9 – 12
ISSN: 2503-0221 9
Abstrak
Pengujian kekerasan material plat ST37 dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh
pengelasan terhadap perubahan kekerasan material plat. Pengujian kekerasan dilakukan dengan
dua tahapan, yaitu sebelum dilakukan pengelasan, material plat telah diuji dengan harness
rockwell skala B yaitu dengan pembebanan 100 kgf (sebagai pengujian tahap awal), kemudian
pengujian kekerasan dilkukan kembali setelah dilakukan pengelasan dengan dengan jenis las
Oxy-Acetylene pada tekanan 1,5 kg/cm 2 gas Oxy dan 0,2 kg/cm2 gas Acetylene. Penguhjian
kekerasan dilakukan pada dua sisi, pertama pada daerah Heat-Affected Zone (HAZ), kemudian
pada daerah kampuh las. Proses penyambunga plat dengan dengan pengelasan adalah dengan
mencairkan plat utama dan sekaligus sebagai bahan penyambung (tanpa bahan tambahan). Dari
hasil pengujian sebelum dan setelah dilakukan pengelasan terdapat suatu fenomena, dimana
daerah Heat-Affected Zone (HAZ) terjadi peningkatan kekerasan material, tetapi pada daerah
sambungan las (kampuh Las) justru terjadi sebaliknya. Pada daerah HAZ terjadi peningkatan
kekerasan sekitar 5,3%, tetapi pada daerah lasan (kampuh Las) terjadi penurunan kekerasan
mencapai 38%.
Abstract
Testing the hardness of ST 37 plate material was carried out to determine the effect of
welding on changes in the hardness of plate material. Hardness testing is carried out in two
stages, namely before welding, the plate material has been tested with rockwell harness scale B,
which is 100 kgf (as initial testing), then hardness testing is done again after welding with Oxy-
Acetylene welding at pressure 1.5 kg/cm2 of Oxy gas and 0.2 kg/cm2 of Acetylene gas. Hardness
testing was carried out on two sides, first in the Heat-Affected Zone (HAZ) area, then in the weld
seam area. Plate welding process with welding is by melting the main plate and at the same time
as a connecting material (without additional material). From the results of testing before and after
welding there is a phenomenon, where the Heat-Affected Zone (HAZ) area increases the
hardness of the material, but in the weld joint area (Las seam) it is the opposite. In the HAZ area
there was an increase in violence of about 5.3%, but in the weld area (Las Las) there was a
decrease in violence reaching 38%.
1. PENDAHULUAN
Pengelasan dikenal sebagai suatu metoda menyambung plat baja dengan plat baja yang
lain. Penyambungan pelat baja dengan cara pengelasan lebih bersifat permanen.
Penyambungan dengan pengelasan dilakukan pada temperatur cair baja, apakah bidang plat
bajanya yang dicairkan kemudian disambungkan atau dengan menggunakan bahan tambahan
yang dipanaskan sehingga cair dan digunakan untuk dua bidang plat baja yang akan disambung,
karena penyambungan dua bidang plat baja dilakukan dengan temperatur tinggi, maka sering
kali karakteristik baja terpengaruh dan mengalami perubahan seperti kekuatan dan kekerasan
baja akan mengalami perubahan dari kondisi normal menjadi lebih keras atau lebih lunak [1].
Makalah dikirim 1 Desember 2018; Revisi 20 Desember 2018; Diterima 19 Januari 2019
2. METODE PENELITIAN
Pengujian dilakukan dengan perencanaan menggunakan pengelasan gas OXY-
ACETYLENE terhadap plat baja ST37 yang akan disambung dengan tipe sambungan but joit
pada plat baja dengan ketebalan 3 mm. Pengujian dilakukan di Workshop Teknik Mesin Politeknik
Enjinering Indorama Purwakarta. Sebelum dilakukan pengelasan bidang plat yang akan
disambung terlebih dahulu dibuat alur V (single V), sperti yang diperlihatkan pada Gambar 1 dan
2 berikut.
Hasil pengujian pengelasan yang dilakukan terhadap plat baja ST37 dengan tebal 3,
dilakukan dengan pengelasan gas oxy acetilene di Lab Program Studi Teknik Mesin Politeknik
Enjinering Indorama dengan suhu pendinginan udara ruangan 30 oC, hasil pengelasannya seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 3, dan hasil uji kekerasannya dapat dilihat pada Gambar 4 dan
Tabel 2.
Material- 4 Material -5
Kenaikan kekerasan pada daerah HAZ berkisar (3,6 – 7,1)% jika dibanding dengan
kekerasan base metal atau dengan rata-rata kenaikkan 5,3 %, seperti yang terlihat pada Tabel
3.
Daerah sekitar lasan justru kekerasan materialnya mengalami penurunan sampai -38%
dari kekerasan material sebelum dilakukan pengelasan.
4. KESIMPULAN
Pada daerah Heat-Affected Zone (HAZ) kekerasan material plat cendrung naik pada
kisaran 5,3% dari kekerasan material induk, hal ini dikarenakan terjadi proses pendinginan
dilakukan secara normatif dengan struktur mikro lebih cendrung seragam dan halus, dan pada
daerah lasan/kampuh las, kekerasan material justru terjadi penurunan sampai -38% dari base
metal, hal ini dikarenakan terjadi pengelembungan volume material dan kurang rapat, hal ini
terjadi karena proses pengelasan atau penyambungan material plat tidak menggunakan bahan
tambahan, base metal yang dicairkan pada waktu pengelasan digunakan langsung sebagai
penyambungan sihingga untuk dapat menyambung plat, pemngelembungan material dapat
menurunkan tingkat kekerasan material dengan bentuk struktur mikra yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Harsono Wiryosumarto, Teknologi Pengelasan Logam, PT Pradnya Paramita, Jakarta,1994.
[2]. William D. Callister, Jr. Fundamental of material Science ang engineering, Fifth Edition, Salt
and Lake city, Utah August 2000.
[3]. Kalpakjian. Schamid, Manufacturing Engineering and Technology, 2001 Prectice-Hall.
[4]. George E. Dieter, Mechanical Metallurgy, McGrawHill Book Company,1988.
[5]. Adnyana D.N., Logam dan Paduan tinjauan tentang proses pengolahan dan hubungan antar
struktur dengan sifat mekanis, Bahan kuliah untuk perguruan tinggi teknik, politeknik, dan
industri, Jakarta, 1978.