Annisa Khaira Maadi 1, Fillah Fithra Dieny1*), Hartanti Sandi Wijayanti1 A.Fahmy
Arif Tsani1 Choirun Nissa1
1
Program Studi Ilmu Gizi Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
*Alamat korespondensi: Email: fillahdieny@gmail.com, Tlp : +6285640204747
Abstrak
Wanita prakonsepsi yang mengalami anemia berisiko mengalami berbagai masalah saat kehamilan.
Salah satu faktor risiko anemia yaitu asupan zat gizi yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor asupan zat gizi yang berpengaruh terhadap kadar Hb wanita prakonsepsi.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 70 subjek pengantin wanita di KUA
Kecamatan Sumowono dan Pringapus, berusia 16-35 tahun, dipilih dengan metode consecutive
sampling. Data yang diambil yaitu berat badan, tinggi badan, asupan makan, dan kadar
hemoglobin. Data asupan makan diperoleh menggunakan Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire (SQ-FFQ). Data kadar Hb diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin.
Analisis data menggunakan uji regresi linear sederhana dan regresi linear ganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi anemia dan status gizi kurang sebanyak 11,4% dan 15,7%. Asupan
energi, protein, vitamin B2, seng, besi dan asam folat tergolong kurang. Asupan energi (p=0,004),
protein (p=0,007), zat besi (p=0,009), dan status gizi (p=0,055) merupakan faktor yang
mempengaruhi kadar Hb. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kadar Hb adalah asupan energi
dan status gizi. Kesimpulannya adalah kadar Hb pada wanita prakonsepsi dipengaruhi oleh asupan
energi, protein, zat besi dan status gizi. Namun, faktor yang paling berpengaruh adalah asupan
energi dan status gizi.
Kata kunci: asupan zat gizi, hemoglobin, wanita prakonsepsi
Abstract
Preconception women who have anemia are at risk of suffering problems during pregnancy. One of
risk factors for anemia is inadequate nutrient intake. This study was aimed to analyze the factors of
nutrient intakes that affect the level of Hb in preconception women. This study was conducted by
using cross-sectional design study that consisted of 70 brides registered at Office of Religious
Affairs in Sumowono and Pringapus Subdistricts, aged 16-35 years selected by consecutive
sampling method. Weight, height, food intake, and hemoglobin level were measured. Food intake
was obtained by using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Hb level was
measured by Cyanmethemoglobin method. Simple linear regression and multiple linear regression
test were used to analyze the data. The result showed that the prevalence of anemia was 11,4% and
prevalence of undernutrition status was 15,7%. Energy intake (p=0,004), protein intake (p=0,007),
iron intake (p=0,009), nutritional status (p=0,055) were factors that affected Hb level. The most
significant factors of Hb level were energy intake and nutritional status. The conclussion is Hb
70
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
71 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83
level in preconception women was affected by energy, protein, iron intake and nutritional status.
However, the most significant factors with Hb level were energy intake and nutritional status.
Keywords: nutrients intake, hemoglobin, preconception women
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 72
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
73 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83
pendahuluan awal dan ujicoba 1 bulan vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12,
sebelum pengambilan data. seng, besi, folat dan status gizi. Analisis
Data antropometri meliputi pengukuran bivariat menggunakan uji regresi linear
berat badan menggunakan timbangan sederhana. Analisis multivariat
digital Camry dengan ketelitian 0.1 kg dan menggunakan uji regresi linear ganda
pengukuran tinggi badan menggunakan dengan metode backward.20
mikrotoise GEA dengan ketelitian 0.1 cm. Penelitian ini telah
Pengukuran berat dan tinggi badan mendapat nomor ethical clearance
dilakukan untuk mengetahui status gizi 58/EC/FK-RSDK/1/2018 yang disetujui
subjek dengan indikator Indeks Masa oleh tim etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Tubuh (IMT) jika subjek berusia di atas Kedokteran Undip-RS. Dr. Kariadi.
18 tahun, dan indikator z-score IMT
menurut usia jika berusia <18 tahun.17 HASIL PENELITIAN
Pemeriksaan profil darah lengkap Karakteristik Subjek
diperoleh dari pengambilan darah melalui Data Karakteristik subjek penelitian
vena sebanyak 3 cc oleh tenaga analis terdiri dari usia, pendidikan dan status gizi
kesehatan dari laboratorium Prodia Kota ditampilkan pada tabel 1. Data nilai rerata,
Semarang. Kadar Hb dianalisis dengan standar deviasi, median, nilai minimal dan
metode cyanmethemoglobin menggunakan maksimal kadar Hb, asupan zat gizi, dan
alat Sysmex XT 2000i. Kadar Hb status gizi ditampilkan pada tabel 2.
dinyatakan rendah jika < 12 g/dl.18 Berdasarkan tabel 1 diketahui
sebanyak 28,5% subjek masih berusia
Teknik Analisis Data kurang dari 20 tahun. Sebanyak 88,6%
Data asupan yang diperoleh subjek sudah menjalani wajib belajar 9
dalam ukuran rumah tangga dikonversikan tahun. Subjek yang bekerja sebesar 64,3%,
kedalam satuan gram selanjutnya dianalisis antara lain sebagai karyawan pabrik,
dengan menggunakan software nutrisurvey wiraswasta, pedagang, petani, dan sisanya
2007. Setelah dianalisis, asupan energi dan tidak bekerja. Sementara itu, status gizi
protein dibandingkan dengan kebutuhan subjek mayoritas (70%) normal, namun
masing-masing individu menggunakan masih ditemukan subjek yang memiliki
rumus Harrist-Benedict menggunakan status gizi kurang sebanyak 15,7% dan gizi
berat badan aktual, sedangkan asupan lebih serta obesitas sebanyak 14,3%.
vitamin A, vitamin C, vitamin B2, vitamin Tabel 2 mendeskripsikan gambaran
B6, vitamin B12, seng, zat besi dan folat kategori variabel penelitian yaitu kadar Hb,
dibandingkan dengan Angka Kecukupan asupan energi, protein, vitamin A, vitamin
Gizi (AKG) sesuai usia dan jenis kelamin. C, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12,
Asupan energi dan protein dikategorikan seng, zat besi, asam folat dan status gizi.
kurang jika <80% AKG, cukup 80-100% Rerata kadar Hb subjek sebesar 13,2 g/dl
AKG, dan lebih >100% AKG. Asupan termasuk dalam kategori normal. Namun
vitamin dan mineral dikategorikan menjadi terdapat kadar Hb subjek dengan nilai
2 kategori, yaitu kurang (<80%) dan baik hanya 7,7 g/dl. Rerata asupan energi
(>80%) AKG.19 Analisis statistik sebesar 1937,5 kkal dimana sudah
menggunakan software statistik. Analisis memenuhi 80% kebutuhan. Median asupan
univariat dilakukan untuk mendeskripsikan protein sebesar 62,5 g sudah mencukupi
karakteristik subjek, kadar Hb, dan asupan kebutuhan harian subjek.
energi, protein, vitamin A, vitamin C,
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 74
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
75 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83
Gambaran dan Pengaruh Asupan Zat sebagian besar subjek (97,1%, 64,3%,
Gizi, Status Gizi Terhadap Kadar Hb 67,1%) juga dalam kategori baik.
Tabel 3 menunjukkan 11,4% subjek Tabel 4 menunjukkan bahwa
mengalami anemia. Subjek dengan asupan asupan energi (p=0,02), protein (p=0,028),
energi dan protein dalam kategori kurang, besi (p=0,027), dan status gizi (p=0,055)
yaitu 37,1% dan 50%. Asupan vitamin dan merupakan faktor berpengaruh dengan
mikronutrien subjek masih kurang, yaitu kadar hemoglobin pengantin wanita,
vitamin B2 (72,9%), seng (68,6%), zat besi namun, asupan vitamin A, vitamin C,
(92,9%), dan asam folat (90%). Sebagian vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, seng
besar subjek (68,6%), asupan vitamin C dan asam folat tidak berpengaruh terhadap
nya termasuk kategori baik. Asupan kadar hemoglobin pengantin wanita (p
vitamin A, vitamin B6 dan vitamin B12 >0,05).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Kadar Hb dan Asupan Zat Gizi
Variabel n %
Kadar Hb
Tidak anemia 62 88,6
Anemia 8 11,4
Asupan Energi
Kurang 26 37,1
Cukup 17 24,3
Lebih 27 38,6
Asupan Protein
Kurang 35 50,0
Cukup 8 11,4
Lebih 27 38,6
Asupan Vitamin A
Kurang 2 2,9
Baik 68 97,1
Asupan Vitamin C
Kurang 22 31,4
Baik 48 68,6
Asupan Vitamin B2
Kurang 51 72,9
Baik 19 27,1
Asupan Vitamin B6
Kurang 25 35,7
Baik 45 64,3
Asupan Vitamin B12
Kurang 23 32,9
Baik 47 67,1
Asupan Seng
Kurang 48 68,6
Baik 22 31,4
Asupan Besi
Kurang 65 92,9
Baik 5 7,1
Asupan Asam Folat
Kurang 63 90,0
Baik 7 10,0
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 76
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
77 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83
sehingga memungkinkan subjek berangkat dari makanan berasal dari sumber hewani
lebih awal dan melewatkan sarapan. Selain yaitu daging merah dan hati, lalu diikuti
itu, penelitian tahun 2015 di Tegal oleh makanan laut. Kandungan zat besi dari
menyebutkan pekerja wanita yang pangan hewani seperti daging dan hati sapi
mengalami underweight cukup tinggi yaitu lebih tinggi dibandingkan bahan pangan
37,5%. Underweight dipengaruhi oleh nabati.11 Kebiasaan subjek yang jarang
faktor beban kerja yang berlebih sehingga mengonsumsi susu dan produk susu
berisiko terjadinya penurunan berat menyebabkan asupan vitamin B2 kurang.
badan.21 Faktor penyebab gizi kurang Mereka lebih sering mengonsumsi teh atau
tersebut juga dapat menyebabkan anemia, kopi. Sumber asam folat yang sering
meskipun prevalensi anemia di penelitian dikonsumsi subjek adalah sayuran hijau
ini masih termasuk masalah kesehatan dan kacang-kacangan. Meskipun sering
masyarakat dengan kategori ringan mengonsumsi sayuran hijau dan kacang-
menurut WHO.19 Status gizi kurang pada kacangan, namun porsi yang dikonsumsi
subjek merupakan keadaan yang sudah tidak cukup untuk memenuhi AKG yaitu
berlangsung lama (kronis). Hal ini perlu 400 mcg.
mendapat perhatian, karena status gizi yang Asupan vitamin A, vitamin C,
baik pada wanita prakonsepsi dapat vitamin B6, dan vitamin B12 sebagian besar
meminimalkan risiko masalah kesehatan subjek sudah mencukupi kebutuhan.
