Anda di halaman 1dari 4

ELEKTRA, Vol.4, No.1, Januari 2019, Hal.

9 – 12
ISSN: 2503-0221 9

ANALISA KEKARASAN MATERIAL BAJA ST 37


AKIBAT PENGARUH PENGELASAN OXY ACETYLENE
Syafrizal dan Ade Irvan Tauvana
Teknik Mesin, Politeknik Enjinering Indorama, Purwakarta
Email : saf_89@yahoo.com

Abstrak

Pengujian kekerasan material plat ST37 dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh
pengelasan terhadap perubahan kekerasan material plat. Pengujian kekerasan dilakukan dengan
dua tahapan, yaitu sebelum dilakukan pengelasan, material plat telah diuji dengan harness
rockwell skala B yaitu dengan pembebanan 100 kgf (sebagai pengujian tahap awal), kemudian
pengujian kekerasan dilkukan kembali setelah dilakukan pengelasan dengan dengan jenis las
Oxy-Acetylene pada tekanan 1,5 kg/cm 2 gas Oxy dan 0,2 kg/cm2 gas Acetylene. Penguhjian
kekerasan dilakukan pada dua sisi, pertama pada daerah Heat-Affected Zone (HAZ), kemudian
pada daerah kampuh las. Proses penyambunga plat dengan dengan pengelasan adalah dengan
mencairkan plat utama dan sekaligus sebagai bahan penyambung (tanpa bahan tambahan). Dari
hasil pengujian sebelum dan setelah dilakukan pengelasan terdapat suatu fenomena, dimana
daerah Heat-Affected Zone (HAZ) terjadi peningkatan kekerasan material, tetapi pada daerah
sambungan las (kampuh Las) justru terjadi sebaliknya. Pada daerah HAZ terjadi peningkatan
kekerasan sekitar 5,3%, tetapi pada daerah lasan (kampuh Las) terjadi penurunan kekerasan
mencapai 38%.

Kata kunci: Las Oxy-Aceltylene, HRB

Abstract

Testing the hardness of ST 37 plate material was carried out to determine the effect of
welding on changes in the hardness of plate material. Hardness testing is carried out in two
stages, namely before welding, the plate material has been tested with rockwell harness scale B,
which is 100 kgf (as initial testing), then hardness testing is done again after welding with Oxy-
Acetylene welding at pressure 1.5 kg/cm2 of Oxy gas and 0.2 kg/cm2 of Acetylene gas. Hardness
testing was carried out on two sides, first in the Heat-Affected Zone (HAZ) area, then in the weld
seam area. Plate welding process with welding is by melting the main plate and at the same time
as a connecting material (without additional material). From the results of testing before and after
welding there is a phenomenon, where the Heat-Affected Zone (HAZ) area increases the
hardness of the material, but in the weld joint area (Las seam) it is the opposite. In the HAZ area
there was an increase in violence of about 5.3%, but in the weld area (Las Las) there was a
decrease in violence reaching 38%.

Keywords: Las Oxy-Aceltylene, HRB

1. PENDAHULUAN
Pengelasan dikenal sebagai suatu metoda menyambung plat baja dengan plat baja yang
lain. Penyambungan pelat baja dengan cara pengelasan lebih bersifat permanen.
Penyambungan dengan pengelasan dilakukan pada temperatur cair baja, apakah bidang plat
bajanya yang dicairkan kemudian disambungkan atau dengan menggunakan bahan tambahan
yang dipanaskan sehingga cair dan digunakan untuk dua bidang plat baja yang akan disambung,
karena penyambungan dua bidang plat baja dilakukan dengan temperatur tinggi, maka sering
kali karakteristik baja terpengaruh dan mengalami perubahan seperti kekuatan dan kekerasan
baja akan mengalami perubahan dari kondisi normal menjadi lebih keras atau lebih lunak [1].

Makalah dikirim 1 Desember 2018; Revisi 20 Desember 2018; Diterima 19 Januari 2019

Analisa Kekarasan Material Baja ST 37 Akibat Pengaruh Pengelasan Oxy Acetylene,


Syafrizal dan Ade Irvan Tauvana
ELEKTRA, Vol.4, No.1, Januari 2019, Hal. 9 – 12
ISSN: 2503-0221 10
Perbedaan kekerasan bidang plat baja yang terlalu jauh antara satu titik area dengan titik
area yang lain dan dalam satu lembaran plat baja akan sangat berpotensi terjadinya tegangan
sisa dan dapat menimbulkan konstruksi baja menjadi tidak homogen dan terjadi pembengkokkan
dan tidak rata, hal ini dapat terjadi karena adanya gaya saling tarik menarik antara bagian yang
lunak dengan bagian yang keras [2].
Pengaruh pengelasan terhadap perubahan karakteristik plat baja ini hanya akan ditinjau
untuk jenis pengelasan Oxy Acetylene terhadap plat baja ST37 dengan ketebalan 3 mm, dan
dilakukan di ruang lab teknik mesin dengan kondisi temperatur yang lebih homogen pada
temperatur 28 oC pada waktu pagi hari dan 30 oC pada waktu siang hari. Dengan kondisi seperti
ini akan dilakukan suatu kajian praktis tentang perubahan kekerasan plat baja setelah mengalami
pengelasan dan pendinginan normal dengan kondisi temperatur ruangan 30 oC [3].
Baja ST 37, adalah jenis baja karbon rendah yang banyak digunakan untuk berbagai
peralatan, mulai dari peratan rumah tangga, sampai pada kebutuhan pabrik dan industri, oleh
sebab itu bahan ini banyak dipakai oleh pihak kampus sebagai bahan praktek, terutama bagi
mahasiswa teknik mesin, perlu untuk mengetahui karakteristik material baja ST37 melalui
serangkaian pengujian-pengujian secara fisik, kimiawi, maupun karakteristik material terhadap
beban secara mekanik. Inilah sebuah alasan perlunya melakukan suatu rangkaian pengujian dan
analisa karakteristik baja ST37, jika dilakukan penyambungan dengan las Oxy Actylene pada
ruang terbuka dan di suatu bengkel (workshop) [4-5].
Tujuan pengujian pada perubahan kekerasan plat baja ST37 adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh perubahan kekerasan plat baja yang terjadi akibat pengelasan Oxy
Acetylenen dengan tipe sambungan but joit dan dilakukan pada lingkungan yang cukup homogen
di dalam sebuah benkel dengan temperatur 30 oC.
Analisa dari pengujian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting bagi para pelaku
pengelasan, terutama bagi mahasiswa teknik mesin yang sering menggunakan jenis pengelasan
Oxy Acetylenen dan bahan baja ST37, sebagai alat praktek pengelasan di kampus. Pengujian
dilakukan di area worshop/bengkel dengan standar pengujian dilakukan dengan menggunakan
alat uji kekerasan standar Rockwell Hardness skala B dan skala C dan dengan pembebanan 100
kgf dan 150 kgf.

2. METODE PENELITIAN
Pengujian dilakukan dengan perencanaan menggunakan pengelasan gas OXY-
ACETYLENE terhadap plat baja ST37 yang akan disambung dengan tipe sambungan but joit
pada plat baja dengan ketebalan 3 mm. Pengujian dilakukan di Workshop Teknik Mesin Politeknik
Enjinering Indorama Purwakarta. Sebelum dilakukan pengelasan bidang plat yang akan
disambung terlebih dahulu dibuat alur V (single V), sperti yang diperlihatkan pada Gambar 1 dan
2 berikut.

(a) Pembuatan alur las single V (b) simulasi hasil lasan

Gambar 1. Persiapan pelat las alur single V dan hasil lasan.

Gambar 2. Proses pengelasan las alur single V (www.google.com).

Analisa Kekarasan Material Baja ST 37 Akibat Pengaruh Pengelasan Oxy Acetylene,


Syafrizal dan Ade Irvan Tauvana
ELEKTRA, Vol.4, No.1, Januari 2019, Hal. 9 – 12
ISSN: 2503-0221 11
Setelah dilakukan pengelasan dengan gas OXY-ACETYLENE dan pendinginan secara
normal pada temperatur ruangan 30oC, maka hasil lasan diamplas dan dibersihkan. Pengujian
kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat uji kekerasan hardnes tester pada skala B
dengan pembebanan 100 kgf dan skala C dengan pembebanan 150 kgf. Pengujian dilakukan
pada daerah base metall, Heat-Affected Zone (HAZ) dan daerah Kampuh las. Setelah didapat
hasil pengujian maka dilakukan suatu kajian analisa, berapa besar pengaruh perubahan
kekerasan plat baja ST37 yang diakibatkan oleh hasil pengelasan gas Oxy Acetylenen pada plat
baja dengan ketebalan 3mm.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Spesifikasi pengujian las gas oxy acetilene pada plat baja ST37 dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Spesifikasi benda uji ST37.
No Tebal Pelat, Tekanan oxy, Tekanan acetylene,
mm kg/cm2 kg/cm2
1 3 1,5 0,2
2 3 1,5 0,2
3 3 1,5 0,2
4 3 1,0 0,2
5 3 1,0 0,2

Hasil pengujian pengelasan yang dilakukan terhadap plat baja ST37 dengan tebal 3,
dilakukan dengan pengelasan gas oxy acetilene di Lab Program Studi Teknik Mesin Politeknik
Enjinering Indorama dengan suhu pendinginan udara ruangan 30 oC, hasil pengelasannya seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 3, dan hasil uji kekerasannya dapat dilihat pada Gambar 4 dan
Tabel 2.

Gambar 3. Plat ST 37 hasil pengelasan gas Oxy Acetilene.

Material -1 Material- 2 Material -3

Material- 4 Material -5

Gambar 4. Material pegujian kekerasan hardness tester HRB/HRC.

Analisa Kekarasan Material Baja ST 37 Akibat Pengaruh Pengelasan Oxy Acetylene,


Syafrizal dan Ade Irvan Tauvana
ELEKTRA, Vol.4, No.1, Januari 2019, Hal. 9 – 12
ISSN: 2503-0221 12
Hasil pengujian kekerasan dengan mesin Rockwell skala B (HRB), seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Hasil uji kekerasan daerah HAZ (HRB).


BASE
NO HAZ-1 HAZ-2 HAZ-3 HAZ-4 HAZ-5
MATERIAL
1 88,4 85,2 86,7 88,7 85,55
2 86,2 90,7 88,0 87,6 88,7
84
3 85,7 90,0 84,5 89,1 91,5
4 87,3 90,2 91,8 86,0 93,5
RERATA 84 87 89 88 88 90

Kenaikan kekerasan pada daerah HAZ berkisar (3,6 – 7,1)% jika dibanding dengan
kekerasan base metal atau dengan rata-rata kenaikkan 5,3 %, seperti yang terlihat pada Tabel
3.

Tabel 3. Hasil uji kekerasan daerah lasan-RAW (HRB).


BASE DAERAH DAERAH DAERAH DAERAH DAERAH
NO
MATERIAL LAS-1 LAS-2 LAS-3 LAS-4 LAS-5
5 53,7 81 82,2 33,6 85
6 84 54,4 83 75,5 59,4 83
7 56,7 82 70,7 44,5 83
RERATA 84 55 82 76 46 84

Daerah sekitar lasan justru kekerasan materialnya mengalami penurunan sampai -38%
dari kekerasan material sebelum dilakukan pengelasan.

4. KESIMPULAN
Pada daerah Heat-Affected Zone (HAZ) kekerasan material plat cendrung naik pada
kisaran 5,3% dari kekerasan material induk, hal ini dikarenakan terjadi proses pendinginan
dilakukan secara normatif dengan struktur mikro lebih cendrung seragam dan halus, dan pada
daerah lasan/kampuh las, kekerasan material justru terjadi penurunan sampai -38% dari base
metal, hal ini dikarenakan terjadi pengelembungan volume material dan kurang rapat, hal ini
terjadi karena proses pengelasan atau penyambungan material plat tidak menggunakan bahan
tambahan, base metal yang dicairkan pada waktu pengelasan digunakan langsung sebagai
penyambungan sihingga untuk dapat menyambung plat, pemngelembungan material dapat
menurunkan tingkat kekerasan material dengan bentuk struktur mikra yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Harsono Wiryosumarto, Teknologi Pengelasan Logam, PT Pradnya Paramita, Jakarta,1994.
[2]. William D. Callister, Jr. Fundamental of material Science ang engineering, Fifth Edition, Salt
and Lake city, Utah August 2000.
[3]. Kalpakjian. Schamid, Manufacturing Engineering and Technology, 2001 Prectice-Hall.
[4]. George E. Dieter, Mechanical Metallurgy, McGrawHill Book Company,1988.
[5]. Adnyana D.N., Logam dan Paduan tinjauan tentang proses pengolahan dan hubungan antar
struktur dengan sifat mekanis, Bahan kuliah untuk perguruan tinggi teknik, politeknik, dan
industri, Jakarta, 1978.

Analisa Kekarasan Material Baja ST 37 Akibat Pengaruh Pengelasan Oxy Acetylene,


Syafrizal dan Ade Irvan Tauvana

Anda mungkin juga menyukai