Anda di halaman 1dari 8

BAB 

 I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan hukum Islam setelah Rasulullah SAW wafat berkambang begitu
pesat. Hal itu dikarenakan pola pikir umat Islam dalam berpendapat tentang hukum
berbeda-beda. Umat islam mengalami dilematis dalam menetapkan hukum setelah
Rasulullah wafat, karena begitu banyak masalah-masalah hukum baru yang muncul
yang belum ada nashnya dalam Alquran dan Hadis. Dengan demikian muncullah
berbagai pendapat mengenai hukum tentang suatu hal. Dalam islam hal seperti ini
dibolehkan dengan syarat harus dimusyawarahkan dengan ulama-ulama yang lain
atau dengan kata lain berijtihad. Jika kita tidak mampu berijtihad dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kita, makakita harus mengikuti ijtihad dari salah seorang
mujtahid yang ia percayai. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat An-
Nahlayat 42, yang artinya “ bertanyalah dari ahli zikir/ ulama jika kamu tidak
mengerti”. Dari situlah muncul hukum-hukum islam dari hasil ijtihad para ulama,
yang mana lahirlah yang disebut mazhab.
Dari penjelasan di atas, kami akan membahas lebih lanjut mengenai mazhab-
mazhab fiqih tersebut. Yang mana ruang lingkupnya meliputi : pengertian mazhab
fiqih, lahirnya mazhab-mazhab fiqih, mazhab-mazhab fiqih yang sudah punah, dan
mazhab-mazhab fiqih yang masih eksis. Itu lah beberapa subpokok bahasan yang
akan dibahas dalam makalah ini. Selanjutkan diharapkan dengan pembahasan tersebut
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terutama mengenai mazhab-mazhab
fiqih yang masih dalam ruang lingkup perkembangan hukum islam.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini apa saja mazhab fiqih?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengetahui tentang mazhab-mazhab fiqih

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mazhab Fiqih


Menurut bahasa, mazhab berasal dari sighah masdar (kata sifat) dan isim
makan  (kata yang menunjukkan tempat) yang diambil dari fi’il madhy
“dzahaba”  yang berarti “pergi”. Bisa juga berarti al-ra’yu yang artinya “pendapat”.
Sedangkan pengertian mazhab menurut istilah ada beberapa rumusan, antara lain:
1. Menurut Said Ramadhany al-Buthy, mazhab adalah jalan pikiran
(paham/pendapat) yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkan
suatu hukum Islam dari Al-Quran dan hadits.
2. Menurut K.H.E. Abdurrahman, mazhab dalam  istilah islam berarti pendapat,
paham atau aliranseorang alim besar dalam Islam yang digelari Imam seperti
Imam Abu Hanifah, mazhab Imam Ibn Hanbal, mazhab Imam syafi’i mazhab
Imam Maliki, dan lain-lain.
3. Menurut A. Hasan, mazhab adalah sejumlah fatwa atau pendapat-pendapat
seorang alim besar dalam urusan agama, baik dalam masalah ibadah ataupun
lainnya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan mazhab menurut istilah, meliputi dua pengertian, yaitu :
1. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang
imam mujtahid dalam menetapkan hukum atau peristiwa berdasarkan
Al-quran dan Hadis.
2. Mazhab adalah fatwa atau pendapat seorang Imam Mujtahid tentang
hukum suatu peristiwa yang diambil dari Al-Quran dan Hadis.
Jadi mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan
oleh Imam Mujtahid dalam memecahkan masalah, atau
mengistinbatkan hukum islam. Selanjutnya imam mazhab dan mazhab
itu berkembang pengertiannya menjadi kelompok umat islam yang
mengikuti cara Istinbath Imam Mujtahid tertentuatau mengikuti
pendapat Imam Mujtahid  tentang masalah   hukum Islam.
Adapun pengertian mazhab menurut para ulama fiqih  yang
perlu kita ketahui. Menurut ulama fiqih  mazhab adalah sebuah
metodologi fiqih khusus yang dijalan oleh seorang ahli fiqih mujtahis,

2
yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memilih
sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’. Masalah yang bisa
menggunakan metode ijtihad adalah yang termasuk istilah dzonni atau
prasangka , bukan hal yang qoth’i atau pasti.

B. Lahirnya Mazhab-mazhab Fiqih


Manusia diberikan daya pikir, daya cipta, nalar dan daya mempergunakan ijtihad.
Maka sesuai dengan tabiat dan naluri manusia itu sendiri, timbullah berbagai macam
pendapat dalam menhadapai suatu masalah. Hal ini tidak mungkin dihilangkan atau
dihindari karena naluri manusia menghendaki yang demikian. Itulah yang melatar
belakangi lahirnya mazhab-mazhab dalam dunia Islam. Seperti yang dijelaskan
sebelimnya bahwa mazhab adalah hasil Ijtihad seorang Mujtahid, yang mana dari para
Mujtahid itu terdapat perbedaan-perbedaan pendapat dalam menetapkan sebuah
hukum yang belum ada nashnya dalam Al-Quran dan Hadis.
Sejak kira-kira pertengahan abad pertama hijriyah sampai awal abad ke empat,
tidak kurang dari 19 aliran hukum sudah tumbuh dalam Islam. Kenyataan ini saja
cukuplah menunjukkan betapa ahli-ahli hukum kita dahulu tak putus-putusnya bekerja
untuk disejalankan dengan kebutuhan-kebutuhan peradaban yang terus tumbuh.
Pada masa Tabi’-tabi’in yang dimulai pada awal abad kedua Hijriyah, kedudukan
Ijtihad sebagai Istinbath hukum semakin bertambah kokoh dan meluas, sesudah masa
itu muncullah mazhab-mazhab dalam bidang hukum Islam. Adapun faktor yang
menentukan perkembangan hukum Islam sesudah Rasulullah wafat, yaitu:
1. Semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, mencakup wilayah-wilayah
semenanjung Arab, Irak, mesir, Syam, Persi dan lain-lain.
2. Pergaulan kamu muslimin dengan bangsa yang ditaklukannya. Mereka
terpengaruh oleh budaya, adat istiadat serta tradis bangsa tersebut.
3. Akibat jauhnya negara-negara yang ditaklukan itu dengan ibu kota Khalifah
(pemerintahan) Islam, membuat gubernur, para hakim dan para ulama harus
melakukanijtihad guna memberikan jawaban terhadap problem dan masalah-
masalah baru yang dihadapi.

C. Mazhab-mazhab Fiqih
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa selain ada mazhab yang punah, ada juga
mazhab yang masih eksis hingga sekarang. Mazhab-mazhab tersebut antara lain :

3
mazhab hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, mazhab Hanbali, mazhab Syi’ah, dan
mazhab Dhaihari. Berikut penjelasannya :
1. Mazhab Hanafi (80-150 H/ 696-767 M)
Memilik nama lengkap An-Nu’man bin Tsabit bin Zutha bin Mahmuli
Taymillah bin Tsalabah. Beliau keturunan Parsi yang merdeka, dan Hanfah
bin ismail bin Hamis berkata : “kami keturunan Parsi yang merdeka.” Demi
Allah kami tidak pernah tertimpa budak sama sekali. Dilahirkan pada tahun 80
H. Beliau termasuk Tabiit Tabi’in ( yang mengikuti Tabi’in ).
Beliau lebih terkenl dengan nama hanifah. Bukan kerena mempunyai
anak bernama Hanifah, tetapi asal nama itu dari Abu al-Millah al-hanifah,
diambil dari ayat: “Fatt Abi’u millah Ibrahia Hanifa” (maka ikutilah agama
Ibrahim yang lurus. Ali Imran ayat 95). Belaiu orang Persia yang menetap di
Kufah. Pada waktu kecil beliau menghafal Al Quran, seperti dilakukan anak-
anak pada  masa itu, kemudian berguru pada Imam Ashim salah seorang imam
Qiro’ah sab’ah. Keluarganya adalah keluarga pedagang dan kemudian beliau
menjadi pedagang. Guru Abu Hanifah yang terkenal diantaranya adalah al-
Sya’bi dan Hammad Abi Sulayman di Kuffah, Hasan Basri di Basrah, Atha’
bin Rabbah di Mekkah, Sulayman, dan Salim di Madinah. Yang menonjol dari
fiqih Abu Hanifah ini antara lain adalah:
a. Sangat rasional, mementingkan maslahat, dan manfaat.
b. Lebih mudah dipahami dari pada mazhab yang lain.
c. Lebih liberal sikapnya terhadap dzimis (warga negara yang
nonmuslim).
Imam Abu Hanifah meninggal pada bulan Rajab tahun 150 H.
Meskipun Abu Hanifah seorang ulama besar, beliau tidak merasa
memonopoli kebenaran. Hal itu terbukti dari pernyataan: “saya
mengambil pendapat ini, karena pendapat ini benar, tapi mengandung
kemungkinan salah. Dan saya tidak mengambil pendapat itu, karena
pendapat itu salah, tapi mengandung kemungkinan benar”.
Beliau meninggal ketika sedang  Shalat. Kitab yang langsung di
nisbatkan kepada Abu Hanifah adalah Fiqh al-Akbar, al-Alim wal
Muta’alim, dan Musnad.

4
2. Mazhab Maliki (93-173H / 711-795M)
Imam Malik dilahirkan di Madinah. Nama lengkapnya Malik bin Anas
bin ‘Amar. Kakek Imam Malik yaitu ‘Amar berasal dari Yaman. Beliau
pernah bertemu dengan Abu Hanifah. Abu Hanifah tigabelas tahun lebih tua
dari Malik bin Anas.
Malik bin Anas adalah seoang yang saleh, sangat sabar, ikhlas dalam
berbuat, mempunyai daya ingat dan hafalan yang kuat, serta kokoh dalam
pendiriannya. Beliau ahli dalam fiqih dan Hadits, yang diterima dari guru-
gurunya di Madinah. Beliau mempelajari ilmu pada ‘ulama-‘ulama Madienah.
Guru beliau yang pertama, ialah : Abdur Rahman ibn Hurmuz. Guru-guru
yang lain adalah Rabi’ah, Yahya Ibn Sa’ad al-Anshari, dan Ibn Syihab Azuhri.
Dalam mengajar, Imam Malik sangat menjaga diri agar tidak salah dalam
memberi fatwa. Oleh karena itu, untuk masalah-masalah yang ditanyakan,
sedangkan beliau belum yakin betul akan kebenaran jawabannya, sering
menjawab la adri (saya tidak tahu). Beliau meninggal di Madinah pada tahun
173 H. Kitab yang dinisbatkan kepada Imam Malik adalah kitab Muwatho
yang merupakan kitab Hadits tapi juga sekaligus kitab Fiqih.

3. Mazhab Syafi’i (150-204 H / 767-822 M)


Imam Syafi’i memiliki nama lengkap Muhammad bin Idris bin Abbas
bin Usman bin Syafi’i bin as-sai’ib bin Ubaid Yaziz bin Hasyim bin Murhalib
bin Abdu Munaf. Beliau termasuk suku Quraisy. Dilahirkan di Ghaza, salah
saatu kota Palestina pada tahu 150 H. Ayahnya meninggal ketika beliau masih
bayi, sehingga beliau dibesarkan dalam keadaan yatim dan fakir. Karena
kefakirannya beliau sering memungut kertas-kertas yang telah dibuang dan
menyadari bahwasannya Al Quran itu bahasanya sangat indah dan maknanya
sangat dalam, maka beliau pergi ke Kabilah Hudzail untuk mempelajari dan
mendalami satra Arab serta mengikutu saran hidup Muhammad SAW, pada
masa kecilnya. Disana beliau sampai hafal sepuluh ribu bait syair-syair Arab.
Di Mekkah beliau berguru pada Sufyan bin Uyainah dan kepada
Muslim bin Khalid. Setelah itu pergi ke Madinah untuk berguru pada Imam
Malik. Pada saat itu beliau berumur 20 tahun dan belajar di sana selama tujuh
tahun.

5
Bagi Imam Syafi’i ibadah itu harus membawa kepuasan dan ketenagan
dalam hati. Untuk itu diperlukan kehati-hatian. Oleh karena itu,
konsep Ikhyat  (kehati-hatian) mewarnai pemikiran Imam Syafi’i. Imam
Syafi’i menyebut Al-Quran dan Sunnah adalah sebagai dua dasar (sumber)
dan menetapkan Ijma’ dan Qiyas sebagai dasar (sumber) pembantu.

4. Mazhab Hanbali (164-241 H)


Didirikan oleh Imam Amad Hanbal, dilahirkan pada bulan Rabi’ul
Awal tahun 164 H, di Baghdad, bapak dan Ibunya berasal dari kabilah Asya-
bani bagian dari kabilah di Arab. Beliau belajar hadits di Baghdad, Basrah,
Kufah, Mekkah, madinah, dan Yaman. Beliau selalu menuliskan hadits-hadits
dengan perawinya dan cara ini pun diharuskannya kepada muridnya.
Beliau memilik daya ingat yang kuat, sabar, ulet, memiliki keingunan
yang kuat dan teguh dalam pendirian. Dan beliau sangat ikhlas dalam
perbuatannya. Beliau pernah menantang pendapat muktazilah, pernah dijatuhi
hukuman dan dipenjara oleh Khalifah al-Makmum yang menganut paham
muktazilah. Ketika khalifah al-Ma’mum wafat, beliau masih tetap dalam
penjara dimasa Mu’tashim Billah. Sesudah kelaur dari penjara beliau sakit-
sakitan san akhirnya wafat pada tahun 241 H.
Imam Ahmad adalah ulama yang tidak percaya denagn Ijma’, denagn
ucapannya yang terkenal : “siapa yang menyatakan terdapat Ijma’, maka dia
adalah pendusta’. Menurut Dr, Abu Zahrah ijma yang ditentanf oleh Imam
Ahmad adalah Ijma’, sesudah masa sahabat. Adapun Ijma  pada masa sahabat
diakui keberadaannya.
Yang mengembangkan mazhab Hanbali yang terkenal serta
pengaruhnya terasa didunia islam sekarang adalah Ibn Taimiyah (166 H) yang
lahir ± 450 tahun setelah Imam Ahmad meninggal. Murid Ibn Taimiyah
adalah Ibn Qoyyim. Imam Daud bin al-Ashbahani (202-270 H) dan Ibn Hazm
al-Andalusi (384-456 H)

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
mazhab adalah pokok kpikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam Mujtahid
dalam memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum islam. Mazhab menurut
para ulama fiqih  yang perlu kita ketahui. Menrut ulama fiqih  mazhab adalah sebuah
metodologi fiqih khusus yang dijalan oleh seorang ahli fiqih mujtahis, yang berbeda
dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam
kawasan ilmu furu’. Adapun lahirnya mazhab diakrenakan adanya perbedaan
pendapat para ulama dalam menetapkan hukum yang belum ada nashnya di dalam Al
Quran dan Hadits.
Dalam perkembangannya ada mazhan yang punah dan ada mazhab yang masih
tetap eksis sampai sekarang. Mazhab yang telah punah diantaranya : mazhab Imam al-
Auza’i, mazhab Imam Laits, mazhab Imam Daud bin Ali al-Ashbahani, dan mazhab
Imam ath-Thabari. Dan mazhab yang masih tetap eksis samapai sekarang antara lain :
mazhab hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, mazhab Hanbali, mazhab Syi’ah, dan
mazhab Dhahari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ramulyo, Idris.2004. Asas-asas Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika

Djazuli, H.A. 2007. Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum


Islam. Jakarta: Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai