Anda di halaman 1dari 11

Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No.

2 (Oktober 2016) 104-114

Sintesis dimensi dan analisis kinematik mekanisme empat batang dengan


rantai kinematik RSSR
Rahim Isnan Al Hilman1, Syamsul Huda2 dan Mulyadi Bur2
1Program Studi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Andalas
Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 25163
2Dosen Program Studi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Andalas

Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 25163
Email korespondensi: mulyadibur@ft.unand.ac.id

Abstrak
Mekanisme empat batang yang mempunyai gerak ruang dapat diaplikasikan untuk mentransmisikan putaran
pada sumbu yang tidak sejajar. Salah satu bentuk konfigurasi adalah mekanisme rantai kinematik RSSR
(Revolute – Spherical – Spherical - Revolute). Pada penelitian ini dilakukan proses sintesis dimensi dengan
memperhatikan batasan workingspace sambungan spherical dan transmisibilitas yang dinyatakan dengan sudut
transmisi. Sintesis dimensi mekanisme dilakukan berdasarkan metode fungsi pembangkit. Dengan fungsi
pembangkit ini akan diperoleh dimensi konstanta kinematik mekanisme dengan acuan gerak batang input
(crank) dan batang output (follower). Berdasarkan hasil sintesis dimensi dihasilkan beberapa model mekanisme
yang akan dianalisis workingspace dan sudut transmibilitas. Dari hasil analisis terhadap studi kasus, yang
mana disintesis mekanisme RSSR dengan orientasi sumbu revolute joint crank dan follower saling tegak lurus
yang berada pada satu bidang dimana putaran crank, θ dapat adalah 0o sampai 360o dan putaran sudut
follower  dengan rentang 0 ≤  ≤ 180o. Dari proses sintesis diperoleh dimensi mekanisme RSSR serta analisis
kinematik maka didapatkan, dimensi crank sebesar 5.55 satuan, coupler sebesar 8.07 satuan dan follower
sebesar 2.79 satuan dengan capaian rentang sudut batang input 0 ≤ θ ≤ 360o dan capaian rentang sudut batang
output 0 ≤  ≤ 133.2o serta rentang sudut transmisibilitas 38.4o ≤ α ≤ 101.6o.
Kata kunci: kinematik, sintesis dimensi, mekanisme empat batang, sudut transmisi.

Abstract
Spatial four bar linkage mechanism can be applied to transmit rotation from crank to coupler with various
orientation of axis rotation. Revolute-spherical-spherical-revolute (RSSR) one of configuration of spatial four
bar linkage mechanism. In this paper was carried out the dimensional synthesis of the RSSR mechanism using
function generation method with consideration of limitation of spherical joint workingspace and transmision
angle. For case study was syntesized the RSSR four bar mechanism where orientation of crank axis rotation is
perpendicular to follower axis rotation and the two axes lie on the same plane. The crank was desired to rotate
fully cycle and the follower rotate with the span 1800 (0 ≤  ≤ 180o) . It was obtained the otimal dimension of
crank, coupler and folower, 5.55, 8.07 and 2.79 units respectivelly. The displacement analysis was applied to
evalute performance of the mechanism. The obtained mechanism can perform fully cycle crank rotation and
133.20 span motion of follower and tranmission angle between coupler and follower varies between 38.4o and
101.6o.
Keywords: kinematics, dimensional synthesis, rssr four bar linkage mechanism, transmission angle.

1. Pendahuluan (spatial four bar linkage), yang menggunakan empat


batang dan empat sambungan. Dua sambungan
Untuk mentransmisikan putaran dan daya dapat
dipasangkan pada ground dan dua sambungan lagi
digunakan berbagai peralatan mekanik seperti sabuk,
mengapung (floating joint), sehingga membentuk
rantai, roda gigi dan lain sebagainya. Sebagian besar
loop tertutup.
peralatan tersebut dapat mentransmisikan daya dan
putaran untuk sumbu yang sejajar atau tegak lurus Konfigurasi Revolut-Spherical-Spherical-Revolut
serta untuk siklus penuh (fully cycle). Untuk putaran (RSSR) merupakan salah satu konfigurasi yang
output tidak siklus penuh dan adanya perbedaan populer. Kajian tentang mobilitas mekanisme RSSR
orientasi sumbu putaran batang input dan output, dan analisis kinematiknya telah dikembangkan
sistem transmisi di atas tidak dapat digunakan. Salah dengan menggunakan matriks rotasi untuk
satu peralatan yang dapat diterapkan untuk menyatakan hubungan perpindahan input dan output
mentransmisikan putaran tersebut adalah mekanisme [1]. Prosedur sintesis perancangan mekanisme RSSR
empat batang loop tertutup. Mekanisme ini dikenal dengan tujuan utama untuk menganalisis hubungan
dengan mekanisme empat batang gerak ruang pergerakan sudut batang input dan output telah