bagi ibu dan bayi selama kehamilan.22 Kebiasaan subjek yang sering
Asupan energi, protein, vitamin B2, mengonsumsi sayuran berwarna orange,
seng, zat besi dan asam folat subjek sayuran berdaun, dan minyak kelapa sawit
penelitian sebagian besar tergolong kurang. merupakan salah satu alasan terpenuhinya
Salah satu penyebab asupan zat gizi kurang asupan vitamin A subjek. Pemenuhan
karena sebagian besar subjek adalah asupan vitamin A terutama sumber nabati
pekerja. Mereka sering melewatkan makan mudah ditemukan dan harganya relatif
atau makan lebih sedikit karena waktu murah, serta banyaknya terdapat produk-
mengonsumsi makanan yang singkat. produk sumber fortifikasi vitamin A.24
Selain kekurangan waktu, makanan yang Subjek sering mengonsumsi buah-buahan
dikonsumsi subjek juga kurang beragam. baik dalam bentuk buah utuh ataupun jus
Subjek lebih sering mengonsumsi sumber buah dikarenakan akses yang mudah untuk
bahan makanan nabati seperti sayuran, memperoleh makanan tersebut dari tempat
kacang-kacangan dan buah-buahan. tinggal mereka, sehingga asupan vitamin C
Dibandingkan sumber makanan hewani, subjek tergolong cukup. Asupan vitamin B6
Sumber makanan hewani yang biasa subjek terpenuhi dari kebiasaan subjek
mereka konsumsi adalah ikan, telur ayam yang mengonsumsi nasi putih, pisang, dan
dan daging ayam, meskipun frekuensi telur ayam. Penelitian di Brazil tahun 2016
konsumsi makanan tersebut tidak setiap menyebutkan nasi putih berkontribusi
hari. Konsumsi makanan hewani yang sebesar 9,93% pada pemenuhan asupan
kurang beragam dan jumlah yang sedikit vitamin B6.25 Pemenuhan sumber vitamin
dapat menyebabkan kekurangan asupan B12 subjek diperoleh dari tahu, tempe dan
protein, zat besi, seng dan asam folat. telur ayam, yang merupakan salah satu
Seperti yang diketahui, bahan pangan sumber dari vitamin B12.
sumber hewani mengandung tingkat
protein yang relatif tinggi (lebih dari 40% Asupan Zat Gizi Dan Status Gizi Dengan
dari bahan kering) dibandingkan dengan Kadar Hb
pangan nabati yang memiliki kadar protein Hasil analisis menunjukkan asupan energi
kurang dari 15 persen (basis bahan berpengaruh signifikan dengan kadar Hb.
kering).23 Sumber terbaik zat besi dan seng Hasil ini sejalan dengan penelitian di
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 78
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
79 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 80
sebagian besar tergolong normal. Wanita 4 kali lebih tinggi mengalami IDE
dengan status gizi kurang dapat dibandingkan dengan wanita normal.22
meningkatkan risiko anemia karena Calon pengantin wanita dekat
berisiko kekurangan mikronutrien, hubungannya dengan kehamilan dan
termasuk kekurangan zat besi sehingga menyusui, oleh karena itu perbaikan status
dapat terjadi deplesi besi dan IDE.48 gizi dan anemia gizi besi serta defisiensi
Underweight karena kekurangan energi folat harus dilakukan pada periode ini
protein dapat menghambat maturasi untuk memperoleh kualitas generasi
eritrosit, menurunkan jumlah sel penerus yang baik.54
erytropoetin-sensitive precursor dan
memungkinkan kekurangan eritropoetin SIMPULAN
sehingga berisiko terjadinya anemia.48 Di Kadar Hb wanita prakonsepsi
sisi lain, status status gizi lebih juga dapat dipengaruhi oleh asupan energi, protein,
menyebabkan anemia.49 Status gizi yang zat besi, dan status gizi. Faktor yang paling
lebih pada wanita akan menyebabkan berpengaruh terhadap kadar Hb adalah
peningkatan sitokin pro-inflamasi, asupan energi dan status gizi.
khususnya IL-6 yang tinggi dalam darah
yang akan merangsang produksi hepsidin. UCAPAN TERIMAKASIH
Produksi hepsidin yang tinggi dapat Terima kasih kepada subjek
menghambat penyerapan zat besi.31,50,51 penelitian, KUA Kecamatan Pringapus dan
Berdasarkan uji regresi linear Kecamatan Sumowono, serta Departemen
ganda, faktor yang paling mempengaruhi Ilmu Gizi FK Undip. Penelitian ini dibiayai
kadar Hb adalah asupan energi (p=0,044) oleh hibah RPP Fakultas Kedokteran
dan status gizi (p=0,030). Asupan energi Universitas Diponengoro.
dari makanan merupakan faktor yang
berpengaruh langsung secara linear dalam DAFTAR RUJUKAN
menentukan status gizi. Status gizi 1. Denny A, Stanner S. Preconception
merupakan keadaan keseimbangan antara Health:The Role of Nutrition. Clincal
pemasukan dan pengeluaran energi tubuh.42 Focus Nutr. 2008:52–4.
Ketika asupan energi tubuh kurang, maka 2. Greaves L, Poole N. Preconception care
dapat menurunkan nilai IMT.52 Call for national guidelines. Canadian
Kekurangan asupan energi dapat Family Physician. 2013;59(1):1037-39.
mengganggu aktivitas enzim glikolitik 3. Van Driel LMJW, Zwolle LJH, de Vries
seperti hexokinase, kinase piruvat dan JHM, Boxmeer JC, Lindemans J,
glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD) Steegers EAP, et al. The preconception
yang mengubah permeabilitas membran, nutritional status of women undergoing
yang mengarah pada pemecahan sel darah fertility treatment: Use of a one-year
merah. Hal ini menjelaskan perempuan post-delivery assessment. e-SPEN.
yang memiliki status gizi kurang cenderung 2010;5(6):284–91.
kekurangan zat besi yang terlihat dari nilai 4. Badan Penelitian dan Pengembangan
Hb yang rendah.22 Kekurangan asupan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
energi berisiko 3,2 kali lebih besar (RISKESDAS) 2013. 2013;1–384.
mengalami kekurangan gizi (IMT<18,5 5. Ma Q, Zhang S, Liu J, Wang Q, Shen H,
kg/m2) dibandingkan dengan WUS yang Zhang Y, et al. Study on the prevalence
memiliki asupan energi cukup.53 Penelitian of severe anemia among non-pregnant
lain menyebutkan bahwa wanita women of reproductive age in rural
underweight berisiko 6 kali lebih tinggi China: A large population-based cross-
mengalami kekurangan simpanan besi dan sectional study. Nutrients. 2017;9(12):1-
15.
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
81 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 82
2015;4(1):22–27. 111.
28. Thomson CA, Stanaway JD, Neuhouser 39. Cendani C, Murbawani EA. Asupan
ML, Snetselaar LG, Stefanick ML, Mikronutrien, Kadar Hemoglobin dan
Arendell L, et al. Nutrient Intake and Kesegaran Jasmani Remaja Putri. Media
Anemia Risk in the Women’s Health Medika Indonesia. 2011;45(1):25–33.
Initiative Observational Study. J Am 40. Metz Jack. A High Prevalence of
Diet Assoc. 2011;111(4):532–541. Biochemical Evidence of Vitamin B12
29. Hardinsyah, Supariasa ID nyoman. Ilmu or Folate Deficiency Does Not Translate
Gizi, Teori & Aplikasi. Jakarta: EGC, Into a Comparable Prevalence of
Penerbit Buku Kedokteran; 2016. 87-88. Anemia. Food and Nutrition Bulletin.
30. Percy L, Mansour D, Fraser I. Iron 2008;29(2):75-85.
deficiency and iron deficiency anaemia 41. Bel-Serrat S, Stammers AL, Warthon-
in women. Best Practice & Research Medina M, Moran VH, Iglesia-Altaba I,
Clinical Obstetrics and Gynaecology. Hermoso M, et al. Factors that affect
2017;40:55–67. zinc bioavailability and losses in adult
31. Perdana WY, Jacobus DJ. Hepcidin dan and elderly populations. Nutrition
Anemia Defisiensi Besi. Cdk-235. Reviews. 2014;72(5):334–352.
2015;42(12):919–926. 42. Triyonate EM, Kartini A. Faktor
32. Gardiner PM, Nelson L, Shellhaas CS, Determinan Anemia Pada Wanita
Dunlop AL, Long R, Andrist S, et al. Dewasa Usia 23-35 Tahun. J Nutr Coll.
The clinical content of preconception 2015;4(3):259–63.
care: nutrition and dietary supplements. 43. Murray R, W.Rodwell V. Biokimia
American Journal of Obstetrics & Harper. 27th Ed. Jakarta: Penerbit Buku
Gynecology. 2008;199(6):345–356. Kedokteran; 2009.
33. Asthalina H, Laraeni Y, Putri Y, Jurusan 44. Dewi RC. Pengaruh Suplementasi
D, Poltekkes G, Mataram K, et al. Pola Tablet Tambah Darah (TTD), Seng, dan
Konsumsi (Faktor Inhibitor Dan Vitamin A Terhadap Kadar Hemoglobin
Enhancer Fe) Terhadap Status Anemia Ibu Hamil. MKM. 2008;03(01):12–19.
Remaja Putri. Kemas. 2015;11(1):80– 45. S.Gropper S, L.Groff J. Advanced
86. Nutrition and Human Metabolism. 5 ed.
34. Safwan A, Ahsan F. Association USA: Wadsworth Cengage Learning;
between Hemoglobin status with 2009. 429-469.
Vitamin C Intake. Ads Obes Weight 46. A.G. Ronnerberg, M.B. Goldman, D.
Manag Control. 2017;6(1). 1-4. Chen, I.W. Aitken, W.C. Willett, J.
35. Michelazzo FB, Oliveira JM, Stefanello Shellhub. Preconception folate and
J, Luzia LA, Rondó PHC. The influence vitamin B6 status and clinical
of vitamin A supplementation on iron spontaneous abortion in Chinese
status. Nutrients. 2013;5(11):4399– women. The American College of
4413. Obstetricians and Gynecologist.
36. Sahana ON, Sumarmi S. Hubungan 2002;100(1):107–113.
Asupan Mikronutrien Dengan Kadar 47. S.Gibson R. Principles of Nutritional
Hemoglobin Pada Wanita Usia Subur Assessment. 2nd Edition. New York:
(WUS). Media Gizi Indonesia. Oxford University Press.Inc; 2005. 479.
2014;10(2):184–191. 48. Warner RP, Dole MG, Warder J,
37. S.Gibson R. Principle of Nutritional Suskind RM. The Anemia of
Assessment. 2th Editio. New York: Malnutrition. The Malnourished Child.
Oxford University Press.Inc; 2005.446 p 1990;19(5):61–72.
38. Scoot J. Nutritional anemia: B-vitamins. 49. Qin Y, Melse-Boonstra A, Pan X, Yuan
Germany: Sight And Life Press; 2007. B, Dai Y, Zhao J, et al. Anemia in
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2
83 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83
relation to body mass index and waist 52. Cheng HL, Bryant CE, Rooney KB,
circumference among chinese women. Steinbeck KS, Griffin HJ, Petocz P, et
Nutrition Journal. 2013;12(10):1-3. al. Iron, Hepcidin and Inflammatory
50. Cepeda-Lopez AC, Osendarp SJM, Status of Young Healthy Overweight
Melse-Boonstra A, Aeberli I, Gonzalez- and Obese Women in Australia. Plos
Salazar F, Feskens E, et al. Sharply One. 2013;8(7):1–6.
higher rates of iron deficiency in obese 53. Paratmanitya Y, Hadi H. Citra tubuh ,
Mexican women and children are asupan makan , dan status gizi wanita
predicted by obesity-related usia subur pranikah. Jurnal Gizi Klinik
inflammation rather than by differences Indonesia. 2012;8(3):126–134.
in dietary iron intake. Am J Clin Nutr. 54. Dieny FF, Rahadiyanti A, Kurniawati
2011;93(5):975-983. DM. Gizi Prakonsepsi. Jakarta. Bumi
51. Stankowiak-Kulpa H, Kargulewicz A, Medika. 2019. Hal 52-53.
Styszynski A, Swora-Cwynar E,
Grzymislawski M. Iron status in obese
women. Annals of Agricultural and
Environmental Medicine.
2017;24(4):587–591.
DOI: https://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.2