JUDUL PENELITIAN
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri berbasis ICARE
berbantuan Book Creator untuk Maningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa dan Efikasi Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Blahbatuh
B. IDENTITAS PENELITI
Nama : Ni Putu Candra Cahyani
NIM : 2023011006
Jurusan : S2 Pendidikan Matematika
Fakultas : Pascasarjana Undiksha
C. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan suatu usaha sadar
danterencana unntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekutan spriritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlah
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara”. Dari pengertian tersebut dapat kita lihat bahwa pendidikan sangat
berperan penting dalam mengembangkan SDM yang baik dan berkualitas.
Oleh karena itu, penting adanya peningkatan mutu pendidikan. Berbagai
perubahan-perubahan sudah dilakukan oleh pemerintahan Indoensia dalam dunia
pendidikan, seperti penyempurnaan kurikulum yang dilakukan. Misalnya
penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Penyempurnaan ini
tentunya dilakukan dari hasil evaluasi program pendidikan yang dilakukan oleh
masing-masing lini pendidikan yang ada. Dalam penyempurnaan tentunya tidak
hanya dpat dilakukan pemerintah dengan keputusan yang diberika. Namun peran
guru sangat perlu diperhatikan.
Dengan berlakukanya kurikulum 2013 yang menekankan pada “student center”
(pembelajaran berpusat pada siswa), maka siswalah yang menjadi tokoh utamanya
dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan
mediator dalam kegiatan pembelajaran. Ditambah lagi dengan adanya
perkembangan IPTEK, pembelajaran dengan kurikulum 2013 menuntut dunia
pendidikan untuk lebih dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam
belajar sehingga dapat mengahsilkan SDM yang berkualitas.
Pembelajaran matematika juga mengalami penyempurnaan yang sejalan
dengan kurikulum 2013 yang diberlakukan yaitu “student center” dengan
memanfaatkan teknologi yang ada. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang
universal yang dapat mendasari ilmu pengetahuan lainnya, seperti ilmu teknologi
dan informasi. Selain itu matematika dikatakan mata pelajaran pokok, karena dapat
dilihat bahwa matematika dibelajarkan dari tingkat usia dini hingga pendidikan
tinggi. Keberadaan matematika juga tidak bisa dipandang sebelah mana pada dunia
masyarakat. Maka dari itu kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika
sangat perlu ditingkatkan. Kemampuan siswa dalam memahami dan memecahkan
permasalahan dalam matematika merupakan kunci keberhasilan siswa dalam
belajar matematika. Namun pendidikan Indonesia di bidang matematika masih
memerlukan banyak perhatian. Dapat dilihat melalui peringkat kemampuan
matematika siswa di Indonesia menurut hasil studi PISA 2018 yang dirilis pada
tahun Desember 2019, menempati peringkat 73 dari 79 negara, dengan rata-rata
nilai 379 dengan skor rata-rata PISA 487 (OECD, 2019). Dari hasil studi tersebut,
dapat ditunjukkan bahwa kemampuan siswa Indoensia dalam bidang matematika
masih dapat dikatakan kurang.
Untuk menciptakan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien. Maka
diperlukannya persiapan yang baik dari semua unsur yang ada. Terdapat tiga unsur
terciptanya pembelajaran yang baik di kelas, yaitu guru, siswa, dan karakteristik
materi yang dibelajarkan. Namun tentunya masih ditemukannya permasalahan-
permasalahan yang terjadi saat kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung.
Permasalahan-permasalahan ini terjadi karena disebabkan oleh tiga unsur dalam
kegiatan pembelajaran itu, yaitu guru, siswa, dan karakteristim materi.
Dari sisi guru, untuk menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif dan
efisien, guru harus mampu mempersiapkan dirinya dengan baik melalui perangkat
pembelajaran yang baik. Menurut Suhadi (2007), perangkat pembelajaran terdiri
atas bahan ajar, media, petunjuk, alat, serta pedoman yang dapat digunakan selama
pembelajaran berlangsung. Sehingga isi dari perangkat pembelajaran yang harus
disiapkan dengan baik oleh guru yaitu, buku siswa, buku petunjuk guru, LKS, RPP,
media pembelajaran, selain itu pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggali dan
mengarahkan serta motivasi juga perlu dipersiapkan oleh guru. Namun masih
ditemukannya permasalahan yang terjadi yang disebabkan oleh guru, seperti kurang
siapnya guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang inovatif. Guru masih
berpedoman dengan satu sumber ajar yaitu buku paket. Di zaman digital seperti ini,
masih ada beberapa guru yang belum memanfaatkan teknologi dalam
pembelajaran, sehingga kurang bervariasinya proses pembelajaran. Penggunaan
media elektronik sudah mulai dilakukan, namun hanya sebatas penilaian dan
pengisian daftar hadir. Untuk pemanfaatan media dalam penyajian bahan ajar yang
atraktif masih belum ditemukan
Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru matematika di SMA Negeri 1
Blahbatuh mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa, diperoleh informasi
yaitu sulitnnya mengarahkan siswa yang masih mengalami kesulitan saat
berhadapan dengan soal pemecahan masalah. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam
memecahkan masalah matematika dikatakan beragam, seperti siswa sulit
memahami maksud dari soal yang diberikan, siswa sulit dalam mengubah soal
tersebut ke dalam bentuk operasional (memodelkan matematika), dan siswa
bingung pada langkah-langkah pemecahan masalah. Ketika siswa diberikan soal
rutin mereka paham untuk menyelesaiakan, namun ketika diberikan soal penalaran
siswa bingung dalam menyelesaikannya.
Dari sisi siswa, untuk keberhasilan pembelajaran matematika yang dilakukan
oleh siswa, maka siswa sendirilah yang harus lebih berupaya dalam belajar. Artinya
siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan barunya hingga menjadikan
pembelajaran jadi bermakna. Wawancara yang diperoleh dari beberapa siswa di
SMA Negeri 1 Blahbatuh melalui Google Form mengenai matematika dan
kemampuan pemecahan masalah yaitu siswa sulit menerjemahkan permasalahan
matematika ke dalam bentuk operasional, bingung menggunakan rumus yang mana,
ragu dengan operasi hitungnya, bingung menentukan variabel yang ditanyakan oleh
soal. Namun ada juga siswa yang memberi pendapat bahwa, matematika akan
senang dipelajari ketika siswa tersebut dapat memecahkan masalah yang diberikan.
Dari sisi karakteristik materi, guru harus mengetahui karakteristik materi yang
akan dibelajarkan kepada siswanya. Bahan ajar dan media apa yang dapat
dikombinasikan agar pembelajaran sesuai dengan beragam karekateristik yang
dimiliki oleh siswa. Selain itu model pembelajaran yang diterapkan juga harus
sesuai dengan materi yang diajarkan dan tujuan yang ingin dicapai dari materi yang
diajarkan. Dengan bahan ajar, media, dan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi dan keragaman siswa, maka pembelajaran akan berjalan lebih efektif,
efisien, dan bermakna.
Selain itu, siswa harus memiliki keyakinan akan kemampuan dalam
mempelajari materi yang dipelajarinya. Ketika siswa yakin akan dirinya, maka
siswa akan dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal. Hal ini tentunya
berkaitan dengan tingkat efikasi diri siswa dalam belajar matematika. Tidak jarang
siswa merasa takut ketika belajar matematika. Menganggap dirinya sudah tidak bisa
mengikuti pembelajaran matematika. Sedangkan ada siswa yang sudah memiliki
efikasi diri yang tinggi ketika belajar matematika, sehingga dia dapat menyakini
kemampuannya ketika diminta untuk menyelesaikan tugas dari tingkat mudah
hingga sulit. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Somawati (2018) dengan judul “Peran Efikasi Diri (Self Efficacy) terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika” yang mendapatkan hasil bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara efikasi diri terhadap pemecahan masalah
matematika. Hal ini berarti bahwa dalam menyelesaiakan maslah matematika,
semakin tinggi efikasi diri siswa, maka semakin tinggi kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah matematika. Maka dari itu pentingnya mengetahui efikasi
diri siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga guru maupun siswa dapat
mengetahui solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efikasi diri sisiwa
dalam belajar matematika.
Berdasarkan pemaparan di atas dan hasil studi PISA 2018, dalam penelitian ini
akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi buku siswa dan buku
petunjuk guru berbasis model pembelajaran ICARE berbantuan Book Creator.
Materi yang akan digunakan yaitu trigonometri kelas X, karena karakteristik materi
trigonomteri itu sendiri memerlukan daya visualisasi siswa. Hal ini didukung
setelah dilakukan survey secara acak kepada 19 siswa SMA Negeri 1 Blahbatuh
mengenai materi yang sulit dipelajari yaitu, Trigonometri berada di peringkat satu
seperti berikut ini.
Selain itu pengaplikasi trigonometri bisa dijumpai pada kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran ICARE memiliki lima langkah yaitu Introduction,
Connection, Apply, Reflect, dan Extend. Pertama introduction, tahap pendahuluan
ini siswa diberikan permasahalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Kemudian kedua Connection, guru mengajar siswa
untuk mengingat kembali atau mengaitkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan pengetahuan baru yang dipelajarinya. Pada tahap ini, media pembelajaran
dapat digunakan sebagai media eksplorasi siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuan barunya. Media eksplorasi dalam penelitian ini yaitu melalui
GeoGebra yang disisipkan di buku siswa yang dibuat pada Book Creator. Setelah
siswa mampu mengkostruksi pengetahuan barunya dari hasil eksplorasinya,
kemudian tahap ketiga Apply, yaitu siswa mengaplikasikan pengetahuan yang
diperolehnya dalam menyelesaiakan permasalahan yang diberikan. Siswa
merencanakan dan menyelesaiakan prosedur pemecahan masalah terkait
permasaalahan yang diberikan. Setelah siswa dapat menyelesaiakannya, langkah
keempat Reflect, yaitu siswa diajak mengecek kembali penyelesaian yang
diperolehnya tahap demi tahap kemudian mempresentasikannya di depan kelas
untuk menyamakan persepsi dari seluruh siswa ketika terdapat perbedaan.
Kemudian setelah melakukan refleksi, masuk ke tahap lima Extend, yaitu guru
memberikan kuis sebagai rangkaian evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa
memahami materi yang dipelajari dan mampu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan materi yang dipelajarinya. Selain itu, guru dapat memberikan permasalahan
yang sifatnya pengayaan untuk memperluas dan memperkuat pengetahuannya.
Penggunaan perangkat pembelajaran dan model yang tepat dapat memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar. Penggunaan Book Creator sebagai “tool”
penyajian bahan ajar dalam bentuk buku siswa yang atraktif dapat menarik
perhatian siswa dalam belajar. Karena dalam buku siswa berbatuan Book Creator
ini siswa dapat mempelajari materi, mengeksplor pengetahuan yang dipelajari
(melalui geoGebra), menonton video pembelajaran, dan melakukan penilaian diri
(melalui GeoGebra atau Google Form). Penggunaan aplikasi-aplikasi ini sejalan
dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ada.
Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pengetahuannya dengan cara
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan perangkat pembelajaran yang
disipakn dengan baik oleh guru, juga diselipkan motivasi oleh guru. Sehingga
pembelajaran yang diikuti oleh siswa dapat bermakna dan dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika dan efikasi diri siswa dalam belajar
trigonometri. Apabila siswa sudah mampu memecahkan masalah dan
meningkatkan efikasi dirinya saat belajar matematika, maka untuk belajar
matematika kedepannya siswa akan lebih termotivasi dan lebih siap dalam
mempelajari materi matematika selanjutnya.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dengan cara mengembangkan perangkat pembelajaran
trigonomteri berbasis model ICARE berbantuan Book Creator untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan meningkatkan efikasi diri
siswa dalam belajar trigonometri berupa buku siswa dan buku petunjuk guru.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri berbasis
ICARE berbantuan Book Creator untuk Maningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa dan Efikasi Diri Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Blahbatuh”.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu rumusan
masalah yaitu “Bagaimana karakteristik perangkat pembelajaran Trigonometri
berbasis model ICARE berbantuan Book Creator untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalahan dan efikasi diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Blahbatuh?”
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui karakteristik perangkat pembelajaran Trigonometri
berbasis model ICARE berbatuna Book Creator untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan efikasi diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Blahbatuh.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini secara umum yang diharapkan mencakup dua macam
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Berikut adalah uraian manfaat teoritis
dan manfaat praktis dari penelitian ini.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa refrensi
penelitian pada bidang pendidikan matematika, khususnya dalam memotivasi
pendidik dalam mengembangkan dan menerapkan perangkat pembelajaran
matematika yang inovatif dan kreatif.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pelaku pendidikan, seperti siswa, guru, sekolah, peneliti, dan praktis bidang
lainnya.
a. Bagi Siswa
Melalui pengembangan perangkat pembelajaran berbasis model ICARE
berbantuan Book Creator ini, diharpakan siswa mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan efikasi diri pada materi trigonometri.
b. Bagi Guru
Melalui pengembangan perangkat pembelajaran ini, diharapkan dapat
bermanfaat secara praktis oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
memberikan wawasan kepada guru mengenai perangkat pembelajaran
matematika berbasis model ICARE berbantuan Book Creator. Sehingga
guru dapat menggunakan dan mengembangkan perangkat pembelajaran ini
menjadi lebih inovatif dan kreatif.
c. Bagi Sekolah
Melalui pengembangan perangkat pembelajaran ini, diharpakan dapat
memberikan motivasi dalam pembuatan perangkat-perangkat pembelajaran
lainnya yang lebih inovatif. Sehingga kualitas pembelajaran di sekolah
dapat meningkat.
d. Bagi Praktis Bidang Lainnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memebrikan sumbangan pikiran dan
pengalaman dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika
yang lebih inovatif. Selain itu, diharapkan pula dapat meningkatkan mutu
penndidikan Indonesia.
G. KETERBATASAN
Dengan terbatasnya waktu, biaya, dan tenaga, sehingga perlu adanya
pembatasan dalam penelitian ini. Ruang lingkup penelitian ini yaitu hanya
terbatas pada pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis
ICARE berbatuan Book Creator untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan efikasi diri siswa kelas X pada materi Trigonometri berupa buku
siswa dan buku petunjuk guru.
H. PENJELASAN ISTILAH
Untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi terhdap insilah-istilah yang
digunakan pada penelitian ini, maka perlu dijelasakan beberapa pengertian dari
istilah berikut ini.
1. Perangkat Pembelajaran Matematika
Perangkat pembelajaran matematika merupakan segala sesuatu atau
persiapan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Prodyk
perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan pada penelitian ini
yaitu buku siswa dan buku petunjuk guru. Kualitas suatu produk dapat
dikatakan baik apabila memenuhi tiga kategori yaitu valid, efektif, dan
praktis. Dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran yang dikembangkan
digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan pemecahan maslah
dan efikasi diri siswa pada pembelajaran trigonometri.
2. Model ICARE
Model ICARE merupakan suatu model pembelajaran yang memiliki lima
langkah dalam pelaksanaanyanya yaitu langkah pertama, Introduce
(pendahuluan) untuk mengetahui pemahaman awal siswa dan minat siswa
akan matematka. Langkah kedua, Connection (menghubungkan), untuk
membantu siswa agar dapat mengatkan pengetahuan pengetahuan yang
sudah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari,
dibantu dengan media eksplorasi. Langkah ketiga, Apply
(mengaplikasikan), pemberian permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari (soal pemecahan masalah), kemudian siswa
menyelesaikan secara individu atau kelompok berdasarkan pengetahuan
yang diperolehnya. Langkah keempat, Reflect (refleksi), guru bersama
siswa membuat kesimpulan terkait materi trigonometri yang sudah
dipelajari dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa
menyampaikan rangkumannya, dan memberikan pembenaran sebagai
persamaan persepsi. Dan langkah kelima, Extend (perpanjangan) dilakukan
untuk mengetahuan sejauh mana pemahaman siswa dan memperluas
pengetahuan siswa mengenai trigonometri dengan cara pemberian kuis dan
latihan tugas rumah.
3. Book Creator
Book Creator merupakan suatu “tool” atau tempat penyajian informasi.
Dalam pendidikan, penggunaan Book Creator dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang atraktif. Atraktif yang dimaksudnya yaitu,
penyajian media dapat lebih inovatif dengan audio, video, dan visual.
Perangkat pembelajaran yang menggunakan Book Creator yaitu pembuatan
buku guru dan buku siswa. Dengan mensinkronkan bahan ajar, LKS, media
pembelajaran, dan penilaian diri dalam satu wadah yaitu Book Creator.
4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika.
Keberhasilan kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimiliki
siswa dipengaruhi oleh tiga unsur yaitu, guru, siswa, dan karakteristik
materi. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada penelitian
ini akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh berdasarkan jawaban siswa
terhadap tes pemecahan masalah.
5. Efikasi Diri Siswa
Efikasi diri merupakan keyakinan seorang siswa terhadap kemampuanya
dalam mengatur dan melaksanakan tugas, mencapai sutau tujuan,
menguasai situasi, serta menguasai suatu keterampilan. Terdapat tiga
dimensi yang dapat digunakan untuk mengetahui efikasi diri seorang siswa
yaitu magnitude, strength, dan generality. Pada penelitian ini, efikasi diri
siswa akan ditunjukan berdasarkan hasil skor angket efikasi diri yang
diperoleh berdasarkan jawaban siswa terhadap angket efikasi diri yang
diberikan.
I. KAJIAN PUSTAKA
I.1 Perangkat Pembelajaran Matematika
Perangkat pembelajaran adalah segala sesuatu atau persiapan yang disusun
oleh guru baik secara kelompok maupun individu agar pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasinya dapat dilaksanakan secara sistematis dan
memperoleh hasil yang diharapkan (Nazarudin, 2007:111). Menurut Suhadi
(2007:24), perangkat pembelajaran adalah seperangkat alat, bahan, media,
pedoman, dan petunjuk yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Dari
kedua pengertian tersebut, hal tersebut didukung oleh pendapat Hamalik (2008)
yaitu sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran diharapkan guru telah
mempersiapkan terlebih dahulu bahan ajar, alat peraga, pertanyaan yang
sifatnya mengarahkan dan menggali untuk memancing keaktifan siswa,
mengetahui kemampuan awal siswa, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
untuk menghasilkan proses pembelajaran baik, guru harus mempersiapakan
perangkat pembelajaran dengan baik. Perangkat pembelajaran yang pada
umumnya digunakan meliputi: RPP, LKS, buku guru, buku petunjuk guru, dan
media pembelajaran.
a. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku yang diperuntukan bagi siswa sebagai
panduan segala aktivitas pembelajaran di kelas. Selain itu buku siswa dapat
memudahkan siswa dalam menguasi kompetensi tertentu yang
dipelajarinya. Buku siswa tidak hanya sekedar bahan bacaan saja,
melainkan digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses
pembelajaran. Buku siswa yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu buku
siswa yang menggunakan model pembelajaran ICARE. Model ini dalam
buku siswa memberikan permasalahan nyata yang sering dialami siswa,
sehingga dapat membantu siswa dalam menghubungkan materi yang
dipelajari dengan permasalahan sehari-hari yang dialami. Buku siswa
memuat KI, KD, peta konsep, masalah-masalah nyata yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari. Buku siswa dalam penelitian ini akan
disajikan pada suatu media berbasis online yaitu Book Creator.
b. Buku Petunjuk Guru
Buku petunjuk guru merupakan buku panduan bagi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Buku petunjuk guru yang
dimaksud pada penelitian ini adalah buku petunjuk guru yang memuat tata
cara pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model
ICARE. Model ini dalam buku petunjuk guru, memberikan tata cara
penyelesaian soal-soal yang terdapat pada LKS. Selain itu buku petunjuk
guru memuat KI, KD, serta petunjuk pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model ICARE.
c. Media Pembelajaran
Menurut Hamalik (2004), media pembelajaran merupakan suatu alat,
teknik, metode yang digunakan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan
interaksi maupun komunikasi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan
siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang baik tentunya
memerlukan kriteria dalam pembuatannya. Arsyad (2013:74) menyatakan
bahwa kriteria dalam pemilihan media pembelajaran bersumber didasarkan
pada konsep bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Selain itu, Saud (2009:97) menyatakan
terdapat beberapa prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yaitu
sebagai berikut.
1. Tepat guna, dapat digunakan sesuai dengan kompetensi dasar.
2. Berdaya guna, mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Bervariasi, mampu mendorong meningkatkan motivasi belajar siswa.
J. METODE PENELITIAN
J.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian desain (design research) yang mengacu
pada penelitian pengembangan Plomp. Model ini memiliki lima fase yaitu, 1)
penelitian awal (preliminary research), 2) Prototipe (prototyping), dan 3)
penilaian (assessment). Dari setiap fase tersebut terdapat proses pengembangan
disetiap langkahnya.
J.2 Tempat dan Waktu Penelitian
SMA Negeri 1 Blahbatuh merupakan tempat penelitian yang digunakan
untuk melakukan uji coba perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Ada
dua faktor pemilihan tempat penelitian ini yaitu dari faktor kelayakan dan faktor
keterjangkauan. Faktor kelayakan, SMA Negeri 1 Blahbatuh ini sudah
menerapkan kurikulum 2013, sehingga layak dijadikan sebagai tempat
penelitian. Faktor keterjangkauan, SMA Negeri 1 Blahbatuh memiliki lokasi
yang dekat dengan rumah peneliti. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.
J.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dari penelitian ini adalah orang yang terlibat dalam
terciptanya perangkat pembelajaran yang valid, efektif, dan praktis. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Blahbatuh.
Objek penelitian dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaran
trigonomeri berbasis model ICARE berbantuan Book Creator untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan efikasi diri siswa pada
materi Trigonometri.
J.4 Prosedur Penelitian
Menurut Plomp (2010) dalam Suharta (2018) menyatakan bahwa
pelaksanaan penelitian desain tipe pengembangan terdiri atas tiga fase yaitu: 1)
penelitian awal (preliminary research), 2) Prototipe (prototyping), dan 3)
penilaian (assessment). Fokus dari massing-masing fase penelitian desain pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Preliminary research
Pada fase ini, kegiatan yang dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan dan
konteks, mereview literatur, studi lapangan, dan menetapkan konsep
pengembangan yang akan digunakan pada penelitian ini. Hal-hal yang akan
dilakukan pada fase ini adalah sebagai berikut.
d. Melakukan kajian yang berkaitan dengan Buku Teks Matematika Wajib
kelas X khususnya pada materi trigonometri. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui isi buku, penyajian materi, contoh soal beserta
pembahasannya, latihan-latihan soal, dan tugas-tugas yang ada apa sudah
sesuai dengan silabus yang digunakan di sekolah penelitian.
Menganalisis silabus materi trigonometri yang bertujuan untuk
mengetahui kompetensi inti dan dasar pada materi trigonomteri yang
tentunya berkaitan dengan model ICARE.
e. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui informasi yang berkaitan
dengan aktivitas dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
siswa, permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa,
karakteristik siswa (seperti kemampuan pemecahan masalah dan efikasi
diri siswa), serta menganalisis materi.
f. Mengkaji berbagai sumber yang berkaitan dengan model ICARE
berbantuan Book Creator, hal ini bertujuan untuk mengetahui dan
merancang proses pembelajaran matematika. Menyusun karekteristik
pembelajaran matematika pada materi trigonometri serta buku yang
berbasis model ICARE berbantuan Book Creator. Kemudian
karakteristik pembelajaran ini diimplementasikan ke dalam RPP dan
karakteristik buku diimplementasikan ke dalam buku siswa atau buku
petunjuk guru. RPP dan buku petunjuk guru dapat diintegrasikan.
2. Prototyping
Pada fase ini, kegiatan yang dilakukan yaitu meningkatkan kualitas
produk dan penyempurnaan rencana pelaksanaan lapangan. Hal-hal yang
akan dilakukan pada fase ini adalah sebagai berikut.
a. Melakukan uji ahli (validasi) draf I dengan melibatkan dua orang pakar
dalam pendidikan matematika dan satu guru matematika SMA senior.
Pakar yang akan ditunjuk disesuaikan dengan kedalaman dan relevansi
pengetahuan atau pengalaman yang dimilikinya. Hal-hal yang akan
divalidasi mencangkup kesesuaian diantara Silabus, KI, KD, konsep
trigonomteri, karakteristik model ICARE yang berbasis pemecahan
masalah dalam RPP, buku guru dan buku siswa dalam perangkat
pembelajaran matematika. Selain itu, akan dilakukan validasi juga
terhadap konsistensi antara komponen satu dengan komponen lainnya.
b. Merevisi hasil uji ahli, sehingga memperoleh draf II yang mencakup
perangkat pembelajaran matematika berbasis model ICARE berbantuan
Book Creator apakah sudah memenuhi kriteria atau belum.
c. Melakukan uji coba terbatas kepada beberapa siswa dalam suatu kelas di
beberapa pertemuan. Uji coba terbatas ini dilakukan sebagai upaya
memperoleh gambaran keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model ICARE
berbantuan Book Creator pada materi trigonometri. Pada uji coba
terbatas ini, akan dilakukan evaluasi formatif yang melibatkan guru dan
siswa dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti
observasi, tes pemecahan masalah, angket efikasi diri siswa, serta
hasilnya akan digunakan untuk merevisi draf II, sehingga hasil revisi
digunakan sebagai draf III. Jika belum memenuhi kriteria, maka
dilakukan revisi untuk penyempurnaan.
d. Melaksanakan uji coba lapangan I di beberapa kelas. Kegiatan uji coba
lapangan I ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk yang
dibuat, serta mendapatkan karakteristik perangkat pembelajaran
trigonometri berbasis model ICARE berupa buku siswa maupun buku
petunjuk guru yang efektif dan praktis.
3. Assessment
Pada fase ini dilakukan penilaian yang merupakan lanjutan dari fase
sebelumnya. Penilaian yang akan dilakukan yaitu penilaian semi-sumatif
untuk memperoleh produk final. Semi-sumatif ini terjadi ketika intervensi
yang didapatkan pasca penialian masih memerlukan peningkatan pada
kualitas produknya. Hal-hal yang dilakukan pada fase ini adalah sebagai
berikut.
a. Melaksanakan uji coba lapangan II di beberapa kelas (banyak kelas lebih
banyak dari pada kelas uji coba I).
b. Dalam uji coba lapangan II dan akhir uji coba akan dilaksanakan
penilaian semi-sumatif menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi, tes pemecaham masalah, dan angket efikasi diri siswa. Hasil
dari uji coba lapangan II ini akan digunakan sebagai bahan revisi
selanjutnya. Sehingga pada akhirnya diperoleh karakteristik perangkat
pembelajaran berbasis ICARE berbantuan Book Creator yang
dituangakan pada produk final.
Untuk kegiatan yang dilakukan pada masing-masing fase pada penelitian
desain menurut Plomp dalam Suharta (2018) dapat dilihat pada bagan di bawah
ini.
J.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Instrumen untuk mengukur validitas perangkat pembelajaran yang
meliputi, lembar validasi buku siswa dan lembar validasi buku petunjuk
guru.
2. Instrumen untuk mengukur efektivitas perangkat pembelajaran yaitu
dengan tes pemecahan masalah dan angket efikasi diri untuk siswa.
3. Instrumen untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan, angket respon siswa dan guru terhadap keterlaksanaan
penelitian, angken respon siswa terhadap buku siswa, dan angket respon
guru terhadap buku siswa dan buku petunjuk guru.
J.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut.
1. Kualitas perangkat pembelajaran matematika dengan model ICARE
berbantuan Book Creator pada materi trigonometri yang meliputi buku
siswa dan buku petunjuk guru diharapkan dapat diukur dengan mengukur
kevalidan, efektivitas, dan kepraktisannya.
a. Kevalidan perangkat pembelajaran diukuur menggunakan lembar
validasi oleh pakar pendidikan matematika dan guru matematika
senior.
b. Efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat
melalui keterlibatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran,
respon siswa, kemampuan pemecahan masalah, dan efikasi diri dari
setiap siswa. Data yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perangkat pembelajaran dapat diperoleh dengan menggunakan angket,
data kemampuan pemecahan masalah diperoleh dengan menggunakan
tes pemecahan masalah yang terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi
dan validitas konstruk, serta tingkat efikasi diri siswa dalam
pembelajaran matematika diperoleh dengan menggunakan angket
efikasi diri berdasarkan teknik penskalaan Bandura.
c. Kepraktisan perangkat pembelajaran terkait keterlaksaannya diukur
menggunakan angket respon siswa dan guru, angket respon siswa
terhadap buku siswa, serta angket respon guru terhadap buku siswa dan
buku petunjuk guru. Pernyataan dalam angket respon siswa memiliki
penilaian dengan 4 (empat) skala penilaian, yaitu sangat setuju (skor
4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju (skor
1). Rata-taa skor angket respon siswa dan respon guru diperoleh dengan
menjumlahkan skor untuk setiap pernyataan kemudian membaginya
dengan banyaknya item pertanyaan pada angket respon yang
digunakan.
2. Data menggenai silabus, KI, dan KD dikumpulkan melalui studi pustaka.
Data mengenai karakteristik siswa diperoleh dengan menggunakan angket
dan wawancara terbuka. Sedangkan data mengenai permasalahan-
permasalahan yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung dikelas
diperoleh dengan melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi
yang dibuat.
J.7 Teknik Analisis Data
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa respon guru, respon siswa,
hasil tes kemampuan pemecahan masalah, serta hasil respon angket efikasi diri
siswa. Sehingga untuk memperoleh data-data tersebut, diperlukannya
instrumen yang berkualitas pula untuk mendukung perolehan data yang
diperoleh. Teknik analisis data yang digunakan dalam memganalisis data pada
penelitian ini yaitu teknis analisis data kualitatif. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman.