104 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

diusulkan untuk mendapatkan formulasi untuk  


b  Rua b1  b 0   b 0
(3)
meningkatkan rasio kekonvergen [2]. Selanjutnya,
telah dipaparkan secara sistematis prosedur sintesis Sintesis Dimensi
mekanisme RSSR dengan tujuan memperoleh
Sintesis dimensi digunakan untuk mendapatkan
mekanisme empat batang untuk aplikasi tangan palsu
besaran konstanta kinematik untuk menentukan
berbasis teori screw dan aljabar linear [3]-[6].
hubungan antara perpindahan crank dan follower
Disamping persoalan sintesis dimensi, mekanisme dilakukan dengan menggunakan fungsi Pembangkit
RSSR juga dihadapkan pada persoalan keterbatasan (Function Generation). Fungsi pembangkit ini
workingspace sambungan spherical. Untuk diperlukan dalam hal pengaturan gerakan output
memperoleh sambungan spherical dengan ruang yang dapat dispesifikasikan dengan suatu fungsi
kerja yang luas, sulit untuk dilakukan karena kondisi gerakan batang input. Masing-masing gerak
alamiah sambungan tersebut. Pada tulisan ini batasan dinyatakan dalam sistem koordinat referensi. Dalam
workingspace sambungan spherical dan sudut proses sintesis dimensi terdapat banyak
transmisibilitas dijadikan sebagai kriteria pada kemungkinan untuk memilih fungsi matematika
sintesis dimensi mekanisme empat batang RSSR. yang kontinu sebagai function generation untuk
mewakili hubungan sudut input dan sudut output.
2. Metode Pemilihan ini ditujukan untuk meminimalkan nilai
Analisis posisi mekanisme RSSR dilakukan kesalahan dalam proses sintesis.
berdasarkan pada kondisi dimana panjang coupler Diasumsikan sebuah fungsi yang menyatakan
bernilai konstan. Dalam hal ini dinyatakan dengan hubungan sudut crank dan follower pada mekanisme
batang 3 seperti diperlihatkan pada gambar 1. Pada poros engkol ganda (double crank) dimana input
ujung coupler ini yang dinyatakan dengan titik a1 dan rotasi,  sebanding dengan variabel bebas x pada
fungsi matematik y=f(x). Rotasi output,  sebanding
b1 dipasangkan join spherical untuk menghubungkan
crank dan follower. Vektor arah sumbu join revolut
y
dengan variabel tak bebas . Hubungan ini dapat
pada crank dan follower dinyatakan dengan ua dan
ub, dimana kedua join ini terhubung ke ground yang dinyatakan dalam bentuk fungsi y=f(x) dimana input
lokasinya dinyatakan dengan a0. gerak  sebanding dengan x dan output gerak 
sebanding dengan y yang dinyatakan pada rentang
xo  x  x f ,
f  xo   y  f  x f  ,
( 4)
dan rentang gerak input dan output,
o     f ,
o     f .
(5)
Namun pada masalah-masalah khusus, sulit untuk
membuat fungsi pendekatan tanpa kesalahan. Nilai
kesalahan ini dinyatakan dengan perbedaan antara
gerak output dengan hasil kalkulasi dari persamaan
Gambar 1 Mekanisme RSSR
fungsi. Hubungan pemetaan dari   x dapat
Dengan konstrain panjang coupler kostan diperoleh diilustrasi pada gambar 2 dengan mengacu kepada
hubungan matematis berikut: variable yang dinyatakan pada persaman (4) dan (5).
Selanjutnyap penentuan titik-titik presisi dilakukan
a  b  a  b  = a1  b1  a1  b1  ,
T T
dengan menggunakan metode Chebyshev spacing
( 1) secara skematis ditunjukkan oleh Gambar 2.
dengan a menyatakan vektor posisi titik a, b Chebyshev spacing diterapkan untuk menghasilkan
menyatakan vektor posisi titik b. sekumpulan koodinat input yang bergantung pada
ketelitian jumlah titik-titik yang dibutuhkan. Jumlah
Sudut input  menyatakan rotasi terhadap perubahan dan jarak titik-titik ini ditentukan melalui pemilihan
posisi vektor a. Sudut menyatakan
 rotasi suatu polinomial yang cocok dan berhubungan
perubahan vektor posisi titik b. langsung dengan jumlah titik-titik terkait. Dalam hal
 
