Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KONVERSI TATA TULIS BAHASA INDONESIA”


Semester 1

Disusun Oleh :
Dea Deliyana (1061211002)
Karina Anggia Rahmawati (1061211005)
Dosen Pengampu :

Santi Pertiwi , S.IP.,M.PD.

Universitas Moh Husni Thamrin


Fakultas Kesehatan
Prodi Administrasi Rumah Sakit
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini. Dalam proses
penyusunan tugas ini kami menemui beberapa hambatan, namun berkat dukungan materil dari
berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu,
melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi
pembaca lain pada umumnya.

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Definisi 5
B. Tujuan 5
C. Fungsi 5
BAB III PENUTUP 17
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
BAB III PENUTUP 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik, hal tersebut dapat
terlihat dari unsur yang sangat terkait satu sama lain.

Unsur-unsur yang terkait ini tersebut memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa
indonesia itu sendiri. Dalam perkembangannya bahasa indonesia saat ini telah mengalami beberapa
perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan sebagainya.
Dalam hal ini kami berusaha membahas kembali mengenai pengertian Bahasa indonesia, sejarah bahasa
indonesia, ragam bahasa indonesia.

Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar dapat
menambah wawasan mengenai bahasa indonesia tersebut.

B. Rumusan Masalah

A.Pengertian Ejaan Dan Fungsi Utama EYD

B.Persamaan Dan Perbedaan Antar Ejaan

C.Sejarah Perkembangan Ejaan

D.Penulisan Angka , Lambang Bilangan , Dan Kata Asing

E.Fungsi Dan Tata Cara Penulisan

F.Definisi Dan Ciri-Ciri Syarat Abstrak

BAB II

4
PEMBAHASAN

Nama Mahasiswa : Dea Deliyana

- Karina Anggia Rahmawati

NIM : 1061211002 dan 1061211005

Pembuatan Tanggal : 8 Oktober 2021

Judul Materi : Konversi Tata Tulis Bahasa Indonesia

A.Definisi Ejaan

Ejaan merupakan aturan yang melambangkan bunyi bahasa menjadi bentuk huruf, kata serta kalimat.
Ejaan juga bisa diartikan sebagai kumpulan peraturan penulisan huruf, kata serta penggunaan tanda
baca

B. Tujuan Ejaan
Tujuan adanya aturan kaidah ejaan ini adalah untuk memberi pengertian pada tulisan agar lebih jelas
dan memudahkan pembaca untuk memahami informasi yang disampaikan secara tertulis.
C. Fungsi Ejaan
Fungsi ejaan yang utama adalah untuk menunjang pembakuan tata bahasa Indonesia baik kaitannya
dengan kosa kata maupun dengan peristilahan. Ejaan sangat penting dan perlu untuk diprioritaskan.
Adapun fungsi ejaan secara khusus adalah sebagai berikut:
1.Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
2.Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3.Sebagai alat penyaring dari masuknya unsur-unsur bahasa lain baik secara kosa kata maupun istilah
ke dalam Bahasa Indonesia
https://bahasa.foresteract.com/kaidah-ejaan/

Fungsi Utama EYD Adalah


untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara
tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam
kaidah telah diterapkan dengan baik.
EYD mempunyai fungsi yang cukup penting. antara lain, berfungsi sebagai berikut;
1. Permesatu, pemakaian EYD dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan
masyarakat bahasa.
2. Pemberi kekhasan, pemakaian EYD dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa
lainnya.
3. Pembawa Kewibawaan, pemakaian EYD dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.

5
4. Kerangka Acuan, EYD menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau
sekelompok orang.
5. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

2.)Persamaan Dan Perbedaan Antar Ejaan (Van Ophusyen , Soewandi , EYD)


Van Ophusyen:
- Menggunakan oe utk bunyi u
- Menggunakan tanda (') sebagai bunyi utk menandai bunyi k pada akhir kata
Ejaan Suwandi:
- Huruf 'oe' diganti menjadi 'u'
- Tanda trema dihilangkan
- Koma ain dan hamzah dihilangkan dan diganti huruf 'k' pada akhir kata

EYD:
- Huruf (j,dj,nj,ch,tj,sj) pada ejaan Suwandi diubah menjadi (y,j,ny,kh,c,sy)
- Kata ulang hanya ditulis dgn tanda hubung
- Penulisan kata majemuk harus dipisah
- Gabungan kata yg sdh dianggap satu kata ditulis serangkai

3.) Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


Sejarah ejaan bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen. Ejaan ini dengan
menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan bahasa Belanda yang rancang oleh Charles A. van
Ophuijsen. Dalam pelaksanaannya, Ch. van Ophuijsen mendapat bantuan dari Engku Nawawi dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dengan adanya perubahan pada sisem ejaan, maka ejaan bahasa
Melayu yang pada awalnya menggunakan aksara Arab Melayu (abjad Jawi) berubah menjadi aksara
Latin. Aksara atau abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan untuk menulis
bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai, sampai zaman Kesultanan Malaka,
Kesultanan Johor, dan juga Kesultanan Aceh serta Kesultanan Patani pada abad ke-17. Bukti dari
penggunaan ini ditemukan di Batu Bersurat Terengganu, bertarikh 1303 Masehi (702 H). Penggunaan
alfabet Romawi pertama kali
ditemukan pada akhir abad ke-19. Abjad Jawi merupakan tulisan resmi dari negeri-negeri Melayu
tidak bersekutu pada zaman kolonialisme Britania. Sebelum kemerdekaan, ejaan yang diberlakukan
adalah Ejaan van Ophuijsen:

6
Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu:
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa
Indonesia. Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata bahasa Melayu menurut model yang
dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan
tuturan Belanda.
2. Ejaan Suwandi
Edjaan Soewandi) adalah ketentuan ejaan dalam bahasa Indonesia yang berlaku sejak 19
Maret 1947. Ejaan ini biasa dikenal sebagai ejaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan kala itu, yang mengumumkan berlakunya ejaan tersebut.
3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Ejaan Melindo yaitu sistem ejaan Latin yang termuat dalam Pengumuman Bersama Edjaan
Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo) (1959) sbg hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan
huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan dalam
Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959.
4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD): Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Pedoman EYD
adalah pedoman ejaan bahasa Indonesia yang sudah berlaku sejak tahun 1972.
https://www.suara.com/news/2020/12/02/202020/sejarah-ejaan-bahasa-indonesia-dan-
perkembangannya?page=all

PENULISAN ANGKA , LAMBANG BILANGAN , KATA ASING(HURUF MIRING) ,


HURUF KAPITAL
Pemenggalan Kata adalah proses pemenggalan atau pemotongan kata sehingga kata bisa dituliskan
dan dilafalkan atau dieja dengan baik. Berikut aturan pemenggalan kata yang dilansir dari buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016) yang disusun oleh Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

1.Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut: Jika di tengah kata terdapat huruf
vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Contohnya: bu-ah,
ma-in, ni-at, sa-at.
Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Contohnya: pan-dai, au-la, sau-da-ra, sur-vei, am-boi.
Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua
huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Contohnya: ba-pak, la-wan, de-
ngan, ke-nyang, mu-ta-khir, mu-sya-wa-rah.

7
2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur
pembentuknya. Contohnya: Misalnya:
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan

Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti
pada kata dasar. Contohnya: me-nu-tup, me-ma-kai, me-nya-pu, me-nge-cat, pe-mi-kir, pe-no-long,
pe-nga-rang, pe-nge-tik, pe-nye-but.
(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar. Contohnya: ge-lem-bung, ge-mu-
ruh, ge-ri-gi, si-nam-bung, te-lun-juk.
(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak
dilakukan. Contohnya:
- Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ….
- Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu
dipenggal seperti pada kata dasar. Contohnya:
biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
biodata bio-data bi-o-da-ta
4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-
unsurnya. Contohnya:
- Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
- Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.
5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal. Contohnya:
- Ia bekerja di DLLAJR.
- Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/05/130000669/pengertian-pemenggalan-kata-dan-
contohnya.

Penggunaan Tanda Baca EYD


Penggunaan Tanda Baca Titik (.)
1. Penanda Berakhirnya Kalimat

8
2. Tanda dalam Penulisan Bagan, Ikhtisar, atau Daftar
3. Pemisah Angka Jam, Menit, dan Detik
4. Menunjukkan Jangka Waktu
5. Berperan dalam Penulisan Sumber Referensi
6. Memperjelas Jumlah
7. Tidak Boleh Digunakan pada Akhir Judul
8. Tidak Boleh Digunakan pada Kepala Surat
Penggunaan Tanda Baca Koma (,)
1. Digunakan di Tengah Kalimat
2. Perbandingan Kalimat
3. Memisahkan Anak dan Induk Kalimat
4. Di belakang Kata Penghubung Antarkalimat

Penggunaan Tanda Baca Tanya (?)


1. Tanda untuk Menanyakan Sesuatu
2. Digunakan dalam Tanda Kurung
Penggunaan Tanda Baca Seru (!)
1. Digunakan Pada Kalimat Perintah
2. Menunjukkan Ekspresi Kaget
Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
1. Memisahkan Bagian Kalimat
2. Memisahkan Kalimat yang Setara
Penggunaan Tanda Titik dua (:)
1. Akhir Suatu Pernyataan Lengkap
2. Sesudah Kata atau Ungkapan
3. Pada Teks Drama Sesudah Kata yang Menunjukkan Pelaku
4. Diantara Identitas Penerbit
Penggunaan Tanda Hubung (-)
1. Menyambung Suku
2. Menyambung Unsur-Unsur Kata Ulang
https://penerbitdeepublish.com/tanda-baca/

9
SINGKATAN DAN AKRONIM
Singkatan Adalah sebagai kependekan atau ringkasan. Singkatan biasanya digunakan untuk
menyingkat nama orang, gelar, sapaan, jabatan, nama lembaga, satuan ukuran, hingga frase.

Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang
ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misal rudal untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga).
Singkatan dan akronim dibedakan dari cara pengucapannya. Untuk akronim, kata yang disebutkan
mengandung makna yang sebenarnya. Sementara singkatan tidak, dan cenderung dibaca per huruf.
Singkatan dan akronim juga dibedakan dari cara penulisannya.
https://tirto.id/perbedaan-singkatan-dan-akronim-dalam-bahasa-indonesia-gdtL

KATA KERJA (VERBA) ADALAH


Verba merupakan kelas kata yang dipakai untuk menyatakan suatu tindakan, pengalaman, pengertian
dinamis, keberadaan dan lain sebagainya. Verba digunakan sebagai predikat dalam sebuah kalimat
atau frasa.
Ciri-Ciri Verba Adalah

KATA SIFAT (ADJEKTIVA)


Adjektiva adalah suatu kata yang digunakan untuk mengungkap sifat atau keadaan suatu objek, baik
itu manusia, hewan dan tumbuhan serta barang/ benda.
Ciri-ciri kata sifat (adjektiva)
Didalam kata sifat, terdapat beberapa ciri-ciri yang dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :
1. Kata sifat (adjektiva) dapat ditambahkan atau diberikan dengan kata keterangan pembanding
yang menggunakan dari kata seperti berikut dibawah ini :

a. Paling
Contohnya adalah paling cantik, paling indah, paling tampan dan lain sebagainya.
b. Lebih
Contohnya adalah lebih cantik, lebih indah, lebih tampan dan lain sebagainya.

10
c. Kurang
Contohnya adalah kurang cantik, kurang indah, kurang tampan dan lain sebagainya.
2. Kata sifat (adjektiva) dapat ditambahkan atau diberikan dengan kata keterangan penguat yang
menggunakan dari kata seperti berikut dibawah ini :
a. Benar
Contohnya adalah menawan benar, indah benar, dermawan benar dan lain sebagainya.
b. Sekali
Contohnya adalah menawan sekali, indah sekali, dermawan sekali dan lain sebagainya.
c. Terlalu
Contohnya adalah terlalu menawan, terlalu indah, terlalu dermawan dan lain sebagainya.

3. Kata sifat (adjektiva) bisa diingkari/ditolak dengan kata “tidak”. Contohnya adalah sebagai berikut :
a. Tidak pandai.
b. Tidak buruk.
c. Tidak benar.

Didalam kata sifat (adjektiva), dapat terbentuk karena adanya beberapa proses yang terjadi yang
diantaranya yakni antara lain sebagai berikut :

1. Terbentuk berdasarkan dari kata dasar


Contohnya adalah tinggi-pendek, tua-muda, kaya-miskin, gagal-sukses, besar-kecil, maju-mundur,
atas-bawah, kuat-lemah, sehat-sakit, rajin-malas, maju-mundur, tarik-ulur dan lain sebagainya.

2. Terbentuk berdasarkan dari kata imbuhan (jadian)


Contohnya adalah terkaya, termakmur, tertampan, tercantik, terpandai, tertinggi, terpendek, tertua,
termuda, terbesar, terkecil, teratas, terbawah, terkuat, terlemah, tertarik, terulur dan lain sebagainya.

3. Terbentuk berdasarkan dari kata pengulangan (ulang)


Contohnya adalah compang-camping, ombang-ambing, pontang-panting, porak-poranda, gelap-gulita
dan lain sebagainya

11
KATA GANTI (PRONOMINA)

Pengertian kata ganti atau pronomina adalah suatu jenis kata pengganti yang merujuk atau mengacu
pada nomina lain (kata benda lain)
Jenis Jenis Beserta Contoh Kata Ganti
Kata Ganti Orang (Persona)
Kata ganti orang atau persona adalah suatu jenis kata ganti yang berfungsi menggantikan nomina
Secara umum, kata ganti orang terbagi lagi menjadi beberapa macam bagian yaitu :

1. Kata ganti orang pertama tunggal


Contohnya: saya dan aku

2. Kata ganti orang pertama jamak


Contohnya: kita dan kami.

3. Kata ganti orang kedua tunggal


Contohnya: anda dan kamu.

4. Kata ganti orang kedua jamak


Contoh: kalian.

Kata ganti kepemilikan adalah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan milik, kepemilikan
dan kepunyaan.

Contoh Kata Ganti kepemilikan atau kata ganti milik yaitu :


Buku aku menjadi bukuku.
Buku kamu menjadi bukumu.
Buku dia menjadi bukunya.

12
Buku aku menjadi bukuku.

Kata Ganti Penunjuk


Pengertian kata ganti penunjuk adalah suatu jenis kata ganti yang digunakan dan berfungsi sebagai
penunjuk suatu lokasi, benda ataupun tempat yang letaknya jauh maupun dekat.
Contoh Kata Ganti Penunjuk :
1. Ini
2. Itu
3. Disini
4. Disitu
5. Disana dan lain lain.
Kata Penghubung
Pengertian kata ganti penghubung adalah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan antara
induk kalimat dengan anak kalimat.

Contoh kata ganti penghubung yaitu : Waktu, tempat, lokasi, Yang, dll.
Kata ganti Tanya
Pengertian kata ganti tanya adalah kata ganti yang digunakan untuk menanyakan dan meminta
informasi suatu hal.
Contoh Kata Ganti tanya : Apa, Mana, Kapan, Dimana, Siapa, Dll.

Kata Ganti Tak Tentu


Pengertian Kata Ganti Tak tentu adalah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan dan
menunjukkan orang maupun suatu barang/benda yang jumlahnya banyak dan tidak menentu.
Contoh kata ganti tak tentu yaitu Para, Sesuatu, Masing masing, Semua, Dll.

KATA KETERANGAN (ADVERBIAL)


Pengertian kata keterangan (adverbial)

13
Kata keterangan atau yang disebut juga dengan adverbial adalah suatu jenis kata yang sifatnya
memberikan keterangan (penjelasan) terhadap kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva) maupun kata
bilangan, serta mampu dalam memberikan keterangan (penjelasan) terhadap semua kalimat.
5 jenis / macam kata keterangan (adverbia) dan contohnya
1. Kata keterangan tempat
Keterangan tempat adalah suatu jenis kata yang memberikan/ menjelaskan informasi tentang suatu
tempat atau lokasi. Contoh kata keterangan tempat adalah sebagai berikut :
a. Ayah menjemur sepatu diteras.
b. Aisyah jogging ditaman.

#2. Kata keterangan waktu


Keterangan waktu adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan/ menjelaskan tentang suatu
informasi berlangsungnya sesuatu pada waktu tertentu. Contoh kata keterangan waktu adalah sebagai
berikut :
a. Besok siang saya akan berangkat.
b. Siang nanti saya akan berkunjung ke taman safari.

3. Kata keterangan alat


Keterangan alat adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan/ menjelaskan tentang
alat apa yang digunakan seseorang dalam melakukan sesuatu hal. Contoh kata keterangan alat
adalah sebagai berikut :
a. Ayah berangkat kerja dengan mobil.
b. Aisyah membawa buah dengan keranjang.

#4. Kata keterangan syarat


Keterangan syarat adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan/ menjelaskan tentang
hubungan persyaratan. Contoh kata keterangan syarat adalah sebagai berikut :
a. Seandainya kamu tidak berbohong, aku pasti memilihmu.
b. Aku akan menerimamu asalkan kamu mau berubah.

#5. Kata keterangan sebab


Keterangan sebab adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan/ menunjukkan tentang
penyebab mengapa sesuatu hal bisa terjadi. Contoh kata keterangan sebab adalah sebagai
berikut :
a. Ayah marah karena azriel bertengkar dengan adiknya.
b. Aisyah sangat sedih sekali karena bonekanya hilang.

KATA BERIMBUN / IMBUHAN

14
Kata berimbuhan adalah sebuah kata yang dimana untuk membuat kata
benda,sifat,keterangan,dll yang terpotong atau untuk menggabungkannya supaya memiliki
makna yang dijadikan sebuah kalimat

Jenis Kata Berimbuhan


Terdapat banyak jenis kata berimbuhan yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1.Awalan (prefiks)
Kata yang termasuk awalan adalah di-, se-, ke-, ter-, peN-, per-, meN-, dan ber-

2.Sisipan (infiks)
Kata yang termasuk sisipan adalah -el-, -em-, -in-, -er-, dan -e-

3.Akhiran (sufiks)
Kata yang termasuk akhiran adalah -i, -kan, -an, dan -nya.

4.Konfiks atau simulfiks


Kata konfiks atau simulfiks adalah gabungan dari awalan dan akhiran yang penggunaannya
sekaligus. Kata tersebut termasuk ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.

5.Kata Imbuhan Serapan


Imbuhan yang diberikan pada kata dasar juga ada yang termasuk kata serapan bahasa asing,
yaitu -is-, -sasi-, -isme, -iyah, -wati, -I, -man, -wan

KATA ULANG
"Kata ulang adalah kata yang telah mengalami proses reduplikasi. Untuk membedakannya dengan
bentuk ulang yang bukan kata ulang adalah bahwa kata ulang sebagai ciri utamanya adalah pasti
memiliki kata dasar."

Macam-Macam Kata Ulang

Kata ulang mempunyai banyak macam jenis nya. seperti yang ada dibawah berikut ini:
Kata Ulang Berdasarkan Bentuk

1. Dwipurwa (Sebagian)
Dwipurwa ialah kata ulang sebagian.

Kata – kata jenis ini mengalami suatu perulangan pada sebagian katanya saja, misalnya yaitu leluasa,
sesaji, dedaunan, leluhur, pepohonan dan lainnya.

Contoh kalimat:

15
Dedaunan itu gugur setiap musim semi.
Mereka menaruh sesaji di depan patung untuk acara adat
Pepohonan diskitar bandar lampung tumbang akibat angin topan.

2. Dwilingga
Dwilingga ialah kata ulang menyeluruh.
Kata ulang jenis yang satu ini ialah kata yang mengalami suatu pengulangan secara keseluruhan.
Contohnya, yaitu bapak – bapak, anak – anak, laki-laki, buku – buku, dan lainnya.
Contoh kalimat:
Semua anak-anak kelas 1 SD senang ketika berenang
Pasangan suami istri itu mempunyai anak laki-laki

KATA MAJEMUK
Kalimat Majemuk adalah bentuk kalimat luas sebagai hasil dari penggabungan atau perluasan kalimat
tunggal, sehingga membentuk satu pola atau pola kalimat baru di samping pola yang sudah ada.
kalimat majemuk dibagi menjadi empat jenis, yakni:
1. Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat gabungan yang hubungan antara
pola-pola kalimat di dalamnya setara atau sederajat.
2. Kalimat majemuk rapatan Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagian-
bagiannya dirapatkan karena kata-kata/frasa dalam kalimat tersebut menduduki jabatan yang sama.
Selain itu, perapatannya didapatkan dengan menghilangkan unsur-unsur yang sama.
3. Kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat tunggal yang bagian-
bagiannya diperluas sehingga membentuk satu atau beberapa pola baru
. 4. Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang di
dalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk
bertingkat.
Baca selengkapnya di artikel "Apa Itu Kalimat Majemuk: Pengertian, Jenis dan Contohnya",
https://tirto.id/gjm9
https://bit.ly/3g85pkA
KATA SAPAAN DALAM BAHASA INDONESIA
DIKSI
Diksi adalah sebuah pilihan kata yang tepat atau selaras didalamnya penggunaannya untuk dapat
mengungkapkan gagasan sehingga didapatkan hasil tertentu seperti apa yang diinginkan atau
diharapkan. Atau dengan kata lain, diksi merupakan pilihan kata pembicara atau [un penulis dalam
menggambarkan cerita yang dibuatnya.

16
Syarat-Syarat Diksi
1. Ketepatan dalam melakukan pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
2. Menguasai berbagai kosakata serta mampu untuk dapat memanfaatkan kata tersebut menjadi
sebuah kalimat yang jelas, efektif serta mudah untuk dipahami atau dimengerti.
Ciri-Ciri Diksi
Tepat dalam pemilihan kata untuk dapat mengungkapkan gagasan atau juga hal-hal yang
diamanatkan
Dapat digunakan untuk dapat membedakan secara tepat nuansa makna serta bentuk yang sesuai
dengan gagasan serta juga situasi serta nilai rasa pembaca.
Fungsi Diksi
1.Membuat komunikasi lebih efektif dan juga lebih efisien
2.Menggambarkan ekspresi yang ada pada gagasan
3.Membentuk gagasasan yang tepat.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengertian Ejaan Adalah agar tulisan lebih jelas dan memudahkan pembaca untuk memahami
informasi yang disampaikan secara tertulis.
Fungsi Utama EYD Adalah
untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara
tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam
kaidah telah diterapkan dengan baik

SINGKATAN DAN AKRONIM


Singkatan Adalah sebagai kependekan atau ringkasan.
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata,

B.SARAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

17
DAFTAR PUSAKA
https://bahasa.foresteract.com/kaidah-ejaan/
https://www.suara.com/news/2020/12/02/202020/sejarah-ejaan-bahasa-indonesia-dan-
perkembangannya?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/05/130000669/pengertian-pemenggalan-kata-dan-
contohnya.
https://penerbitdeepublish.com/tanda-baca/
https://tirto.id/perbedaan-singkatan-dan-akronim-dalam-bahasa-indonesia-gdtL
https://pendidikan.co.id/diksi/

18

Anda mungkin juga menyukai