Sintesis Dimensi Dan Analisis Kinematik Mekanisme Empat Batang Dengan Rantai Kinematik RSSR
Sintesis Dimensi Dan Analisis Kinematik Mekanisme Empat Batang Dengan Rantai Kinematik RSSR
Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 25163
Email korespondensi: mulyadibur@ft.unand.ac.id
Abstrak
Mekanisme empat batang yang mempunyai gerak ruang dapat diaplikasikan untuk mentransmisikan putaran
pada sumbu yang tidak sejajar. Salah satu bentuk konfigurasi adalah mekanisme rantai kinematik RSSR
(Revolute – Spherical – Spherical - Revolute). Pada penelitian ini dilakukan proses sintesis dimensi dengan
memperhatikan batasan workingspace sambungan spherical dan transmisibilitas yang dinyatakan dengan sudut
transmisi. Sintesis dimensi mekanisme dilakukan berdasarkan metode fungsi pembangkit. Dengan fungsi
pembangkit ini akan diperoleh dimensi konstanta kinematik mekanisme dengan acuan gerak batang input
(crank) dan batang output (follower). Berdasarkan hasil sintesis dimensi dihasilkan beberapa model mekanisme
yang akan dianalisis workingspace dan sudut transmibilitas. Dari hasil analisis terhadap studi kasus, yang
mana disintesis mekanisme RSSR dengan orientasi sumbu revolute joint crank dan follower saling tegak lurus
yang berada pada satu bidang dimana putaran crank, θ dapat adalah 0o sampai 360o dan putaran sudut
follower dengan rentang 0 ≤ ≤ 180o. Dari proses sintesis diperoleh dimensi mekanisme RSSR serta analisis
kinematik maka didapatkan, dimensi crank sebesar 5.55 satuan, coupler sebesar 8.07 satuan dan follower
sebesar 2.79 satuan dengan capaian rentang sudut batang input 0 ≤ θ ≤ 360o dan capaian rentang sudut batang
output 0 ≤ ≤ 133.2o serta rentang sudut transmisibilitas 38.4o ≤ α ≤ 101.6o.
Kata kunci: kinematik, sintesis dimensi, mekanisme empat batang, sudut transmisi.
Abstract
Spatial four bar linkage mechanism can be applied to transmit rotation from crank to coupler with various
orientation of axis rotation. Revolute-spherical-spherical-revolute (RSSR) one of configuration of spatial four
bar linkage mechanism. In this paper was carried out the dimensional synthesis of the RSSR mechanism using
function generation method with consideration of limitation of spherical joint workingspace and transmision
angle. For case study was syntesized the RSSR four bar mechanism where orientation of crank axis rotation is
perpendicular to follower axis rotation and the two axes lie on the same plane. The crank was desired to rotate
fully cycle and the follower rotate with the span 1800 (0 ≤ ≤ 180o) . It was obtained the otimal dimension of
crank, coupler and folower, 5.55, 8.07 and 2.79 units respectivelly. The displacement analysis was applied to
evalute performance of the mechanism. The obtained mechanism can perform fully cycle crank rotation and
133.20 span motion of follower and tranmission angle between coupler and follower varies between 38.4o and
101.6o.
Keywords: kinematics, dimensional synthesis, rssr four bar linkage mechanism, transmission angle.
104 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
105 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
j i k x j x i i x j xi
Chebyshev yang bersangkutan dan secara matematis
dinyatakan sebagai berikut: x
x j x0
x
2 j 1
1 cos , j i k
f x j f x i i
y
f x j f xi
2 2n (6) (9)
x x f x 0 j 1,2,..., n
dengan , adalah jumlah Prosedur Sintesis dan Analisis Mekanisme RSSR
titik presisi. Penggunaan tiga titik presisi (n = 3)
dalam sintesis menghasilkan Prosedur Sintesis
Pada bagian ini akan dibahas tentang tahapan
x penelitian ini yang meliputi proses sintesis dimensi
x1 x 0 1 cos x 0 0.067x ,
2 6 mekanisme RSSR. Sintesis difokuskan untuk
menghasilkan mekanisme yang dapat
x 3
x2 x0 1 cos x 0 0.500x , mentransmisikan putaran pada sumbu input dan
2 6 output yang tidak sejajar. D isamping berdasarkan
x 5 sudut transmibilitas, capaian workingspace
x3 x0 1 cos 6 x 0 0.933x , sambungan spherical juga dijadikan konstrain
2 (7) rancangan. Alur sintesis ini dinyatakan dengan
diagram seperti diperlihatkan pada Gambar 3.
106 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
Sintesis dilakukan berdasarkan konstrain yang Selanjutnya hasil analisis ini digunakan untuk
diberikan pada persamaan (2.1) dengan memverifikasi hasil sintesis dapat memenuhi
menggunakan notasi variabel yang diperlihatkan persyaratan yang diberikan berupa batasan gerak
pada Gambar 4. Dalam hal ini Solusi matematis dari crank sebagai input dan follower sebagai output.
persamaan-persamaan yang dibentuk oleh persamaan
konstrain (1). Dengan memasukkan semua variabel Analisis ini akan diterapkan untuk berbagai kandidat
pada gmbar 4 ke dalam persamaan (1) akan hasil sintesis dengan memperhatikan tingkat
dihasilkan persamaan nonlinear, dimana variabel- kesalahan yang dihasilkan setiap model mekanisme.
variabel yang tidak diketahui berorde lebih dari dua. Analisis Sudut Transmibilitas
Persamaan nonlinear dapat diselesaikan dengan
Analisis sudut transmisibilitas ini digunakan untuk
menggunakan metode analitik (Gauss-Seidel dll),
melihat besarnya gaya yang harus diberikan oleh
metode numerik (Newton-Raphson, bagi dua, dll)
coupler ke follower . Besar sudut transmisibilas ini
dan metode grafik.
dapat dinyatakan dengan persaman (12). Besar sudut
Prosedur Analisis transmisibiltas ini akan berada dalam range tertentu.
Analisis yang dilakukan pada mekanisme RSSR Disamping itu juga diperhatikan batasan pada
meliputi analisis kinematik yang difokuskan pada sambungan spherical yang mana range gerak relatif
analisis perpindahan. Dengan mengacu kepada antara dua batang yang dihubungkannya juga
persamaan (1) maka dapat dinyatakan vektor posisi terbatas.
sambungan spherical yang terhubung ke batang (bi b0 ) (ai a0
crank dan follower .Posisi sambungan spherical pada cos (12)
bi b0 ai a0
follower dapat dinyatakan dengan,
bi bo Ry b1 bo
Sudut transmisibilitas ini akan memberikan nilai
(10) transmisibilal tertinggi jika sudut yang dibentuk oleh
bi Ry b1 bo bo , batang couper dan follower ini berinlai 900.
107 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
dan sumbu putar crank dan follower saling tegak o f 0 900 (14)
lurus.
Selanjutnya ditentukan nilai masing-masing titik
Skema dari spesifikasi sintesis ini diperlihatkan pada
presisi dengan jumlah titik presisi n 3 dengan
Gambar 6. Posisi join spherical pada crank, a1
bergerak pada bidang xy dengan z = 2.Selanjutnya nilai titik presisi ke-j, j 1,2,..., n menggunakan
Posisi join spherical pada follower, b1 bergerak pada persamaan berikut:
bidang xz dengan y = 5. Berdasarkan kondisi ini
terdapat empat buah elemen koordinat yang akan x 2 j 1
dihitung pada sintesis dimensi, dengan metode
x j x0
2 1 cos 2n (15)
fungsi pembangkit.
maka nilai titik-titik presisi untuk sudut input sebagai
Untuk menentukan titik-titik presisi pada metode berikut:
Chebyshev digunakan pendekatan-pendekatan,
dimana fungsi pendekatan yang digunakan adalah x
x1 x 0 1 cos 6 1.067,
1 2
y dengan rentang interval variabel bebas fungsi
x x 3
pendekatan 1 x 2 dan jumlah titik presisi x2 x0 1 cos 1.500, (16)
2 6
sejumlah tiga titik presisi.
x 5
Untuk menentukan dimensi batang maka digunakan dan x 3 x 0 1 cos 1.933.
metoda sintesis fungsi pembangkit (function 2 6
generator) serta jumlah titik presisi yang digunakan Dari titik-titik presisi sudut input tersebut, maka
sejumlah tiga titik presisi berdasarkan metode untuk menentukan titik presisi sudut output
Chebyshev Spacing. menggunakan fungsi pendekatan dengan
menstubtitusikan titik presisi sudut input ke fungsi
1
pendekatan f x y maka didapatkan titik-
x
Output titik presisi sudut output sebagai berikut:
1
y1 0.937,
x1
1
y2 0.667, (17)
x2
Input 1
dan y3 0.517.
x3
Gambar 6. Parameter sinteis mekanisme RSSR
Sebelum menentukan sudut presisi maka ditentukan
Karena metode Chebyshev spacing hanya terlebih dahulu faktor skala untuk sudut input
mempunyai batasan maksimum sudut sebesar 180o
maka besar sudut input dan output dibuat 180o
k 180o , (18)
proporsional dengan sudut 180o, sehingga besar x 1
sudut input dan sudut output yang akan dikalkulasi
sesuai metode Chebyshev spacing untuk rentang dan untuk sudut output
sudut input yang ditargetkan sebesar 0 360o
90o
dimodifikasi menjadi 0 180o , untuk rentang k 180o. (19)
y 0.5
sudut output yang ditargetkan sebesar 0 1800
dimodifikasi menjadi 0 900 . Selanjutnya ditentukan sudut presisi dengan
menggunakan persamaan
Interval variabel bebas untuk sudut input telah
ditentukan xo x x f 1 x 2 sehingga j 0 k x j x 0 (20)
menghasilkan interval variabel bebas untuk sudut Maka dihasilkan sudut presisi sebagai berikut:
output melalui fungsi pendekatan sebagai berikut:
1 0 k x1 x 0 12.06o ,
yo y y f f x o y f x f (13) 2 0 k x 2 x 0 90o ,
1 y 0.5 (21)
dan
dengan rentang sudut putaran output yang telah 3 0 k x 3 x 0 167.94o.
dimodifikasi
108 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
Sudut presisi untuk sudut output menggunakan Tabel 1. Koordinat posisi hasil sintesis
persamaan berikut:
No
a1x a1 y a1 z b1 x b1 y b1 z
j 0 k f x j f x 0 (22)
1
(satuan)
0.00
(satuan)
0.00
(satuan)
2
(satuan)
1.00
(satuan
5
(satuan)
0
2 -0.00 -0.12 2 0.75 5 0.5
Maka dihasilkan sudut presisi untuk sudut output 3 -0.00 1.95 2 7.30 5 1
sebagai berikut: 4 -0.28 1.72 2 6.68 5 1.5
5 -1.02 1.37 2 4.98 5 2
1 0 k f x1 f x 0 11.34 o , 6 -1.65 1.32 2 4.72 5 2.5
7 -2.45 1.34 2 4.67 5 3
2 0 k f x 2 f x 0 59.994 o , 8
9
-3.82 1.43
1.69
2
2
4.75
4.91
5
5
3.5
4
(23) -6.86
dan 10 1.20 2.05 2 12.22 5 4.5
11 1.34 2.02 2 12.53 5 5
3 0 k f x 3 f x 0 86.94 o. 12 0.78 -0.59 2 -0.79 5 5.5
13 0.83 -0.56 2 -0.78 5 6
109 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
bi bo Ry b1 bo
bi Ry b1 bo bo
(25)
dimana i adalah titik putaran sambungan spherical
ke-i. Dengan matriks rotasi pada bidang y ditentukan
berdasarkan elemen-elemen matriks yang berpindah
yang dapat dinyatakan dengan
cos 0 sin
Ry 0 1 0 .
sin 0 cos Gambar 9. Hubungan posisi batang input terhadap batang
(26) output dengan variasi b1z = 0.5
Perpindahan yang terjadi pada crank dapat
diformulasi dengan persamaan berikut:
ai ao Rz a1 ao
ai Rz a1 ao ao
(27)
namun dengan matriks rotasi yang berbeda, karena
bergerak di bidang z, sehingga matrik rotasi tersevut
dapat dituliskan sebagai
cos sin 0
Rz sin cos 0
0 0 1 Gambar 10. Hubungan posisi batang input terhadap
(28) batang output dengan variasi b1z = 1.0
Analisis posisi diterapkan terhadap ke 13 mekanisme
hasil sintesis seperti diperlihatkan pada Gambar 8-.
Pada masing-masing gambar diberikan hubungan
antara sudut input dan sudut output. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa tidak semua mekanisme
memenuhi konstrain bahwa batang input dapat
berotasi penuh. Hal ini dapat dilihat dari solusi
persamaan (1) yang merupakan bilangan kompleks
yang menunjukkan bahwa batang input tidak dapat
berotasi penuh.
110 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
Gambar 13. Hubungan posisi batang input terhadap Gambar 17. Hubungan posisi batang input terhadap
batang output dengan variasi b1z = 2.5 batang output dengan variasi b1z = 4.5
111 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
Dari grafik hubungan sudut input dan sudut output dalam bentuk gerak batang seperti ditampilkan pada
diketahui bahwa kandidat dengan nilai b1z 3.0, 3.5 Gambar 4.22 sampai dengan 4.24.
dan 4.0 dapat memberikan kondisi dimana batang
input dapat berotasi penuh, seperti diperlihatkan
pada Gambar 14, 15 dan 16.
Dengan mengacu kepada ketiga koordinat yang
dapat memberikan putaran penuh batang input akan
dievaluasi capaian gerak batang output. Kandidat
b 3 .0
dengan 1z memberikan rentang putaran input
sebesar 133.2o seperti diperlihatkan pada Tabel 3.
Namun capaian ini masih dibawah spesifikasi
rancangan yaitu 180o.
Tabel 3 Rentang gerak batang output
b1z (satuan) 3.0 3.5 4.0 Gambar 21 Koordinat posisi model kinematik b1z = 3. 0
Maksimum (o) 89.5 88.3 89.2
Minimum (o) -43.7 -29.0 -22.6
∆ (o) 133.2 117.4 111.8
112 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
4. Kesimpulan
Gambar 24. Sudut transmibilitas batang output dengan Telah berhasil dilakukan sintesis mekanisme RSSR
batang coupler model kinematik b1z = 3.0 menggunakan metode Chebyshev dengan jumlah
titik presisi sebanyak tiga titik presisi serta dengan
menggunakan orientasi sumbu sudut input dan
output yang berbeda. Dari semua solusi sintesis tidak
semua hasil sintesis memenuhi kriteria rancangan.
Pemilihan kandidat mekanisme RSSR didasarkan
pada nilai kesalahan rentang sudut input dan sudut
output. Dimana batang input diharapkan dapat
bergerak satu putaran penuh, 2 dan batang output
dapat bergerak mengikuti batang input, sehingga
membentuk mekanisme crank rocker. Selanjutnya,
kandidat mekanisme rancangan diseleksi lagi
berdasarkan sudut transmibilitas. Mekanisme yang
dipilih sebagai kandidat utama adalah mekanisme
Gambar 25. Sudut transmibilitas batang output dengan dengan nilai kesalahan capaian batang output yang
batang coupler model kinematik b1z = 3.5 paling kecil.
Pada studi kasus digunakan spesifikasi dasar
rancangan dimana orientasi sumbu sudut input dan
output yang berbeda yaitu sebesar 90o. Dan target
rentang putaran batang sudut crank , 0 2 ,
dan batang follower ,
0 .Dari hasil sintesis
serta dievaluasi dengan analisis posisi dan analisis
sudut transmibilitas diperoleh dimensi mekanisme
l ( ground ) 5.39 satuan
RSSR sebagai berikut 1 ,
l 2 (crank ) 5.55 satuan l 3 (coupler ) 8.07 satuan
,
l 4 ( follower ) 2.79 satuan
dan dengan batang
crank berputar penuh sebesar 2 dan batang output
Gambar 26 Sudut transmibilitas batang output dengan
batang coupler model kinematik b1z = 4.0
(follower) 0 133.2 . Sudut transmibilitas
o
Dari grafik pada gambar 24,25 dan 26 dapat dihitung kandidat mekanisme RSSR terpilih adalah
parameter rancangan sambungan spherical, dimana
38.4o 101.6o .
pada ketiga model terdapat nilai sudut
transmisibilitas minimum dan maksimum. Rentang Daftar Pustaka
nilai maksimum dan minimum inilah yang akan
menjadi besar sudut maksimum pada sambungan [1] Suh, C. H., & Radcliffe, C. W. (1978).
spherical yang dipilih. Di mana rentang masing- Kinematics and Mechanisms Design. Canada:
masing model ditampilkan pada Tabel 4. John Wiley & Sons, Inc.
[2] Sancibrian, S., De Juan, A., P, G., A, F., & F, V.
Tabel 4. Sudut transmibilitas (2007). Optimal Synthesis of function
b1z (satuan) 3.0 3.5 4.0 Generating Spherical and RSSR Mechanism.
max (o) 101.6 76.6 51.7 12th IFToMM World Congress.
[3] Rodriguez, F., & Tovar, A. (2008). Coupler
min (o) 38.4 32.4 24.3
Based Synthesis of a RSSR Mechanism.
(o) 63.2 44.2 27.4
Intenational Conference on Engineering
Optimization.
113 | J T M I
Al-Hilman, dkk./ Jurnal Teknik Mesin Indonesia, Vol. 11 No. 2 (Oktober 2016) 104-114
114 | J T M I