a  Rua a1  a 0   a0
( 2)
ini Penggunaan tiga titik presisi akan membutuhkan
polinom orde tiga dan begitu seterusnya, dan
polinom ini dikenal dengan polinom Chebyshev.
dan b adalah fungsi untuk nilai  yang tidak Titik-titik presisi merupakan akar-akar dari polinom
diketahui

105 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114


 j  i  k  x j  x i   i   x j  xi 
Chebyshev yang bersangkutan dan secara matematis
dinyatakan sebagai berikut: x

x j  x0 
x 

 2 j  1 
1  cos    ,  j  i  k  
f  x j   f  x i   i 
y
 f  x j   f  xi  
2   2n  (6) (9)
x  x f  x 0 j  1,2,..., n
dengan , adalah jumlah Prosedur Sintesis dan Analisis Mekanisme RSSR
titik presisi. Penggunaan tiga titik presisi (n = 3)
dalam sintesis menghasilkan Prosedur Sintesis
Pada bagian ini akan dibahas tentang tahapan
x     penelitian ini yang meliputi proses sintesis dimensi
x1  x 0  1  cos     x 0  0.067x ,
2   6  mekanisme RSSR. Sintesis difokuskan untuk
menghasilkan mekanisme yang dapat
x   3  
x2  x0  1  cos     x 0  0.500x , mentransmisikan putaran pada sumbu input dan
2   6  output yang tidak sejajar. D isamping berdasarkan
x   5  sudut transmibilitas, capaian workingspace
x3  x0  1  cos  6    x 0  0.933x , sambungan spherical juga dijadikan konstrain
2    (7) rancangan. Alur sintesis ini dinyatakan dengan
diagram seperti diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Alir sintesis dan analisis


Gambar 2. Chebyshef spacing sebagai pendekatan
Pada proses sintesis mekanisme RSSR ini
pertama untuk titik-titik presisi yang optimum
memanfaatkan fungsi pembangkit (function
generation) untuk menentukan dimensi konstanta
Untuk memastikan bahwa variabel input θ dan output
 kinematik yang menyatakan hubungan antara
adalah proporsional dengan variabel fungsional x dan perpindahan crank dan follower. Perpindahan, input
y, perlu didefinisikan suatu faktor skala yang crank,  dengan rentang 1     2 ditransmisikan
memiliki hubungan yang dapat diformulasika dengan
pada perpindahan follower 1     2 . Untuk
  f  0 menyatakan hubungan ini digunakan funsi
k  
x x f  x 0 pendekatan berupa fungsi kontinu y  f (x) dengan
  f  0 interval x1  x  x2 . Dalam tahapan sintesis
k  
y f  x f   f  x 0  digunakan tiga titik presisi berdasarkan metode
(8)
Chebyshev dan orientasi sumbu putar sudut input
Sudut yang berhubung langsung dengan titik-titik dan sudut output  .
presisi dapat dihitung dengan menerapkan
persamaan berikut: Terkait dengan perbedaan orientasi dua sumbu
sambungan revolut pada mekanisme RSSR maka
perlu didefinisikan vector posisi join spherical pada

106 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

ujung crank dan follower seperti diperlihatkan pada


gambar 4. Vektor a1 dan a0 menyatakan vector posisi
join spherical pada crank dan Vektor b1 dan b0
menyatakan vector posisi join spherical pada
follower yang dinyatakan dalam sistem koordinat
xyz.

Gambar 5. Analisis Posisi Mekanisme

Sintesis dilakukan berdasarkan konstrain yang Selanjutnya hasil analisis ini digunakan untuk
diberikan pada persamaan (2.1) dengan memverifikasi hasil sintesis dapat memenuhi
menggunakan notasi variabel yang diperlihatkan persyaratan yang diberikan berupa batasan gerak
pada Gambar 4. Dalam hal ini Solusi matematis dari crank sebagai input dan follower sebagai output.
persamaan-persamaan yang dibentuk oleh persamaan
konstrain (1). Dengan memasukkan semua variabel Analisis ini akan diterapkan untuk berbagai kandidat
pada gmbar 4 ke dalam persamaan (1) akan hasil sintesis dengan memperhatikan tingkat
dihasilkan persamaan nonlinear, dimana variabel- kesalahan yang dihasilkan setiap model mekanisme.
variabel yang tidak diketahui berorde lebih dari dua. Analisis Sudut Transmibilitas
Persamaan nonlinear dapat diselesaikan dengan
Analisis sudut transmisibilitas ini digunakan untuk
menggunakan metode analitik (Gauss-Seidel dll),
melihat besarnya gaya yang harus diberikan oleh
metode numerik (Newton-Raphson, bagi dua, dll)
coupler ke follower . Besar sudut transmisibilas ini
dan metode grafik.
dapat dinyatakan dengan persaman (12). Besar sudut
Prosedur Analisis transmisibiltas ini akan berada dalam range tertentu.
Analisis yang dilakukan pada mekanisme RSSR Disamping itu juga diperhatikan batasan pada
meliputi analisis kinematik yang difokuskan pada sambungan spherical yang mana range gerak relatif
analisis perpindahan. Dengan mengacu kepada antara dua batang yang dihubungkannya juga
persamaan (1) maka dapat dinyatakan vektor posisi terbatas.
sambungan spherical yang terhubung ke batang (bi  b0 ) (ai  a0
crank dan follower .Posisi sambungan spherical pada cos   (12)
bi  b0  ai  a0
follower dapat dinyatakan dengan,

bi  bo   Ry    b1  bo 
Sudut transmisibilitas ini akan memberikan nilai
(10) transmisibilal tertinggi jika sudut yang dibentuk oleh
bi   Ry    b1  bo   bo , batang couper dan follower ini berinlai 900.

dan Posisi sambungan spherical pada crank 3. Hasil dan Pembahasan


dinyatakan dengan, Pada bagian ini akan dibahas mengenai sintesis
ai  ao   Rz    a1  ao  dimensi dan analisis mekanisme empat batang RSSR
(11) gerak ruang. Pada mekanisme RSSR, sumbu rotasi
ai   Rz    a1  ao   ao . batang input dapat dibuat tidak sejajar dengan batang
output. Selain itu juga dibahas sudut transmisi untuk
Ilustrasi dari semua variable yang digunakan pada melihat workingspace dari sambungan spherical
pada analisis perpindahan ini disajikan pada gambar yang digunakan.
5. Dalam hal ini Ry adalah matriks rotasi terhadap
sumbu revolut join yang terhubung pada follower
dan RZ menunjukkan matriks rotasi terhadap sumbu
revolut join pada crank. Sintesis Dimensi
Sintesis dimensi mekanisme RSSR diterapkan untuk
mendapat konstata kinematik dengan spesifikasi
rentang sudut input batang crank 0    360o ,
rentang sudut output batang follower 0    1800 ,

107 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

dan sumbu putar crank dan follower saling tegak o     f  0    900 (14)
lurus.
Selanjutnya ditentukan nilai masing-masing titik
Skema dari spesifikasi sintesis ini diperlihatkan pada
presisi dengan jumlah titik presisi  n  3 dengan
Gambar 6. Posisi join spherical pada crank, a1
bergerak pada bidang xy dengan z = 2.Selanjutnya nilai titik presisi ke-j, j  1,2,..., n menggunakan
Posisi join spherical pada follower, b1 bergerak pada persamaan berikut:
bidang xz dengan y = 5. Berdasarkan kondisi ini
terdapat empat buah elemen koordinat yang akan x   2 j  1 
dihitung pada sintesis dimensi, dengan metode
x j  x0 
2 1  cos  2n   (15)
  
fungsi pembangkit.
maka nilai titik-titik presisi untuk sudut input sebagai
Untuk menentukan titik-titik presisi pada metode berikut:
Chebyshev digunakan pendekatan-pendekatan,
dimana fungsi pendekatan yang digunakan adalah x    
x1  x 0  1  cos  6    1.067,
1 2   
y  dengan rentang interval variabel bebas fungsi
x x   3  
pendekatan 1  x  2 dan jumlah titik presisi x2  x0  1  cos     1.500, (16)
2   6 
sejumlah tiga titik presisi.
x   5  
Untuk menentukan dimensi batang maka digunakan dan x 3  x 0  1  cos     1.933.
metoda sintesis fungsi pembangkit (function 2   6 
generator) serta jumlah titik presisi yang digunakan Dari titik-titik presisi sudut input tersebut, maka
sejumlah tiga titik presisi berdasarkan metode untuk menentukan titik presisi sudut output
Chebyshev Spacing. menggunakan fungsi pendekatan dengan
menstubtitusikan titik presisi sudut input ke fungsi
1
pendekatan f  x   y  maka didapatkan titik-
x
Output titik presisi sudut output sebagai berikut:
1
y1   0.937,
x1
1
y2   0.667, (17)
x2
Input 1
dan y3   0.517.
x3
Gambar 6. Parameter sinteis mekanisme RSSR
Sebelum menentukan sudut presisi maka ditentukan
Karena metode Chebyshev spacing hanya terlebih dahulu faktor skala untuk sudut input
mempunyai batasan maksimum sudut sebesar 180o
maka besar sudut input dan output dibuat  180o
k    180o , (18)
proporsional dengan sudut 180o, sehingga besar x 1
sudut input dan sudut output yang akan dikalkulasi
sesuai metode Chebyshev spacing untuk rentang dan untuk sudut output
sudut input yang ditargetkan sebesar 0    360o
 90o
dimodifikasi menjadi 0    180o , untuk rentang k    180o. (19)
y 0.5
sudut output yang ditargetkan sebesar 0    1800
dimodifikasi menjadi 0    900 . Selanjutnya ditentukan sudut presisi dengan
menggunakan persamaan
Interval variabel bebas untuk sudut input telah
ditentukan xo  x  x f  1  x  2 sehingga  j  0  k  x j  x 0  (20)
menghasilkan interval variabel bebas untuk sudut Maka dihasilkan sudut presisi sebagai berikut:
output melalui fungsi pendekatan sebagai berikut:
1  0  k  x1  x 0   12.06o ,
yo  y  y f  f  x o   y  f  x f  (13) 2  0  k  x 2  x 0   90o ,
 1  y  0.5 (21)
dan
dengan rentang sudut putaran output yang telah 3  0  k  x 3  x 0   167.94o.
dimodifikasi

108 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

Sudut presisi untuk sudut output menggunakan Tabel 1. Koordinat posisi hasil sintesis
persamaan berikut:
No
a1x a1 y a1 z b1 x b1 y b1 z

 j  0  k f  x j   f  x 0   (22)
1
(satuan)
0.00
(satuan)
0.00
(satuan)
2
(satuan)
1.00
(satuan
5
(satuan)
0
2 -0.00 -0.12 2 0.75 5 0.5
Maka dihasilkan sudut presisi untuk sudut output 3 -0.00 1.95 2 7.30 5 1
sebagai berikut: 4 -0.28 1.72 2 6.68 5 1.5
5 -1.02 1.37 2 4.98 5 2
1  0  k  f  x1   f  x 0    11.34 o , 6 -1.65 1.32 2 4.72 5 2.5
7 -2.45 1.34 2 4.67 5 3
2  0  k  f  x 2   f  x 0    59.994 o , 8
9
-3.82 1.43
1.69
2
2
4.75
4.91
5
5
3.5
4
(23) -6.86
dan 10 1.20 2.05 2 12.22 5 4.5
11 1.34 2.02 2 12.53 5 5
3  0  k  f  x 3   f  x 0    86.94 o. 12 0.78 -0.59 2 -0.79 5 5.5
13 0.83 -0.56 2 -0.78 5 6

Metode Chebyshev menunjukkan nilai x


proporsional dengan nilai θ dan nilai y proporsional Tabel 2. Hasil sintesis mekanisme berdasarkan panjang
dengan nilai  yang ditransformasi dengan batang
menggunakan pendekatan y  1 x .Sudut spesifik
a0 a1 a1b1 b1b0 b 0 a0
yang telah dihitung akan digunakan untuk No
(satuan) (satuan) (satuan) (satuan)
membangun matriks displacement  DR  , dimana jika 1 0.00 5.48 1.00 5.39
2 0.12 5.39 0.90 5.39
dengan tiga titik presisi maka matriks displacement
3 1.95 7.97 7.37 5.39
yang akan dibentuk berjumlah tiga matriks 4 1.74 7.72 6.85 5.39
displacement. Selanjutnya hubungan panjang batang 5 1.75 7.06 5.37 5.39
dapat diketahui dengan kondisi gerakan batang 6 2.11 7.37 5.34 5.39
dimana jarak antara dua sambungan spherical adalah 7 2.79 8.07 5.55 5.39
konstan yang dinyatakan sebagai 8 4.08 9.41 5.90 5.39
9 7.02 12.35 6.33 5.39

 D a   b   D a   b   a  b  a  b , j  2,3...


T
T 10 2.37 11.68 13.02 5.39
R 1 j 1 R 1 j 1 1 1 1 1 11 2.42 11.96 13.49 5.39
12 0.98 6.78 5.56 5.39
(24) 13 1.00 7.04 6.05 5.39

Jumlah persamaan yang dihasilkan akan sama


jumlahnya dengan jumlah titik presisi yang Analisis Posisi
berkorelasi dengan jumlah titik-titik yang tidak Hubungan antara posisi sambungan spherical yang
diketahui. Persamaan yang dihasilkan dalam bentuk terhubung ke batang input dan output dapat dihitung
nonlinear akan diselesaikan dengan menggunakan dengan persamaan konstrain pada persamaan (1).
metode Newton Raphson. Posisi sambungan revolut Posisi kedua sambungan spherical tersebut
input pada b0 y  5 satuan dan posisi sambungan diperlihatkan pada Gambar 8.
revolut output pada a0 x  2 satuan, dimana
sambungan revolut hanya diizinkan berputar pada
bidang tersebut yang seperti ditunjukkan spesifikasi
rancangan pada Gambar 7. Sesuai dengan konstrain
dari sambungan revolut maka, posisi sambungan
spherical akan sebidang dengan sambungan revolut
( b0 y  b1 y dan a0 z  a1 z ). Dan ada empat variabel
komponen vektor posisi yang tidak diketahui yaitu
a1x , a1 y , b1x , b1z . Dalam sintesis ini nilai b1 z ditetapkan
lebih dahulu dengan nilai bervariasi dari 0 sampai 6
dengan kelipatan 0.5.
Dengan menggunakan proses kalkulasi sintesis
dimensi, maka didapatkan beberapa pilihan solusi
mekanisme yang ditunjukkan pada Tabel 1. Gambar 7. Analisis Posisi Mekanisme
Diperoleh tiga belas kandidat mekanisme
Perpindahan batang input dianalisis yang
diformulasikan sebagai berikut:

109 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

bi  bo   Ry    b1  bo 
bi   Ry    b1  bo   bo
(25)
dimana i adalah titik putaran sambungan spherical
ke-i. Dengan matriks rotasi pada bidang y ditentukan
berdasarkan elemen-elemen matriks yang berpindah
yang dapat dinyatakan dengan

 cos  0 sin  
Ry   0 1 0  .
  sin  0 cos   Gambar 9. Hubungan posisi batang input terhadap batang
(26) output dengan variasi b1z = 0.5
Perpindahan yang terjadi pada crank dapat
diformulasi dengan persamaan berikut:
ai  ao   Rz    a1  ao 
ai   Rz    a1  ao   ao
(27)
namun dengan matriks rotasi yang berbeda, karena
bergerak di bidang z, sehingga matrik rotasi tersevut
dapat dituliskan sebagai

cos   sin  0 
Rz   sin  cos  0 
 0 0 1  Gambar 10. Hubungan posisi batang input terhadap
(28) batang output dengan variasi b1z = 1.0
Analisis posisi diterapkan terhadap ke 13 mekanisme
hasil sintesis seperti diperlihatkan pada Gambar 8-.
Pada masing-masing gambar diberikan hubungan
antara sudut input dan sudut output. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa tidak semua mekanisme
memenuhi konstrain bahwa batang input dapat
berotasi penuh. Hal ini dapat dilihat dari solusi
persamaan (1) yang merupakan bilangan kompleks
yang menunjukkan bahwa batang input tidak dapat
berotasi penuh.

Gambar 11. Hubungan posisi batang input terhadap


batang output dengan variasi b1z = 1.5

Gambar 8. Hubungan posisi batang input terhadap batang


output dengan variasi b1z = 0.0

Gambar 12. Hubungan posisi batang input terhadap


batang output dengan variasi b1z = 2.0

110 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

Gambar 13. Hubungan posisi batang input terhadap Gambar 17. Hubungan posisi batang input terhadap
batang output dengan variasi b1z = 2.5 batang output dengan variasi b1z = 4.5

Gambar 14. Hubungan posisi batang input terhadap


batang output dengan variasi b1z = 3.0 Gambar 18. Hubungan posisi batang input terhadap
batang output dengan variasi b1z = 5.0

Gambar 15. Hubungan posisi batang input terhadap


batang output dengan variasi b1z = 3.5 Gambar 19. Hubungan posisi batang input terhadap
batang output dengan variasi b1z = 5.5

Gambar 16. Hubungan posisi batang input terhadap


batang output dengan variasi b1z = 4.0 Gambar 20. Hubungan posisi batang input terhadap
batang output dengan variasi b1z = 6.0

111 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

Dari grafik hubungan sudut input dan sudut output dalam bentuk gerak batang seperti ditampilkan pada
diketahui bahwa kandidat dengan nilai b1z 3.0, 3.5 Gambar 4.22 sampai dengan 4.24.
dan 4.0 dapat memberikan kondisi dimana batang
input dapat berotasi penuh, seperti diperlihatkan
pada Gambar 14, 15 dan 16.
Dengan mengacu kepada ketiga koordinat yang
dapat memberikan putaran penuh batang input akan
dievaluasi capaian gerak batang output. Kandidat
b  3 .0
dengan 1z memberikan rentang putaran input
sebesar 133.2o seperti diperlihatkan pada Tabel 3.
Namun capaian ini masih dibawah spesifikasi
rancangan yaitu 180o.
Tabel 3 Rentang gerak batang output
b1z (satuan) 3.0 3.5 4.0 Gambar 21 Koordinat posisi model kinematik b1z = 3. 0
Maksimum (o) 89.5 88.3 89.2
Minimum (o) -43.7 -29.0 -22.6
∆ (o) 133.2 117.4 111.8

Nilai kesalahan yang diperoleh ketiga mekanisme


terhadap pergerakan coupler dapat dihitung sehingga
diperoleh
180o  133.2 o
 3.0   100%  26%
180o (29)
180o  117.4 o
 3.5   100%  34.8%
18 0 o (30)
Gambar 22 Koordinat posisi model kinematik b1z = 3.5
180  111.8
o o
 4.0   100%  37.9%
180 o (31)
Nilai kesalahan pada model hasil sintesis cukup
besar jika dibandingkan dengan target putaran
batang. Hal ini diakibatkan oleh jumlah titik presisi
yang hanya berjumlah tiga titik presisi. Selain itu
menggunakan fungsi pendekatan yang berbeda-beda
juga memberikan hasil yang berbeda, meskipun
sintesis dimensi hanya diberikan satu model fungsi
pendekatan untuk studi kasus ini.
Analisis Sudut Transmibilitas
Pada analisis sudut transmibilitas, posisi batang
dalam bentuk sudut dikonversikan ke posisi
koordinat. Sebelum dikonversi, terdapat dua nilai Gambar 23 Koordinat posisi model kinematik b1z = 4.0
sudut output, karena nilai sudut output merupakan
akar-akar persamaan, namun yang digunakan untuk
analisis sudut transmibilitas adalah nilai sudut yang Setelah nilai koordinat posisi batang didapatkan,
berdekatan yang membentuk alur grafik sempurna maka selanjutnya dilakukan perhitungan sudut antara
yang tidak terputus dan hal tersebut terlihat pada batang output dengan batang coupler, yang akan
grafik model kinematik dengan b1z 3, 3.5 dan 4. digunakan untuk parameter perancangan sambungan
Konversi nilai sudut batang menjadi koordinat- spherical. Perhitungan sudut antara batang coupler
koordinat menggunakan cara yang sama dengan dengan batang output menggunakan metode
analisis posisi, namun untuk analisis transmibilitas perkalian vektor secara dot product.
konstrain yang diketahui dibalik sehingga outputnya Proses kalkulasi seperti persamaan di atas dilakukan
dalam bentuk koordinat. Selanjutnya koordinat posisi untuk satu putaran penuh batang input, sehingga
titik-titik untuk ketiga model kinematik diplotkan didapatkan grafik sudut transmibilitas pada Gambar
4.25 sampai 4.27.

112 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

Maka untuk memenuhi rancangan rancangan seperti


model, maka dibutuhkan rentang bukaan socket   
sambungan spherical seperti ditunjukkan pada Tabel
4. Namun dengan kondisi sambungan spherical yang
beredar di pasaran yang terkadang tidak memenuhi
kondisi mekanisme maka perlu dilakukan
perancangan ulang model agar didapatkan hasil
rancangan yang optimum, salah satunya dengan
memodifikasi sudut kemiringan(tilt angle).

4. Kesimpulan

Gambar 24. Sudut transmibilitas batang output dengan Telah berhasil dilakukan sintesis mekanisme RSSR
batang coupler model kinematik b1z = 3.0 menggunakan metode Chebyshev dengan jumlah
titik presisi sebanyak tiga titik presisi serta dengan
menggunakan orientasi sumbu sudut input dan
output yang berbeda. Dari semua solusi sintesis tidak
semua hasil sintesis memenuhi kriteria rancangan.
Pemilihan kandidat mekanisme RSSR didasarkan
pada nilai kesalahan rentang sudut input dan sudut
output. Dimana batang input diharapkan dapat
bergerak satu putaran penuh, 2 dan batang output
dapat bergerak mengikuti batang input, sehingga
membentuk mekanisme crank rocker. Selanjutnya,
kandidat mekanisme rancangan diseleksi lagi
berdasarkan sudut transmibilitas. Mekanisme yang
dipilih sebagai kandidat utama adalah mekanisme
Gambar 25. Sudut transmibilitas batang output dengan dengan nilai kesalahan capaian batang output yang
batang coupler model kinematik b1z = 3.5 paling kecil.
Pada studi kasus digunakan spesifikasi dasar
rancangan dimana orientasi sumbu sudut input dan
output yang berbeda yaitu sebesar 90o. Dan target
rentang putaran batang sudut crank  , 0    2 ,
dan batang follower ,
 0     .Dari hasil sintesis
serta dievaluasi dengan analisis posisi dan analisis
sudut transmibilitas diperoleh dimensi mekanisme
l ( ground )  5.39 satuan
RSSR sebagai berikut 1 ,
l 2 (crank )  5.55 satuan l 3 (coupler )  8.07 satuan
,
l 4 ( follower )  2.79 satuan
dan dengan batang
crank berputar penuh sebesar 2 dan batang output
Gambar 26 Sudut transmibilitas batang output dengan
batang coupler model kinematik b1z = 4.0
(follower) 0    133.2 . Sudut transmibilitas
o

Dari grafik pada gambar 24,25 dan 26 dapat dihitung kandidat mekanisme RSSR terpilih adalah
parameter rancangan sambungan spherical, dimana
38.4o    101.6o .
pada ketiga model terdapat nilai sudut
transmisibilitas minimum dan maksimum. Rentang Daftar Pustaka
nilai maksimum dan minimum inilah yang akan
menjadi besar sudut maksimum pada sambungan [1] Suh, C. H., & Radcliffe, C. W. (1978).
spherical yang dipilih. Di mana rentang masing- Kinematics and Mechanisms Design. Canada:
masing model ditampilkan pada Tabel 4. John Wiley & Sons, Inc.
[2] Sancibrian, S., De Juan, A., P, G., A, F., & F, V.
Tabel 4. Sudut transmibilitas (2007). Optimal Synthesis of function
b1z (satuan) 3.0 3.5 4.0 Generating Spherical and RSSR Mechanism.
max (o) 101.6 76.6 51.7 12th IFToMM World Congress.
[3] Rodriguez, F., & Tovar, A. (2008). Coupler
min (o) 38.4 32.4 24.3
Based Synthesis of a RSSR Mechanism.
 (o) 63.2 44.2 27.4
Intenational Conference on Engineering
Optimization.

113 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114

[4] Castelli, V.,P., Troncossi, M. dan Mozzoti, C.,


(2016) Dimensional synthesis of the optimal
RSSR mechanism for a set of variable design
parameters, Meccanica, DOI: 10.1007/s11012-
016-0584-y
[5] Sun, J. And Chu, J. 2010, A new Aproach to
Dimension Synthesis of Spatial Four-Bar
Linkage Through Atlas Methode, Vol. (2), No.4
[6] Chung, W-Y, (2004), Mobility Analysis of
RSSR Linkage and Type Maps of Special
Casses, Vol. 39, No. 4, pp. 379-393.
[7] Talaba, D. (2012). The angular capacity of
spherical joints used in mechanisms with closed
loops and multiple degrees of freedom. Robotics
and Computer-Integrated Manufacturing, 637-
647.

114 | J T M I

Anda mungkin juga menyukai