KELOMPOK 3
NAMA KELOMPOK:
1. MARITRI RAHMANI (A1G120017)
2. MUHAMMAD ILHAM (A1G120018)
3. NUR APNI AMALIA (A1G120019)
4. NUR FAIDA (A1G120020)
5. NUR HAYATI (A1G120021)
6. PRIMA GITA CAHYANI (A1G120023)
7. RAHMAYANTI (A1G120024)
DOSEN PEMBIMBING
SAKKA HASAN, Dra. M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam
menyelesaikan makalah mata kuliah Agama Islam yang berjudul “Bagaimana
Agama menjamin kebahagiaan” dapat diselesai dengan tepat waktu. Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari kerja sama kelompok, bimbingan dari dosen
pembimbing, serta pihak-pihak lain yg telah membantu kami. Atas bantuannya
kami ucapkan terima kasih.
Makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Agama Islam. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-
lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.
Semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar
keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
3. Tujuan Pembahasan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 4
1. Apa Arti Bahagia.................................................................................................. 4
2. Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama dan Bagaimana Agama Dapat
Membahagiakan Umat Manusia ......................................................................... 8
3. Alasan manusia Harus Memiliki Agama dan Bagaimana Agama dapat
Membahagiakan Manusia…………………………………….………………………………………… 9
4. Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologis, dan Pedagogis tentang
Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan ..................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19
1. Kesimpulan ........................................................................................................ 19
2. Saran ................................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh
dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang
mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk
selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah
berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran,
kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan
profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak
mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.
Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Semua orang ingin bahagia.
Namun hanya sedikit orang yang mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi simbol
keberhasilan sebuah kehidupan. Tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-
galanya untuk meraihnya. Menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit
dengan puncak tujuan tersebut, yaitu bagaimana meraih kebahagiaan hidup. Dan
ini menjadi cita-cita tertinggi setiap orang baik yang mukmin atau yang kafir
kepada Allah.
2. Rumusan Masalah
1. apa arti bahagia yang sebenarnya?
2. Apa saja konsep dan karakteristik agama?
3. Mengapa manusia harus beragama?
4. bagaimana agama memberikan kebahagian manusia?
5. Apa yang dimaksud dengan bahagia yang hakiki?
3. Tujuan Pembahasan
1. mengetahui arti bahagia menurut islam
2. mengetahui konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju tuhan dan
kebagiaan
3. Untuk memahami pentingnya manusia harus beragama.
4. Mengetahui bagaimana agama menjamin manusia bahagia
5. mengetahui sumber historis, filosofis, psikologis, sosiologis, dan pednogogis
tentang pemikiran agama sebagai jalan menuju kebahagiaan
6. Memenuhi tugas matakuliah Agama islam
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Al-Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa
mencapai keinginan/cita-cita yang dituju dan diimpikan. Pendapat lain menyatakan
bahwa bahagia atau kebahagiaan adalah tetap dalam kebaikan, atau masuk ke
dalam kesenangan dan kesuksesan.
Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan yang fana dan tidak abadi. Adapun
kebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan abadi dan rohani.Kebahagiaan duniawi
ada yang melekat pada dirinya dan ada yang melekat pada man faatnya. Di antara
kebahagiaan duniawi adalah memiliki harta, keluarga, kedudukan terhormat, dan
keluarga yang mulia.
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat
dalam diri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata “fitrah”secara
kebahasaan memang asal maknanya adalah ‘’suci' yang dimaksud suci adalah suci
dari dosa dan suci secara genetis. Meminjam term Prof. Udin Winataputra, fitrah
adalah lahir dengan membawa iman. Berbeda dengan konsep teologi Islam, teologi
tertentu berpendapat sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa
dosa yakni dosa warisan. Di dunia, menurut teologi ini, manusia dibebani tugas
yaitu harus membebaskan diri dari dosa itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti
telah dijelaskan, bahwa setiap manusia lahir dalam kesucian yakni suci dari dosa
dan telah beragama yakni agama Islam.Tugas manusia adalah berupaya agar
kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada Allah.
Allah berfirman dalam Al-Quran surah Ar-rum/30:30 yang Artinya’’Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui’’.(QS Ar-Rum/30:30).
Yang dimaksud fitrah Allah pada ayat di atas adalah bahwa manusia diciptakan
Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak
beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu
karena disebabkan banyak faktor antara lain pengaruh lingkungan. Di samping itu,
ayat di atas juga mengandung maksud bahwa setiap manusia yang lahir telah
dibekali agama dan yang dimaksud agama adalah agama Islam. Inti agama Islam
adalah tauḫīdullāh. Jadi,kalau ketika orang lahir telah dibekali tauḫīdullāh, maka
ketika ia hidup di alam ini dan ketika ia kembali kepada Sang Pencipta harus tetap
dalam fitrah yakni dalam tauḫīdullāh. Mengganti kefitrahan yang ada dalam diri
manusia sama artinya dengan menghilangkan jati diri manusia itu sendiri. Hal itu
sangat tidak mungkin dan tidak boleh. Allah sendiri yang melarangnya.“Tidak
boleh ada penggantian terhadap agama ini sebab inilah agama yang benar
meskipun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”(QS Ar-Rum/30: 30).
a. Sumber historis
d. Sumber filosofi
Pada kenyataannya manusia tidak bisa hidup tanpa agama karna secara
filosofi asal-usul manusia akan dipertanyakan darimana asalnya ketika kita
telah memiliki agama maka tentunya pertanyaan seperni ini akan terjawab
sehingga manusia tidak akan sesat karenanya,agama akan menjamin
keselamatan manusia karna filkosofinya agama ada untuk mengatur kehidupan
manusia agar damai dan sejahtera yang di ikat oleh norma-norma agama dan
aturan,perintah sekaligus larangan yang ada dalam agama tersebut.
Seandainya agama tidak pernah ada maka pastilah manusia tidak akan ada
bedanya dengan hewan dimana mereka hidup hanya untuk makan dan bebas
mau melakukan apapun sesukanya tanpa ada aturan perintah dan larangan yang
mengikat dan membatasinya dalam hidupnya,tapi manusia tidak seperti itu
manusia diberkahi akal untuk berpikir membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk sehingga manusia tentulah labih mulia dari hewan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan
kata lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan
yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai
kebahagiaan termaksud mustahil tanpa landasanagama. Agama dimaksud adalah
agama tauḫīdullāh. Mengapa kebahagiaan tidakmungkin digapai tanpatauḫīdullāh?
Sebab kebahagiaan hakiki itu milik Allah, kita tak dapat meraihnya kalau tidak
diberikan Allah. Untuk meraih kebahagiaan itu,maka ikutilah cara-cara yang telah
ditetapkan Allah dalam agamanya.
Jalan mencapai kebahagiaan selain yang telah digariskan Allah adalah
kesesatandan penyimpangan. Jalan sesat itu tidak dapat mengantar Anda ke tujuan
akhir yaitu kebahagiaan. Mengapa jalan selain yang telah ditetapkan Allah sebagai
jalan sesat? Karena di dalamnya ada unsur syirik dan syirik adalah landasan
teologis yang sangat keliru dan tidakdiampuni. Jika landasannya salah,maka
bangunan yang ada di atasnya juga salah dan tidak mempunyaikekuatan alias
rapuh. Oleh karena itu,hindarilah kemusyrikan supaya pondasi kehidupan kita
kokoh dan kuat! Landasan itu akan kokoh dan kuat kalau berdiri dia atas
tauḫīdullāh.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA