Anda di halaman 1dari 17

ANALISISI DAN EVALUASI PEMBANGUNAN

“Unsur pokok dan ruang lingkup perencanaan pemangunan”

Oleh :

Kelompok2

 Ramadan (180303075)
 Risna (180303097)
 Risdayanti (180303095)
 Rahmatia (180303096)
 Dian wirandini (180303081)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kita masih diberi kesehatan dan
kekuatan untuk penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa pula kita kirimkan salam
dan shalawat kepada nabi muhammad saw yang telah membawa kita dari jalan
kebodohan menuju jalan kebanaran

Makalah ini adalah salah satu tugas dari mata kuliah “Analisis dan
evauasi pembangunan ”sebagai syarat penilaian dosen terhadap mahasiswa
untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan.

Terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan


mengarahkan kami, serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini. Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami membutuhkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan pengetahuan dan wawasan
kami.

Sinjai, Februari 2021


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................ ii


Daftar isi ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1
BAB IIPEMBAHASAN
A. Unsur pokok dalam perencanaan pembangunan ............................. 3
B. Sistem perencanaan .......................................................................... 4
C. Pembangunan nasional...................................................................... 6
D. Perencanaan pembangunan daerah otonom ( isu dan masalah) ........ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................ 13
Daftar pustaka ................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam melakukan pembangunan setiap pemerintah memerlukan
perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap
pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin peratnya
pembangunan di bidang ekonomi, maka terjadilah peningkatan permintaan data
dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.

Struktur perencanan pembangunan indonesia berdasarkan hirarki dimensi


waktunya berdasarkan undang-undang No 25 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pemaangunan nasional diagi menjadi petencanaan jangka panjang,
jangkah menengah, dan jangka pendek (tahunan), sehingga dengan udang-undag
ini kita menganal satu bagian penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang
disebut sebagai rencana pembangunan daerah yaitu Rencana Pembangunan
Jagkah Panjang Daerah (DPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJM-D), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta Rencana
Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Restra-SKPD), dan Rencana Kerja
Satuan Kerja Perngkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai pelagkapnya. 1

B. Rumusan masalah

1. Apa saja unsur pokok dalam perencanaan pembangunan?

2. Bagaimana Sistem perencanaan?

3. Apa itu pembangunan nasional?

4. Bagaimana perencanaan pembangunan daerah otonom (isu dan masalah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui unsur pokok dalam perencanaan pembangunan

1
https://www.slideshere.net/mobile/muthiara/makalah-perencanaan-pembangunan.

1
2. Untuk mengetahui sistem perencanaan?
3. Untuk mengetahu apa itu pembangunan nasional ?
4. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembanunan daerah otonom?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur pokok dalam perencanaan pembangunan

Penyusunan recanan meliputi unsur-unsur tinjauan keadaan (review) yang


dapat berupa tinjauan sebelum memulai sesuatu rencana maupun tinjauna
terhadap pelaksanaan rencana sebelumnya. Pada tahap ini pula dilakukan
perkiraan keadaan masa yang akan dilalui rencana (forecasting), karna itu
dibutuhkan berbagai informasi untuk mengetahui kemungkinan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Informasi yang diperlukan dapat berupa data
statistik dan hasil penelitian terdahulu yang televan. Setelah semua perkiraan
dilakukan maka selanjutnya penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan
memilih cara pencapaian tujuan rencana. Unsur kegiatan berikutnya adalah
mengidentifikasi kebijajan (policy) yang perlu dilakukan. Operasional unsur ini
perlu didasarkan pada pilihan alternatif terbaik dan skala prioritas. Setelah
seluru unsur kegiatan di nilai tuntas, maka unsur kegiatan terakhir dari kegiatan
rencana adalah pengambilan keputusan sebagai persetujuan atas suatu
rencana.2

Setiap perencanaan pembangunan harus mengandung unsur-unsur pokok


sebagai berikut:

a Kebijakan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan. Unsur ini


merupakan dasar dari seluruh rencana, yang kemudian dituangkan dalam
unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya.
b Adanya kerangka kerja makro. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai
variabel-variabel pembangunan serta implikasi hubungan tersebut.
c Perkiraan sumber-sumber pembiayaan pembangunan merupakan
keterbatasan yang strategis, sehingga perlu diperkirakan dengan seksama.
d Uraian tentang kerangka kebijakan yang konsisten seperti misalnya
kebijakan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta kebijakan sektoral

2
https://www.slideshere.net/mobile/muthiara/makalah-perencanaan-pembangunan.

3
lainnya. Berbagai kebijakan tersebut perlu untuk dirumuskan dan
kemudian dilaksanakan.
e Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan
secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini
dilakukan bersamasama dengan penyusunan rencana-rencana sasaran.
f Perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan yang
mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.3

B. Sistem perencanaanpembangunan

Menurut w. Arthur lewis dalam perjalanan memepersiapkan sebuah


rencana, badan perencanaan, dibanjiri dengan usulan-usulan, proyek-proyek
pengeluaran pemerintah, analisis-analisis biaya dan pasar, untuk industri-
industri baru yang mungkin, rencana-rencana memperbaiki undang-undang
yang mempengaruhi lembaga-lembaa ekonomi, laporan-laporan mengenai
sumber daya alam yang baru ditemukan, analisis-analisis kebutuhan sosial dan
seterusnya semua bahan ini harus dipilih dinilai dan di tetapkan prioritas-
prioritas dengan cara yang konsisten.

Tidak ada format yang sederhana untuk membuat sebuah rencana


pembangunan. Pertama-tama sebuah rencana pada dasarnya merupakan
sekumpulan dugaan-dugaan tentang masa depan, karna mentapkan prioritas-
prioritas memerlukan perkiraan-perkiraan yang tak tentu mengenai
kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan biaya-biayanya. Tak ada
formula untuk meramlkan masa depan,yang bisa kita lakukan ialah mencari
persamaan-persamaan dimasa lampau. Ekonomi pembangunan
membandingkan masa lampau dengan masa sekarang dalam mencari petunjuk-
petunjuk untuk masa depan. Jadi sebuah rencana pembangunan dibuat
berdasarkan filosofi umum tentang bagaimana pemabngunan itu terjadi.
Filosofi ini menjadi dasar dugaan-dugaan yang harus dibuat dalam menentukan
proyek-proyek perorangan.

3
Edi Wibowo, Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, Perencanaan Dan Strategi
Pembangunan Di Indonesia, Vol. 8, No. 1, April 2008, hal, 17.

4
Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah suatu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan
dalam jangka panjang, jangka menegah, dan tahunan yang dilaksanakan
olehunsur penyelenggarah negara dan masyarakat ditingkat pusat dan daerah.
Sistem ini adalah pengganti dari garis-garis besar haluan negara GBHN dan
mulai berlaku pada tahun 2005.

Sistem perencanaan pembangunan nasional meurut undang-undang nomor


25 tahun2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, adalah suatu
kesatuan tata cara pemmbangunan untuk mengahasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka waktu tertentu yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggaraan negara dan masyarakat ditingkat pusat dan daerah.

Ada 5 tujuan perencanaan pembangunan menurut UU No 25 tahun 2004


yaitu:

1. Mengkordinasi pelaku-pelaku pembangunan


2. Menginegrasikan pembangunan antar daerah, waktu, fungsi pemerintah
yang berbeda (pusat maupun daerah)
3. Menghubunkan dan menyelenggarakan perencanaan, penyelenggaraa,
pelaksanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
5. Memanfaatkan sumber daya dengan baik4

Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh pada
pergeseran nilai, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan nilai
yang terjadi setelah reformasi meliputi pergeseran dari sentralistik menjadi
desentralistik, dari pendekatan top down menjadi bottom up sudah jelas
dampak langsungnya adalah diberikannya kewenangan yang lebih besar
kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan tersebut
dijamin dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, yang diikuti oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun
4
Mukmin Muhammad, perencanaan pembangunan,CV dua bersaudaraCet 1, 2017, hal.
11

5
1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Selanjutnya kedua
Undang-undang tersebut disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 32
Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diikuti Undang-Undang Nomor
33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Sejak diterbitkannya Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undangundang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka substansi dan
esensi dari sistem perencanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah
menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan, guna lebih
menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih
berhasil guna dan berdayaguna.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun
rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap
terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan jenjang perencanaan jangka
panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek atau
tahunan (1 tahun). Setiap daerah (propinsi/ kabupaten/kota) harus menetapkan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).5

C. Pemabngunan Nasional

Pembangunan merupakn suatu upaya terprogram yang dilaksanakan secara


terus menerus guna mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia
baik lahir maupun batin. Pada hakikatnya tjuan pembangunan indonesia adalah
untuk membengun manusia seutuhnya, dan untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata baik material maupun spiritual
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pembangunan nasional ini meliputi
seluru aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegaraserta keberhasilan
5
Suriyati Hasan, Meraja Journal, Sistem Perencanaan Pembangunan Dalam Penataan
Hukum Nasional, Vol. 1, No. 3, Novemeber 2018, hal. 63.

6
untuk mencapai tujuan tersebut mensyaratkan adanya peran serta segenap
lapisan masyarakat yang emiliki tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa
dan negara.

Landasan konsekuensi pembangunan adalah UUD 1945 merupakan yang


paling dasar dalam menyusun tujuan pokok pembangunan nasional sebagai
suatu visi pembangunan nasional guna menjadikan landasan dalam
keputusan/ketetapan MPR. Khusus dalam pembukaan UUD1945 disebutkan
empat pokok tujuan pembangunan nasional mencakup mencerdaskan
kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum,melindungi seluruh
tumpah darah indonesia, dan mempererat setra dalam membantu ketertiban
dunia dan perdamaian abadi.6

D. Perencanaan pembangunan daerah otonom (isu dan masalah)

Perencanaan harus dilakukan karena keterbatasan sumber daya. Adalah


wacana yang penuh polemik di negara-negara berkembang telah mencapai
tahap perkembangan tertentu, apa aktivitas pembangunan lalu harus tetap dan
terus dilaksanakan berdasarkan rencana otoritas sentral (pemerintah pusat)?
Ataukah aktifitas itu harus segera dipercayakan lewat proses otonomi dalam
tataran yang lebih terdesentralisasi. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
proses perumusan kebijakan pembangunan itu dilakukan dengan suatu proses
demokratisasi. Demokratisasi itu merupakan suatu proses untuk merealisasi
dan/ atau menyempurnakan kehidupan demokrasi. Proses ini muncul sebagai
kebutuhan dan masalah apabila kehidupan bernegara yang demokratis ternyata
belum terwujud sebagaimana yang diharapkan.

Demokratisasi yang terjadi sejak adanya reformasi pada tahun 1998


dicirikan adanya agenda otonomi daerah. Otonomi daerah yang dilaksanakan
melalui prinsip desentralisasi telah mendapat dukungan politis secara penuh
dan menimbulkan berbagai ekses, antara lain berkembangnya daerah-daerah
yang beragam, indikasi etnonasionalisme, gejala pemilahan sosial sampai
6
Yudik Prasetyo, Jurnal Medikora, Kesadaran Masyarakat Berolahraga Untuk
Meningkatkan Kesehatan Dan Pembangunan Nasional, Vol. XI, No. 2, Oktober 2013, hal. 225.

7
dengan adanya indikasi separatisme. Ekses dari implementasi otonomi daerah
itu telah sampai kondisi yang sangat mengkhawatirkan yang secara sistemik
akan menyulitkan eksistensi NKRI. Gejala atas ekses tersebut dapat dirangkum
dalam suatu persoalan yaitu ketimpangan hubungan pusat daerah.

Desentralisasi merupakan sistem pengelolaan yang berkebalikan dengan


sentralisasi. Jika sentralisasi adalah pemusatan pengelolaan, maka
desentralisasi adalah pembagian dan juga pelimpahan. Joeniarto menyatakan
asas desentralisasi sebagai asas bermaksud memberikan wewenang dari
pemerintah negara kepada pemerintah lokal untuk mengatur dan mengurus
urusan-urusan tertentu sebagai urusan rumah tangganya sendiri.

Penyelenggaraan asas desentralisasi menghasilkan daerah otonomi,


sedangkan urusan yang diserahkan kepada daerah otonom yang mana menjadi
hak atau wewenangnya disebut otonomi daerah. Otonomi menurut Amrah
Muslimin berarti pemerintah sendiri (zelfregering). Memang arti otonomi itu
berarti kemandirian, seperti yang dikemukakan oleh Bagir Manan, yang
menyatakan bahwa otonomi mengandung arti kemandirian untuk mengatur dan
mengurus urusan (rumah tangganya) sendiri. Kebijakan desentralisasi
merupakan keputusan yang dianggap terbaik yang perlu diambil bangsa ini.
Wacana negara federal sempat marak pada awal-awal era reformasi, namun
kian tenggelam seiring dengan diadopsinya unsur-unsur federal di dalam
undangundang otonomi daerah.

