Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH GEOMETRI ELIPTIK

Ilmu tentang astronomi telah banyak


dipelajari berabad-abad sebelum
masehi, hal ini terlihat dengan adanya bukti-
bukti peninggalan sejarahtentang
system penanggalan kuno dan peramalan
untuk memperkirakan fenomena
alam, masa kesuburan pertanian dan sifat
seseorang dipandang darisegi rasi
bintang. Semakin lama, ilmu perbintangan
semakin menarik untuk dipelajari
hingga ke hal-hal yang bersifat teoretik.
Namun misteri perbintangan secara
teoretik tidak dapat dipecahkan karena teori
yang diakui pada masa itu adalah
teori yang berpegang pada postulat Euclid
yang membangun konsep bidang
datar. Untuk memecahkan kesulitan tersebut
para astronom dan matematikawan
membuat terobosan baru dalam bidang
geometri.
Sejak saat itu, para astronom mulai
mengumpulkan berbagai referensi sejarah
untuk mendukung terobosan baru tersebut.
Berdasarkan catatan sejarah yang ditulis
oleh Claudius Ptolemy(150 SM), seorang
ahli geografi, astronomi, dan astrologi
berkebangsaan Yunani, menuliskan pada
bukunya Geographica bahwa “untuk
menempuh jarak terdekat antara dua titik
pada bumi, maka
seseorang harus mengikuti lingkaran yang
memuat dua titik tersebut”. Selain
itu, Nicolaus Copernicus (1473-1543)
menyatakan dalam bukunya bahwa
“bumi berputar pada porosnya”, dan dari
ekspedisi penjelajahan mengelilingi dunia
yang dilakukan oleh Christoper Colombus
(1451-1506) dan pendahulu-pendahulunya
membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat.
Referensi ini membuka ide baru bidang
geometri eliptik yang kemudian memberikan
pengaruh besar pada bidang astronomi,
geografi, dan
fisika modern.

Anda mungkin juga menyukai