Anda di halaman 1dari 15

i

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN MAGANG KEPENDIDIKAN


PENINGKATAN HOTS LITERACY MELALUI OPTIMALISASI PENCAPAIAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA MBKM DALAM PEMBELAJARAN SISTEM
KONTROL TERPROGRAM DI KELAS XI SMKN 1 CIBINONG

Pelaksana Program

Syahidah Muthi’ah
NIM. 1806602

Pembimbing

Drs. Wawan Purnama, M.Si.


NIP. 196710261994031004

Mengetahui,
Dekan FPTK UPI

Dr. Iwa Kuntadi, M.Pd.


NIP. 196208301988031002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal kegiatan magang kependidikan pada program Kampus Merdeka.
Program ini merupakan program Pengalaman Belajar Mahasiswa di Luar Kampus (PBMLK)
yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, penyusunan proposal kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat atau langkah awal dalam melakukan kegiatan magang kependidikan yang akan
dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 di SMKN 1 Cibinong Kab. Bogor.

Keberhasilan penyusunan proposal kegiatan ini tidak akan terwujud dan terselesaikan
tanpa ada bantuan, bimbingan dan dorongan. Serta dari berbagai pihak baik secara material
maupun spiritual. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Wawan
Purnama, M.Si. sebagai pembimbing dalam menyelesaikan proposal kegiatan ini, serta guru
yang telah mengizinkan pelaksanaan magang kependidikan di SMKN 1 Cibinong Kab. Bogor

Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam proposal kegiatan ini,
semoga proposal kegiatan yang penulis buat dapat bermanfaat. Demikian yang dapat penulis
sampaikan. Terima kasih.

Bogor, 6 September 2021

ii
DAFTAR ISI

....................................................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
A. Analisa Situasi dan Permasalahan......................................................................................1
B. Metode Pelaksanaan...........................................................................................................4
C. Target Capaian....................................................................................................................5
D. Rencana Kegiatan...............................................................................................................6
E. Rencana Biaya Kegiatan.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
A. Analisa Situasi dan Permasalahan
Fakta Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diumumkan pada 31 Desember 2015
menciptakan situasi baru di bidang ekonomi, perdagangan, teknologi, ekonomi dan
pendidikan dalam membatasi perkembangannya. Bahwa fakta ini mendorong pemerintah
Indonesia untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk berpartisipasi
di era pasar global. Menurut laporan McKinsey Global Institute (MGI) (2012), Indonesia
diperkirakan akan menjadi negara dengan ekonomi paling maju ketujuh pada tahun 2030.
Maka dari itu, MGI merekomendasikan agar pemerintah Indonesia bersiap menyediakan
sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan abad ke-21 [ CITATION
Pam15 \l 2057 ] .

Bahwa Indonesia masih perlu memperbaiki diri karena kita akan mengalami beberapa
hambatan dalam menghadapi MEA, yakni mutu pendidikan tenaga kerja Tanah Air bisa
dibilang masih sangat rendah. Faktanya hingga Agustus 2020 jumlah pekerja berpendidikan
SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 56 persen dari total seluruh 138,22 juta pekerja di
Indonesia. Hambatan lainnya adalah ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang kita miliki
belumlah cukup, dan hal tersebut nantinya pasti akan mempengaruhi kelancaran arus barang
dan jasa. Hal yang sama juga ditengarai oleh, Menperin bahwa jumlah tenaga kerja industri
manufaktur di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Misalnya, tenaga kerja di tahun
2016 sebanyak 15,54 juta orang meningkat menjadi 17,48 juta orang atau menyerap sekitar
13,6 persen dari total tenaga kerja secara nasional [ CITATION Bad21 \l 2057 ].

Salah satu hal yang menjadi sangat mendesak bagi dunia pendidikan untuk diwujudkan
dalam rangka meningkatkan daya saing SDM Indonesia khususnya di jajaran sekolah SMK
yaitu menyukseskan program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan
Merdeka Belajar Episode kedelapan yakni SMK Pusat Keunggulan. SMK Pusat Keunggulan
merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka
pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia
kerja[ CITATION Kem21 \l 2057 ].

Konsep Merdeka Belajar yang digulirkan Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan
bermakna kemerdekaan berfikir. Ketika kemerdekaan berfikir diiartikan sebagai kebebasan
guru dalam berfikir, memikirkan bagaimana proses pembelajaran yang baik dan menarik,
memikirkan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul, memikirkan
metode dan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran, memikirkan strategi

1
pembelajaran yang baik, memikirkan penilaian yang tepat, serta memikirkan output siswa
sesuai dengan yang diharapkan baik dari segi sikap, pengetahuan dan keterampilan dan
banyak lagi pemikiran lainnya yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dalam konsep Merdeka Belajar, kita diberikan kebebasan untuk berfikir menentukan
langkah yang tepat untuk bisa menjawab semua pemikiran tentang permasalahan pendidikan
yang dihadapi. Akhirnya, konsep Merdeka Belajar harusnya dijadikan ajang untuk berani
mencoba, berani berekpresi, berani bereksperimen, berani menjawab tantangan, berani
berkolaborasi dan berbagai keberanian lainnya yang memicu semangat untuk menjadikan
pendidikan lebih baik dan bermakna lagi. Sesungguhnya pendidikan tidak hanya dapat
merubah pola pikir dan kehidupan seseorang, namun dapat berdampak lebih luas lagi yakni
pada bangsa dan Negara[ CITATION Kem19 \l 2057 ].

Selaras dengan hal tersebut, perguruan tinggi di Indonesia khususnya yang


menyelenggarakan pendidikan guru telah difasilitasi untuk menyelenggarakan kegiatan yang
mendukung peningkatan literasi anak di sekolah, pengajaran literasi yang dipraktikan di
kelas, dilatihkan kepada calon guru, dan dikuatkan implikasi praktisnya dalam program yang
terintegrasi dengan gerakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Indikator yang
menjadi standar adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) 2 dan 7. Indikator Kinerja Utama 2
ditujukan agar mahasiswa memperoleh pengalaman di luar kampus. Pengalaman di luar
kampus selain memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
nyata, juga kesempatan untuk berpartisipasi dalam upaya membantu pelaksanaan pengajaran
literasi di sekolah misalnya melalui program Kampus Mengajar. Sedangkan Indikator Kinerja
Utama 7 (IKU 7) ditujukan agar kampus mengimplementasikan kegiatan kelas kolaboratif
dan partisipatif yang bisa mendukung terlaksananya praktik terbaik model pengajaran di
beberapa disiplin ilmu di kampus, dan konsep pengajaran yang dilatihkan untuk
diimplementasikan dalam pengajaran di sekolah. Dengan demikian, peningkatan literasi anak
di sekolah dapat direalisasikan melalui optimasi pencapaian IKU dalam program Merdeka
Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM).

Fokus peningkatan literasi anak di SMK yang dilakukan secara sistemik mulai dari
perguruan tinggi penghasil pendidik dimotivasi oleh kenyataan bahwa tingkat literasi siswa
Indonesia rendah. Dalam laporan PISA dari Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) pada tahun 2015, dinyatakan bahwa siswa Indonesia usia 15 tahun
hanya mampu mencerna dan menganalisa teks yang paling sederhana. Hasil asesmen PISA

2
mengindikasikan bahwa kemampuan menggunakan bahasa melalui keterampilan membaca
secara umum, sains, dan matematika menjadi kekhawatiran karena nilai PISA merupakan
indikator tinggi atau rendahnya tingkat kompleksitas berpikir seseorang, dan secara kolektif
mencerminkan kondisi di masyarakat. Juga, National Institute for Literacy (2008)
mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara,
menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam
pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.

