pangan komposisinya cukup baik, yaitu selain sebagai sumber karbohidrat
juga mengandung pati, protein, serat dan gula.

Tabel  1. Kandungan air, pati, protein, serat dan gula pada ubi alabio.

Jenis ubi alabio


No Komponen
Ubi putih Ubi merah/ ungu
1 Air 77,55 83,16
2 Pati 11,30 11.07
3 Protein 2,71 1,57
4 Serat 1,36 1,44
5 Total Gula 2,80 4,48

 Sumber : Balittra 2007

Ubi alabio merupakan tanaman perdu merambat dengan panjang mencapai 3-10
m. Tanaman ini memerlukan tiang/turus agar dapat tumbuh ke atas dan daunnya
dapat melakukan proses fotosintesa dengan baik, seperti terlihat pada Gambar 1
berikut.

JENIS DAN BENTUK UBI ALABIO

Terdapat banyak jenis ubi alabio yang ada di wilayah Kabupaten Hulu Sungai
Utara Kalimantan Selatan, namun saat ini baru dapat digolongkan menjadi dua
jenis yang ditentukan berdasarkan warna daging ubi alabio, yakni; (1) ubi
merah/ungu (violet), dengan rasa ubi setelah direbus lembut agak berlendir dan
beraroma khas dan (2) ubi putih,  rasa ubi setelah direbus lembut. Bentuk ubi
alabio beragam, yaitu bulat, panjang dan ada yang bercabang. Jenis dan bentuk
dari ubi alabio dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.
BUDIDAYA UBI ALABIO

Pembibitan

Bibit yang digunakan adalah bibit yang diambil dari umbi yang tua dan sudah
disimpan selama ± 6 (enam) bulan, tidak keriput dan bebas hama penyakit. Bibit
ubi alabio dalam bentuk umbi dan semua bagian umbi dapat dimanfaatkan untuk
bibit.

Langkah-langkah pembibitan ubi alabio :

1. Pangkal, tengah dan ujung umbi yang telah disiapkan dicuci bersih.
2. Kemudian umbi dipotong-potong sebesar korek api (± 3 x 5 cm).
3. Potongan umbi tersebut selanjutnya diletakkan langsung di atas tanah yang sebelumnya
terlebih dahulu diberi alas dari abu sekam atau bisa juga memakai serbuk gergaji, atau
dengan cara potongan umbi diperam di dalam kantong plastik selama ± 3 minggu. Bibit siap
ditanam di lahan jika telah muncul tunas baru.

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan bulan April dan Mei, pada bulan-bulan tersebut
umumnya kondisi air di lahan lebak sudah surut. Lahan dibersihkan dari gulma
dengan menggunakan cangkul/sabit/herbisida, tanah diolah sampai gembur
dengan menggunakan alat mekanis pengolah tanah (hand tractor) atau secara
manual menggunakan cangkul. Pembuatan guludan/galangan dari tanah yang
diolah dengan lebar 1 m, tinggi 40 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi
lahan. Jarak antar bedengan 40 cm. Kemudian dilakukan pemasangan ajir
dengan jarak 100 x 100 cm. Tinggi ajir yang digunakan sekitar 2 m – 2,5 m. Ajir
ditanam ke dalam tanah sedalam 50 cm, sehingga ketinggian di atas permukaan
tanah antara 1,5 m – 2 m.

Penanaman

Setiap ajir disiapkan bibit sebanyak 4-6 bibit, bibit ditanam dengan cara
dibenamkan ke dalam tanah yang telah digemburkan dengan kedalaman ± 5 cm.
Setelah bibit ditanam, bagian atas tanah tersebut ditutup dengan mulsa dari
rumput/gulma hasil pembersihan lahan sebelumnya untuk mengurangi
penguapan.

Pemeliharaan

Tanaman ubi alabio memerlukan pemeliharaan berupa pemupukan dan


pengendalian OPT. Walaupun tanpa pemupukan ubi alabio di lahan rawa lebak
dapat berproduksi dan saat ini rata-rata mencapai 12-28 ton/ha, namun jika
dikelola dengan teknologi yang benar dan tepat tidak menutup kemungkinan
untuk bisa ditingkatkan lagi mencapai antara 40-50 ton/ha seperti potensi yang
dimiliki ubi kelapa atau ‘Yam’ (Dioscoreaalata L.).

Dosis pupuk yang digunakan adalah 90 kg N/ha, 60 kg P2O5/ha dan 60 kg


K2O/ha, atau dengan 400 kg NPK Ponska dan 67 kg urea. Selain itu, diberikan
juga pupuk organik dengan dosis  5 ton/ha.

Pemupukan pertama diberikan setengah dosis N dan seluruh dosis P dan K


yang diberikan pada saat tanaman berumur tujuh hari atau saat tanaman mulai
melilit dan sisa pupuk N diberikan pada saat tanaman berumur 42 hari. Pupuk
diberikan dengan cara ditugal di sekitar tiang rambat. Pupuk organik diberikan
pada lubang tanam  ± 1 minggu sebelum tanam.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dilakukan terutama


berupa pengendalian gulma/penyiangan yang dalam pelaksanaan di lapangan
sekaligus dilakukan pembumbunan secara manual pada saat ubi berumur 21
dan 42 hari.

Penyiraman tidak dilakukan untuk budidaya ubi alabio di lahan rawa lebak ini
karena tanahnya cukup lembab, namun diperlukan penyiraman di lahan kering,
jika tidak turun hujan dan ada tanda-tanda kekeringan dan penyiraman
sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.

Panen Ubi Alabio

Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 4 – 7 bulan atau apabila


daun sudah mulai rontok ditandai dengan daun dan batang yang mulai
mengering. Panen dilakukan dengan membongkar tanah di sekitar ubi dengan
menggunakan cangkul. Pembongkaran tanah harus hati-hati agar tidak melukai
ubi yang masih berada di dalam tanah. Selanjutnya ubi dapat diangkat ke
permukaan tanah. Ubi alabio segar tahan disimpan hingga 6 bulan. Produksi
rata-rata ubi alabio petani saat ini antara 12-28 ton/ha.

Tahun 2014 produksi ubi alabio hasil pengkajian peneliti BPTP Kalimantan
Selatan mencapai 18-31 ton/ha untuk ubi alabio putih dengan panjang umbi 13-
17 cm dan lingkar umbi 12-16 cm. Sedangkan untuk ubi alabio ungu/merah violet
sebesar 16-25 ton/ha dengan panjang 8-13 cm dan lingkar umbi 13-19 cm
(Sumber: Aidi N dkk, 2014).

Prakiraan Pendapatan

Berdasarkan informasi petani, lahan seluas 1 borong (17 m x 17 m) dapat


ditanami ubi sebanyak ± 300 tiang/turus. Jika panen dapat mengasilkan ubi 3
pikul (300 kg), dengan harga Rp.12.000/kg maka akan diperoleh penghasilan
kotor sebesar Rp 3.600.000/borong.  Sri Hartati/Penyuluh BPTP Kalimantan
Selatan

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke


081317575066

Editor : Julianto

https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/inovasi-teknologi/2187-kiat-sukses-ubi-alabio-dan-bisnis-sapi

Alabio merupakan salah satu varietas ubi lokal asal Kalimantan Selatan yang
diyakini memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Terdapat banyak jenis ubi alabio yang ada di wilayah Kabupaten Hulu Sungai
Utara Kalimantan Selatan, namun saat ini baru dapat digolongkan menjadi
dua jenis yang ditentukan berdasarkan warna daging ubi alabio, yakni ubi
merah/ungu (violet), dengan rasa ubi setelah direbus lembut agak berlendir
dan beraroma khas dan  ubi putih,  rasa ubi setelah direbus lembut. Bentuk
ubi alabio beragam, yaitu bulat, panjang dan ada yang bercabang.
Karakteristik. Ubi alabio tumbuh merambat termasuk tanaman perdu.
Tinggi tanaman pada umur 2 bulan rata-rata 203,4 cm.  Menjelang panen 4-
6 bulan merambat dapat mencapai 3,0 sampai 10 meter.  Jumlah cabang
rata-rata 16  jumlah umbi rata-rata 1 buah/cabang, bentuk umbi bundar,
panjang umbi rata-rata 20,7 cm. Pemupukan dapat menambah panjang dan
besar umbi, misalnya pada ubi alabio putih dengan pemupukan, panjang
umbi meningkat mencapai kisaran 20 sampai dengan 28 cm. Diameter umbi
mempunyai kisaran antara 6,2-7,6 cm dan lingkar keliling umbi rata-rata
31,8 cm. Berat umbi antara 0,5  sampai 1,3 kg dengan rata rata 0,9 kg.

Bali Bakal Menggelar Festival Manggis, Catat Tanggal Mainnya Ya!


Kandungan Gizi. Menilik kandungan gizinya, alabio mengandung selain
karbohidrat, juga protein, lemak dan vitamin-vitamin penting bagi
kesehatan. Kandungan protein dari ubi alabio antara 5,5- 14,0 %, dengan
rata rata  9,0 % lebih besar dibadingkan dengan ubi jalar.
Potensi. Harga ubi alabio warna merah cenderung lebih mahal 20-40 %
daripada ubi warna putih. Demikian pula preferensi konsumen ubi Alabio
warna merah lebih disukai (75-80 %) daripada warna putih (20-25%),
karena ubi merah lebih manis daripada ubi putih. Sebagai olahan rumah
tangga, ukuran ubi yang disukai adalah ukuran sedang antara 200-500
gram.
Tahun 2014 produksi ubi alabio hasil pengkajian peneliti BPTP Kalimantan
Selatan mencapai 18-31 ton/ha untuk ubi alabio putih dengan panjang umbi
13-17 cm dan lingkar umbi 12-16 cm. Sedangkan untuk ubi alabio
ungu/merah violet sebesar 16-25 ton/ha dengan panjang 8-13 cm dan
lingkar umbi 13-19 cm.
Berdasarkan informasi petani, lahan seluas 1 borong (17 m x 17 m) dapat
ditanami ubi sebanyak ± 300 tiang/turus. Jika panen dapat mengasilkan ubi
3 pikul (300 kg), dengan harga Rp 12 ribu/kg maka akan diperoleh
penghasilan kotor sebesar Rp 3,6 juta/borong.
 
 
Ubi alabio diBudidayakan di lahan lebak dangkal dan tengahan dengan pola
monokoltur atau monokultur dengan tanaman padi, jagung, lombok, dan
terong yang dilakukan satu tahun sekali. Ubi ini termasuk tanaman yang
tidak tahan genangan air dan menghendaki tanah gembur. Nah, bagi Anda
yang tertarik memBudidayakan ubi ini di lahan lebak dangkal atau tengahan,
di halaman selanjutnya  JITUNEWS akan uraikan panduannya. Semoga
bermanfaat ya!
Ini Penyebab Sayuran Organik Berbentuk ‘Tak Sempurna’

https://www.jitunews.com/read/17680/tertarik-tanam-ubi-alabio-ikuti-panduannya-berikut-ini

Anda mungkin juga menyukai