Anda di halaman 1dari 10

Makalah

ETOLOGI HEWAN

(Disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Etologi yang diampu oleh
Prof. Dr. Margaretha Solang, M.Si)

Oleh

Anita I. Sado (B)


Merlin S. Mohamad (A)

JURUSAN BIOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan


yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah Etologi “Etologi hewan” ini
bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah


pengetahuan rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya
tentang “perilaku bawaan ” yang merupakan salah satu bagian dari mata kuliah
ETOLOGI

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Gorontalo, 21 September 2021

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Semua organisme memiliki perilaku. Perilaku merupakan bentuk


respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu respons dikatakan
perilaku bila respons tersebut telah berpola, yakni memberikan respons
tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Perilaku juga dapat diartikan
sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam
mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme
yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan
merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia),
yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin
kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan perilaku
tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena
pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena
akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang
menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan
pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan  atau pemeliharaan, hal ini
merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian,
diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu
genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan
sifat.

3
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1). Apa yang dimaksud dengan perilaku hewan ?
2.) Bentuk – Bentuk Perilaku Hewan
1.3  Tujuan
1).  Untuk mengetahui ilmu yang mempelajari tentang perilaku hewan.
2). Untuk mengetahui bentuk-betuk dari perilaku hewan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etologi dan Perilaku Hewan

Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi


(dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu
cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan,
mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.

Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis  yang mempelajari


aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya
dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda
Nikollas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai
merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi
Hadiah Nobell dalam bidang kedokteran di tahun 1973.

Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi


kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki
keterkaitan yang kuat dengan disiplin  ilmu-ilmu tertentu semisal
neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya
menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku
(misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski
ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok
kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog.

2.2  Bentuk Perilaku Hewan

Bentuk dari perilaku hewan dapat dibagi menjadi 2 yaitu perilaku


hewan yang berasal dari bawaan, yang diwariskan dan perilaku yang terajar
(terlatih).

Perilaku Bawaan (Yang Diwariskan)

5
Warisan memegang peranan yang penting dalam perilaku hewan.
Dalam hal meminang, perilaku hewan memastikan dahulu, jika termasuk
anggota spesies sama, bukan dari anggota yang lain, sehingga dapat
dijadikan pasangan. Misalnya, tingkah laku kunag-kunang saat
berpasangan walau menunjukkan spesiea yang sama, juga mempunyai
perilaku berbeda dalam menemukan bahwa kunang-kunang betina
mempunyai pasangannya tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari pola
cahaya dar kunang-kunang yang menyala berbeda pada waktu senja.
Kunang-kunang betina dari satu spesies akan menanggapi hanya pada
pejantan tertentu dengan memerlihatkan pola nyala lampu spesies
tertentu.

Beberapa kebiasaan meminang membantu mencegah betina


membunuh pejantan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk
berpasangan. Contohnya,pada beberapa laba-laba pejantannya lebih
kecil daripada  betina dan beresiko untuk dimakan jika pejantan
mendekati betina.sebelum berpasangan pejantan dan beberapa spesies
menunjukkan beberapa tanda-tanda. Seperti serangga membungkus diri
dalam jarring-jaring yang sempurna.sementara betina yang tidak
terbungkus dan memakan serangga. Pejantan mampu berpasangan
dengannya memerlukan penyerangan. Setelah berpasangan, pejantan
akan dimakan oleh betina.

Perilaku hewan bawaan meliputi taksis dan refleks. Taksis


bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung
mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya.
Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.

Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada


hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis
dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir,
artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang
diwariskan.

6
Perilaku bawaan insting perilaku terhadap suatu stimulus
(rangsangan) tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku ini bersifat
menurun. Hal ini dapat diuji dapat diuji dengan meneteskan hewan
ditempat terpencil, sehingga apapun yang dilakukan hewan-hewan
tersebut berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan yang
lain . tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada hewan-hewan menyusui.
Karena pada hewan-hewan menyusui selalu ada kesempatan pada
anaknya untuk belajar dari induknya .

contoh :

pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi


yang kompleks , tetapi bentuk akhir sarangnya seluruhnya bergantung
pada nalurinya , dan bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap spesies.
Walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola khusus .

Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian


yang teratur dengan baik, yang:

1.         mengarahkan kontraksi refleks otot

2.         menghambat kontraksi otot-otot antagonis

3.         terus-menerus memonitor keberhasilan yang dengannya perintah-


perintah dari otak diteruskan, dan dengan cepat dan secara
otomatis membuat setiap penyesuaian sebagai pengganti yang
perlu.

Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks,


merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi
hewan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebih
rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkai
aksi.

Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalam


untuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar

7
untuk mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut
pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung
selesai walaupun stimulus efektif segera ditiadakan. Isyarat kimia, yaitu
feromon, berfungsi sebagai pelepas penting pada serangga sosial.

Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada


interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur
perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

a) Perilaku hewan (etologi )adalah suatu cabang ilmu zoologi yang


mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor
penyebabnya.b) Bentuk perilaku hewan dapat dibedakan menjadi , yakni perilaku
yang dapat diwariskan dan perilaku yang diajarkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai