Anda di halaman 1dari 8

Kerusakan, konservasi dan

Pemanfaatan Flora dan Fauna


 Dampak Kerusakan Flora dan Fauna
Besar dan beragamnya keanekaragaman hayati ini memang berkaitan dengan kondisi fisik dan
juga curah hujan yang besar, apalagi cuaca dan iklim tropis dan curah hujan yang lebat
memberikan efek langsung pada kehidupan flora khususnya yang berkembang menjadi lebih
besar dengan spesies baik yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui. Selain itu karena
banyaknya tanaman yang tumbuh dan menimbulkan ekosistem baru, maka akan ada juga fauna
yang menggunakan tumbuhan baik untuk makanan maupun untuk tempat tinggal. Hal inilah yang
menjadikan fauna di Indonesia ikut beragam. Sayangnya flora dan fauna yang ada harus
mengalami kerusakan, dan menimbulkan dampak yang besar. Apa saja dampaknya ?
1. Ekosistem Rusak
Di alam bebas terkenal yang dinamakan hukum rimba, dimana mereka yang lebih kuat
maka merekalah pemimpinnya. Untuk itu jika dalam fauna ada yang disebut predator
atau pemangsa dan ada yang disebut mangsa atau hewan yang memang menjadi santapan
para predator. Ada juga hewan yang mengkonsumsi tumbuhan sehingga flora menjadi
bahan makanan utama. Hal ini terus berputar agar mereka bertahan hidup, dan dinamakan
siklus kehidupan. Karena adanya siklus ini maka ekosistem terbentuk, namun apa jadinya
jika ekosistem rusak ? ekosistem rusak merupakan dampak paling pertama yang bisa
dilihat dari kerusakan flora dan juga fauna. Sebagai contoh, jika ada siklus padi hingga
ular, dimana padi dimakan tikus lalu tikus dimakan oleh ular. Namun bagaimana jika
salah satu ekosistem rusak misalnya padi. Maka tikus tidak memiliki makanan dan mati
dan ular tidak memiliki makanan tikus dan mati, atau pun untuk bertahan hidup ular
menyerang hewan lain bahkan manusia. Hal sebesar ini timbul dari hal kecil seperti padi
yang rusak atau semakin lama semakin menghilang. Sayangnya hal ini tidak terjadi pada
padi saya namun pada semua flora atau pun fauna.
2. Sumber Daya Langka
Flora serta fauna merupakan dua makhluk hidup yang diciptakan untuk melengkapi
ekosistem yang ada, mengisi bumi, menjalankan siklus kehidupan dan menjadi sumber
daya yang bermanfaat bagi manusia. Sehingga banyak manusia yang memang
membudidayakan flora dan fauna. Namun semakin lama manusia hanya bisa
menggunakan tanpa mau tahu apa yang dibutuhkan oleh alam. Hutan contohnya, hutan
merupakan flora yang harusnya dilindungi terutama hutan lindung. Padahal hutan bisa
menjadi sumber daya alam yang bermanfaat bagi manusia, misalnya saja tanah di
pegunungan. Dimana flora merupakan bahan yang bisa membantu agregat tanah agar
lebih padat lagi, sehingga tidak terjadi longsor atau pun terjadi erosi yang berbahaya.
Fauna juga merupakan sumber daya alam yang paling digunakan dan dimanfaatkan oleh
manusia. Sumber daya alam yang sering dimanfaatkan yang berasal dari fauna adalah
ikan yang berasal dari laut atau ikan yang anda tangkap di sungai untuk dikonsumsi.
3. Tragedi Lingkungan
Tragedi lingkungan merupakan hal yang paling sering terjadi belakangan ini. Seperti
halnya banjir, erosi atau longsor, hujan angin bahkan hingga kebakaran yang
berkepanjangan. Hal ini tidak lepas dari sikap manusia yang serakah dan menggunakan
sumber daya alam seenaknya, selain itu manusia juga sering tidak memperhatikan
kelangsungan hutan atau SDA lain untuk masa selanjutnya. Tragedi lingkungan ini
menjadi isu dunia yang tidak terpecahkan hingga sekarang, mulai dari pemanasan global
hingga mencairnya kutub es membuat banyak aktivis dan juga masyarakat menjadi
khawatir akan keadaan bumi yang semakin tua. Namun dampak yang paling dekat dan
terasa tentunya dampak kerusakan flora dan fauna sebagai makhluk hidup yang juga
tinggal di bumi.

Gambar 1. Salju yang mencair di daerah antartika


Sumber : https://earthobservatory.nasa.gov/images/146322/antarctica-melts-under-its
hottest-days-on-record

4. Menurunnya kualitas kesehatan


Ketika flora dan fauna menjadi bahan utama untuk mendukung makanan manusia, maka
ketika mengalami kerusakan hal ini juga berdampak langsung pada manusia. Beberapa
zat polutan dan pestisida yang ada di flora dan fauna dapat tersimpan dan jika sampai
dikonsumsi oleh manusia maka zat tersebut juga akan mencemari manusia. Sudah banyak
fauna yang mati akibat keracunan atau terjangkit penyakit layaknya sapi gila, flu burung
atau pun pes. Hal ini bisa menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan, karena bisa
menular pada manusia dan juga mengurangi bahan pangan yang bisa dikonsumsi
manusia. Untuk flora, hal kecilnya mungkin sudah jarang tumbuh tanaman obat-obatan
yang dulu sering digunakan untuk mengobati manusia, sekarang ini manusia lebih
bergantung pada obat yang terbuat dari bahan alami. Atau mungkin tanaman yang
dikonsumsi seperti layaknya kangkung air atau selada, namun air yang digunakan sudah
tercemar bahan-bahan. Hal itulah yang menyebabkan kesehatan menjadi menurun.
5. Hilangnya Kesuburan Tanah
Hilangnya kesuburan tanah merupakan dampak kerusakan yang dihasilkan selanjutnya.
Dimana tanaman seperti kacang polong, buncis dan sejenisnya tumbuh dan bisa
membantu mengurai zat nitrogen yang ada dalam tanah, sehingga bisa dimanfaatkan oleh
makhluk hidup lainnya dan juga manusia. namun karena terjadi kerusakan sudah tentu
akan menyebabkan hilangnya kesuburan tanah dan membuat manusia kesulitan menanam
tanamam dan juga bahan pangan. Keanekaragaman ada untuk saling melengkapi, hal
yang bersifat heterogen memang lebih baik dibandingkan yang bersifat homogeny.
Dimana Tuhan menciptakan makhluk hidupnya dengan ciri khasnya masing-masing,
begitu pun flora dan juga fauna.
6. Turunnya keanekaragaman Hayati
Ketika terjadi kerusakan yang berdampak pada keanekaragaman hayati, tentu selain poin
sebelumnya. Flora dan fauna bisa menambah keanekaragaman makhluk hidup yang
tinggal di Bumi. Kita tidak hanya bisa mendengar ayam berkokok di pagi hari saja,
namun bisa melihat kunang-kunang di malam hari. Hal ini bisa ada karena
keanekaragaman hayati jika flora dan fauna tidak mengalami kerusakan.
Keanekaragaman hayati tak hanya sekedar membuat makhluk hidup bersifat heterogen,
namun kita juga bisa menikmati keindahan yang diciptakan oleh Tuhan. Adanya
pepohonan di gunung, adanya padang rumput yang terbentang, lalu adanya hewan seperti
kelinci dan kucing yang hidup untuk bisa dipelihara dan menjadi teman bermain, dan hal
lainnya yang mungkin tidak pernah terpikirkan. Namun karena adanya dampak kerusakan
ini, tentu akan berpengaruh pada mereka yang ingin menikmati keindahan. Sayangnya
manusia seringkali tidak merasa bersyukur akan hal tersebut.
7. Daur Hidup Berantakan
Tahukah anda dari kerusakan flora dan juga fauna menimbulkan dampak yang lebih besar
dibanding sebuah kebakaran hutan ? Flora dan fauna rusak menyebabkan daur hidup
makhluk hidup rusak, termasuk juga manusia. Jika rusak maka apa yang terjadi ? jika
kerusakan terjadi pada tumbuhan, maka alam menjadi tidak seimbang, banyak terjadi
fenomena alam baik yang memberikan dampak positif maupun negatif, kurangnya
asupan makanan untuk makhluk hidup lain, tidak adanya pembersih udara dan mensuplai
oksigen. Bahkan kerusakan flora saja bisa mengganggu cuaca dan iklim yang ada di
bumi. Sedangkan jika kerusakan terjadi pada fauna, maka daur hidup jelas akan
berantakan. Mangsa dan predator tidak lagi seimbang jumlahnya, sehingga menyerang
mangsa lainnya atau bahkan manusia. Sudah ribuan orang meninggal akibat serangan
hewan yang tidak diduga, hal ini terjadi akibat daur hidup yang berantakan. Dampak
kerusakan flora dan fauna ternyata memberikan efek yang jauh lebih besar dibanding
yang diperkirakan.
8. Hancurnya bumi
Dampak terbesar yang terjadi adalah hancurnya bumi yang notabene adalah tempat
tinggal manusia dan makhluk hidup lainnya. Hancurnya bumi tentu bisa saja terjad jika
sudah terlalu banyak kerusakan yang ditimbulkan dan membuat flora atau fauna
menghilang satu demi satu. Sudah banyak fauna yang dinobatkan menjadi hewan langka,
dimana mereka hanya memiliki populasi yang sangat sedikit baik karena cuaca,
pemburuan liar, ataupun karena hukum rimba. Padahal fauna tersebut bisa saja berperan
penting dalam kelangsungan lingkungan dan ekosistem bumi. Selain itu sudah banyak
flora yang habis dibabat dan tidak bisa lagi tumbuh, permasalahan utamanya adalah
banyak flora yang bertugas untuk melindungi dan menjaga keseimbangan bumi harus
ditebang dan dihancurkan. Padahal flora tersebut belum tentu bisa tumbuh kurang dari 10
tahun. Banyak pepohonan dan tumbuhan yang baru bisa tumbuh dewasa ketika usianya
lebih dari 15 tahun ditanam dengan perawatan yang baik. Sedangkan manusia
menebangnya dengan hitungan jam atau hari. Hal seperti ini yang membuat kerusakan
dan hancurnya bumi semakin cepat terjadi. Kerusakan flora dan fauna sebenarnya
menjadi tanda, bahwa bumi bukan lagi tempat yang bisa ditinggali dengan nyaman.
Selain itu juga bisa menjadi tanda betapa buruknya manusia dalam hidup dan
memperlakukan sesama makhluk hidup. Padahal tanpa kita sadari manusia hidup dari
tanaman maupun hewan, dan manusia bisa tinggal diatas tanah yang disisinya dilindungi
banyak flora dan juga berisikan banyak ekosistem yang berisikan fauna.

 Konservasi Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia


Konservasi adalah sebuah usaha pelestarian flora dan fauana dengan tujuan agar tetap terjaga
populasinya dan bisa tetap ada hingga nanti. Konservasi sebuah kawasan meliputi kriteria
kawasan yang memiliki kekhasan tertentu misalnya memiliki spesies langka dan endemik,
kawasan yang memiliki keterancaman dari kepunahan dan membutuhkan penanganan,
danKawasan yang memiliki kegunaan atau potensi sehingga perlu prioritas konservasi.
Kekayaaan alam Indonesia harus tetap terjaga dan terlindungi dari berbagai kerusakan. Untuk itu
diperlukan upaya dan langkah-langkah konservasi untuk menjaga kelestarian flora dan fauna.
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007, kawasan yang dilindungi bagi pelestarian alam dibagi
menjadi dua yaitu kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.
a) Kawasan Suaka Alam
Kawasan suaka alam adalah sebuah kawasan yang memiliki ciri khas tertentu baik yang
ada di daratan maupun di perairan. Bentuk kawasan suaka alam terdiri dari:
1) Cagar Alam
Cagar alam adalah sebuah kawasan suaka alam yang memiliki kekhasan berupa
tumbuhan, satwa dan ekosistem. Keadaan alamnya masih terlihat asli belum
banyak tersentuh tangan manusia, memiliki keanekaragaman baik tumbuhan
maupun satwa.Sebagaimana fungsinya kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk
kawasan penelitian, pengetahuan ilmu pengetahuan, pendidikan. Dapat juga
dijadikan sebagai tempat kegiatan pariwisata. Contoh cagar alam yang terkenal
sebagaimana berikut:
a. Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa barat, merupakan
Cadangan hutan di daerah basah.
b. Cagar Alam Pananjung-Pangandaran di Jawa Barat, tempat ini selain
untuk melestraikan hutan, juga merupakan tempat untuk melindungi
rusa, banteng, dan babi hutan.
c. Cagar alam Rafflesia di Bengkulu, khusus untuk melindungi bunga
raflesia yang merupakan bunga terbesar di dunia.
Gambar 2. Cagar Alam Pananjung Pangandaran
Sumber: https://inainu.id/

2) Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa merupakan kawasan yang ditetapkan untuk melindungi satwa
tertentu dan habitatnya. Kawasan ini memiliki keanekaragaman dan populasi
satwa yang tinggi, atau sebagai habitat salah satu jenis satwa dikhawatirkan
punah. Kawasan ini merupakan tempat berkembang biaknya jenis satwa atau
tempat tinggal dari salah satu jenis satwa migrant. Berikut suaka margasatwa
yang ada di Indonesia:
a. Suaka margasatwa Gunung Leuser di aceh, merupakan suaka
mmargasatwa terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat
perlindungan di tempat ini antara lain gajah, badak sumatera, orang utan,
tapir, harmau, kambing hutan, rusa, dan burung.
b. Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk
melindungi banteng, macan tutul, kancil, kucing bakau dan anjing hutan.
c. Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama
untuk melindungi biawak komodo. Satwa-satwa lain yang dilindungi di
tempat ini adalah burung kakaktua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan,
dan rusa.

Gambar 3. Banteng di Suaka Margasatwa Baluran


Sumber: https://phinemo.com
3) Cagar Biosfer
Cagar biosfer adalah kawasan yang dilestarikan untuk melindungi flora dan fauna
termasuk hasil budaya manusia yang ada di dalamnya, termasuk suku–suku
terasing. Suku terasing ini harus dijaga kelestariannya karena penduduk ini
menginginkan hidup yang serasi, harmonis dan seimbang dengan alam. Salah
satu contoh cagar biosfer antara lain, cagar biosfer pulau siberut di Sumatera
Barat, Cagar biosfer Tanjung Putting di Kalimantan Tengah, Cagar biosfer
Cibodas jawa Barat.
b) Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelestarian alam memiliki fungsi yang hampir sama dengan kawasan suaka
alam, namun ada nilai lebih karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya secara lestari. Kawasan pelestarian alam terdiri dari taman
nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
1) Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli,
dikelola dengan zonasi, serta dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan,
serta menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional memiliki
kriteria ciri khas yang unik, yaitu memiliki kawasan yang luas serta dapat
dikembangkan untuk tujuan lain dalam kehidupan sehari- hari. Sedangkan
manfaat yang dapat dirasakan dari adanya taman nasional dapat menjaga
keseimbangan kehidupan, baik biotik maupun abiotik di daratan maupun
perairan. Contoh Taman Nasional Lorentz Papua, Taman Nasional Gunung
Leuseur, Taman Nasionan Gede Pangrango, Taman Nasional Bromo.

Gambar 4. Taman Nasional Bromo


Sumber: https://bromotenggersemeru.org/
2) Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk koleksi tumbuhan
atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan asli. Kriteria
wilayah yang ditetapkan sebagi kawasan hutan raya adalah kawasan yang
memiliki ciri khas, baik asli maupun buatan, memiliki keindahan serta cukup luas
untuk mengkoleksi tumbuhan dan satwa.
3) Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang ditetapkan untuk
melindungi alam, tetapi dimanfaatklan untuk tujuan wisata. Kriteria suatu
wilayah ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam antara lain kawasan
yang memiliki daya tarik baik flora dan fauna atau ekosistem serta formasi
geologi. Memiliki luas untuk menjamin kelestarian populasi dan daya tarik untuk
pariwisata dan rekreasi alam.
4) Kebun Raya dan Kebun Binatang merupakan kawasan untuk koleksi hidup yang
berfungsi untuk melestarikan jenis flora dan fauna.
Berdasarkan UU No, 5 Tahun 1990 dan UU No.23 Tahun 1997, Indonesia melakukan dua
metode konsevasi, yaitu metode Insitu dan metode Eksitu. Metode insitu merupakan upaya untuk
melestarikan keanekaragaman hayati yang dilaksanakan pada habitat asli individu tersebut baik
flora maupun fauna. Metode ek situ adalah proses melindungi spesies, varietas atau ras yang
terancam punah, tumbuhan atau hewan di luar habitat aslinya; misalnya dengan memindahkan
sebagian populasi dari habitat yang terancam dan menempatkannya di lokasi baru, yang mungkin
merupakan kawasan liar atau dalam perawatan manusia.
Keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan potensi bagi Negara.
Setiap wilayah di kepulauan Indonesia memiliki jenis flora dan fauna yang khas seperti bunga
Raflesia yang berada di Sumatra. Pemerintah berupaya menjaga kelestarian flora fauna dengan
membangun sarana konservasi dan menetapkan puspa dan satwa nasional. Pemerintah
menetapkan komodo sebagai satwa nasional, ikan siluk merah sebagai satwa pesona dan elang
Jawa sebagai satwa langka. Sedangkan tumbuhan yang ditetapkan sebagai puspa bangsal adalah
melati, anggrek bulan sebagai puspa pesona dan Padma raksasa sebagai puspa langka. Selain
Indonesia, berbagai negara di dunia pun melakukan konservasi terhadap sumberdaya flora dan
fauna. Berikut beberapa taman nasional di berbagai negara;
a. Taman Nasional Grand Cayon, USA
b. Taman Nasional Galapagos, Ekuador
c. Taman Nasional Danau Plitvice, Kroasia
d. Guilin dan Taman Nasional Sungai Lijian, China
e. Taman Nasional Air Terjun Victoria, Zimbabwe

Gambar 5. Taman Nasional Danau Plitvice, Kroasia


Sumber: http://fullhdwall.com/
 Pemanfaatan Flora dan Fauna Indonesia Sebagai Sumber Daya Alam
Keberadaan flora dan fauna tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Terdapat saling
ketergantungan antara tumbuhan, hewan dan manusia. Tumbuhan dan hewan mempunyai
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Secara umum pemanfaatan flora dan fauna di
Indonesia sebagai sumber daya alam adalah sebagai Sumber Pangan, Peternakan, Perikanan,
Sumber Pendapatan atau Devisa, Hiasan, Tradisi atau Budaya, dan Sumber Energi. Berikut
adalah manfaat tumbuhan dan hewan bagi kehidupan manusia diantaranya:
a. Manfaat Tumbuhan (Flora) bagi kehidupan manusia
1) Sebagai sumber pangan, seperti karbohidrat yang berasal dari padi, jagung,
singkong, ubi, talas, sagu. Sayur mayur dan buah - buahan.
2) Sebagai bahan sandang dan perumahan, yang berasal dari jenis kayu kayuan.
3) Sebagai bahan obat-obatan dan kecantikan, wangi-wangian seperti bahan untuk
jamu tradisional seperti kunyit, daun sirih, temu lawak, daun kumis kucing, akar
alang-alang dan lain-lain.
4) Sebagai bahan baku industri, seperti kapas untuk bahan kain, karet untuk bahan
bola basket, ban mobil, ban motor. Kayu jati untuk bahan perabotan
5) Sebagai bahan untuk kerajian dan hiasan seperti dari bahan bambu dan rotan.
6) Sebagai objek penelitian, pendidikan dan pariwisata.
7) Sebagai sumber pendapatan dan aktivitas ekonomi.

Gambar 6. Salah satu pemanfataan Flora di Indonesia, Jamu


Sumber: https://www.halodoc.com/

b. Manfaat Hewan (Fauna) bagi kehidupan manusia.


1) Sebagai sumber protein, seperti yang berasal dari ikan, unggas, kambing, sapi.
2) Sebagai bahan baku industri, seperti kulit hewan dapat dijadikan sepatu, bulu
domba sebagai bahan pakaian wol.
3) Sebagai bahan kerajinan dan asesoris seperti kulit buaya, kulit ular, tanduk
kerbau.
4) Sebagai penghasil pupuk organic yang berasal dari kotorannya.
5) Sebagai bahan obat – obatan.
6) Sebagai Tenaga bantuan yang dapat meringankan pekerjaan manusia, seperti
tenaga kerbau, sapidan kuda.

Anda mungkin juga menyukai