Anda di halaman 1dari 10

PROSES MEMORI DALAM OTAK MANUSIA

Mutiara Novarinda Iskayati Putri

102016217

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No. 06, Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email : tiaranovip@gmail.com

Abstrack

Where the process of thinking, speaking, awareness, emotions and personality are outlined, the
brain is divided into three major parts, the cerebral cortex of the limbic system and the brainstem,
which works in a symbiotic way. The classification of memory according to the way of
occurrence can be divided into declarative and reflexive memory. In declarative memory are
things that have just happened and need cognitive. Then there is the reflexive memory of the
unconscious memory, does not require cognitive and the better by continuing to repeat in other
words this reflexive memory is our behavior that we used to do. Then it can also be divided into
long-term memory and short-term memory according to the storage process. In short-term
memory, memory storage processes include habituation and sensitization, while in long-term
memory, the storage process involves specific genes that must be activated. Memory is also
influenced by many factors, including compound factors that can increase and inhibit
neurotransmitters, age factors, environmental factors, trauma factors, lesion factors in the brain
structure, and disease factors.

Keyword : Brain memory, memory mechanism, memory type, neurotransmitter.

Abstrak

Tempat diaturnya proses berpikir, berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian secara
garis besar, otak terbagi dalam 3 bagian besar, yaitu korteks cerebri system limbic dan batang
otak, yang bekerja secara simbiosis. Klasifikasi memori menurut cara terjadinya dapat dibagi
menjadi memori deklaratif dan refleksif. Pada memori deklaratif merupakan hal-hal yang baru
saja terjadi dan membutuhkan kognitif. Kemudian ada ingatan refleksif yaitu memori tak sadar,
tidak membutuhkan kognitif dan semakin baik dengan terus mengulang dengan kata lain ingatan
refleksif ini merupakan perilaku kita yang sudah biasa kita lakukan. Kemudian dapat juga dibagi
menjadi memori jangka panjang dan memori jangka pendek sesuai proses penyimpanannya.
Pada memori jangka pendek, proses penyimpanan memori mencakup proses habituasi dan
sensitisasi, sedangkan pada memori jangka panjang, proses penyimpanannya melibatkan gen-gen
spesifik yang harus diaktifkan. Memori juga dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor
senyawa yang dapat meningkatkan dan menghambat neurotransmitter, faktor usia, faktor
lingkungan, faktor trauma, faktor lesi dalam struktur otak, dan faktor penyakit.
Kata Kunci : memori otak, mekanisme memori, jenis memori, neurotransmitter.

Pendahuluan

Otak Manusia adalah organ yang unik dan luar biasa. Tempat diaturnya proses berpikir,
berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian secara garis besar, otak terbagi dalam 3 bagian
besar, yaitu korteks cerebri system limbic dan batang otak, yang bekerja secara simbiosis. Bagian
korteks cerebri berfungsi untuk berfikir, menghitung, memori, bahasa sedangkan untuk limbic
berfungsi untuk mengatur emosi dan memori emosional dan kemudian batang otak mengatur
fungsi vegetasi antara lain denyut jantung, aliran darah, kemampuan gerak atau motoric.
Ketiganya bekerja sama saling mendukung dalam waktu bersamaan, tapi juga dapat bekerja
secara terpisah. Tanpa otak tubuh tidak bisa bekerja karena tidak ada rangsangan untuk
menjalankan fungsinya. Otak berfungsi mengalirkan rangsangan saraf yang nanti akan
disalurkan di system saraf. Salah satu peranan otak dalam kehidupan manusia adalah
penyimpanan memori.

Penyimpanan memori merupakan salah satu dari peranan cerebrum tanpa mekanisme ini
individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan dengan sengaja menghindari
keadaan yang tidak menyenangkan yang dapat diprediksi. Dalam hal ini meori dapat dibedakan
menjadi jangka panjang dan jangka pendek. Pembahasan ini akan membahas tentang proses
memori dalam otak kita dan factor yang mempengaruhinya.

Makroskopis Telencephalon

Pada proses memori berpusat pada bagian otak telencephalon atau cerebrum (otak
besar).1 Pada cerebrum terdapat lobus yaitu lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis,
lobus occipitalis dan lobus insulae yang tidak tampak dari luar ( lihat gambar 1).1,2 Pada
cerebrum juga terdapat beberapa fissura yaitu yang memisahkan belahan otak yang disebut
fissure longitudinalis cerebri.1,2 Kemudian terdapat sulcus yaitu lekukan dalam yang memisahkan
gyrus, terdapat beberapa sulcus utama pada cerebrum yaitu ada sulcus centralis, sulcus lateralis,
sulcus parietooccipitalis, sulcus calcarinus dan sulcus cinguli.1,2 Kemudian terdapat gyrus yaitu
tonjolan berulir diantara sulcus antara lain gyrus frontalis superior, gyrus frontalis medius gyrus
frontalis inferior, gyrus precentralis, gyrus post centralis, gyrus temporalis ( superior, medius,
dan inferior.1,2
Gambar 1 : Bagian-bagian lobus pada cerebrum1,2

Mikroskopis Telencephalon

Secara mikroskopis cerebrum dibagi menjadi 6 lapisan yaitu lapisan molecular, lapisan
granular luar, lapisan sel-sel pyramid, lapisan granular dalam, lapisan pyramid/ganglioner dan
lapisan sel-sel multiform atau polimorf.3,4 Semua lapisan yang terdapat pada otak besar
(cerebrum) tidak mempunyai batasan yang tegas dan semua berisi neuroglia. 3,4 Ada pula sel-sel
yang terdapat di cerebrum sel pyramid, sel granuler, sel horizontal dan sel martinotti.3,4

Makroskopis Diencephalon

Cerebellum atau otak kecil dikelilingi oleh hemispherium cerebri, diencephalon


mengelilingi ventrikulus tertius dan membagi diri menjadi epithalamus, thalamus (dorsalis)
hypothalamus dan subthalamus (thalamus ventralis) ( lihat gambar 2).1,2 Thalamus menempati
80% dari cerebellum dan memiliki 12 nukleus besar.1,2 Hypothalamus terletak diantara chiasma
opticum dan corpus mammilaris, terdapat kelenjar pituiturari di sebelah inferiornya mengandung
kurang lebih 12 nuklei.1,2 Subthlamus terletak di ventral thalamus-lateral hypothalamus, nukelus
nya corpus luysi dilalui jaras lemnicus medialis, tractus spinothalamicus, tractus
trigeminothalamicus. Epithalamus yang membentuk atap ventriculus tertius dan dipengaruhi oleh
hypothalamus.1,2

Gambar 2 : Letak Diencephalon1,2

Mikroskopis Diencephalon

Korteks pada cerebellum terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam yaitu lapisan molecular,
lapisan ganglioner/ sel purkinye, lapisan granular.3,4 Ada pula sel-sel yang terdapat pada
cerebellum sel stelata, sel basket, dan sel purkinye. 3,4

Mikroskopis Sistem Saraf Pusat

Pada SSP terdapat nucleus yang terletak dipermukaan korteks cerebri yaitu pada
3,4
substansia grisea. Kemudian terdapat neuroglia yang berfungsi sebagai penyokong dan
memberikan bantuan fisik dan metabolic bagi neuron,dan terdapat 70-80 % dari seluruh sel yang
ada di SSP. 3,4 Neuroglia dapat bermitosis dan dapat dilihat dengan pewarnaan perak dan emas
yang khusus. 3,4 Kemudian neuroglia tidak bisa memberikan reaksi atau membentuk impuls saraf.
3,4
Kemudian terdapat serat saraf ada yang bermielin dan ada yang tidak bermielin. 3,4 Fungsi dari
3,4
myelin adalah untuk mempercepat impuls saraf. Kemudian ada cairan serebrospinal yang
berfungsi membasahi, memberikan nutrisi dan melindungi otak serta medulla spinalis. Kemudian
sel ependim sebagai penyokong dan penghasil CSF. 3,4

Sawar darah otak juga terdapat dalam SSP sebagai lapisan yang menseleksi pemasukan
zat-zat atau material kedalam parenkim otak. 3,4 Juga berfungsi melindungi SSP dari perubahan
3,4
konsentrasi ion yang dapat terjadi secara tiba-tiba di cairan eksternal. Dibentuk oleh 3
komponen antara lain dinding sel endotel, lamina basal sel endotel, kaki perivascular astrosit. 3,4

Jenis-jenis memori

Klasifikasi memori menurut cara terjadinya dapat dibagi menjadi memori deklaratif dan
refleksif.5,6 Pada memori deklaratif merupakan hal-hal yang baru saja terjadi dan membutuhkan
kognitif.5,6 Pada ingatan deklaratif, hipokampus berperan penting. 5,6 Ingatan deklaratif juga
memerlukan pemanggilan kembali secara sadar.5,6 Kemudian ada ingatan refleksif yaitu memori
tak sadar, tidak membutuhkan kognitif dan semakin baik dengan terus mengulang dengan kata
lain ingatan refleksif ini merupakan perilaku kita yang sudah biasa kita lakukan. 5,6 Ingatan
refleksif atau procedural melibatkan serebelum sebagai daerah yang berperan penting. 5,6 Berbeda
dengan halnya ingatan deklaratif, ingatan procedural atau refleksif tidak membutuhkan
pemanggilan kembali.5,6

Kemudian dapat juga dibagi menjadi memori jangka panjang dan memori jangka pendek
sesuai proses penyimpanannya.5,6 Pada hipokampus merupakan tempat yang dominan untuk
terjadinya potensia jangka panjang serta krusial bagi konsolidasi ingatan jangka panjang.5,6
Hipokampus juga diketahui menyimpan ingatan jangka panjang walau hanya sesaat kemudian
setelahnya dipindahkan kebagian korteks lain untuk penyimpanan yang lebih permanen.5,6 Dalam
penyimpanan sementara dan memori kerja bagian yang berperan penting adalah korteks
prafontal yang terdapat dalam korteks cerebri. 5,6 Korteks prefrontal berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara untuk menahan data-data yang relevan dan juga berperan besar dalam
apa yang disebut fungsi eksekutif yang memungkinkan seseorang untuk memutuskan bukan
hanya bereaksi pada situasi saat itu.5,6 Kemudian dari ingatan sementara ini yaitu ingatan jangka
pendek apabila ia ingin mengubah menjadi jangka panjang harus dilakukan konsolidasi di
hipokampus.5,6

Proses penyimpanan memori


Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang memiliki mekanisme yang berbeda. 6,7
Ingatan jangka pendek melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps-sinaps yang sudah ada. 6,7
Sebaliknya, ingatan jangka panjang melibatkan perubahan struktural dan fungsional yang relatif
permanen antara neuron-neuron yang sudah ada di otak. 6,7 Dua bentuk ingatan jangka pendek-
habituasi (pembiasaan) dan sensititasi (pemekaan)- disebabkan oleh modifikasi berbagai protein
saluran di terminal prasinaps neuron-neuron aferen tertentu yang berperan di jalur yang
6,7
memerantai perilaku yang sedang mengalami modifikasi. Modifikasi ini, pada gilirannya,
menimbulkan perubahan pada pelepasan neurotransmitter.6,7 Habituasi adalah penurunan
responsivitas terhadap presentasi berulang suatu stimulus indifferen-yaitu, rangsangan yang tidak
menghasilkan penghargaan atau hukuman.6,7 Sensitisasi adalah peningkatan responsivitas
terhadap rangsangan ringan setelah rangsangan kuat yang mengganggu. 6,7

Mekanisme Habituasi
Pada habituasi, penutupan saluran Ca2+ mengurangi masuknya Ca2+ ke dalam terminal
prasinaps, yang menyebabkan penurunan pelepasan neurotransmitter. 6,7 Akibatnya potensial
pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan atau hilangnya
respon perilaku yang dikontrol oleh neuron eferen pascasinaps. 6,7 Karena itu, ingatan untuk
habituasi pada aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi saluran-saluran Ca 2+ spesifik.6,7
Habituasi mungkin merupakan bentuk belajar yang paling sering dan dipercayai merupakan
proses belajar pertama yang terjadi pada bayi manusia. 6,7 Dengan belajar mengabaikan stimulus
indifferen, hewan atau manusia bebas memperhatikan rangsangan yang lebih penting. 6,7

Mekanisme Sensitisasi
Sensitisasi juga melibatkan modifikasi saluran, tetapi dengan mekanisme dan saluran
yang berbeda. 6,7 Berbeda dari apa yang terjadi pada habituasi, masuknya Ca2+ ke dalam terminal
prasinaps meningkat pada sensititasi peningkatan pelepasan neurotransmitter yang kemudian
terjadi menghasilkan potensial pascasinaps yang lebih besar sehingga respon menjadi lebih
kuat.6,7 Sensititasi tidak memiliki efek langsung pada saluran Ca2+ prasinaps.6,7 Sensititasi secara
tak langsung meningkatkan pemasukan Ca2+ melalui fasilitasi prasinaps.6,7 Neurotransmitter
serotonin dibebaskan dari antarneuron fasilitatif yang bersinaps di terminal prasinaps untuk
menimbulkan peningkatan pelepasan neurotransmitter prasinaps sebagai respon terhadap
potensial aksi.6,7 Bahan ini melakukannya dengan memicu pengaktifan pembawa pesan kedua
AMP siklik di terminal prasinaps, yang akhirnya menyebabkan penyumbatan saluran K. 6,7
Penyumbatan ini memperlama potensial aksi di terminal sinaps.6,7 Potensial aksi yang
berkepanjangan akan meningkatkan influks Ca2+yang berkaitan dengan sensitisasi.6,7
Mekanisme penyimpanan ingatan jangka panjang
Peningkatan luas permukaan dendrit diperkirakan meningkatkan tempat untuk sinaps. 6,7
Karena itu, ingatan jangka panjang dapat disimpan, paling tidak sebagian, dalam pola tertentu
6,7
percabangan dendritik dan kontak sinaptik. Suatu protein regulatorik positif, CREB adalah
tombol molekular yang mengaktifkan gen-gen yang penting dalam penyimpanan ingatan jangka
panjang. 6,7 Molekul terkait lain, CREB2 adalah penekan sintesis protein yang difasilitasi oleh
6,7
CREB. Pembentukan ingatan yang bertahan lama melibatkan tidak saja pengaktifan faktor-
faktor regulatorik positif (CREB) yang mendorong penyimpanan ingatan, tetapi juga inaktivasi
6,7
(pemadaman) faktor-faktor penghambat (CREB2) yang mencegah penyimpanan ingatan.
Perubahan keseimbangan antara faktor positif dan represif dipercayai menjamin bahwa hanya
informasi yang relevan bagi individu, bukan semua yang dijumpai, yang dimasukkan ke dalam
simpanan jangka panjang. 6,7

Protein-protein regulatorik CREB mengatur sekelompok gen, immediate early genes


6,7
(IEGs), yang berperan penting dalam konsolidasi ingatan. Gen-gen ini mengatur sintesis
protein-protein yang menyandi ingatan jangka panjang. 6,7 Peran pasti yang mungkin dimainkan
6,7
oleh protein-protein ingatan jangka panjang yang penting ini masih diperdebatkan. Protein-
protein ini mungkin diperlukan untuk perubahan struktural di dendrit atau digunakan untuk
membentuk lebih banyak neurotransmitter atau reseptor tambahan. 6,7 Selain itu, mereka mungkin
melaksanakan modifikasi jangka panjang pelepasan neurotransmitter dengan memperlama
proses-proses biokimia yang mula-mula diaktifkan oleh proses-proses ingatan jangka pendek. 6,7

Faktor yang mempengaruhi memori


Senyawa-senyawa yang menghambat atau mengaktifkan neurotransmitter/kegiatan
neuron seperti nikotin yang dapat mengaktivasi reseptor asetilkolin, physostigmin yang dapat
meningkatkan kerja asetilkolin, antidepresan (misalnya Prozac) yang dapat mengingkatkan kerja
serotonin, skopolamin yang dapat menghambat kerja Ach dan mengganggu memori, kokain yang
dapat memfasilitasi kerja dopamine, beberapa antipsikotik dapat mencegah ikatan dopamin
dengan reseptornya, obat-obat penghambat aktivitas neuronal / sintesis protein dapat
menimbulkan amnesia retrograd.8,9
Faktor usia juga dapat mempengaruhi memori seperti pada bayi yaitu memori deklaratif
belum terbentuk (berpikir) kemudian anak sampai usia 2 tahun memori deklaratifnya belum
berkembang, proses memori masih refleksif (periode sensorimotor) dan setelah dewasa hampir
tidak ingat peristiwa masa tersebut.8,9 Kemudian diusia lanjut kemungkinan fungsi lobus frontalis
menurun, terdapat gangguan pemanggilan memori kata, hipokampus juga rentan terhadap proses
penuaan, semakin tua umur gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang semakin
meningkat. 8,9
Beberapa trauma juga dapat mempengaruhi memori seperti gegar otak stroke
mengakibatkan amnesia retrograde, kehilangan kesadaran setelah terpukul yang mengakibatkan
terhapusnya isi memori jangka pendek ( hilangnya memori peristiwa yang terjadi kurang lebih
setengah jam sebelumnya).8,9 Kemudian ada trauma hebat yang akan mengganggu akses ke
memori jangka panjang.8,9 Lesi dalam struktur otak juga dapat mempengaruhi contohnya lesi
bagian medial lobus temporalis mengakibatkan regio kritis untuk konsolidasi memori yang
mengakibatkan amnesia anterograd ( tidak dapat membentuk memori jangka panjang baru)
namun memori sebelumnya tidak terganggu.8,9 Kemudian pada manusia kerusakan hipokampus
dapat menyebabkan amnesia global, degenerasi bagian medial dekat garis tengah otak
mengakibatkan sindroma korsakof yang ditandai oleh amnesia global ( alkoholisme kronik),
kerusakan diensefalon (stroke, jejas, infeksi, tumor). 8,9 Pola gangguan memori pada
pengangkatan hipokampus dan amigdala.8,9 Kemudian bagi penderita Alzheimer banyak serat
kolinergik mengalami deplesi. Gejala utamanya adalah kehilangan memori.8,9
Kesimpulan
Memori berkaitan dengan struktur otak pada manusia. Struktur otak yang berperan pada
memori adalah hipokampus, serebelum, dan korteks prafrontal. Memori dapat diklasifikasikan
berdasarkan cara terjadinya dan berdasarkan waktunya. Berdasarkan cara terjadinya, memori
diklasifikasikan menjadi memori deklaratif dan memori refleksif. Berdasarkan waktunya,
memori dapat diklasifikasikan menjadi memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
Proses penyimpanan memori pada jangka pendek dan jangka panjang pun berbeda. Pada memori
jangka pendek, proses penyimpanan memori mencakup proses habituasi dan sensitisasi,
sedangkan pada memori jangka panjang, proses penyimpanannya melibatkan gen-gen spesifik
yang harus diaktifkan. Memori juga dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor senyawa
yang dapat meningkatkan dan menghambat neurotransmitter, faktor usia, faktor trauma, faktor
lesi dalam struktur otak, dan faktor penyakit.
Daftar Pustaka

1. Paulsen F, Waschke J. Sobotta: Atlas anatomi manusia anatomi umum dan system
musculoskeletal. Edisi 23. Jakarta: EGC; 2012.
2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Singapore: Elsevier;
2012.
3. Junqueira LC. Histologi dasar. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 1991.
4. Campbell. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2004.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2004.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2011.
7. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2009.
8. Suyono J, Sudikin V, Mandera LI, editors. Biokimia kedokteran dasar: Sebuah endeketan
klinis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ;2000.
9. Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi. Bandung: PT.
Setia Purna Inves; 2007.

Anda mungkin juga menyukai