Dimana ada empat langkah yang digunakan yaitu reduksi data, display data,
kesimpulan dan verifikasi, serta penarikan kesimpulan. Ada tiga aspek yang
dapat menentukan kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada
penelitian ini, yaitu validitas, efektivitas, dan kepraktisan.
1. Validitas Perangkat Pembelajaran
Menurut Sugiyono (2010:173), suatu alat evaluasi dapat dikatakan
valid apabila alat tersebut dapat mengevaluasi apa yang seharusnya
dievaluasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa validitas merupakan suatu
gambaran yang menyatakan bawah instrument yang dapat mengukur apa
yang ingin diukur. Ada dua macam validitas yang akan digunakan yaitu
validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi adalah validitas yang
digunakan untuk mengetahui ketepatan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan ditinjau dari materi yang dievaluasi dalam hal ini
trigonomteri. Sedangkan validitas konstruk adalah validitas yang digunakan
untuk mengetahui ketapatan perangkat yang dikembangkan yaitu buku
siswa dan buku petunjuk guru.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk
adalah sebagai berikut.
a. Indikator validitas konstruks yang digunakan yaitu untuk mengetahui
ketapatan perangkat yang dikembangkan yaitu buku siswa dan buku
petunjuk guru.
b. Menentukan rata-rata skor lembar validasi perangkat pembelajaran yang
diperoleh dari masing-masing validator.
c. Rata-rata skor seluruh validator dijumlahkan, kemudian dicari rata-rata
skor total.
d. Mengkonversi rata-rata skor total menjadi nilai kualitatif untuk
menentukan validitas dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dengan menggunakan kriteria berikut ini.
Tabel 2. Kriteria Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Skor Kriteria
3,5 ≤ 𝑆𝑟 ≤ 4,0 Sangat Valid
2,5 ≤ 𝑆𝑟 ≤ 3,5 Valid
1,5 ≤ 𝑆𝑟 ≤ 2,5 Tidak valid
1,0 ≤ 𝑆𝑟 ≤ 1,5 Sangat tidak valid
(Sadra, 2007)
Keterangan:
Sr adalah skor rata-rata berdasarkan hasil validasi.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑟 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐼𝑡𝑒𝑚
Kriteria yang harus dicapai agar perangkat pembelajaran dapat
digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah minimal (sekurang-
kurangnya) adalah mencapai kategori valid.
Sedangkan untuk mengukur validitas isi menggunakan teknik
Gregory dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Indikator validitas isi yang digunakan yaitu untuk mengetahui ketepatan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari materi yang
dievaluasi dalam hal ini trigonomteri.
b. Validator melakukan penilaian terhadap instrumen perbutir, dengan
skala 1-2-3-4.
c. Skala dikelompokkan seperti skor 1-2 menjadi kurang relevan dan 3-4
dikelompokkan menjadi sangat relevan.
d. Hasil penialain oleh validator ditabulasi silang, misal terdapat dua
validator, tabel tabulasi silang menjadi seperti berikut.
Tabel 3. Tabulasi Penilaian Pakar
Penilai 1
Kurang Relevan Sangat Relevan
(skor 1-2) (skor 3-4)
Kurang Relevan
(A) (B)
(skor 1-2)
Penilai 2
Sangat Relevan
(C) (D)
(skor 3-4)
Koefisien validitas isi dihitung dengan menggunakan rumus dibawah
ini.
D
VI (Candiasa, 2010a)
A B C D
Keterangan:
VI = Validitas Isi
Keterangan:
M : Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan
masalah siswa
N : Jumlah siswa
Sr adalah rata-rata skor angket respon guru maupun angket respon siswa.
skor total
Sr
banyak item
kategori praktis.
Gading, Ketut. 2014. Pengaruh Pelatihan Kendali Diri dan Jenis Kelamin
Terhadap Prilaku Prokrasinasi Akademik Siswa SMP. Malang: Disertasi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Jan Van den Akker,
Robert Maribe Braneh, Ken Gustafson, and Tjeerd Plomp (Ed). London:
Kluwer Academic Plubisher.
OECD. 2019. PISA 2018 Insight and Interpretation: OECD. (diakses pada tanggal
9 Oktober 2021, pada link:
https://www.oecd.org/pisa/PISA%202018%20Insights%20and%20Interpr
etations%20FINAL%20PDF.pdf)