Para ahli menyebutkan ada banyak faktor mengapa desentralisasi


diperlukan antara lain sebagaimana yang dikemukakan oleh Brian C. Smith
dengan menyebutkan 6 (enam) faktor, yaitu:

1. Untuk mendidik politik


2. Untuk latihan suatu kepemimpinan politik
3. Untuk dapat melihat stabilitas politik
4. Untuk mencega konsentrasi kekuasaan dipusat
5. Untuk memperkuat akuntabilitas pablik

8
6. Untk meningkatkan kepekaan kaum elit akan kebutuhan masyarakat.7
Otonomi daerah mempunyai suatu tujuan tersendiri guna memberikan
percepatan kesejahteraan rakyat yang ada didaerah agar merata baik secara
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusianya itu sendiri,
Dalam pelaksanaan otonomi daerah maka daerah mempunyai kewenangan
untuk mengatur dan mengurus daerahnya sesuai dengan potensi daerah
tersebut, Hal ini termasuk mengatur tentang perencaan pembangunan yang ada
didaerah guna pemerataan kesejahteraan rakyat.
Munculnya otonomi daerah yang memberikan persoalan dan keluasaan
kepada daerah untuk membangun daerahnya menjadi titik sorot yang sangat
tajam terhadap bagaimana otonomi daerah dalam pembangunan mampu
berjalan atau tidaknya pembangunan di daerah sesuai dengan kebutuhan dalam
daerah tersebut. Persoalaan pembangunan daerah otonom dapat dilihat dari
sebuah kinerja dapat dilihat dari sebuah indeks kualitas manusia yang mampu
diukur secara nyata sebagai subjek dari pembangunan itu sendiri, klasifikasi
dari indeks keseluruhan atau universal ini mampu diukur secara tingkat kualitas
manusia suatu bangsa meliputi pendidikan, kesehatan, dan percepatan
pembangunan daerah otonom.
Melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, pemerintah dapat meletakan sebuah
komitmen hukum dan politik untuk dapat memperbaiki kualitas pembangunan
nasional dan daerah, Impelentasi yang baik dari sebuah keseluruhan komponen
peraturan dan subjek hukum inilah yang dapat dilakukan secara konsisten maka
akan tercapainya suatu pembangunan yang secara merata dan percepatan dalam
sistem otonomi daerah yang menjadi tolak ukur daerah dalam melaksanakan
pembangunan secara keberlanjutan.
Era otnomi daerah merupakan titik balik guna memberikan kekelulasaan
daerah untuk meengatur rumah tangganya sendiri, namun di tengah
perkembangan era otonomi daerah ini memberikan peluang untuk daerah

7
Ari Purwadi, Perspektif, Humonisasi Pengaturan Perencanaan pembangunan antara
pusat dan daerah Era otonomi daerah, Vol. XVIII, No. 2, 2013, hal. 91.

9
membangun daerahnya masing-masing, akan tetapi disatu sisi masih banyak
yang belum siap terhadap sistem pemerintahan daerah dan otonomi daerah
sehingga menyebabkan daerah yang tertinggal dan melupakan sebuah asas
perencanaan dalam pembangunan, oleh karena itu dengan urgennya untuk
mengejar ketertinggalan percepatan pembangungan daerah dibutuhkan sebuah
perencanaan dan pembangunan. Hal ini lah mendorong Urgensinya
perencanaan dalam pembangunan daerah.
Kesenjangan pembangunan merupakan permasalahan yang kompleks
dihadapi negara Indonesia. Permasalahan kesenjangan yang paling mencuat di
Indonesia antara lain kesenjangan antar daerah, antar sektor, antar wilayah
antara Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Timur Indonesia, antara
perkotaan dan perdesaan. Kesenjangan tersebut tidak hanya dipandang dari
aspek ekonomi, tapi juga aspek non ekonomi termasuk pemabangunan dalam
era otonomi daerah. Bentuk kesenjangan yang beberapa periode belakangan ini
menjadi isu penting di Indonesia, telah menghasilkan suatu konsekuensi berupa
pemusatan hasil pembangunan pada sebagian wilayah.
Adapun Alasan pentingnya perencanaan pembangunan suatu daerah atau
daerah otonom, yaitu:
a Perencanaan dilihat dari segi suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan
dengan lebih baik mendapatkan alasan yang telah kuat untuk melakukan
perencanaan.
b Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan
kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan;
c Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting)
terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan
dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan
tetapi juga mengenai hambatanhambatan dan resiko-resiko yang mungkin
dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi
sedikit mungkin.

10
d Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif
tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk
memilih kombinasi cara yang terbaik ( the best combination).
e Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.Memilih
urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan
usaha;
f Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar
untuk mengadakan pengawasan evaluasi (control atau evaluation).

Perencanaan pembangunan di daerah otonom harus memperhatikan


adanya sinkronisasi, koordinasi dan integrasi dengan perencanaan
pembangunan nasional. Karena capaian tujuan pembangunan daerah harus
bersifat mendukung pencapaian tujuan pembangunan secara nasional.8

8
Saeful Kholik, Jurnal Hukum Mimpar Justitia, Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam Era Otonomi Daerah, Vol. 6, No. 1, Juni 2020, hal. 57.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan yaitu Kebijakan dasar atau


strategi dasar rencana pembangunan,Adanya kerangka kerja makro, Perkiraan
sumber-sumber pembiayaan pembangunan merupakan keterbatasan yang
strategis, sehingga perlu diperkirakan dengan seksama, Uraian tentang
kerangka kebijakan yang konsisten seperti misalnya kebijakan fiskal,
penganggaran, moneter, harga serta kebijakan sektoral lainnyaPerencanaan
pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral,
Perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan yang
mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.

Sejak diterbitkannya Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka substansi dan
esensi dari sistem perencanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah
menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan, guna lebih
menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih
berhasil guna dan berdayaguna.

Otonomi daerah mempunyai suatu tujuan tersendiri guna memberikan


percepatan kesejahteraan rakyat yang ada didaerah agar merata baik secara
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusianya itu sendiri,
Dalam pelaksanaan otonomi daerah maka daerah mempunyai kewenangan
untuk mengatur dan mengurus daerahnya sesuai dengan potensi daerah
tersebut, Hal ini termasuk mengatur tentang perencaan pembangunan yang ada
didaerah guna pemerataan kesejahteraan rakyat.
Munculnya otonomi daerah yang memberikan persoalan dan keluasaan
kepada daerah untuk membangun daerahnya menjadi titik sorot yang sangat
tajam terhadap bagaimana otonomi daerah dalam pembangunan mampu

12
berjalan atau tidaknya pembangunan di daerah sesuai dengan kebutuhan dalam
daerah tersebut. Persoalaan pembangunan daerah otonom dapat dilihat dari
sebuah kinerja dapat dilihat dari sebuah indeks kualitas manusia yang mampu
diukur secara nyata sebagai subjek dari pembangunan itu sendiri, klasifikasi
dari indeks keseluruhan atau universal ini mampu diukur secara tingkat kualitas
manusia suatu bangsa meliputi pendidikan, kesehatan, dan percepatan
pembangunan daerah otonom.

B. Saran

Denganadanyakekurangan yang terdapatdalammakalah yang ada, kami


mengharapkanadanya saran yang bersifatmembangun demi
peningkatankreativitas, inovasi, danwawasan yang luas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ari Purwadi, Perspektif, Humonisasi Pengaturan Perencanaan pembangunan


antara pusat dan daerah Era otonomi daerah, Vol. XVIII, No. 2, 2013, hal.
91.
Edi Wibowo, Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, Perencanaan Dan Strategi
Pembangunan Di Indonesia, Vol. 8, No. 1, April 2008, hal, 17.
https://www.slideshere.net/mobile/muthiara/makalah-perencanaan-
pembangunan
Mukmin Muhammad, perencanaan pembangunan, CV dua bersaudara Cet 1,
2017, hal. 11
Saeful Kholik, Jurnal Hukum Mimpar Justitia, Perencanaan Pembangunan
Daerah Dalam Era Otonomi Daerah, Vol. 6, No. 1, Juni 2020, hal. 57.
Suriyati Hasan, Meraja Journal, Sistem Perencanaan Pembangunan Dalam
Penataan Hukum Nasional, Vol. 1, No. 3, Novemeber 2018, hal. 63.
Yudik Prasetyo, Jurnal Medikora, Kesadaran Masyarakat Berolahraga Untuk
Meningkatkan Kesehatan Dan Pembangunan Nasional, Vol. XI, No. 2,
Oktober 2013, hal. 225

14

Anda mungkin juga menyukai