Anda di halaman 1dari 96

1

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AKHIR


TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS XI
DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan
Program Studi Diploma III Kebidanan
Universitas Respati Yogyakarta

Disusun Oleh :

RATNA TRI ARIATI

09150006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2012
2

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipersiapkan dan disusun oleh:

RATNA TRI ARIATI

09150006

Telah diperiksa, disetujui, dan siap untuk dipertahankan di hadapan Tim


Penguji Karya Tulis Ilmiah Universitas Respati Yogyakarta, pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 08 Juni 2012

Jam : 13.30 wib

Ruang : Mikro Teaching

Pembimbing I Pembimbing II

Ariyanto Nugroho, SKM, M.Sc Leli Susanti, S.Si.T


NIK : 450506002 NIK : 450607003
3

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AKHIR


TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS XI
DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Karya Tulis Ilmiah


yang dipersiapkan dan disusun oleh

RATNA TRI ARIATI


09150006

Telah diseminarkan dan dipertahankan di hadapan


Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah
pada tanggal 8 Juni 2012

Dosen Penguji :
Penguji I
Masruroh, S.Si.T, M.Pd (……………………)
NIK: 450607004

Penguji II
Ariyanto Nugroho, SKM, M.Sc (……………………)
NIK : 450506002

Penguji III
Leli Susanti, S.Si.T (……………………)
NIK : 450607003

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Lenna Maydianasari, SST, M.P.H

NIK : 450607001
4

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di

suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti keterangan di atas tidak benar maka

saya bersedia untuk bertanggung jawab sesuai dengan peraturan hukum yang

berlaku.

Yogyakarta, Juni 2012

Ratna Tri Ariati


5

MOTTO

Andalkan dan serahkan semua pada Tuhan dengan selalu berusaha, belajar,
bekerja, berdoa, berserah…

Hadapi apa yang ada didepanmu dan jangan pernah menunda apa yang harus
dilakukan sekarang karena waktu terus berputar…

Jangan pernah mengeluh ketika masalah menghampirimu,,,karena itu tak akan


menyelesaikan masalah,, hadapi semua dengan senyuman karena semua pasti
berlalu dan semua indah pada waktunya…

Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya (Markus 9:23)
6

HALAMAN PERSEMBAHAN

KTI ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
segala cinta kasih dan terang roh kudus sehingga penulis dapat menyelesaikan
KTI ini tepat waktu

Bapak dan Mamak

Terimakasih bapakku (Dwi siharjo) dan mamakku (Sulihanti) yang senantiasa


memberikan doa serta kasih sayang yang tulus untuk saya sampai saat ini, yang
selalu mengingatkan dan memberikan semangat dalam segala hal. Yang selalu
memberikan apa yang terbaik buat saya. Engkau sungguh berharga dalam
kehidupan ku, walaupun mamak & bapak susah engkau sllu mencukupkan. Semua
ini awal dari saya untuk membahagiakan dan bikin bangga bapak mamak.

Keluarga

Buat mb’ susi, mz jhoni, keponakanku jessika, mbah’ ti, dan seluruh keluarga
besarku yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dalam menyelesaikan
KTI ini. Dan tidak lupa mz arhie yang memberikan dukungan & semangat.

Teman2ku

Buat mb’icha, mb’selvi, ana, ria temen2 kost yang sangat gokil yang selalu
memberikan dukungan & semangat, yang memberikan keceriaan, tawa & canda
disaat sedih. aku akan selalu mengenang kalian semua.

Teman2 kelas A6.1

Semua teman2 A6.1 yang senantiasa memberikan dukungan & semangat dalam
menyelesaikan KTI ini, yang selalu memberikan keceriaan dalam perkuliahan dan
cibi-cibi terima kasih buat semangatnya.
7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AKHIR


TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS XI
DI SMK BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Ratna Tri Ariati1, Ariyanto Nugroho2, Leli Susanti3

INTISARI
Latar Belakang : Seksualitas sering kali dipandang sebagai sesuatu yang tabu
dan tidak pantas untuk diperbincangkan. Hal ini menyebabkan rendahnya
pengetahuan dan pemahaman remaja tentang seksualitas. Dampak nyata yang
terlihat di masyarakat diantaranya perilaku seks bebas yang dilakukan remaja.
Hasil wawancara dengan 10 siswa diketahui 6 orang tahu tentang seksualitas
sedangkan 4 sisanya tidak tahu.
Tujuan Penelitian : Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas
pada siswa kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMK
Bopkri 1 Yogyakarta sebanyak 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Alat pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan Maret-April 2012. Analisis data
penelitian menggunakan analisis deskriptif.
Hasil: Tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas pada siswa Kelas XI di
SMK Bopkri 1 Yogyakarta sebagian besar dalam kategori cukup sebesar 60%.
Karakteristik siswa kelas XI SMK Bopkri 1 Yogyakarta sebagian besar berumur
17 tahun (56,75%), sebagian besar berjenis kelamin perempuan (71,7%), sebagian
besar orang tua bekerja sebagai wirausaha (41,7%), sebagian besar tinggal dengan
orang tua (90%), sebagian besar pernah mendapat informasi (88,3%).
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas pada siswa Kelas
XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta sebagian besar dalam kategori cukup.
Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, seksualitas, remaja

1
Mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta
2
Universitas Respati Yogyakarta
3
Universitas Respati Yogyakarta
8

KATA PENGANTAR

Salam Damai Sejahtera

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan limpahan rahmat dan kasihNya, sehingga penulis bisa

menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah dengan lancar dan tepat

waktu. Karya Tulis Ilmiah yang dibuat berjudul “Gambaran Tingkat

Pengetahuan Remaja Akhir Tentang Seksualitas pada Siswa Kelas XI di

SMK Bopkri 1 Yogyakarta”.

Dalam penyusunan karya tulis imiah ini tentunya melibatkan

berbagai pihak yang telah bersedia memberikan kesabaran dan bimbingan

serta memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.OK selaku Rektor Universitas Respati

Yogyakarta.

2. Prof. Dr. drg. Tri Budi W. Rahardjo, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

3. Lenna Maydianasari, SST, M.P.H selaku Ketua Program Studi D-III

Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

4. Masruroh, S.Si.T, M.Pd selaku penguji 1 yang telah memberikan saran,

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.


9

5. Ariyanto Nugroho, SKM, M.Sc., selaku pembimbing I, yang telah

memberikan saran, bimbingan dan bantuan dalam penyusunan karya

tulis ilmiah.

6. Leli Susanti, S.Si.T selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan, saran dan dukungan pada penulis.

7. Zahra zakiyah, S.Si.T selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, saran dan motivasi pada penulis.

8. Mamak, Bapak, Mba’Susi, Mas Jhoni, Jessi tercinta yang senantiasa

mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini.

9. Teman-teman mahasiswa kebidanan A6.1 yang selalu membantu dan

memberikan semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

10. Mb’Icha, mb’Selvi, Ana, Ria yang selalu memberikan semangat dan

keceriaan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

11. Segenap dosen Universitas Respati Yogyakarta yang secara tidak

langsung telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

mengerjakan Karya Tulis Ilmiah.

12. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta.

13. SMK Bopkri 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang terkait dengan penelitian ini. Dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan


10

karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Karena itu

dengan lapang hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Yogyakarta, Juni 2012

Penulis
11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................. vi
HALAMAN INTISARI .............................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................ xvi

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .......................................................... 7

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori ................................................................. 9
1. Pengetahuan ............................................................. 9
a. Pengertian .......................................................... 9
b. Tingkat Pengetahuan ......................................... 10
c. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan 12
d. Pengukuran Pengetahuan .................................. 13
2. Remaja....................................................................... 13
a. Pengertian ........................................................... 13
b. Proses Perkembangan Remaja ........................... 16
c. Tahap Perkembangan Remaja ............................ 19
d. Perubahan pada Masa Remaja ........................... 21
3. Seksualitas ................................................................. 23
a. Pengertian ............................................................ 23
4. Pengetahuan seks yang perlu diketahui oleh Remaja 24
a. Pengetahuan organ seksual perempuan .............. 25
b. Pengetahuan organ seksual laki-laki ................... 26
c. Pengetahuan tentang hormon reproduksi ............ 28
d. Proses terjadinya menstruasi ............................... 29
e. Proses terjadinya mimpi basah dan onani .......... 29
f. Masa Subur ........................................................ 30
g. Infeksi Menular Seksual ..................................... 31
12

B. Landasan Teori .............................................................. 35


C. Kerangka Konsep .......................................................... 36

BAB III: METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................... 37
B. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................... 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 37
D. Variabel Penelitian ......................................................... 38
E. Definisi Operasional........................................................ 39
F. Jenis dan Cara Pengupulan Data ..................................... 39
G. Instrumen Penelitian........................................................ 40
H. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 41
I. Rencana Analisis Data .................................................... 44
J. Jalannya Penelitian .......................................................... 46

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ............................................................... 48
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................ 48
2. Deskripsi Karakteristik Responden ........................... 49
3. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Seksualiatas .. 50
B. Pembahasan ..................................................................... 50
1. Karakteristik Penelitian ............................................. 50
2. Tingkat Pengetahuan Remaja Akhir tentang
Seksualitas ................................................................. 52
C. Keterbatasan Penelitian ................................................... 57

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..................................................................... 58
B. Saran ............................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep……………………………………… 36


14

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner ...............................................................................41


Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pada Siswa Kelas XI di
SMK Bopkri 1 Yogyakarta ...................................................................49
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Seksualitas
Pada Siswa Kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta ............................50
15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan untuk menjadi Responden


Lampiran 2 : Pernyataan Kesediaan menjadi Responden Penelitian
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Kunci Jawaban
Lampiran 5 : Hasil Analisis data
Lampiran 6 : Foto Pengambilan Data
Lampiran 7 : Surat-surat
16

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome


BKKBN : Badann Koordinasi Keluarga Berencana
DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta
Depkes : Departemen Kesehatan
GO : Gonore
HIV : Human Immune Virus
HPV : Human Papilloma Virus
HSV : Herpes Simplex Virus
ICPD : International Conference on Population and Development
IMS : Infeksi Menular Seksual
PKBI : Pekumpulan Keluarga Berencana Indonesia
WHO : World Health Organization
17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tumbuh kembang adalah proses berkesinambungan yang terjadi

sejak intrauterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses

mencapai dewasa, anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang

termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah tahap transisi antara masa

anak dan dewasa dimana terdapat fase tumbuh, timbul ciri-ciri seks

sekunder, tercapai fertilisas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik

serta kogninif. Pada tahap ini remaja mengalami perubahan perkembangan

penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual (Soetjiningsih, 2004).

Remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah

kelompok usia 12-24 tahun. Sementara menurut Departemen Kesehatan

(DepKes), masa remaja atau pubertas berada pada rentang usia 10-19

tahun. Perkiraan jumlah remaja penduduk dunia adalah 27-30%, dan 83%

dari remaja tersebut berada pada negara berkembang (WHO, 2000).

Sementara di Indonesia jumlah remaja berusia 11-21 tahun berkisar sekitar

22% dari jumlah penduduk atau lebih kurang 40 juta jiwa. Menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), besarnya proporsi

penduduk yang berusia remaja ini dapat menimbulkan beberapa masalah

yang mengkhawatirkan apabila tidak diadakan pembinaan yang tepat

dalam perjalanan hidupnya terutama kesehatannya (BKKBN, 2001).


18

Menurut International Conference on Population and Development

(ICPD) mengenai kesehatan reproduksi remaja sehubungan dengan

kependudukan dan pembangunan, yaitu masalah reproduksi sehat, seksual

remaja pranikah, kasus kehamilan tidak dikehendaki, Infeksi Menular

Seksual (IMS) dan aborsi pada remaja. Hal ini dikarenakan kurangnya

akses remaja terhadap pengetahuan dan informasi yang baik dalam

pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi. Hasil penelitian

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), sekitar 15% remaja

usia 10 tahun hingga 24 tahun di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 62

juta, telah melakukan hubungan seksual di luar nikah (PKBI, 2007).

Berdasarkan penelitan BKKBN tahun 2005–2006 di Kota-kota

besar mulai dari Jabodetabek, Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar,

ditemukan sekitar 47 % hingga 54 % remaja mengaku melakukan

hubungan seks sebelum menikah. Hasil penelitian tersebut, BKKBN

merekomendasikan, ada beberapa faktor mendorong remaja melakukan

hubungan seks pranikah diantaranya, pengaruh liberalisme dan pergaulan

bebas, kemudian lingkungan dan keluarga, serta pengaruh media massa,

khususnya TV dan internet (Masri, 2008).

Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia dan memiliki

sumbangan teramat besar bagi perkembangan dunia. Penduduk dunia saat

ini berjumlah 6,3 miliar. Setengah dari remaja tersebut terdapat di Asia

Tenggara (WHO, 1993). Penduduk Indonesia berjumlah 213 juta 30%

diantaranya atau 62 juta adalah remaja. Menurut PKBI-DIY (2001)


19

kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22% yang terdiri dari 50,9%

remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Lestari, 2007).

Yogyakarta sebagai kota pelajar dengan wilayah yang cukup besar,

merupakan tempat yang rentan terhadap seks bebas. Hasil konseling di

klinik Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa

Yogyakarta (PKBI DIY) angka kehamilan tidak dikehendaki di kalangan

remaja masih tinggi, yaitu tahun 2004 sebanyak 560 kasus, 2005 sebanyak

550 kasus, dan 2006 sebanyak 430 kasus dengan usia bervariasi terbanyak

usia 18-24 tahun (PKBI, 2007).

Masa remaja akan menguasai tugas perkembangan yang penting

dalam pembentukan hubungan-hubungan baru dan yang lebih matang

dengan lawan jenis, dan dalam memainkan peran yang tepat dalam

seksnya. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang seks, namun

orang tua tidak mengenal istilah pendidikan seks, karena seks dianggap

tidak biasa, aneh, dan sangat tabu, bahkan mungkin dianggap porno. Oleh

karena itu pendidikan seks sangat diperlukan karena dengan seks

diusahakan timbulnya sikap emosional yang sehat dan bertanggung jawab

tentang seks sehingga seks bagi remaja tidak dianggap sesuatu yang kabur,

rahasia, mencemaskan bahkan menakutkan (Gunarsa, 2004).

Pandangan yang setuju mengenai pendidikan seks menyatakan

bahwa remaja yang telah mendapat pendidikan seks tidak cenderung lebih

sering melakukan hubungan seks, tetapi mereka yang belum pernah

mendapat pendidikan seks cenderung lebih banyak mengalami kehamilan


20

yang tidak dikehendaki. Akan tetapi di pihak lain, ada pihak-pihak yang

tidak setuju dengan pendidikan seks, karena dikhawatirkan dengan

pendidikan seks, anak-anak yang belum saatnya tahu tentang seks jadi

mengetahuinya dan karena dorongan keinginan tahu yang besar yang ada

pada remaja, mereka jadi ingin mencobanya (Sarwono, 2010).

Kenyataan menunjukkan bahwa, seks bebas dapat mengakibatkan

banyaknya masalah dikalangan kaum remaja, baik remaja pria maupun

wanita (Kartono, 2003). Remaja membutuhkan pertumbuhan kapasitas

untuk intimasi dan berafiliasi untuk menjalin hubungan dengan lawan

jenis. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua dalam suatu keluarga

merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya (Darwin, 2010). Pendidikan

seks secara holistik dan terpadu perlu diberikan kepada anak sedini

mungkin dan juga kepada orang tua dan konselor (Soetjiningsih, 2004).

Berdasarkan uraian diatas, didapat bahwa pengetahuan remaja

akhir tentang pendidikan seks dipengaruhi oleh faktor keluarga dan faktor

lingkungan sosial, karena kedua faktor ini menganggap seks sebagai hal

yang tidak pantas untuk dibicarakan. Oleh karena itu peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang hal tersebut agar remaja akhir dapat lebih

mengenal tentang seks yang terdiri dari perubahan organ reproduksi,

hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan, serta kelainan-kelainan

seksual.

Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMK Bopkri 1

Yogyakarta, yang memiliki jumlah siswa khususnya siswa Kelas XI


21

sebesar 60 siswa. Peneliti melakukan wawancara kepada guru BP bahwa

belum ada yang pernah melakukan penelitian tentang seksualitas ataupun

pemberian informasi khusus tentang seksualitas terhadap siswa-siswi

sekolah. Peneliti juga melakukan wawancara kepada 10 siswa di SMK

Bopkri 1 Yogyakarta. Hasil wawancara 10 siswa tersebut didapatkan hasil

bahwa 6 dari 10 siswa tersebut mengetahui mengenai seks. Karena mereka

sangat mudah untuk mendapatkan informasi mengenai seks, disamping

letak sekolahnya yang sangat strategis. Dan 4 siswa lainnya yang belum

mengetahui mengenai seks hal ini dikarenakan materi seks belum masuk

dalam kurikulum pendidikan. Siswa lebih banyak mendapatkan informasi

mengenai seks dengan mengakses informasi melalui internet (membuka

situs yang terkadang terdapat unsur pornografi) tanpa pengawasan dari

orangtua dan banyak dari mereka lebih terbuka dengan teman sebayanya.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan, maka peneliti

ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan

Remaja Akhir tentang Seksualitas pada Siswa Kelas XI di SMK Bopkri 1

Yogyakarta”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan "Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Akhir

tentang Seksualitas pada Siswa Kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta”.


22

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas pada

siswa Kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Memberikan pengetahuan yang luas dan menyeluruh tentang

seksualitas sehingga para remaja sedini mungkin bisa mengerti tentang

pengertian, manfaat dan dampak yang ditimbulkan jika kurangnya

pengetahuan tentang seksualitas.

2. Manfaat praktis

a. Bagi institusi pendidikan Universitas Respati Yogyakarta

(UNRIYO) agar dapat dijadikan referensi sebagai bahan

pembelajaran dan kebijaksanaan dalam memberikan materi

pengetahuan tentang seksualitas bagi anak didiknya.

b. Bagi SMK Bopkri 1 Yogyakarta, agar dapat dijadikan referensi

sebagai bahan pembelajaran dan kebijaksanaan dalam memberikan

materi pengetahuan tentang seksualitas bagi anak didiknya.

c. Bagi peneliti sendiri agar dapat menambah wawasan dan

pengetahuan untuk penerapan ilmu yang telah di dapat selama

kuliah tentang perkembangan seks pada remaja, serta agar mampu

memberikan arahan yang membangun pada remaja-remaja generasi

masa depan yang berguna dan berkualitas.


23

E. KEASLIAN PENELITIAN

1. Safitri (2010) “Hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan

sikap terhadap seks bebas siswa kelas XI SMU N 1 Depok, Sleman,

Yogyakarta”. Jumlah sampel 140 siswa. Metode penelitian deskriptif

analitik, dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang

digunakan adalah simple random sampling. Dengan hasil penelitian

tidak ada hubungan antara pengetahuan siswa kelas XI terhadap seks

bebas. Hal ini ditunjukan dengan nilai p value: 0,077 lebih tinggi dari

tingkat signifikansi 0,05 dan harga korelasi pearson 0,15.

2. Putriyani (2008) “Hubungan antara kesehatan reproduksi dengan sikap

seksual remaja pada siswa SMA Negeri 2 Klaten”. Jumlah sampel 135

siswa. Metode penelitian deskriptif analitik korelasi, dengan

pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah

stratified proportional random sampling. Dengan hasil penelitian

terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan

sikap seksual remaja pada siswa SMA Negeri 2 Klaten terlihat dari

hasil analisis kendall’s tau r= 0,477 > r table= 0.195 dengan tingkat

signifikan 0,00 (p<0,05).

3. Ceria (2007) “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang

Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Remaja terhadap Seks Bebas di

SMU N 1 Saden, Bantul, Yogyakarta ”. Jumlah sampel 146 siswa.

Metode penelitian analitik non eksperimental dengan pendekatan cross

sectional. Analisa bivariat dengan uji statistik dengan chi square


24

dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Dengan hasil uji

statistic karakteristik dengan tingkat pengetahuan didapatkan nilai p:

0,000 dan p: 0,023, analisis karakteristik dengan sikap didapatkan p:

0,000 dan p: 0,125 sedangkan, hasil analisis tingkat pengetahuan

dengan sikap didapatkan p: 0,002 r: 0,256. Terdapar hubungan antara

karakteristik dengan tingkat pengetahuan, dan terdapat hubungan

antara karakteristik dengan sikap. Tetapi tidak ada hubungan yang

signifikan antara karakteristik dengan sikap.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berjudul

“Gambaran tingkat pengetahuan remaja akhir tentang seksualitas pada

siswa kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta”. Perbedaan penelitian

yang akan dilakukan peneliti dengan peneliti sebelumnya terletak pada

tempat, waktu, sampel dan metode penelitian. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan

total sampling.
25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu melalui panca

indra dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Notoatmojo, 2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Overt Behaviour).

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta

dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai

konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun

lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan

tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.

Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus

menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi

karena adanya pemahaman-pemahaman baru (Notoatmojo, 2007).


26

d. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat sesuatu materi

yang telah dipelajari sebelumya, termasuk mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami merupakan kemampuan untuk

menjelaskan sacara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut sacara banar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam

konteks dan situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan


27

rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah

kesehatan dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-

kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,

sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun susuatu

informasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu


28

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain:

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya memberikan pengetahuan sehingga

tejadi perubahan perilaku positif yang meningkat dan dapat

meningkatkan tingkat pendidikan.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.

Pengalaman sangat berkaitan dengan umur dan pendidikan

seseorang, semakain tinggi pendidikan maka pengalaman akan

semakin luas, begitu juga dengan umur, semakin tua umur

seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.


29

Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah tingkat pendidikan, budaya, informasi dan

pengalaman.

f. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

melakukan wawancara atau angket yang menjawab isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Bila seseorang

dapat menjawab pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan

lancar, baik secara lisan maupun tulisan maka dikatakan dia

mengetahui hal itu ( Notoatmodjo, 2010).

Hasil persentase lalu diinterpretasikan menjadi beberapa

kategori, dalam memberikan penilaian menggunakan kategori jarak

ordinal dengan rentang nilai menurut (Arikunto, 2006), yaitu:

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76% - 100%

2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56% - 75%

3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai 0 - 55%

2. Remaja

a. Pengertian

Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin

adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan

yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi

juga kematangan sosial dan psikologis (Widyastuti, 2009).


30

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10 sampai 20

tahun. WHO menyatakan walaupun definisi di atas terutama

didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, batasan tersebut

berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia

tersebut dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja

akhir 15-20 tahun. dalam definisi tersebut dikemukakan tiga

kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga

secara lengkap pengertian remaja menurut WHO adalah sebagai

berikut :

1) Remaja adalah suatu masa di mana individu berkembang

dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2) Remaja adalah suatu masa di mana individu mengalami

perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-

kanak menjadi dewasa.

3) Remaja adalah terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-

ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih

mandiri.

Dalam pada itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri

menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI)

adalah 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah 10


31

sampai 19 tahun. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai

adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni

antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa perkembangan

organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.

Selanjutnya terdapat 6 penyesuaian diri yang harus

dilakukan remaja yaitu:

1) Menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya

dalam kepribadiannya

2) Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat

(memenuhi syarat) dalam kebudayaan di mana ia berada

3) Mencapai kedewasaandengan kemandirian, kepecayaan diri,

dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan

4) Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat

5) Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas,

dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan

kebudayaan

6) Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman

sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan (sarwono, 2010)

Jadi kesimpulannya masa remaja merupakan masa

transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang

ditandai dengan datangnya masa pubertas, adanya

perkembangan fisik yang maksimal dan sudah mampu


32

bereproduksi. Bersamaan dengan pertumbuhan fisik tersebut

berkembang pula aspek psikologis dan aspek sosialnya.

b. Proses perkembangan remaja

Pada umumnya permulaan masa remaja ditandai dengan

perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.

Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik, juga akan

dimulainya proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka

mulai melepaskan diri dari ikatan dengan kedua orangtuanya.

Kemudian perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam

cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan

sesorang individu dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1) Faktor Endogen/Internal (dari dalam individu sendiri)

Faktor endogen sudah ada sejak lahir, bahkan sejak permulaan

pertumbuhan benih menjadi janin. Faktor Endogen terdiri dari:

a) Faktor keturunan, merupakan faktor yang diwarisi oleh

anak dari orangtuanya

b) Faktor konstitusi, merupakan faktor khusus yang

terdapat atau terjadi pada anak itu sendiri

c) Faktor endogen individual : semua sifat, bakat,

kemampuan dalam benuk potensi, proses

perkembangan dan kecepatannya ditentukan oleh

susunan gen (pembawa sifat) dalam kromosom. Setiap


33

gen menentukan suatu ciri khas misalnya rambut

keriting, warna kulit, bentuk bibir, bentuk hidung, dan

lain sebagainya.

d) Faktor endogen umum : yang bersifat ontologis dan

individual adalah faktor kematangan. Kematangan

individu mengikuti setiap proses perencanaan yang

berbeda bagi setiap individu (Bebasari, 2004).

2) Faktor Eksogen/Eksternal (dari luar individu)

Merupakan faktor yang berasal dari individu dan turut

mempengaruhi proses perkembangan individu.

Faktor eksogen dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :

a) Lingkungan, pada masa remaja faktor lingkungan

memang peranan yang cukup besar. Pengaruh yang

cukup besar ini dimungkinkan oleh sifat remaja yang

mudah dipengaruhi atau labil. Lingkungan terdiri dari

beberapa komponen diantaranya :

i. Lingkungan sosial : lingkungan orang-orang

diluar lingkungan keluarga, teman-teman

disekeliling rumah atau dimana remaja sering

berada atau berkumpul. Pengaruh lingkungan

sosial terlihat dari cara berpakaian, penggunaan

bahasa, perbuatan, dan cara berfikir.


34

ii. Lingkungan geografis : keadaan cuaca, iklim,

keadaan tanah, daerah tempat tinggal seorang

individu dibesarkan.

iii. Lingkungan sekolah : meliputi instruktur dan

kepribadian masing-masing yang turut

mempengaruhi perkembangan remaja. Tanapa

disadari seorang instruktur dengan cara-cara

mengajar, sikap, dan pandangannya tidak saja

mempengaruhi perkembangan intelek tetapi

seluruh perkembangan anak didiknya.

b) Makanan, mempengaruhi perkembangan fisik dan

penampilan pada masa remaj, dimana kebutuhan akan

makanan meningkat sesuai dengan pertumbuhan

fisiknya.

c) Belajar, merupakan faktor yang berasal dari lingkungan,

sengaja dipersiapakan supaya aktif dan efektif

mempengaruhi bentuk perkembangannya (Bebasari,

2004).

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa. Remaja yang masih dalam proses

perkembangannya mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok

terutama kebutuhan rasa aman, rasa sayang, dan kebutuhan

harga diri.
35

c. Tahap perkembangan remaja

Menurut Petro Blos dalam Sarwono (2011) ada 3 tahap

perkembangan remaja, dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan :

a) Remaja awal (early adolescence)

Pada tahap ini remaja masih terheran-heran akan

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri

dengan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan itu. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang

secara erotis.

b) Remaja menengah (midle adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman.

Remaja senang kalau banyak teman yang menyukainya.

Ada kecenderungan “narcistic” yaitu mencintai diri sendiri,

dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang

sama dengan dirinya sendiri. Selain itu remaja tahu harus

memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai

atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau matrealis,

dan sebagainya.

c) Remaja akhir (late adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolodasi menuju tahap dewasa

dan ditandai dengan mencapai 5 hal, yaitu : minat yang


36

makin mantap dengan fungsi intelek, egonya mencari

kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam

pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual

yang tidak akan berubah-ubah lagi, egosentrisme

(memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan

keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang

lain, dan tumbuh “dinding” yang memisahkan diri

pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the

publik).

Menurut Departemen Kesehatan RI ciri-ciri

perkembangan remaja dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

a) Masa remaja awal (10-12 tahun)

Ciri-ciri yang khas pada remaja awal antara lain: lebih

dekat dengan teman sebaya, ingin bebas, lebih banyak

memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir

abstrak.

b) Masa remaja tengah (13-15 tahun)

Ciri khas remaja tengah antara lain: mencari identitas

diri, timbulnya keinginan untuk kencan, mempunyai

rasa cinta yang mendalam, mengembangkan

kemampuan berfikir abstrak, dan berkhayal tentang

aktivitas seks.
37

c) Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Ciri dari remaj akhir antara lain: penampakan

kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari kencan

sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat

mewujudkan rasa cinta, dan mampu berfikir abstrak

(sarwono, 2011).

d. Perubahan pada masa remaja

Ketika seorang memasuki usia remaja, akan mengalami

perubahan-perubahan dibandingkan dengan masa sebelumnya yaitu

masa anak-anak. Perubahan tersebut mencakup perubahan fisik,

baik yang bisa dilihat dari luar maupun yang tidak kelihatan, dan

juga mengalami perubahan emosional yang kemudian tercermin

dalam sikap dan tingkah laku. Kepribadian pada masa ini

dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga,

tetapi juga lingkungan sekolah maupun teman-teman pergaulan di

luar sekolah, di samping itu pengaruh lain yang berasal dari

pesatnya kemajuan teknologi informasi baik media cetak maupun

media elektronik. Wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal

tersebut akan mempengaruhi remaja dalam proses mencari jati diri.

a) Perubahan fisik pada perempuan

Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat

dalam tubuh, terutama hormone estrogen dan progesteron,

mulai berperan aktif sehingga mulai tumbuh payudara,


38

panggul mulai melebar serta membesar dan akan

mengalami menstruasi atau haid, di samping itu akan mulai

tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan vagina/

kemaluan.

Beberapa dari remaja mengalami tumbuhnya

jerawat pada wajah. dan perubahan lainnya seperti:

1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,

anggota-angota badan menjadi panjang)

2. Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di

kemaluan

3. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal

setiap tahunnya

4. Kulit dan rambut mulai berminyak

5. Keringat bertambah banyak

6. Lengan dan tungkai kaki bertambah besar

7. Pantat berkembangan lebih besar

8. Indung telur mulai membesar

9. Vagina mulai mengeluarkan cairan

b) Perubahan fisik laki-laki

Sama halnya dengan remaja perempuan, hormone

testoteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus

disekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis,

terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya


39

jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-

waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lain

yaitu:

1. Pertumbuhan tulang-tulang

2. Testis (buah pelir) membesar

3. Kulit dan rambut mulai berminyak

4. Lengan dan tungkai kaki bertambah besar

5. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga

tidak terlihat seperti anak kecil lagi

6. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang

7. Tumbuh jakun

8. Suara berubah menjadi berat

9. Penis dan buah zakar membesar

c) Perubahan emosional/psikologi yang terjadi di antara remaja

Selain terjadi perubahan fisik, remaja juga

mengalami perubahan-perubahan emosi, pikiran, perasaan,

lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi

(sarwono, 2011).

3. Seksualitas

a. Pengertian

Seksualitas adalah bagaimana orang merasakan dan

mengekspresikan sifat dasar dan ciri-ciri seksualnya yang khusus.


40

Seksualitas merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik pria

maupun perempuan. Seperti tubuh dan jiwa yang berkembang,

seksualitas juga berkembang sejak masa kanak-kanak, remaja,

sampai dewasa. Seksualitas diekspresikan dalam bentuk perilaku

seksual, yang didalamnya tercakup fungsi seksual.

Perilaku seksual dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: (1)

dorongan seksual; (2) keadaan kesehatan tubuh; (3) psikis; (4)

pengetahuan seksual; (5) pengalaman seksual sebelumnya.

Pengetahuan seksual yang benar dapat memimpin seseorang

kearah perilaku seksual yang rasional, bertanggung jawab dan

dapat membantu membuat keputusan priibadi yang penting tentang

seksualitas.

Sebaliknya, pengetahuan seksual yang salah dapat

mengakibatkan persepsi yang salah tentang seksualitas sehingga

selanjutnya akan menimbulkan perilaku yang salah dengan segala

akibatnya (pangkahila, 2005)

4. Pengetahuan seks yang perlu diketahui oleh Remaja

Pengetahuan seks yang perlu diketahui oleh remaja tidak

terbatas dari orang tua saja tetapi remaja sendiri harus

mengembangkan diri untuk terus belajar. Dalam hal ini penulis

mencoba menyajikan tentang pengetahuan seks dasar yang


41

seharusnya diketahui oleh remaja. Pengetahuan seks tersebut

meliputi:

a. Pengetahuan tentang organ seksual perempuan

Dibedakan menjadi :

1) Organ seksualitas eksterna (bagian luar) meliputi :

a) Mons veneris adalah bagian menonjol diatas simpisis dan

pada wanita dewasa ditutup oleh rambut kemaluan.

b) Labia Mayora terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong

mengecil ke bawah terdiri atas jaringan lemak. Sering

disebut bibir besar.

c) Labia minora yaitu suatu lipatan tipis dari kulit di sebelah

dalam bibir besar.

d) Vulva yaitu berbentuk lonjong dengan ukuran panjang

dari muka ke belakang. Dibatasi di muka oleh klitoris,

kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh

perineum.

e) Bulbus vestibuli sinistra et dekstra terletak di bawah

selaput lendir vulva, dekat ramus os pubis.

f) Introitus vagina selalu dilindungi oleh labia minora dan

ditutupi oleh selaput dara (hymen).

g) Perineium, yaitu terletak antara vulva dan anus

panjangnya rata-rata 4 cm.


42

2) Organ seksualitas interna (bagian dalam) meliputi :

i.Vagina (liang kemaluan)merupakan suatu penghubung antara

introitus dan uterus. Panjang vagina ± 9 cm. fungsi dari

vagina adalah untuk hubungan seksual, sebagai jalan lahir

bagi bayi dan untuk pemeriksaan ginekologis.

ii.Uterus atau rahim. Berbentuk seperti buah peer atau alpukat.

Ukurannya sebesar telur ayam dengan ukuran panjang ±

7–7,5 cm. fungsi dari uterus adalah untuk tempat

tumbuhnya endometrium (yang akan keluar sebagai haid)

dan tempat tumbuhnya bayi bila ada kehamilan.

iii.Tuba fallopi merupakan saluran penghubung antara fimbria

dan uterus. Fungsi dari tuba fallopi adalah tempat

konsepsi terjadi dan menyalurkan ovum ke uterus.

iv.Ovarium (indung telur) adalah tempat produksi telur. Pada

wanita umumnya memiliki dua indung telur kanan dan

kiri. Ovarium besarnya sebesar ibu jari tangan dengan

ukuran panjang ± 4cm (Manuaba, 2009).

b. Pengetahuan tentang organ seksual laki-laki.

Dibedakan menjadi :

1. Organ seksualitas eksterna (bagian luar) meliputi :


43

a) Penis

Penis terbuat dari jaringan spons yang lembut dan sel-sel

darah. Ketika bayi laki-laki lahir, penis diselubungi

semacam kulit luar yang longgar. Untuk tujuan

kebersihan dan kesehatan kelebihan kulit yang menutupi

penis dipotong (disunat) kira-kira 1–1,5 cm sehingga

penis mudah dibersihkan. Alat reproduksi laki-laki yang

tidak terlihat terdiri dari testis (buah zakar) tempat dimana

diproduksi sperma. Setiap hari diproduksi 100-300 juta

sperma.

b) Buah zakar

Buah zakar terdiri dari kantung zakar yang terbuat dari

kulit yang halus dan berkeriput dimana di dalamnya

terdapat sepasang testis.

2. Organ seksualitas interna (bagian dalam) meliputi :

a) Testis menghasilkan hormon testoteron, androgen dan

spermatozoa yang diproduksi dalam jumlah ratusan.

b) Vas deferens (saluran vas) yaitu yang menghubungkan

testis dengan kelenjar prostat. Melalui saluran ini

spermatozoa dipompa melalui kelenjar prostat untuk

disimpan sementara.

c) Kelenjar prostat yaitu tempat penyimpanan spermatozoa

untuk sementara, sementara disimpan spermatozoa itu


44

dicampur dengan zat cair yang dinamakan air mani

(semen). Pada waktu senggama atau onani (masturbasi)

air mani yang berisi spermatozoa dipancarkan ke luar

melalui uretra (saluran kencing). Pemancaran air mani ini

biasanya terjadi pada puncak kepuasan seksual

(orgasmus) disebut ejakulasi.

d) Urethra ( saluran kencing) yaitu tempat keluarnya air

mani dalam keadaan penis bereaksi. Dalam keadaan tidak

bereaksi atau jika orang yang bersangkutan buang air

kecil, maka uretha siap dilalui oleh air seni yang berasal

dari kandung kencing. Jadi saluran kencing bertugas

ganda, kadang-kadang sebagai saluran air mani dan pada

waktu lain bisa sebagai saluran air seni.

c. Pengetahuan tentang hormon-hormon reproduksi

1) Pada perempuan:

a) Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium

sehingga tumbuh dan proliferasi.

b) Progesteron mempunyai pengaruh terhadap endometrium

yang telah berproliferasi sehingga menyebabkan kelenjar-

kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi.

2) Pada laki-laki

Testosterone mempunyai penghasil sperma yang dihasilkan

oleh testis (Manuaba, 2009).


45

d. Proses terjadinya menstruasi

Secara berkala sel telur yang sudah matang akan

dikeluarkan dari indung telur. Sel telur ini akan bergerak melalui

saluran telur menuju rahim. Sementara itu rahim secara berkala

akan mengalami penebalan pada dinding-dindingnya sehingga

jika diperlukan ia akan siap menerima hasil konsepsi

(pembuahan). Jika sel telur tidak bertemu dengan sperma yang

berarti ia tidak terbuahi maka sel telur dan seluruh jaringan yang

terbentuk pada dinding rahim akan rontok (luruh), dikeluarkan

dari rahim sebagai menstruasi (haid).

e. Proses terjadinya mimpi basah dan onani/masturbasi

Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya.

Sperma tidak selalu harus dikeluarkan, dalam hal ini akan diserap

oleh tubuh dan dikeluarkan melalui keringat, kotoran cair dan

padat. Sperma bisa saja dikeluarkan melalui proses yang disebut

ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa

terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui

mimpi basah. Keluarnya sperma bisa juga melalui rangsangan

yang dilakukan oleh remaja laki-laki terhadap alat kelaminya, hal

ini disebut masturbasi atau onani. Sperma mampu hidup di dalam

vagina selama 72 jam dan di udara luar mampu hidup selama 24

jam. Masturbasi adalah menyentuh, menggosok, dan meraba

bagian tubuh yang peka yang menimbulkan rasa menyenangkan


46

(body sex organ) untuk mendapat kepuasan (orgasm). Masturbasi

lebih sering dilakukan oleh remaja laki-laki, tetapi bisa juga

dilakukan oleh remaja perempuan. Misalnya laki-laki masturbasi

dengan meraba penisnya, remaja perempuan menyentuh

klitorisnya hingga dapat menimbulkan perasaan yang sangat

menyenangkan. Masturbasi secara medis tidak akan menganggu

kesehatan, namun secara psikologis jika hal ini sering dilakukan

akan menyebabkan terganggunya kosentrasi pada remaja tertentu.

f. Masa subur

Masa subur adalah masa di mana terjadinya pelepasan sel

telur pada wanita. Titik puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14

sebelum masa menstruasi berikutnya seringkali tidak pasti pada

remaja. Pada masa remaja pencegahan kehamilan dengan tidak

melakukan hubungan seksual pada masa subur, tidak dapat

diandalkan. Ini disebabkan oleh siklus menstruasi pada remaja

wanita biasanya tidak teratur. Remaja yang sudah produktif akan

mengalami mestruasi yang pada umumnya terjadi pada usia 8-13

tahun dengan siklus selama 28 hari (antara 21 sampai 35 hari).

Siklus menstruasi pada remaja perempuan ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor diantaranya faktor nutrisi/gizi, kondisi fisik,

stress, latihan dan olahraga (Induniasih, 2004).


47

g. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang

ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual

akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan

berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.

Jenis IMS yang banyak ditemukan yaitu:

1) Gonore (GO) mencakup semua penyakit yang disebabkan

oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Kejadian penyakit gonore

dipengaruhi oleh banyaknya prostitusi dan kebebasan

berhubungan seksual di luar nikah, masa tunas gonore sangat

singkat umumnnya berkisar mulai beberapa jam sampai 2-5

hari. Keluhan subjektif berupa rasa gatal, panas di bagian

distal uretra, kemudian disusul disuria, kadang-kadang disertai

darah, dapat pula nyeri pada waktu ereksi.

2) Sifilis (raja singa) adalah penyakit yang disebabkan oleh

Treponema pallidum, merupakan penyakit kronis dan bersifat

sistemik, selama perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh

organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh,

dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan.

Penularan sifilis melalui hubungan seksual, kontak langsung

dari luka yang mengandung treponema, treponema dapat

melewati mukosa yg normal atau luka pada kulit.


48

3) Herpes genetalia adalah infeksi pada genetal yang disebabkan

oleh Herpes simplex virus (HSV) dengan gejala khas berupa

vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema. Masa

inkubasi penyakit ini umumnya berkisar antara 3-7 hari, tetapi

dapat lebih lama. Biasanya didahului rasa terbakar dan gatal

di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya

lesi.

4) Klamidia disebabkan oleh Klamidia trachomatis. Gejala-

gejalanya antara lain: keluarnya cairan dari vagina (keputihan

encer), berwarna putih kekuningan, rasa nyeri dipanggul,

perdarahan setelah berhubungan seksual. Komplikasi yang

mungkin terjadi antara lain: penyakit radang panggul dengan

berakibat kemandulan dan kehamilan di luar kandungan,

infeksi mata yang berat dan radang paru-paru pada bayi baru

lahir, memudahkan penularan HIV (Kusmiran, 2011).

5) Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang

disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Biasanya ditularkan

melalui hubungan seksual tetapi dapat juga melalui pakaian,

handuk yg terkontaminasi atau berenang. Masa inkubasi

penyakit ini 4 hari -3 minggu. Gejala klinis dari Trikomoniasis

yaitu cairan berwarna kehijauan dan berbusa, sering

menimbulkan keluhan rasa gatal dan perih pada vulva serta

kulit sekitarnya.
49

6) Kandidiasis vagina adalah infeksi vagina atau vulva oleh

kandida, khususnya Candidiasis albicans. Gambaran klinis

kandidiasis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva, dan

keputihan yang tidak berbau. Gejala khas adalah rasa

gatal/iritasi disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam

(masam). Keputihan bisa banyak, berwarna putih keju atau

seperti krim susu (Daili, 2005).

7) Kondiloma akuminata (HPV) disebabkan oleh virus Human

papilloma. Gejala yang khas terdapat satu atau beberapa kutil

di sekitar daerah kemaluan. Komplikasi yang mungkin terjadi

adalah kutil (lesi) dapat membesar dan tumbuh bersama, dan

akhirnya menimbulkan kanker mulut rahim. Pengobatan pada

penyakit ini hanya sampai pada tahap menimbulkan kutilnya

saja, tetapi tidak mematikan virus penyebabnya.

8) HIV/AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency

Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat

menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terlihat karena

seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan

dari Human immune virus. Orang yang terinfeksi virus ini

tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena

sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.

HIV/AIDS termasuk IMS karena salah satu cara penularannya

adalah hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi


50

virus HIV. Cara penularan ini merupakan yang tersering di

Indonesia dewasa ini.

Cara-cara penularannya adalah sebagai berikut:

a) Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan

dengan orang yang positif terinfeksi virus HIV.

b) Pemakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus

HIV.

c) Menerima transfusi darah yang tercemar HIV

d) Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya

ke bayi dalam kandungannya (Manuaba, 2009).


51

B. LANDASAN TEORI

1. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa.

Menurut WHO, remaja adalah mereka yang telah mencapai umur 12-

24 tahun.

2. Pengetahuan adalah proses pemberian bukti oleh seseorang melalui

proses pengingatan atau pengenalan informasi, ide atau fenomena yang

diperoleh sebelumnya. Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, perasaan atau perabaan.

3. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata seks berarti jenis kelamin.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin disebut

seksualitas. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat

luas, diantaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial dan

kultural (Imram, 2000).


52

C. KERANGKA KONSEP

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori tersebut diatas

maka disusun kerangka konsep penelitian.

Pengetahuan seks remaja

Tingkat 1. Pengetahuan organ


Pengetahuan seksual perempuan
2. Pengetahuan organ
seksual laki-laki
3. Pengetahuan hormon Seksualitas
Tahu
reproduksi
4. Proses terjadinya
Paham menstruasi
5. Proses terjadinya
Aplikasi mimpi basah
Analisis 6. Masa subur
7. Infeksi menulur
Sintesis seksual

Evaluas

Gambar 1. Kerangka Konsep penelitian

Keterangan:

= Diteliti

= Tidak diteliti
53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu

suatu metode penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaiman adanya (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cross sectional. Menurut Hidayat (2010), cross sectional

adalah penelitian setiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

masing-masing variabel dilakukan pada waktu yang sama.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 februari – 14 April

2012 di SMK Bopkri 1 Yogyakarta, Jl. Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta,

Terban, gondokusuman, kota Yogyakarta.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2009).
54

Populasi pada penelitian adalah semua siswa Kelas XI di SMK Bopkri

1 Yogyakarta yang berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 3 kelas.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Teknik sampel yang digunakan adalah Total Sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dengan memakai seluruh populasi dalam

pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian ini yaitu

siswa kelas XI yang sesuai dengan kriteria di SMK Bopkri 1 Yogyakarta

yaitu sebanyak 60 Siswa.

Sampel penelitian ini adalah anggota populasi yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1) Tercatat sebagai siswa aktif SMK.

2) Bersedia menjadi responden yang dibuktikan dengan

menandatangani surat kesediaan menjadi responden.

3) Hadir pada saat penelitian.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu tingkat pengetahuan

remaja akhir tentang seksualitas pada siswa kelas XI SMK Bopkri 1

Yogyakarta.
55

E. Definisi Operasional

Pengetahuan remaja tentang seksualitas adalah kemampuan seseorang dalam

menjawab pertanyaan tentang pengetahuan seks dan perubahan-perubahan

fungsi organ seks pada kuesioner yang diajukan. Parameter yang digunakan:

a. Baik : jika jawaban benar 76%-100%

b. Cukup : jika jawaban benar 56%-75%

c. Kurang : jika jawaban benar 0%-55%

Menggunakan skala : ordinal

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yaitu

responden yang terpilih berdasarkan kriteria dan karakteristik yang

telah ditentukan (Wiratna, 2007). Data primer dalam penelitian ini

adalah data tentang pengetahuan seksualitas dan tingkat pengetahuan

yang diajukan kepada responden dengan menggunakan kuesioner.

b. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari sumber lain

diluar objek penelitian (Wiratna, 2007). Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang gambaran umum

SMK Bopkri 1 Yogyakarta, yang meliputi gambaran umum lokasi

penelitian dan jumlah responden yang tercatat sebagai Siswa Kelas XI

SMK Bopkri 1 Yogyakarta sebesar 60 siswa yang terdiri dari 3 kelas.


56

2. Cara pengumpulan data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan menggunakan tes yang

dibagikan pada setiap responden kemudian responden diberi waktu ± 35

menit untuk menjawab semua pertanyaan sesuai petunjuk dan tidak boleh

saling bertanya atau mencontoh.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010). Alat yang digunakan untuk pengumpulan data

dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu berupa kuesioner atau sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui

(Arikunto, 2006).

Pengetahuan siswa tentang seksualitas diukur dengan menggunakan

kuesioner dengan bentuk pernyataan tertutup dengan dua alternatif jawaban.

Pernyataan disusun berdasarkan skala Guttman dengan dengan skor 1 dan 0.

Pernyataan terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable.

Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 35 soal. Cara penilaian adalah

sebagai berikut:

1) Untuk pernyataan favorable : Bila jawaban sesuai kunci skornya 1 dan bila

tidak sesuai kunci skornya 0

2) Untuk pernyataan unfavorable : Bila jawaban tidak sesuai kunci skornya 1

dan bila jawaban sesuai kunci skornya 0


57

Pembuatan kuesioner dimulai dengan menyusun kisi-kisi dengan

memperhatikan aspek-aspek yang terdapat dalam variabel penelitian dengan

rincian distribusi penyebaran dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini

Tabel 1.Kisi-kisi kuesioner

No Indikator Nomor item Jumlah


Favorable Unfavorable item
1 Pengetahuan tentang 3, 4 1, 2, 11 5
organ seksual perempuan
2 Pengetahuan tentang 5, 6 7, 8, 9 5
organ seksual laki-laki
3 Pengetahuan tentang 15, 16 13, 14 4
hormon-hormon
reproduksi
4 Proses terjadinya 17, 20 18, 19 4
menstruasi
5 Proses terjadinya mimpi 12, 21 10, 22, 23 5
basah dan onani

6 Masa subur 25, 27 24, 26 4

7 Infeksi menular seksual 28, 29, 30 31 4


(IMS)
Jumlah 15 16 31

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat penguji dapat dipercaya dan dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2010). Sebelum dilakukan pengambilan data dengan kuesioner,

maka kuesioner diujikan terlebih dahulu pada populasi yang memiliki

karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji validitas dan reliabilitas
58

dilakukan dengan 25 siswa kelas XI di SMK Piri 1 Yogyakarta yang memiliki

karakteristik sama dengan sampel penelitian di SMK Bopkri 1 Yogyakarta.

Menurut Notoatmodjo, 2010 agar diperoleh distribusi nilai dengan hasil

pengukuran mendekati normal, responden untuk diuji coba paling sedikit 20

orang.

1. Uji Validitas

Rumus validitas yang digunakan yaitu rumus Produc Moment

Keterangan :

R : Validitas instrumen

N : Jumlah responden

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

Selanjutnya untuk menentukan sahih atau tidaknya suatu item

pertanyaan dilakukan dengan membandingkan angka korelasi product

moment dengan tabel r. setelah harga r diperoleh lalu dihitung kemudian

untuk diputuskan instrumen


instrumen tersebut valid atau tidak, harga tersebut

dibandingkan dengan taraf kesalahan 5%. Jika didapatkan r lebih atau

sama dengan r tabel, maka item tersebut sahih, dan apabila kurang dari r

tabel maka item tersebut dikatakan gugur (Arikunto, 2007). Uji validitas
validi

dilaksanakan di SMK Piri 1 Yogyakarta pada responden siswa yang sesuai

dengan kriteria sebanyak 25 siswa. Dengan hasil Pengujian validitas item

instrumen variabel pengetahuan tentang seksualitas dilakukan dengan


59

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Nilai r tabel dapat

dilihat pada lampiran, dimana untuk N=25, α=5% diperoleh r tabel sebesar

0,396. Syarat pengujiannya yaitu jika rhitung > rtabel maka item tersebut

dinyatakan valid. Setelah dilakukan pengujian pada 35 soal diperoleh hasil

rhitung pada 31 soal > rtabel (0,396) sedangkan 4 soal diperoleh hasil rhitung

pada 31 soal < rtabel (0,396). Dengan demikian, dari jumlah soal 35 butir,

jumlah soal tidak valid 4 butir (soal nomor 4, 12, 26, 32) dan jumlah soal

yang valid 31 butir.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas Internal Consistensy, dilakukan dengan cara

mencobakan instrumen sekali saja, kemudian di analisis dengan tekhnik

tertentu. Pengujian Reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus K-R.20

(Sugiyono,2009). Rumus ini cenderung memberikan hasil r11 dengan harga

tinggi (Arikunto, 2007) sebagai berikut :

௄ ௏௧ିƩ ௣௤
r11 [ ][ ]
௄ିଵ ௏௧

keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

k =banyaknya butir pertenyaan

Vt = varian total

P = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu soal


60

(proporsi subjek yang mendapat skor 1)

q = proporsi subjek yang mendapat skor 0

Hasil reliabilitas

Item instrumen variabel pengetahuan tentang seksualitas yang telah valid

sebanyak 31 soal selanjutnya menggunakan rumus K-R 20 untuk

mengetahui reliabilitas sehingga diperoleh r hitung sebesar 0,931 dimana

N= 25 α=5% diperoleh r tabel 0,396. Sesuai dengan syarat reliabel bahwa

rhitung > rtabel maka 31 soal tersebut reliabel karena rhitung (0,931) > r tabel

(0,396) dengan demikian, 31 soal tersebut dinyatakan reliabel dan dapat

digunakan sebagai instrumen penelitian.

I. Rencana Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah melalui beberapa

tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding
61

Coding yaitu memberi kode jawaban dengan angka atau kode yang

lain agar data mudah dianalisis, misalkan kode sesuai untuk jenis

kelamin, laki-laki adalah 0, perempuan adalah 1.

c. Scoring

Setelah dilakukan pengkodean kemudian dilakukan pemberian

nilai sesuai skor yang telah ditentukan. Jawaban pengetahuan nilai nol

bila jawaban salah, dan satu jika jawaban benar.

d. Tabulating

Yaitu menyusun data dalam bentuk tabel kemudian dianalisis,

yaitu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah

untuk dibaca dan diinterprestasikan.

e. Entry data

Entry data adalah kegiatan atau langkah memasukkan data-data

hasil penelitian ke dalam komputer.

2. Analisa data

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2010). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

‫ܨ‬
Rumus P = ܰ x 100%
62

P = Persentase

F = jumlah pertanyaan yang dijawab benar

N = jumlah semua pertanyaan

J. Rencana Jalannya Penelitian

a. Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap ini antara lain :

a) Melakukan studi pendahuluan untuk menetapkan judul dan tempat

penelitian

b) Menyusun proposal penelitian dan konsultasi pada dosen pembimbing

c) Mengadakan seminar proposal

b. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap pelaksanaan adalah :

a) Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang akan

diujikan

b) Mengurus surat izin penelitian ke instasi terkait

c) Melakukan sosialisasi ke tempat penelitian (SMK Bopkri 1

Yogyakarta) untuk menyampaikan maksud dan tujuan kepada pihak-

pihak yang terkait

d) Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan peneliti kepada

responden. Memberikan informed consent untuk ditandatangani serta

kuesioner penelitian pada responden

e) Melakukan editing, coding dan scoring pada hasil penelitian


63

c. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan penelitian dalam tahap akhir yaitu :

a) Menyimpulkan hasil penelitian

b) Membuat hasil penelitian

c) Bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II

d) Mengadakan seminar hasil KTI

e) Menyerahkan laporan penelitian


64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Bopkri I Yogyakarta, Jl. Cik Di Tiro No.

37 Yogyakarta, Terban, gondokusuman, kota Yogyakarta. Yang mempunyai

batas wilayah sebagai berikut

Sebelah timur : Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Sebelah Barat : SMP Bopkri 3 Yogyakarta

Sebelah Selatan : SMP Negeri 1 Yogyakarta

Sebelah Utara : Boulevard UGM (bundaran UGM)

Visi sekolah adalah menjadi SMK swasta Kristen unggulan yang

menghasilkan lulusan cerdas, professional, kompetitif dan berdasarkan kasih.

Misi sekolah adalah menyelenggarakan sekolah menengah kejuruan berbasis

kompetensi yang berbudaya dengan manajemen yang baik dan etos kerja yang

produktif.

SMK Bopkri 1 Yogyakarta yang memiliki akreditasi A dan memilki

fasilitas pendidikan yang sangat lengkap dan menunjang proses pendidikan yang

baik bagi tenaga kerja, gedung, para anak didik. Jurusan program studi terdapat 3

jurusan yaitu Akutansi, Administrasi Perkantoran, Multi Media. Jumlah ruang

kelas ada 9 kelas yaitu kelas X 3 kelas, kelas XI 3 kelas, kelas XII 3 kelas.
65

Jumlah guru dan tenaga pengajar sebanyak 36 orang (Profil SMK Bopkri I

Yogyakarta, 2012).

2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian ini diamati berdasarkan umur, jenis

kelamin, pekerjaan orang tua, tempat tinggal dan pernah tidaknya mendapat

informasi. Hasil analisis deskriptif karakteristik responden penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pada Siswa Kelas XI di


SMK Bopkri 1 Yogyakarta

Karakteristik Respoden Frekuensi Persentase (%)

Umur (tahun)

16 19 31,7

17 34 56,7

18 7 11,6

Jenis kelamin

Laki-laki 17 28,3

Perempuan 43 71,7

Pekerjaan orang tua

Swasta 16 26,7

PNS 6 10,0

Wirausaha 25 41,7

IRT 4 6,7

Pensiunan 3 5,0

Dagang 1 1,7
66

Tempat tinggal

Dengan orang tua 54 90,0

Dengan Saudara 6 10,0

Pernah/tidak mendapat informasi

Ya 53 88,3

Tidak 7 11,7

Jumlah 60 100,0

Sumber: Data primer diolah 2012

Karakteristik berdasarkan umur responden diketahui sebagian besar siswa

berumur 17 tahun sebanyak 34 orang (56,7%). Berdasarkan jenis kelamin diketahui

sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 43 orang (71,7%). Dilihat

dari pekerjaan orang tua, diketahui sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai

wirausaha sebanyak 25 orang (41,7%). Karakteristik berdasar tempat tinggal

diketahui sebagian besar tinggal bersama orang tua sebanyak 54 orang (90%).

Menurut pernah tidaknya mendapat informasi diketahui sebagian besar pernah

mendapat informasi sebanyak 53 orang (88,3%).

3. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Seksualitas

Penelitian ini meneliti variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja

tentang seksualitas. Data diperoleh dari jawaban kuesioner responden penelitian.

Data dikategorikan dalam skala ordinal menjadi baik, cukup dan kurang. Hasil

analisis data tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Seksualitas


Pada Siswa Kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta
67

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 2 3,3

Cukup 36 60,0

Kurang 22 36,7

Jumlah 60 100,0

Sumber: Data primer diolah 2012

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui sebagian besar siswa mempunyai tingkat

pengetahuan tentang seksualitas dalam kategori cukup sebanyak 36 orang (60%).

Sebagian kecil siswa mempunyai pengetahuan kategori baik sebanyak 2 orang

(3,3%).

B. Pembahasan

1. Karakteristik Penelitian

Responden penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMK Bopkri 1 Yogyakarta

dengan jumlah 60 orang. Karakteristik responden penelitian diamati berdasarkan

karakteristik umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan tempat tinggal.

Analisis dilakukan dengan menggunakan análisis deskriptif untuk mengetahui

distribusi frekuensi responden mayoritas atau dominan dalam sampel penelitian.

Hasil análisis pada karakteristik umur diketahui sebagian besar responden

berusia 17 tahun sebesar 56,7%. Secara psikologis rentang usia ini merupakan

usia remaja dimana anak sedang mengalami perkembangan yang pesat baik

secara fisik, psikologis maupun perkembangan sosial ekonomi. Usia remaja

merupakan masa dimana anak sedang berproses untuk mencari jati diri. Sesuai
68

dengan Sarwono (2011) yang menyebutkan bahwa usia remaja berada dalam

proses penyesuaian diri menuju kedewasaan.

Karakteristik menurut jenis kelamin diketahui sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan sebesar 71,7%, sedangkan responden yang berjenis

kelamin laki-laki sebesar 28,3%. Jenis kelamin pada perkembangan remaja

berpengaruh pada aktivitas pergaulan. Pada perkembangan sosialnya, remaja laki-

laki atau perempuan akan berusaha untuk menunjukkan eksistensi dirinya pada

lingkungan sosialnya (Sarwono, 2011).

Dilihat dari pekerjaan orang tua diketahui sebagian besar orang tua

responden bekerja sebagai wirausaha sebesar 41,7%. Hasil ini dapat diartikan

orang tua mempunyai sumber penghasilan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan anak. Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dan mampu

mengarahkan anak, maka akan mendukung perkembangan anak (Slameto, 2010).

Karakteristik tempat tinggal diketahui sebagian besar responden tinggal

dengan orang tua sebesar 90%. Orang tua dan keluarga merupakan lingkungan

sosial pertama bagi remaja yang sangat berperan penting dalam perkembangan

remaja. Remaja yang tinggal bersama orang tua akan mendapat perhatian dan

pengawasan langsung dari orang tua sehingga perkembangan dan pergaulannya

menjadi lebih terarah.

2. Tingkat Pengetahuan Remaja Akhir tentang Seksualitas

Hasil análisis diketahui tingkat pengetahuan remaja akhir tentang

seksualitas pada siswa Kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta sebagian besar


69

dalam kategori cukup sebesar 60%. Hasil ini berarti bahwa remaja belum

mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang seksualitas. Siswa

belum mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tentang seksualitas

dengan benar.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, diperoleh melalui panca indra

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan remaja tentang seksualitas merupakan

pemahaman remaja yang diperoleh setelah remaja melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan remaja tentang seksualitas diamati berdasarkan aspek-aspek

pengetahuan dasar seksualitas. Aspek pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan

tentang organ seksual perempuan, pengetahuan tentang organ seksual laki-laki,

hormon reproduksi, menstruasi, mimpi basah dan onani, masa subur dan infeksi

menular seksual.

Pengetahuan remaja juga dipengaruhi oleh status sosial ekonomi. Status

sosial ekonomi berhubungan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan hidup

termasuk kebutuhan terhadap sumber informasi. Hasil analisis diketahui sebagian

besar orang tua responden bekerja sebagai wirausaha sebesar 41,7%. Anak yang

berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi akan mempunyai

kesempatan akses informasi yang lebih luas berkaitan dengan kemampuan

finansialnya, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya tentang

seksualitasnya. Diketahuinya pengetahuan responden dalam kategori cukup

menunjukkan bahwa orang tua belum mampu memenuhi kebutuhan informasi


70

anak dengan baik sehingga pengetahuan yang terbentuk juga menjadi terbatas.

Sesuai dengan Notoatmodjo (2010) menyebutkan seseorang yang berpenghasilan

cukup besar akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas

sumber informasi.

Pengetahuan juga dapat terbentuk dengan adanya peran dari orang tua.

Hasil penelitian diketahui sebagian besar responden tinggal bersama orang tua

sebesar 90%. Keluarga dalam hal ini orang tua merupakan lembaga pendidikan

yang pertama dan utama. Bimbingan dan pengarahan orang tua mempunyai peran

penting dalam pencapaian keberhasilan pendidikan anak (Slameto, 2010). Walau

demikian hal ini tidak menjamin anak mempunyai pengetahuan yang baik tentang

seksualitas. Hal ini dapat dijelaskan bahwa sebagian besar orang tua masih

mempunyai anggapan bahwa membicarakan seksualitas dengan anak merupakan

hal yang tabu. Keadaan inilah yang menyebabkan anak mempunyai pengetahuan

yang kurang baik tentang seksualitas.

Pengetahuan yang dimiliki remaja juga sangat dipengaruhi oleh informasi.

Hasil analisis diketahui sebagian besar responden pernah mendapatkan informasi

tentang seksualitas sebesar 88,3%. Dibandingkan dengan hasil penelitian yang

diketahui tingkat pengetahuan yang cukup menunjukkan keadaan yang

kontradiktif. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa pengetahuan yang cukup baik

disebabkan karena remaja memperoleh informasi dari sumber yang tidak tepat.

Secara umum siswa memperoleh pengetahuan seksualitas secara umum dari

pelajaran biologi. Selain dari pada itu, remaja berusaha sendiri mencari informasi

baik dari internet maupun bertanya kepada teman. Sumber informasi yang tidak

tepat akan memberikan pemahaman yang salah dan pengetahuan yang terbentuk

menjadi kurang baik. Sesuai dengan Notoatmodjo (2010) menyebutkan sumber


71

informasi yang tepat dapat memberikan pengaruh pada tingkat pengetahuan

seseorang.

Pengetahuan remaja tentang seksualitas akan membentuk pemahaman

dasar tentang hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Kecenderungan untuk

bersikap dan berperilaku yang positif berkaitan dengan seksualitas juga akan

terbentuk jika remaja mempunyai pengetahuan yang baik. Sesuai dengan Gunarsa

(2004) yang menyebutkan bahwa pendidikan seks diperlukan untuk membentuk

sikap emosional dan bertanggung jawab.

Seksualitas sering kali dipandang sebagai sesuatu yang tabu dan tidak

pantas untuk diperbincangkan. Terlebih lagi bagi remaja, sebagian orang tua

menganggap anaknya yang telah beranjak dewasa masih terlalu kecil untuk

diberikan pemahaman tentang seksualitas. Hal ini menyebabkan rendahnya

pengetahuan dan pemahaman remaja tentang seksualitas. Dampak nyata yang

terlihat di masyarakat diantaranya perilaku seks bebas yang dilakukan remaja.

Pengetahuan remaja yang benar dan tepat tentang seksualitas diperlukan agar

siswa mampu berperilaku sehat dan mampu menjaga dirinya dari pergaulan

bebas.