Literasi selain kemampuan adalah modal yang mampu menggiring siswa belajar dan
mengarahkan dirinya untuk menimba pengetahuan bersama komunitas [ CITATION Kau12 \l
2057 ]. 92% masyarakat Inggris menyadari bahwa literasi dapat meningkatkan ekonomi dan
kemudahan mendapatkan pekerjaan [CITATION Geo13 \l 2057 ][ CITATION Wil21 \l 2057 ] .
Mengingat pentingnya pengajaran literasi yang berkualitas di sekolah, salah satu upaya untuk
meningkatkan literasi siswa adalah melakukan gerakan sistemik yang melibatkan
sponsorship literasi seperti tenaga pendidik di perguruan tinggi yang mempengaruhi
kemampuan guru mengajar literasi di sekolah melalui asesmen klinik HOTS literacy.

HOTS merupakan sebuah cara berpikir yang lebih tinggi daripada menghafalkan fakta,
mengemukakan fakta, atau menerapkan peraturan, rumus, dan prosedur (Thomas & Thorne,
2009). Konsep HOTS berasal dari teori Taksonomi Bloom pada tahun 1956 yang kemudian
disempurnakan oleh Anderson and Karthwohl 2001. Kemampuan HOTS, mengharuskan
peserta didik untuk menguasai pada level C-4 menganalisis, C-5 mengevaluasi, dan C-6
menciptakan.

Pendidikan literasi yang dilakukan di Indonesia, ditengarai belum mengembangkan


kemampuan berpikir tinggi, atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang meliputi
kemampuan analitis, sintesis, evaluatif, kritis, imajinatif, dan kreatif. Hal ini tergambar
bahwa di sekolah, terdapat dikotomi antara belajar membaca (learning to read) dan membaca
untuk belajar (reading to learn). Kegiatan membaca belum mendapatkan perhatian yang
mendalam, terutama di mata pelajaran non-bahasa. Ketika mempelajari konten mata pelajaran
normatif, adaptif dan produktif, hendaknya guru menggunakan teks materi pelajaran untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tinggi tersebut. Siswa SMK yang terlahir di era
teknologi informasi (digital natives) membaca dan menulis dilakukan dengan cara yang
berbeda dari generasi sebelum mereka. Kecakapan ini harus terakomodasi di ruang kelas
maupun di lingkungan SMK, sehingga harus dimanfaatkan secara maksimal untuk

3
meningkatkan kecakapan kognitif, sosial, bahasa, visual, dan spiritual. Misalnya pada mata
pelajaran produktif di jurusan Teknik Otomasi Industri SMKN 1 Cibinong yakni Sistem
Kontrol Terprogram, kesadaran akan tingkat literasi siswa kelas XI masih rendah dilihat saat
guru mengevaluasi tugas harian ternyata masih banyak siswa yang tidak memahami maksud
kontekstual dari permasalahan yang diberikan[ CITATION Sut16 \l 2057 ].

Metode pembelajaran yang digunakan ialah project based learning, bahwa model
pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran
dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang
memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat
menantang dan menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik
untuk bekerja secara mandiri. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek menciptakan
lingkungan belajar "konstruktivis" dimana peserta didik membangun pengetahuan mereka
sendiri dan pendidik menjadi fasilitator[ CITATION Bra10 \l 2057 ].

B. Metode Pelaksanaan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengadopsi desain dari Kemmis
dan McTaggart (1992:5) yakni (1) perencanaan tindakan (planning); (2) pelaksanaan
tindakan (action); (3) observasi (observing) dan (4) refleksi (reflection). Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus, yang mana tiap siklusnya melalui tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan:
a. Menyusun rencana pembelajaran membaca yang berorientasi pada HOTS
b. Menyusun instrumen penelitian seperti lembar observasi, pretes, postes, dan
dokumentasi pendukung
c. Menyiapkan bahan ajar yang sesuai
d. Menyiapkan soal guna mengukur atau menilai kemampuan membaca siswa
e. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran produktif jurusan Teknik Otomasi
Industri guna mengobservasi dan mencatat proses pembelajaran
2. Tindakan
Dalam tahapan tindakan, guru menerapkan semua rencana yang telah disusun.
Tindakan yang dilakukan oleh guru secara garis besar meliputi pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup yang hal tersebut akan dilakukan dalam 5 kali pertemuan.

4
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan siswa,
baik itu respon positif maupun negatif. Selain bertindak sebagai guru sekaligus
pengamat, seorang kolaborator juga membantu mengamati dan mencatat aktivitas
serta respon siswa selama pembelajaran.
4. Refleksi
Tahap akhir dari penelitian ini adalah refleksi, yaitu mengevaluasi proses tindakan
dari hasil pembelajaran membaca berbasis HOTS pada setiap pretes. Hasil dari
refleksi menjadi acuan guna memperbaiki metode pengajaran pada pertemuan
selanjutnya. Hal-hal yang menjadi objek refleksi adalah tes membaca bahwa siswa
memahami konteks permasalahan yang diberikan, data dari lembar observasi perilaku
siswa selama proses pembelajaran, catatan guru selama proses pembelajaran,
kesesuaian bahan ajar dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan
hasil catatan dari guru sejawat atau kolaborator yang mengamati proses tindakan yang
dilaksanakan.

C. Target Capaian
Target capaian dari kegiatan magang kependidikan ini diantaranya adalah memfokuskan
kepada mahasiswa dalam upaya mempersiapkan lulusan yang lebih relevan dengan
kebutuhan zaman dengan meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard
skills sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Dengan
berbagai program yang mengusung experiential learning diharapkan dapat memfasilitasi
mahasiswa dalam mengembangkan bakat dan potensinya dengan pengalaman mengajar dan
pelibatan kegiatan pembelajaran sebagai guru di satuan pendidikan. Kemudian secara spesifik
target capaian kegiatan ini menghasilkan produk luaran seperti;
1. Model pembelajaran yang telah teruji dan terimplementasikan
2. Laporan akhir kegiatan magang kependidikan
3. Logbook mingguan
4. Dokumentasi kegiatan

5
D. Rencana Kegiatan
No Tahapan Waktu Rincian Kegiatan Penanggung Jawab
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
1 Persiapan 1 September Penyampaian juknis Drs. Wawan
2021  rencana kegiatan magang Purnama, M.Si.
kependidikan oleh dosen
kepada mahasiswa
 6 Pemaparan rancangan Drs. Wawan
September proposal kegiatan magang Purnama, M.Si.
2021 kependidikan Syahidah Muthi’ah
   
  Observasi sekolah yang
dituju dengan
menghubunggi guru
penanggung jawab via
WhatsApp
Drs. Wawan
Pengumpulan proposal Purnama, M.Si.
kegiatan Syahidah Muthi’ah
7 September
2021  Review proposal kegiatan Syahidah Muthi’ah
magang kependidikan

8 September Perizinan ke sekolah Syahidah Muthi’ah


2021 SMKN 1 Cibinong
Syahidah Muthi’ah
Pengaturan kelas dan
jadwal kegiatan mengajar

Observasi kedua mengenai Syahidah Muthi’ah


lingkungan sekolah
Proses pembuatan Syahidah Muthi’ah
9 September
perangkat pembelajaran
2021
(RPP)
2 Pelaksanaan 1 Oktober Pengenalan kondisi kelas Syahidah Muthi’ah
2021  dan siswa pada Pertemuan
Tatap Muka (PTM),
pertemuan ke-1
2 Oktober Proses pembuatan Drs. Wawan
2021  perangkat pembelajaran Purnama, M.Si.
(Bahan Ajar) Syahidah Muthi’ah
 3 Oktober Pembuatan instrumen Drs. Wawan
2021 penelitian Pretes dan Postes Purnama, M.Si.
Syahidah Muthi’ah

6
 4 Oktober Drs. Wawan
2021 Diskusi bersama Purnama, M.Si.
pembimbing Syahidah Muthi’ah
 6 Oktober Memberikan pretes dan Syahidah Muthi’ah
2021 Pelaksanaan kegiatan
mengajar daring pertemuan
ke-2 (Materi Gerbang
Logika)
 7 Oktober Drs. Wawan
2021 Review kegiatan mengajar Purnama, M.Si.
disekolah bersama dosen Syahidah Muthi’ah
pembimbing

 8 Oktober Merefleksi kesesuaian Syahidah Muthi’ah


Oktober perangkat pembelajaran
dengan kondisi nyata
dikelas
 13 Oktober Pelaksanaan kegiatan Syahidah Muthi’ah
2021 mengajar Pertemuan Tatap
Muka (PTM), pertemuan
ke-3 (Materi Gerbang
Logika) dan memberikan
postes
14 Oktober Syahidah Muthi’ah
2021 
Mengolah dan menganalisis
hasil data pretes dan postes

 18 Oktober Syahidah Muthi’ah


2021 Pembuatan instrumen
penelitian Pretes dan Postes

 19 Oktober Bimbingan dengan dosen Drs. Wawan


2021 pembimbing Purnama, M.Si
Syahidah Muthi’ah
 20 Oktober Memberikan pretes dan Syahidah Muthi’ah
2021 Pelaksanaan kegiatan
mengajar Pertemuan Tatap
Muka (PTM), pertemuan
ke-4 (Materi Aljabar
Boolean dan Teorema De
Morgan)
21 Oktober Review kegiatan mengajar Syahidah Muthi’ah
2021  disekolah bersama dosen
pembimbing

7
22 Oktober Merefleksi kesesuaian Syahidah Muthi’ah
2021  perangkat pembelajaran
dengan kondisi nyata
dikelas
 29 Oktober Pelaksanaan kegiatan Syahidah Muthi’ah
2021 mengajar di sekolah
Pertemuan Tatap Muka
(PTM), pertemuan ke-5
(Materi Aljabar Boolean
dan Teorema De Morgan)
dan memberikan postes
 30 Oktober Review kegiatan mengajar Drs. Wawan
2021 disekolah bersama dosen Purnama, M.Si
pembimbing Syahidah Muthi’ah
3 Penyelesaian  1 November Mengolah dan menganalisis Syahidah Muthi’ah
2021 hasil data pretes dan postes

 2 November Pemberian tanda Syahidah Muthi’ah


2021 terimakasih kepada pihak
yang telah bekerja sama
 4 November Penyusunan Laporan Akhir Drs. Wawan
2021 Purnama, M.Si
Syahidah Muthi’ah
 10 Review Laporan Kegiatan Drs. Wawan
November Purnama, M.Si
2021 Syahidah Muthi’ah
 17 Perbaikan Laporan Drs. Wawan
November Purnama, M.Si
2021 Syahidah Muthi’ah
 26 Pengumpulan Laporan Syahidah Muthi’ah
November
2021

E. Rencana Biaya Kegiatan

KOMPONEN PEMBIAYAAN BARANG SATUAN JUMLAH

1. HONORARIUM (30%)
1.1 Honor pengembangan isntrumen 2 orang x
/ perangkat pembelajaran
 
Rp500.000  
 Rp 1.000.000
 2 orang x
1.2 Honor surveyor pengumpul data     Rp1.000.000
Rp400.000
SUBTOTAL Rp2.000.000 
2. BAHAN HABIS PAKAI (20%)

8
Kertas hvs  2 rim x
Rp100.000
2 rim Rp50.000
Kertas
 Rp30.000  Rp30.000
Folio
Spidol
Besar 3 x Rp10.000  Rp30.000 
Hitam
Spidol
Warna
2.1 Satuan Biaya Alat tulis kantor 2 x Rp10.000    Rp20.000 
(Biru,
Merah)
Bollpoint Rp41.400   Rp41.400  
Penggaris Rp5.000   Rp5.000
Streples  Rp21.500 Rp21.500 
Isi steples Rp10.000  Rp10.000 
Kartu
 Rp80.000 Rp 30.000
Memory
Flashdisk Rp160.000  Rp160.000 
IC TTL
18 x Rp9.000   Rp162.000
7408
IC TTL
 18 x Rp8.000 Rp144.000 
7404
IC TTL
18 x Rp5.000   Rp90.000
7400
IC TTL
18 x Rp6.500  Rp117.000 
7432
IC TTL
18 x Rp5.000  Rp90.000 
7486
2.2 Satuan Biaya Alat Bahan IC TTL
 18 x Rp9.500  Rp171.000
Praktikum 7402
Kabel
10 x Rp12.500   Rp125.000
jumper
Lampu led
Rp20.000  Rp20.000
kecil
Power
supply 5V 9 x Rp40.000   Rp.360.000
2A
Papan PCB 10 x Rp7.500   Rp75.000
Timah  Rp80.500   Rp80.500
Breadboard 3 x Rp10.000 Rp30.000
28 lembar x
2.3 Biaya PrintOut & Fotocopy Jobsheet Rp42.000 
Rp1.500 
36 siswa x
Jobsheet Rp201.600
Rp5.600 
Jilid 2 x Rp5.000  Rp10.000 
2.6 Pulsa dan paket data Pulsa 2 x Rp52.000  Rp104.000 

9
Paket data 2 x Rp140.000   Rp280.000

2.7 Cendra Mata   Rp200.000  Rp200.000 


SUBTOTAL  Rp2.800.000
3. BIAYA PUBLIKASI, KONSUMSI, AKOMODASI, TRASNPORTASI (50%)
3.1 Publikasi
Satuan Biaya Konferensi     Rp1.200.000 
3.2 Konsumsi
 (OH) 1/50 x
a. Satuan Biaya Makan    Rp1.750.000
Rp 35.000
OH) 1/50 x
b. Satuan Kebutuhan Vitamin Rp200.000 
Rp4.000 
3.3 Akomodasi & Tranportasi
a. Tes Rapid Antigen   2 x Rp100.000  Rp200.000 
b. Tiket Pulang Pergi Bogor -
  Rp300.000  Rp300.000 
Bandung
c. Akomodasi Tak terduga   Rp150.000  Rp150.000 
SUBTOTAL  Rp3.800.000 
TOTAL KESELURUHAN Rp8.600.000

10
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2021, Mei 5). Retrieved from bps.go.id:


https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/05/05/1815/februari-2021--tingkat-
pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-6-26-persen.html#:~:text=Jumlah%20angkatan
%20kerja%20pada%20Februari,juta%20orang%20dibanding%20Agustus%202020.
Barton, G. (2013). The Arts and Literacy: What Does it Mean to be Arts Literate?
International Journal of Education & the Arts, 1-21.
Brandon, G., & J, S. (2010). Project-Based Learning. Educational Psychology.
Frances, W., & Boughton, B. (2021). ‘I can speak on this here’: empowerment within an
Aboriginal adult literacy campaign. Australian Journal of Indigenous Education, 1-8.
Kaur, S. (2012). A Study of Adjustment of High School students in Relation to Their
Achievement. Journal of Research in Education, 18-21.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019, Desember). Mendikbud Tetapkan Empat
Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”. Retrieved from
kemendikbud.go.id: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/mendikbud-
tetapkan-empat-pokok-kebijakan-pendidikan-merdeka-belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021, Maret 17). Kemendikbud Luncurkan
Merdeka Belajar Kedelapan: SMK Pusat Keunggulan . Retrieved from
kemendikbud.go.id: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/03/kemendikbud-
luncurkan-merdeka-belajar-kedelapan-smk-pusat-keunggulan
Pamungkas, & Author, N. (2015). PENERAPAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS
(HOTS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA
SMA. Jurnal Penelitian dan Kajian Pendidikan, 127-142.
Sutriantno, d. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
Direktorat Jendral Dasar dan Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayan Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai