Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu melalui panca

indra dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Notoatmojo, 2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Overt Behaviour).

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta

dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai

konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun

lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan

tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.

Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus

menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi

karena adanya pemahaman-pemahaman baru (Notoatmojo, 2007).

9
10

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat sesuatu materi

yang telah dipelajari sebelumya, termasuk mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami merupakan kemampuan untuk

menjelaskan sacara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut sacara banar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam

konteks dan situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan


11

rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah

kesehatan dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-

kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,

sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun susuatu

informasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu


12

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain:

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya memberikan pengetahuan sehingga

tejadi perubahan perilaku positif yang meningkat dan dapat

meningkatkan tingkat pendidikan.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.

Pengalaman sangat berkaitan dengan umur dan pendidikan

seseorang, semakain tinggi pendidikan maka pengalaman akan

semakin luas, begitu juga dengan umur, semakin tua umur

seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.


13

Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah tingkat pendidikan, budaya, informasi dan

pengalaman.

d. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

melakukan wawancara atau angket yang menjawab isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Bila seseorang

dapat menjawab pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan

lancar, baik secara lisan maupun tulisan maka dikatakan dia

mengetahui hal itu ( Notoatmodjo, 2010).

Hasil persentase lalu diinterpretasikan menjadi beberapa

kategori, dalam memberikan penilaian menggunakan kategori jarak

ordinal dengan rentang nilai menurut (Arikunto, 2006), yaitu:

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76% - 100%

2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56% - 75%

3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai 0 - 55%

2. Remaja

a. Pengertian

Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin

adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan

yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi

juga kematangan sosial dan psikologis (Widyastuti, 2009).


14

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10 sampai 20

tahun. WHO menyatakan walaupun definisi di atas terutama

didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, batasan tersebut

berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia

tersebut dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja

akhir 15-20 tahun. dalam definisi tersebut dikemukakan tiga

kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga

secara lengkap pengertian remaja menurut WHO adalah sebagai

berikut :

1) Remaja adalah suatu masa di mana individu berkembang

dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2) Remaja adalah suatu masa di mana individu mengalami

perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-

kanak menjadi dewasa.

3) Remaja adalah terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-

ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih

mandiri.

Dalam pada itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri

menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI)

adalah 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah 10


15

sampai 19 tahun. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai

adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni

antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa perkembangan

organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.

Selanjutnya terdapat 6 penyesuaian diri yang harus

dilakukan remaja yaitu:

1) Menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya

dalam kepribadiannya

2) Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat

(memenuhi syarat) dalam kebudayaan di mana ia berada

3) Mencapai kedewasaandengan kemandirian, kepecayaan diri,

dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan

4) Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat

5) Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas,

dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan

kebudayaan

6) Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman

sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan (sarwono, 2010)

Jadi kesimpulannya masa remaja merupakan masa

transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang

ditandai dengan datangnya masa pubertas, adanya

perkembangan fisik yang maksimal dan sudah mampu


16

bereproduksi. Bersamaan dengan pertumbuhan fisik tersebut

berkembang pula aspek psikologis dan aspek sosialnya.

b. Proses perkembangan remaja

Pada umumnya permulaan masa remaja ditandai dengan

perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.

Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik, juga akan

dimulainya proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka

mulai melepaskan diri dari ikatan dengan kedua orangtuanya.

Kemudian perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam

cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan

sesorang individu dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1) Faktor Endogen/Internal (dari dalam individu sendiri)

Faktor endogen sudah ada sejak lahir, bahkan sejak permulaan

pertumbuhan benih menjadi janin. Faktor Endogen terdiri dari:

a) Faktor keturunan, merupakan faktor yang diwarisi oleh

anak dari orangtuanya

b) Faktor konstitusi, merupakan faktor khusus yang

terdapat atau terjadi pada anak itu sendiri

c) Faktor endogen individual : semua sifat, bakat,

kemampuan dalam benuk potensi, proses

perkembangan dan kecepatannya ditentukan oleh

susunan gen (pembawa sifat) dalam kromosom. Setiap


17

gen menentukan suatu ciri khas misalnya rambut

keriting, warna kulit, bentuk bibir, bentuk hidung, dan

lain sebagainya.

d) Faktor endogen umum : yang bersifat ontologis dan

individual adalah faktor kematangan. Kematangan

individu mengikuti setiap proses perencanaan yang

berbeda bagi setiap individu (Bebasari, 2004).

2) Faktor Eksogen/Eksternal (dari luar individu)

Merupakan faktor yang berasal dari individu dan turut

mempengaruhi proses perkembangan individu.

Faktor eksogen dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :

a) Lingkungan, pada masa remaja faktor lingkungan

memang peranan yang cukup besar. Pengaruh yang

cukup besar ini dimungkinkan oleh sifat remaja yang

mudah dipengaruhi atau labil. Lingkungan terdiri dari

beberapa komponen diantaranya :

i. Lingkungan sosial : lingkungan orang-orang

diluar lingkungan keluarga, teman-teman

disekeliling rumah atau dimana remaja sering

berada atau berkumpul. Pengaruh lingkungan

sosial terlihat dari cara berpakaian, penggunaan

bahasa, perbuatan, dan cara berfikir.


18

ii. Lingkungan geografis : keadaan cuaca, iklim,

keadaan tanah, daerah tempat tinggal seorang

individu dibesarkan.

iii. Lingkungan sekolah : meliputi instruktur dan

kepribadian masing-masing yang turut

mempengaruhi perkembangan remaja. Tanapa

disadari seorang instruktur dengan cara-cara

mengajar, sikap, dan pandangannya tidak saja

mempengaruhi perkembangan intelek tetapi

seluruh perkembangan anak didiknya.

b) Makanan, mempengaruhi perkembangan fisik dan

penampilan pada masa remaj, dimana kebutuhan akan

makanan meningkat sesuai dengan pertumbuhan

fisiknya.

c) Belajar, merupakan faktor yang berasal dari lingkungan,

sengaja dipersiapakan supaya aktif dan efektif

mempengaruhi bentuk perkembangannya (Bebasari,

2004).

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa. Remaja yang masih dalam proses

perkembangannya mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok

terutama kebutuhan rasa aman, rasa sayang, dan kebutuhan

harga diri.
19

c. Tahap perkembangan remaja

Menurut Petro Blos dalam Sarwono (2011) ada 3 tahap

perkembangan remaja, dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan :

a) Remaja awal (early adolescence)

Pada tahap ini remaja masih terheran-heran akan

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri

dengan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan itu. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang

secara erotis.

b) Remaja menengah (midle adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman.

Remaja senang kalau banyak teman yang menyukainya.

Ada kecenderungan “narcistic” yaitu mencintai diri sendiri,

dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang

sama dengan dirinya sendiri. Selain itu remaja tahu harus

memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai

atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau matrealis,

dan sebagainya.

c) Remaja akhir (late adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolodasi menuju tahap dewasa

dan ditandai dengan mencapai 5 hal, yaitu : minat yang


20

makin mantap dengan fungsi intelek, egonya mencari

kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam

pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual

yang tidak akan berubah-ubah lagi, egosentrisme

(memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan

keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang

lain, dan tumbuh “dinding” yang memisahkan diri

pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the

publik).

Menurut Departemen Kesehatan RI ciri-ciri

perkembangan remaja dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

a) Masa remaja awal (10-12 tahun)

Ciri-ciri yang khas pada remaja awal antara lain: lebih

dekat dengan teman sebaya, ingin bebas, lebih banyak

memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir

abstrak.

b) Masa remaja tengah (13-15 tahun)

Ciri khas remaja tengah antara lain: mencari identitas

diri, timbulnya keinginan untuk kencan, mempunyai

rasa cinta yang mendalam, mengembangkan

kemampuan berfikir abstrak, dan berkhayal tentang

aktivitas seks.
21

c) Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Ciri dari remaj akhir antara lain: penampakan

kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari kencan

sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat

mewujudkan rasa cinta, dan mampu berfikir abstrak

(sarwono, 2011).

d. Perubahan pada masa remaja

Ketika seorang memasuki usia remaja, akan mengalami

perubahan-perubahan dibandingkan dengan masa sebelumnya

yaitu masa anak-anak. Perubahan tersebut mencakup perubahan

fisik, baik yang bisa dilihat dari luar maupun yang tidak kelihatan,

dan juga mengalami perubahan emosional yang kemudian

tercermin dalam sikap dan tingkah laku. Kepribadian pada masa ini

dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga,

tetapi juga lingkungan sekolah maupun teman-teman pergaulan di

luar sekolah, di samping itu pengaruh lain yang berasal dari

pesatnya kemajuan teknologi informasi baik media cetak maupun

media elektronik. Wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal

tersebut akan mempengaruhi remaja dalam proses mencari jati diri.

a) Perubahan fisik pada perempuan

Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat

dalam tubuh, terutama hormone estrogen dan progesteron,

mulai berperan aktif sehingga mulai tumbuh payudara,


22

panggul mulai melebar serta membesar dan akan

mengalami menstruasi atau haid, di samping itu akan mulai

tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan vagina/

kemaluan.

Beberapa dari remaja mengalami tumbuhnya

jerawat pada wajah. dan perubahan lainnya seperti:

1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,

anggota-angota badan menjadi panjang)

2. Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di

kemaluan

3. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal

setiap tahunnya

4. Kulit dan rambut mulai berminyak

5. Keringat bertambah banyak

6. Lengan dan tungkai kaki bertambah besar

7. Pantat berkembangan lebih besar

8. Indung telur mulai membesar

9. Vagina mulai mengeluarkan cairan

b) Perubahan fisik laki-laki

Sama halnya dengan remaja perempuan, hormone

testoteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus

disekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis,

terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya


23

jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-

waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lain

yaitu:

1. Pertumbuhan tulang-tulang

2. Testis (buah pelir) membesar

3. Kulit dan rambut mulai berminyak

4. Lengan dan tungkai kaki bertambah besar

5. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga

tidak terlihat seperti anak kecil lagi

6. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang

7. Tumbuh jakun

8. Suara berubah menjadi berat

9. Penis dan buah zakar membesar

c) Perubahan emosional/psikologi yang terjadi di antara remaja

Selain terjadi perubahan fisik, remaja juga

mengalami perubahan-perubahan emosi, pikiran, perasaan,

lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi

(sarwono, 2011).

3. Seksualitas

a. Pengertian

Seksualitas adalah bagaimana orang merasakan dan

mengekspresikan sifat dasar dan ciri-ciri seksualnya yang khusus.


24

Seksualitas merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik pria

maupun perempuan. Seperti tubuh dan jiwa yang berkembang,

seksualitas juga berkembang sejak masa kanak-kanak, remaja,

sampai dewasa. Seksualitas diekspresikan dalam bentuk perilaku

seksual, yang didalamnya tercakup fungsi seksual.

Perilaku seksual dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: (1)

dorongan seksual; (2) keadaan kesehatan tubuh; (3) psikis; (4)

pengetahuan seksual; (5) pengalaman seksual sebelumnya.

Pengetahuan seksual yang benar dapat memimpin seseorang

kearah perilaku seksual yang rasional, bertanggung jawab dan

dapat membantu membuat keputusan priibadi yang penting tentang

seksualitas.

Sebaliknya, pengetahuan seksual yang salah dapat

mengakibatkan persepsi yang salah tentang seksualitas sehingga

selanjutnya akan menimbulkan perilaku yang salah dengan segala

akibatnya (pangkahila, 2005)

4. Pengetahuan seks yang perlu diketahui oleh Remaja

Pengetahuan seks yang perlu diketahui oleh remaja tidak

terbatas dari orang tua saja tetapi remaja sendiri harus

mengembangkan diri untuk terus belajar. Dalam hal ini penulis

mencoba menyajikan tentang pengetahuan seks dasar yang


25

seharusnya diketahui oleh remaja. Pengetahuan seks tersebut

meliputi:

a. Pengetahuan tentang organ seksual perempuan

Dibedakan menjadi :

1) Organ seksualitas eksterna (bagian luar) meliputi :

a) Mons veneris adalah bagian menonjol diatas simpisis dan

pada wanita dewasa ditutup oleh rambut kemaluan.

b) Labia Mayora terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong

mengecil ke bawah terdiri atas jaringan lemak. Sering

disebut bibir besar.

c) Labia minora yaitu suatu lipatan tipis dari kulit di sebelah

dalam bibir besar.

d) Vulva yaitu berbentuk lonjong dengan ukuran panjang

dari muka ke belakang. Dibatasi di muka oleh klitoris,

kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh

perineum.

e) Bulbus vestibuli sinistra et dekstra terletak di bawah

selaput lendir vulva, dekat ramus os pubis.

f) Introitus vagina selalu dilindungi oleh labia minora dan

ditutupi oleh selaput dara (hymen).

g) Perineium, yaitu terletak antara vulva dan anus

panjangnya rata-rata 4 cm.


26

2) Organ seksualitas interna (bagian dalam) meliputi :

a) Vagina (liang kemaluan)merupakan suatu penghubung

antara introitus dan uterus. Panjang vagina ± 9 cm. fungsi

dari vagina adalah untuk hubungan seksual, sebagai jalan

lahir bagi bayi dan untuk pemeriksaan ginekologis.

b) Uterus atau rahim. Berbentuk seperti buah peer atau

alpukat. Ukurannya sebesar telur ayam dengan ukuran

panjang ± 7–7,5 cm. fungsi dari uterus adalah untuk

tempat tumbuhnya endometrium (yang akan keluar

sebagai haid) dan tempat tumbuhnya bayi bila ada

kehamilan.

c) Tuba fallopi merupakan saluran penghubung antara

fimbria dan uterus. Fungsi dari tuba fallopi adalah tempat

konsepsi terjadi dan menyalurkan ovum ke uterus.

d) Ovarium (indung telur) adalah tempat produksi telur.

Pada wanita umumnya memiliki dua indung telur kanan

dan kiri. Ovarium besarnya sebesar ibu jari tangan dengan

ukuran panjang ± 4cm (Manuaba, 2009).

b. Pengetahuan tentang organ seksual laki-laki.

Dibedakan menjadi :

1) Organ seksualitas eksterna (bagian luar) meliputi :


27

a) Penis

Penis terbuat dari jaringan spons yang lembut dan sel-sel

darah. Ketika bayi laki-laki lahir, penis diselubungi

semacam kulit luar yang longgar. Untuk tujuan

kebersihan dan kesehatan kelebihan kulit yang menutupi

penis dipotong (disunat) kira-kira 1–1,5 cm sehingga

penis mudah dibersihkan. Alat reproduksi laki-laki yang

tidak terlihat terdiri dari testis (buah zakar) tempat

dimana diproduksi sperma. Setiap hari diproduksi 100-

300 juta sperma.

b) Buah zakar

Buah zakar terdiri dari kantung zakar yang terbuat dari

kulit yang halus dan berkeriput dimana di dalamnya

terdapat sepasang testis.

2) Organ seksualitas interna (bagian dalam) meliputi :

a) Testis menghasilkan hormon testoteron, androgen dan

spermatozoa yang diproduksi dalam jumlah ratusan.

b) Vas deferens (saluran vas) yaitu yang menghubungkan

testis dengan kelenjar prostat. Melalui saluran ini

spermatozoa dipompa melalui kelenjar prostat untuk

disimpan sementara.

c) Kelenjar prostat yaitu tempat penyimpanan spermatozoa

untuk sementara, sementara disimpan spermatozoa itu


28

dicampur dengan zat cair yang dinamakan air mani

(semen). Pada waktu senggama atau onani (masturbasi)

air mani yang berisi spermatozoa dipancarkan ke luar

melalui uretra (saluran kencing). Pemancaran air mani ini

biasanya terjadi pada puncak kepuasan seksual

(orgasmus) disebut ejakulasi.

d) Urethra ( saluran kencing) yaitu tempat keluarnya air

mani dalam keadaan penis bereaksi. Dalam keadaan tidak

bereaksi atau jika orang yang bersangkutan buang air

kecil, maka uretha siap dilalui oleh air seni yang berasal

dari kandung kencing. Jadi saluran kencing bertugas

ganda, kadang-kadang sebagai saluran air mani dan pada

waktu lain bisa sebagai saluran air seni.

c. Pengetahuan tentang hormon-hormon reproduksi

1) Pada perempuan:

a) Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium

sehingga tumbuh dan proliferasi.

b) Progesteron mempunyai pengaruh terhadap endometrium

yang telah berproliferasi sehingga menyebabkan kelenjar-

kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi.

2) Pada laki-laki

Testosterone mempunyai penghasil sperma yang dihasilkan

oleh testis (Manuaba, 2009).


29

d. Proses terjadinya menstruasi

Secara berkala sel telur yang sudah matang akan

dikeluarkan dari indung telur. Sel telur ini akan bergerak melalui

saluran telur menuju rahim. Sementara itu rahim secara berkala

akan mengalami penebalan pada dinding-dindingnya sehingga

jika diperlukan ia akan siap menerima hasil konsepsi

(pembuahan). Jika sel telur tidak bertemu dengan sperma yang

berarti ia tidak terbuahi maka sel telur dan seluruh jaringan yang

terbentuk pada dinding rahim akan rontok (luruh), dikeluarkan

dari rahim sebagai menstruasi (haid).

e. Proses terjadinya mimpi basah dan onani/masturbasi

Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya.

Sperma tidak selalu harus dikeluarkan, dalam hal ini akan diserap

oleh tubuh dan dikeluarkan melalui keringat, kotoran cair dan

padat. Sperma bisa saja dikeluarkan melalui proses yang disebut

ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa

terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui

mimpi basah. Keluarnya sperma bisa juga melalui rangsangan

yang dilakukan oleh remaja laki-laki terhadap alat kelaminya, hal

ini disebut masturbasi atau onani. Sperma mampu hidup di dalam

vagina selama 72 jam dan di udara luar mampu hidup selama 24

jam. Masturbasi adalah menyentuh, menggosok, dan meraba

bagian tubuh yang peka yang menimbulkan rasa menyenangkan


30

(body sex organ) untuk mendapat kepuasan (orgasm). Masturbasi

lebih sering dilakukan oleh remaja laki-laki, tetapi bisa juga

dilakukan oleh remaja perempuan. Misalnya laki-laki masturbasi

dengan meraba penisnya, remaja perempuan menyentuh

klitorisnya hingga dapat menimbulkan perasaan yang sangat

menyenangkan. Masturbasi secara medis tidak akan menganggu

kesehatan, namun secara psikologis jika hal ini sering dilakukan

akan menyebabkan terganggunya kosentrasi pada remaja tertentu.

f. Masa subur

Masa subur adalah masa di mana terjadinya pelepasan sel

telur pada wanita. Titik puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14

sebelum masa menstruasi berikutnya seringkali tidak pasti pada

remaja. Pada masa remaja pencegahan kehamilan dengan tidak

melakukan hubungan seksual pada masa subur, tidak dapat

diandalkan. Ini disebabkan oleh siklus menstruasi pada remaja

wanita biasanya tidak teratur. Remaja yang sudah produktif akan

mengalami mestruasi yang pada umumnya terjadi pada usia 8-13

tahun dengan siklus selama 28 hari (antara 21 sampai 35 hari).

Siklus menstruasi pada remaja perempuan ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor diantaranya faktor nutrisi/gizi, kondisi fisik,

stress, latihan dan olahraga (Induniasih, 2004).


31

g. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang

ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual

akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan

berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.

Jenis IMS yang banyak ditemukan yaitu:

1) Gonore (GO) mencakup semua penyakit yang disebabkan

oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Kejadian penyakit gonore

dipengaruhi oleh banyaknya prostitusi dan kebebasan

berhubungan seksual di luar nikah, masa tunas gonore sangat

singkat umumnnya berkisar mulai beberapa jam sampai 2-5

hari. Keluhan subjektif berupa rasa gatal, panas di bagian

distal uretra, kemudian disusul disuria, kadang-kadang disertai

darah, dapat pula nyeri pada waktu ereksi.

2) Sifilis (raja singa) adalah penyakit yang disebabkan oleh

Treponema pallidum, merupakan penyakit kronis dan bersifat

sistemik, selama perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh

organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh,

dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan.

Penularan sifilis melalui hubungan seksual, kontak langsung

dari luka yang mengandung treponema, treponema dapat

melewati mukosa yg normal atau luka pada kulit.


32

3) Herpes genetalia adalah infeksi pada genetal yang disebabkan

oleh Herpes simplex virus (HSV) dengan gejala khas berupa

vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema. Masa

inkubasi penyakit ini umumnya berkisar antara 3-7 hari, tetapi

dapat lebih lama. Biasanya didahului rasa terbakar dan gatal

di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya

lesi.

4) Klamidia disebabkan oleh Klamidia trachomatis. Gejala-

gejalanya antara lain: keluarnya cairan dari vagina (keputihan

encer), berwarna putih kekuningan, rasa nyeri dipanggul,

perdarahan setelah berhubungan seksual. Komplikasi yang

mungkin terjadi antara lain: penyakit radang panggul dengan

berakibat kemandulan dan kehamilan di luar kandungan,

infeksi mata yang berat dan radang paru-paru pada bayi baru

lahir, memudahkan penularan HIV (Kusmiran, 2011).

5) Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang

disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Biasanya ditularkan

melalui hubungan seksual tetapi dapat juga melalui pakaian,

handuk yg terkontaminasi atau berenang. Masa inkubasi

penyakit ini 4 hari -3 minggu. Gejala klinis dari

Trikomoniasis yaitu cairan berwarna kehijauan dan berbusa,

sering menimbulkan keluhan rasa gatal dan perih pada vulva

serta kulit sekitarnya.


33

6) Kandidiasis vagina adalah infeksi vagina atau vulva oleh

kandida, khususnya Candidiasis albicans. Gambaran klinis

kandidiasis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva, dan

keputihan yang tidak berbau. Gejala khas adalah rasa

gatal/iritasi disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam

(masam). Keputihan bisa banyak, berwarna putih keju atau

seperti krim susu (Daili, 2005).

7) Kondiloma akuminata (HPV) disebabkan oleh virus Human

papilloma. Gejala yang khas terdapat satu atau beberapa kutil

di sekitar daerah kemaluan. Komplikasi yang mungkin terjadi

adalah kutil (lesi) dapat membesar dan tumbuh bersama, dan

akhirnya menimbulkan kanker mulut rahim. Pengobatan pada

penyakit ini hanya sampai pada tahap menimbulkan kutilnya

saja, tetapi tidak mematikan virus penyebabnya.

8) HIV/AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune

Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala

akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terlihat

karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah

singkatan dari Human immune virus. Orang yang terinfeksi

virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain

karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara

drastis. HIV/AIDS termasuk IMS karena salah satu cara

penularannya adalah hubungan seksual dengan orang yang


34

telah terinfeksi virus HIV. Cara penularan ini merupakan yang

tersering di Indonesia dewasa ini.

Cara-cara penularannya adalah sebagai berikut:

a) Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan

dengan orang yang positif terinfeksi virus HIV.

b) Pemakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus

HIV.

c) Menerima transfusi darah yang tercemar HIV

d) Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya

ke bayi dalam kandungannya (Manuaba, 2009).


35

B. LANDASAN TEORI

1. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa.

Menurut WHO, remaja adalah mereka yang telah mencapai umur 12-

24 tahun.

2. Pengetahuan adalah proses pemberian bukti oleh seseorang melalui

proses pengingatan atau pengenalan informasi, ide atau fenomena yang

diperoleh sebelumnya. Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, perasaan atau perabaan.

3. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata seks berarti jenis kelamin.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin disebut

seksualitas. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat

luas, diantaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial dan

kultural (Imram, 2000).


36

C. KERANGKA KONSEP

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori tersebut diatas

maka disusun kerangka konsep penelitian.

Pengetahuan seks remaja

Tingkat 1. Pengetahuan organ


Pengetahuan seksual perempuan
2. Pengetahuan organ
seksual laki-laki Seksualitas
Tahu 3. Pengetahuan hormon
reproduksi
Paham 4. Proses terjadinya
menstruasi
Aplikasi 5. Proses terjadinya
mimpi basah
Analisis 6. Masa subur
Sintesis 7. Infeksi menulur
seksual
Evaluas

Gambar 1. Kerangka Konsep penelitian

Keterangan:

= Diteliti

= Tidak diteliti

Anda mungkin juga menyukai