Rentang usia remaja merupakan periode transisi dalam upaya menemukan

jati diri maupun kedewasaan biologis. Pada masa-masa ini kondisi emosi remaja

juga kurang bisa dikendalikan dan kecenderungan untuk melakukan hal-hal di

luar kebiasaan umum kerap dilakukan (Sarwono, 2010). Pada periode ini remaja

membutuhkan adanya pendampingan yang mengarahkan remaja ke arah yang

baik. Dukungan orang tua dalam bentuk perhatian, pemantauan, dan memberikan

pengetahuan langsung terhadap anaknya dapat meminimalisir para remaja untuk


72

mencari pengetahuan sendiri yang ternyata berefek negatif terhadap para remaja

karena kurangnya filter yang ada dalam informasi tersebut.

Remaja membutuhkan pengetahuan tentang seksualitas agar remaja tahu

bagaimana harus bersikap dan berperilaku sesuai dengan kapasitasnya sebagai

seorang remaja. Pendidikan seks menjadi faktor penting bagi terbentuknya

pengetahuan remaja tentang seksualitas. Semakin terbukanya arus informasi

media cetak dan media visual menyebabkan remaja mudah mendapatkan akses

informasi tentang seksualitas yang belum tentu kebenarannya. Program

penyuluhan terhadap para remaja dapat dijadikan salah satu solusi agar remaja

mendapatkan informasi yang tepat dan bertanggungjawab tentang seksualitas.

Sesuai dengan Soetjiningsih (2004) menyebutkan pendidikan seks secara holistik

dan terpadu perlu dilakukan sedini mungkin kepada anak agar terbentuk sikap

yang positif dan bertanggung jawab.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Ceria (2007) dengan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang

Kesehatan reproduksi di SMU N 1 Sanden Bantul dalam kategori sedang. Hasil

yang sama ditunjukkan juga dari hasil penelitian Putriyani (2008) dengan hasil

pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada siswa SMA N 2 Klaten

dalam kategori cukup. Hasil ini berimplikasi bahwa pengetahuan remaja tentang

tentang seksualitas harus ditingkatkan melalui aktivitas pendidikan seks yang

dilakukan oleh ahli yang berkompeten sehingga dapat memberikan pengetahuan

yang tepat.

Pengetahuan tentang seksualitas sangat penting dimiliki oleh siswi.

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya perilaku yang benar sesuai dengan


73

perannya sebagai remaja dan mampu menghindarkan remaja dari perilaku seks

yang salah. Didukung dengan pendapat dari Pangkalilah (2005) disebutkan

bahwa pengetahuan seksual yang benar akan memimpin seseorang ke arah

perilaku seksual yang rasional, bertanggung jawab dan mampu membuat

keputusan pribadi yang tepat tentang seksualitas.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan seksualitas tidak menganalis lebih

rinci faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seperti tingkat

pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi.

2. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner,

penelitian lebih maksimal apabila disertai dengan wawancara langsung dengan

responden

3. Penelitian ini hanya menggunakan metode deskriptif, penelitian deskriptif

umumnya tidak ada perlakuan yang diberikan, tidak ada uji hipotesis yang

ditegakkan.
74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka

kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas pada siswa Kelas XI di SMK Bopkri

1 Yogyakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebesar 60%.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO

a. Menambah referensi kepustakaan hasil kajian ilmiah tentang pengetahuan

seksualitas remaja yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

mengembangkan penelitian mahasiswa.

b. Menjadi bahan pertimbangan membuat kebijakan dalam hal pengabdian

masyarakat terutama dalam peningkatan pendidikan seksual pada remaja

melalui kerjasama dengan sekolah-sekolah untuk memberikan pendidikan

kesehatan reproduksi, penyuluhan maupun konseling bagi remaja.


75

2. Bagi SMK Bopkri 1 Yogyakarta

a. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan seksualitas remaja

dengan melakukan kerjasama terhadap Dinkes, Puskesmas maupun Sekolah

Tinggi Kesehatan untuk mengadakan penyuluhan di sekolah secara berkala.

b. Sekolah juga diharapkan dapat menambah referensi buku kespro remaja di

perpustakaan.

c. Memasukkan kesehatan reproduksi remaja dalam kurikulum sekolah paling

tidak masuk dalam muatan lokal sekolah.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mengembangkan penelitian dengan meneliti faktor-faktor pembentuk

pengetahuan seksualitas remaja seperti informasi, sumber informasi, budaya, dan

pengalaman sehingga akan melengkapi hasil penelitian ini.


76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.


Jakarta: Rineka Cipta.
Basri, H. 2004. Remaja Berkualitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bebasari, M. 2004. Pengaruh Informasi Seks Terhadap Sikap Remaja Tentang
Seks Pranikah di SMU NEGERI 8, Yogyakarta. Skripsi. Program Studi
Diploma IV Perawat Pendidik Program Khusus Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran Universiras Gajah Mada, Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan).
BKKBN, Deputi Bidang KB dan KR, 2003, Membantu Remaja Memahami
Dirinya. Jakarta: BKKBN.
BKKBN. 2002. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: BKKBN.
Daili, Sjaiful Fahmi dkk. 2005. Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Darwin, Muhadjir. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dianawati, A. 2006. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka.
Gunarsa, 2004. Psikologi Praktik: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya: Health
Books Publishing.
Imran, I. 2000. Perkembangan Seksualitas Remaja. Yogyakarta: PKBI, PFK,
BKKBN, UNFA.
Kusmiran, eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Wanita dan Remaja. Jakarta:
Salemba Medika.
Lestari, N, 2007, Tingkat pengetahuan remaja tentang materi untuk pendidikan
seks di SMA Negeri 1 Depok Sleman, Yogyakarta. KTI. Program Studi D-
III Kebidanan Stikes Respati, Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan).
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
Notoatmojo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
77

Pangkahila, Wimpie. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial:


Peranan Seksologi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Reiss, Michael dan J. Mark Haistead. 2004. Sex Education. Yogyakarta: Alenia
Press.
Sarwono, Sarlito. 2010. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.

Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.


78

Frequencies
Frequency Table
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 19 31.7 31.7 31.7
17 34 56.7 56.7 88.3
18 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 17 28.3 28.3 28.3
Perempuan 43 71.7 71.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pekerjaan orang tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Swasta 16 26.7 26.7 26.7
PNS 6 10.0 10.0 36.7
Wirausaha 25 41.7 41.7 78.3
IRT 4 6.7 6.7 85.0
Pensiunan 3 5.0 5.0 90.0
Buruh 5 8.3 8.3 98.3
Dagang 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Tempat tinggal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dengan orang tua 54 90.0 90.0 90.0
Dengan saudara 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 53 88.3 88.3 88.3
Tidak 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
79

Frequencies

Statistics

Pengetahuan tentang seksualitas


N Valid 60
Missing 0

Pengetahuan tentang seksualitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 3.3 3.3 3.3
Cukup 36 60.0 60.0 63.3
Kurang 22 36.7 36.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
80

Frequencies

Organ seksual perempuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 23 38.3 38.3 38.3
Cukup 26 43.3 43.3 81.7
Kurang 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Organ seksual laki-laki

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 15.0 15.0 15.0
Cukup 20 33.3 33.3 48.3
Kurang 31 51.7 51.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Hormon reproduksi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 3.3 3.3 3.3
Cukup 20 33.3 33.3 36.7
Kurang 38 63.3 63.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Menstruasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 16 26.7 26.7 26.7
Cukup 28 46.7 46.7 73.3
Kurang 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Mimpi basan dan onani

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 1 1.7 1.7 1.7
Cukup 10 16.7 16.7 18.3
Kurang 49 81.7 81.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
81

Masa subur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 3.3 3.3 3.3
Cukup 16 26.7 26.7 30.0
Kurang 42 70.0 70.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

IMS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 14 23.3 23.3 23.3
Cukup 34 56.7 56.7 80.0
Kurang 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
82

DATA RESPONDEN
No Umur (tahun) Jenis Kelamin Pekerjaan Ortu Tempat tinggal Informasi
1 17 Perempuan Swasta Dengan orang tua Ya
2 17 Laki-laki Swasta Dengan saudara Ya
3 18 Perempuan Swasta Dengan orang tua Tidak
4 17 Laki-laki PNS Dengan orang tua Tidak
5 17 Laki-laki PNS Dengan orang tua Ya
6 18 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
7 18 Laki-laki Swasta Dengan orang tua Tidak
8 17 Perempuan Swasta Dengan orang tua Ya
9 17 Laki-laki Swasta Dengan orang tua Ya
10 18 Perempuan PNS Dengan orang tua Tidak
11 17 Laki-laki IRT Dengan orang tua Ya
12 18 Perempuan Swasta Dengan orang tua Ya
13 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
14 17 Laki-laki Wirausaha Dengan orang tua Ya
15 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
16 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
17 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
18 16 Perempuan Swasta Dengan orang tua Ya
19 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
20 17 Perempuan IRT Dengan orang tua Ya
21 17 Perempuan IRT Dengan orang tua Ya
22 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
23 17 Perempuan Pensiunan Dengan orang tua Ya
24 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
25 17 Perempuan Swasta Dengan orang tua Ya
26 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
27 17 Perempuan Buruh Dengan orang tua Ya
28 17 Perempuan Dagang Dengan orang tua Ya
29 16 Perempuan Buruh Dengan orang tua Ya
30 16 Perempuan Swasta Dengan saudara Ya
31 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
32 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
33 17 Perempuan Wirausaha Dengan saudara Ya
34 16 Perempuan Pensiunan Dengan orang tua Ya
35 16 Perempuan PNS Dengan orang tua Ya
36 16 Perempuan Buruh Dengan orang tua Ya
37 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
38 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
83

No Umur (tahun) Jenis Kelamin Pekerjaan Ortu Tempat tinggal Informasi


39 16 Perempuan PNS Dengan orang tua Ya
40 17 Perempuan Swasta Dengan saudara Ya
41 17 Laki-laki PNS Dengan orang tua Ya
42 16 Laki-laki Swasta Dengan orang tua Ya
43 18 Laki-laki Wirausaha Dengan orang tua Ya
44 16 Laki-laki Wirausaha Dengan orang tua Ya
45 17 Laki-laki Swasta Dengan saudara Ya
46 16 Perempuan Pensiunan Dengan saudara Ya
47 17 Perempuan IRT Dengan orang tua Ya
48 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Tidak
49 16 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Tidak
50 17 Perempuan Buruh Dengan orang tua Ya
51 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
52 17 Laki-laki Swasta Dengan orang tua Ya
53 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
54 18 Laki-laki Buruh Dengan orang tua Ya
55 17 Perempuan Swasta Dengan orang tua Ya
56 17 Perempuan Wirausaha Dengan orang tua Ya
57 17 Laki-laki Wirausaha Dengan orang tua Ya
58 17 Laki-laki Wirausaha Dengan orang tua Tidak
59 17 Perempuan Swasta Dengan orang tua Ya
60 16 Laki-laki Wirausaha Dengan orang tua Ya
84

Lampiran : 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


Kepada
Yth
Di Tempat

Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ratna Tri Ariati
Nim : 09150006
Kelas : A6.1

Adalah mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, bermaksud akan melakukan penelitian
dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Akhir tentang Seksualitas
pada Siswa Kelas XI di SMK Bopkri 1 Yogyakarta”.
Data yang diperoleh dari respoden akan dijamin kerahasiaannya karena hanya
digunakan untuk keperluan penelitian saja. Data yang diperoleh dari penelitian ini
akan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan penelitian ini. Untuk itu peneliti
mohon kesediaan adik-adik untuk membantu jalannya penelitian ini dengan
menjadi responden dalam penelitian.
Atas perhatian dan kesediaan adik-adik untuk menjadi responden penelitian,
peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya

Ratna Tri Ariati


85

Lampiran : 2

PERNYATAAN KESEDIAAN

MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : …………………

Umur : ………… tahun

Jenis kelamin : …………………

Alamat : …………………

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dan berjanji akan memberikan


pendapat saya pada penelitian yang berjudul “Gambaran tingkat pengetahuan
remaja akhir tentang seksualitas pada Siswa kelas XI di SMK Bopkri 1
Yogyakarta” dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah oleh Ratna Tri Ariati,
mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi DIII Kebidanan Universitas
Respati Yogyakarta.

Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, ……………..................

Responden

(…………………....)
86

Lampiran : 3

KUESIONER GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA


AKHIR TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS XI SMK
BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Petunjuk : Mohon adik-adik memilih satu jawaban yang benar


dengan memberi tanda (√) pada pilihan adik-adik

1. Nomor Responden : …………..(diisi oleh petugas)


2. Nama : …………..
3. Kelas : …………...
4. Umur : ……………..tahun
5. Jenis Kelamin 1.Laki-laki
2.Perempuan
6. Pekerjaan Orang tua : …………..
7. Status tempat tinggal : 1. Dengan orang tua 3. 3. Sendiri
2. Dengan saudara 4. lain-lain
8. Pernahkah Anda mendapat informasi tentang seks dari guru ?
1. ya 2. Tidak

PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS


Petunjuk :

a. Bacalah pernyataan dengan baik dan telitilah sebelum menjawab


pertanyaan.
b. Beri tanda (√) pada jawaban yang paling Anda anggap benar, alternatif
jawaban :
B = BENAR, bila pertanyaan yang ada sesuai dengan pendapat Anda.
S = SALAH, bila pertanyaan yang ada tidak sesuai dengan pendapat Anda.
c. Untuk melancarkan penelitian ini mohon isilah jawaban sesuai dengan
pengetahuan Anda, tidak perlu perlu bertanya dengan teman, jawablah
dengan jujur dan apa adanya.
87

d. Kerahasiaan jawaban Anda akan dijamin.

NO PERTANYAAN ALTERNATIF
JAWABAN
B S
1 Mons veneris adalah bagian menonjol
diatas simpisis yang ditutupi oleh rambut
kemaluan merupakan organ seksualitas
bagian dalam
2 Vagina (liang kemaluan) adalah alat
reproduksi wanita bagian luar.
3 Rahim disebut juga uterus adalah alat
reproduksi wanita bagian dalam.
4 Himen atau selaput dara adalah selaput
tipis yang menutupi daerah vagina.
5 Testis menghasilkan hormon testoteron,
androgen dan spermatozoa yang
diproduksi dalam jumlah ratusan.
6 Testis atau buah pelir berjumlah 2 buah.
7 Kelenjar prostat adalah alat kelamin laki-
laki yang menghasilkan sperma.
8 Urethra (saluran kencing) hanya berfungsi
sebagai saluran air seni (air kencing).

9 Kelenjar prostat merupakan tempat


dimana diproduksi sperma.
10 Sperma mampu hidup di dalam vagina
selama 24 jam.
11 Ovarium (indung telur) adalah tempat
produksi telur. Pada wanita umumnya
memiliki tiga indung telur.
12 Sperma mampu hidup di udara luar
selama 24 jam.

13 Hormon estrogen dan progesteron


dihasilkan oleh alat reproduksi wanita,
yang disebut vagina (liang kemaluan).
88

14 Hormon estrogen dan progesteron


dihasilkan oleh ovarium, hormon ini juga
diproduksi oleh laki-laki.
15 Hormon yang dihasilkan oleh alat
reproduksi laki-laki yaitu hormon
testoterone
16 Hormon androgen merupakan hormon
yang dihasilkan alat reproduksi laki-laki
17 Wanita normal akan mengalami haid
(menstruasi) setiap 2-3 minggu sekali.

18 Saat terjadi kehamilan menstruasi wanita


tetap berlangsung.
19 Jika sel telur bertemu dengan sperma
yang berarti terbuahi maka sel telur akan
luruh sebagai menstruasi (haid).
20 Seorang wanita dikatakan akil baliq bila
telah mengalami menstruasi sedikitnya
satu bulan sekali.
21 Masturbasi adalah menyentuh,
menggosok, dan meraba bagian tubuh
yang peka untuk mendapat kepuasan
(orgasme).
22 Keluarnya sperma bisa melalui rangsangan
yang dilakukan oleh remaja laki-laki
terhadap alat kelaminnya yang disebut
ejakulasi.
23 Sperma bisa dikeluarkan melalui proses
yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya
sperma melalui testis.
24 Titik puncak kesuburan terjadi hari ke 14
setelah masa mestruasi berikutnya.
25 Remaja yang sudah produktif akan
mengalami menstruasi dengan siklus
selama 28 hari (antara 21 sampai 35 hari).

26 Pada remaja melakukan hubungan seksual


pada masa subur tidak akan terjadi
kehamilan.
89

27 Masa subur adalah masa di mana


terjadinya pelepasan sel telur pada
wanita.
28 Infeksi menular seksual (IMS) adalah
penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
29 Kandidiasis vagina adalah infeksi
vagina/vulva yang mempunyai gejala khas
rasa gatal disertai keputihan yang banyak
berwarna putih keju atau seperti krim
susu

30 AIDS penyebabnya adalah bakteri di udara


bebas, sehingga kita tidak boleh
bersentuhan dengan penderita AIDS.
31 Gonore (GO) adalah infeksi pada genetal
yang gejalanya berupa rasa gatal, panas
kadang disertai darah pada waktu ereksi
90

Lampiran: 4
Kunci jawaban
1. S 17. B
2. S 18. S
3. B 19. S
4. B 20. B
5. B 21. B
6. B 22. S
7. S 23. S
8. S 24. S
9. S 25. B
10. S 26. S
11. S 27. B
12. B 28. B
13. S 29. B
14. S 30. S
15. B 31. B
16. B
91

Validity

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Butir_1 22.4000 56.500 .498 .916
Butir_2 22.4400 56.423 .539 .916
Butir_3 21.8000 57.667 .470 .917
Butir_4 21.7200 60.627 -.168 .921
Butir_5 21.8800 57.027 .478 .916
Butir_6 21.8400 56.973 .536 .916
Butir_7 21.9200 55.993 .607 .915
Butir_8 22.4000 55.750 .611 .914
Butir_9 22.2400 56.357 .464 .917
Butir_10 22.2400 55.690 .555 .915
Butir_11 22.3200 56.643 .442 .917
Butir_12 21.8000 59.833 .039 .921
Butir_13 22.4400 56.507 .526 .916
Butir_14 22.2000 56.333 .464 .917
Butir_15 22.4400 56.507 .526 .916
Butir_16 22.1200 55.860 .532 .916
Butir_17 21.8400 56.723 .582 .915
Butir_18 22.0400 55.373 .621 .914
Butir_19 21.9200 55.993 .607 .915
Butir_20 22.0000 55.917 .562 .915
Butir_21 22.0800 55.993 .521 .916
Butir_22 21.8000 57.417 .521 .916
Butir_23 21.8800 56.943 .492 .916
Butir_24 22.1600 55.640 .558 .915
Butir_25 22.0000 55.500 .623 .914
Butir_26 21.7200 60.627 -.168 .921
Butir_27 21.9600 56.373 .517 .916
Butir_28 21.8800 57.027 .478 .916
Butir_29 21.9200 56.827 .476 .916
Butir_30 21.8000 57.250 .555 .916
Butir_31 21.9200 56.660 .502 .916
Butir_32 22.0000 60.167 -.034 .923
Butir_33 21.8800 56.610 .548 .915
Butir_34 22.3200 55.893 .547 .915
Butir_35 21.8000 57.583 .487 .916
92

Nama Peneliti : RATNA TRI ARIATI


Tanggal Analisis : 28-03-2012

Nama Konstrak : UJI INSTRUMEN

** TABEL RANGKUMAN ANALISIS

════════════════════════════════════════

Jumlah Butir Sahih : MS = 31


Jumlah Kasus Semula :N = 25
Jumlah Data Hilang : NG = 0
Jumlah Kasus Jalan : NJ = 25

Sigma X Total : ΣX = 480


Sigma X² Total : ΣX² = 10678
Variansi Total : σ²x = 58.480
Sigma Tangkar pq : Σpq = 5.818

r KR : rtt = 0.931
Peluang Galat α :p = 0.000
Status : Andal

════════════════════════════════════════
93

Frequencies
Frequency Table
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 19 31.7 31.7 31.7
17 34 56.7 56.7 88.3
18 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 17 28.3 28.3 28.3
Perempuan 43 71.7 71.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pekerjaan orang tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Swasta 16 26.7 26.7 26.7
PNS 6 10.0 10.0 36.7
Wirausaha 25 41.7 41.7 78.3
IRT 4 6.7 6.7 85.0
Pensiunan 3 5.0 5.0 90.0
Buruh 5 8.3 8.3 98.3
Dagang 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Tempat tinggal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dengan orang tua 54 90.0 90.0 90.0
Dengan saudara 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 53 88.3 88.3 88.3
Tidak 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
94

Frequencies

Statistics

Pengetahuan tentang seksualitas


N Valid 60
Missing 0

Pengetahuan tentang seksualitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 3.3 3.3 3.3
Cukup 36 60.0 60.0 63.3
Kurang 22 36.7 36.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
95

Frequencies

Organ seksual perempuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 23 38.3 38.3 38.3
Cukup 26 43.3 43.3 81.7
Kurang 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Organ seksual laki-laki

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 15.0 15.0 15.0
Cukup 20 33.3 33.3 48.3
Kurang 31 51.7 51.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Hormon reproduksi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 3.3 3.3 3.3
Cukup 20 33.3 33.3 36.7
Kurang 38 63.3 63.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Menstruasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 16 26.7 26.7 26.7
Cukup 28 46.7 46.7 73.3
Kurang 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Mimpi basan dan onani

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 1 1.7 1.7 1.7
Cukup 10 16.7 16.7 18.3
Kurang 49 81.7 81.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
96

Masa subur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 3.3 3.3 3.3
Cukup 16 26.7 26.7 30.0
Kurang 42 70.0 70.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

IMS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 14 23.3 23.3 23.3
Cukup 34 56.7 56.7 80.0
Kurang 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai