Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden


Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk
kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat
"koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam


jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini
dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu,
kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

B.Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu


tugas dari mata pelajaran Sejarah. Disamping itu, makalah ini juga
bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan penulis mengenai
sejarah pemerintahan yang pernah ada di Indonesia.

C.Rumusan Masalah

a) Bagaimana sejarah lahirnya Pemerintahan Orde Baru?


b) Apa saja kebijakan politik pada masa Orde Baru?
c) Apa dampak dari menguatnya peran negara terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara?
d) Apa saja krisis yang terjadi pada masa akhir Orde Baru di bidang
politik,ekonomi,dan hukum

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.Sejarah Lahirnya Pemerintahan Orde Baru

Lahirnya era orde baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama.


Tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan
oleh Soeharto. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya
orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negri
yang tidak kondusif pada masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya
peristiwa pemberontakan G30S PKI. Hal ini menyebabkan presiden
Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan
kegiatan pengamanan di indonesia melalui surat perintah sebelas maret
atau Supersemar.

Kronologis lahirnya orde baru

 30 September 1965
Terjadinya pemberontakan G30S PKI
 11 Maret 1966
Letjen Soeharto menerima Supersemar dari presiden Soekarno
untuk melakukan pengamanan
 12 Maret 1966
Dengan memegang Supersemar, Soeharto mengumumkan
pembubaran PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang
 22 Februari 1967
Soeharto menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari
presiden Soekarno
 7 Maret 1967
Melalui sidang istimewa MPRS, Soeharto ditunjuka sebagai pejabat
presiden sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilu

2
 12 Maret 1967
Jenderal Soeharto dilantik menjadi presiden Indonesia kedua
sekaligus menjadi masa awal mula lahirnya era orde baru.

Peristiwa-Pristiwa Lahirnya Orde Baru

1. Aksi-Aksi Mahasiswa

Pada Sidang paripurna cabinet Dwikora tanggal 6 Oktober 1965,


presiden memutuskan bahwa penyelesaian politik Gerakan 30 September
akan ditangani langsung oleh presiden. Sementara itu,
tuntutanpenyelesaian seadil-adilnya terhadap para pelaku Gerakan 30
September semakin meningkat. Tuntutan itu di pelopori oleh kesatuan
aksi mahasiswa (KAMI), pemuda –pemuda(KAPPI),dan pelajar(KAPI).
Kemudian muncul pula KABI(buruh),KASI(Sarjana),KAWI (Wanita),dan
KAGI(guru). Pada tanggal 26 OKtober 1965, kesatuan-kesatuan aksi
tersebut bergabung dalam satu front, yaitu FRONT PANCASILA.

Mereka menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat(TRITURA) kepada


pemerintah, yang berisi :

1. Bubarkan PKI
2. Retool Kabinet DWIKORA
3. Turunkan Harga/Perbaikan Ekonomi

2. Kabinet Dwikora yang diSempurnakan

Pada hari pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan tanggal


24 Februari 1966 terjadi demonstrasi besar-besaran. Dalam bentrokan di
sekitar istan mahasiswa UI yang bernama Arief Racham Hakim tewas
tertembak oleh Cakrabirawa, dan keesokan harinya Presiden sebagai
Panglima Komando Gayang Malaysia membubarkan KAMI.

3
Pada tanggal 8 Maret 1966 Departemen Luar Negri yang di pimpin oleh
Dr. Subandrio diserang oleh pelajar dan mahasiswa.

3. Surat Perintah 11 Maret 1966

Pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan


sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal
dengan nama “kabinet 100 menteri“. Pada saat sidang dimulai, Brigadir
Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden’
Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak “pasukan liar” atau “pasukan tak
dikenal” yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah
pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang
yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah
Wakil Perdana Menteri I Soebandrio. Mayor Jendral Soeharto mengutus
tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden
Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir
JendralAmirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Setibanya di
Istana Bogor, pada malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga perwira
tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi dan
ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend Soeharto mampu
mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat
tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk
mengambil tindakan. Menurut Jendral (purn) M Jusuf, pembicaraan
dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam..

Presiden Soekarno setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah


yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal
sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku
panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk
memulihkan keamanan dan ketertiban.

4
4. Penyerahan Kekuasan

Pada tanggal 20 February 1967 presiden menandatangani surat


penyerahan kekuasaan kepada Pengemban Supersemar Jendral
Soeharto. Pada kamis pukul 19.30 bertempat di istana Negara dengan di
saksikan oleh ketua presidium Kabinet Ampera dan para Menteri,
Presiden/Mandataris MPRS/Panglima Tertinggi ABRI Ir.Soekarno dengan
resmi menyerahkan kekuasaan kepada jendral Soeharto.

Pada tanggal 12 Maret 1967, Jendral Soeharto dilantik dan diambil


sumpahnya sebagai Presiden RI. Dengan pelantikan Soeharto sebagai
presiden tersebut, secara lagal formal pemerintahan Demokrasi Terpimpin
yang kemudian dinamakan Orde Lama berakhir. Pemerintahan baru di
bawah kepemimpinan presiden Soeharto yang kemudian di sebut Orde
Baru pun mulai menjalankan pemerintahannya.

Ciri pokok orde baru:

1) Pemerintahan yang diktator tetapi aman dan damai


2) Tindak korupsi merajalela
3) Tidak ada kebebasan berpendapat
4) Pancila terkesan menjadi ideologi tertutup
5) Pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat
6) Ikut sertanya militer dalam pemerintahan
7) Adanya kesenjangan sosial yang mencolok antara orang kaya dan
orang miskin

5
B. Kebijakan Politik pada Masa Orde Baru

1. Pembentukan Kabinet Pembangunan

Kabinet pertama yang dibentuk pada masa peralihan kekuasaan dari Orla
ke Orba adalah Kabinet Ampera. Tugas dari kabinet ini adalah
menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat untuk
melakukan pembangunan nasional. Program kabinet Ampera yang
dikenal dengan nama Catur Karya Kabinet Ampera yaitu:

 Memperbaiki sandang dan pangan anak


 Menyelenggarakan pemilu dalam batas waktu yang sudah
ditetapkan yaitu pada tanggal 5 Juli 1968.
 Melakukan politik luar negeri bebas aktif untuk kepentingan
nasional
 Melanjutkan perjuangan anti penjajahan dan kolonialisme dalam
segala bentuk

2. Penyelenggaraan pemilu tahun 1971

Pelaksanaan pemilu ini diatur lewat sidang istimewa MPR di tahun


1967 yang hasilnya menetapkan bahwa pemilu akan dilakukan pada
tahun 1971. Berbeda dengan pemilu pada masa orde lama di tahun 1955,
ada satu partai politik yang selalu mendominasi kemenangan sejak tahun
1971 yaitu Golkar pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Ketahui
sejarah pemilu 1955 dan pemilu pada masa orde lama.

3. Penyusutan parpol

Partai politik disederhanakan dan disusutkan jumlahnya menjadi


hanya tiga yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari Nadhlatul Ulama
(NU), Parmusi, Perti, PSII, dan Partai Demokrasi Indonesia yang
merupakan gabungan dari Partai Nasional Indonesia, Partai Katolik, Partai

6
Murba, IPKI dan Parkindo. Ketahui sejarah partai Golkar, sejarah partai
PPP dan sejarah partai PDIP.

4. Adanya dwifungsi ABRI

Kebijakan politik pada masa orde baru ini membuat ABRI memiliki
dua fungsi atau peran ganda yaitu sebagai kekuatan pertahanan
keamanan dan juga kekuatan sosial politik. Dalam bidang sosial politik,
ABRI diarahkan untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional,
memiliki wakil di MPR pada Fraksi ABRI, sehingga kedudukan ABRI pada
masa Orba sangat dominan.

5. Penyusunan P4

Kebijakan politik pada masa orde baru melibatkan penyusunan P4.


P4 atau Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang juga
dikenal dengan istilah Ekaprasetia Pancakarsa bertujuan untuk memberi
pemahaman mengenai Pancasila bagi seluruh masyarakat. Tidak ada
organisasi yang diizinkan untuk menggunakan ideologi selain Pancasila,
juga diberikan penataran P4 untuk pegawai negeri sipil.

6. Indonesia kembali masuk PBB

Indonesia pernah keluar dari keanggotaan Sejarah berdirinya PBB


pada 7 Agustus 1965 ketika terjadi konfrontasi dengan Malaysia. Pada
saat itu Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
sehingga pemerintah RI tidak setuju dan keluar dari keanggotaan PBB.
Keputusan ini berdampak besar sehingga Indonesia terkucil dari
pergaulan dunia internasional dan mengalami kesulitan ekonomi serta
kesulitan dalam berpolitik dunia.Situasi ini melahirkan salah satu kebijakan
politik pada masa orde baru untuk luar negeri dengan kembali masuk ke
keanggotaan PBB sesuai dengan hasil sidang DPRGR. Pada tanggal 28
September 1966 keanggotaan Indonesia di PBB kembali aktif. Hal ini juga

7
terjadi karena banyak peran PBB untuk Indonesia, misalnya mengakui
secara de facto dan de jure kemerdekaan Indonesia dan juga
mengembalikan Irian Barat kembali ke bagian RI setelah perjuangan
pembebasan Irian Barat yang penuh pengorbanan.

7. Memulihkan hubungan diplomatik

Terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia yang dipicu oleh


penerbitan Dwikora pada 3 Mei 1964 oleh Presiden Soekarno. Dwikora
adalah pernyataan perang terhadap Malaysia sehubungan dengan batas
negara yang ada di pulau Kalimantan. Thailand sebagai pihak ketiga yang
saat itu dikenal sebagai Muangthai membantu mengakhiri konfrontasi.
Untuk memulihkan hubungan diplomatik yang rusak karena konflik
tersebut, penanda tanganan perjanjian antara Indonesia dengan wakil
Adam Malik dan Malaysia yang diwakili Tun Abdul Razak dilakukan pada
11 Agustus 1966 di Jakarta. Begitu juga dengan pemulihan hubungan
diplomatik dengan Singapura lewat pengakuan akan sejarah
kemerdekaan Singapura yang terjadi pada tanggal 2 Juni 1966.
Pengakuan tersebut dilakukan kepada Perdana Menteri Lee Kwan Yeuw.

8. Memutuskan hubungan dengan RRC

Berbeda dengan pemerintahan Soekarno yang pro kepada RRC


dan berporos pada Beijing sehingga menyebabkan paham komunis
tumbuh subur di Indonesia, kebijakan politik masa orde baru justru
memutuskan hubungan dengan RRC. Kebijakan politik Indonesia tidak
lagi berjalan dengan bebas dan aktif seperti sebelumnya, maka
pemerintah Orba mengambil tindakan untuk memutuskan hubungan
diplomatik dengan RRC dan meniadakan segala hal yang berbau Cina di
Indonesia.

9. Memperkuat kerjasama

8
Beberapa usaha kebijakan politik pada masa orde baru dalam
lingkup regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah RI
untuk memperkuat hubungan dengan negara – negara tetangga yaitu:

 Ikut serta dalam pembentukan ASEAN sebagai salah satu negara


pendiri ASEAN selain Thailand, Malaysia, Singapura dan Flipina.
 Mengirimkan kontingen Garuda dalam misi perdamaian
 Ikut ambil bagian dalam KTT non blok
 Berperan serta dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI)
 Ikut serta dalam berbagai organisasi internasional seperti CGI,
APEC, OPEC dan lainnya.

10. Bergabungnya Timor Timur

Ketika Indonesia merdeka, Timor Timur yang jaraknya sangat dekat


dengan Indonesia masih menjadi jajahan bangsa Portugis. Hal ini sangat
mempengaruhi kondisi Nusa Tenggara Timur dan Barat yang letaknya
dekat dengan Timor Timur. Terlebih setelah kudeta di Portugis pada 1974,
pergolakan di Timor Timur terus terjadi dan menyebabkan beberapa pihak
ingin bergabung dengan Indonesia. Keinginan itu disampaikan secara
resmi pada tanggal 7 Juni 1976. 10 hari kemudian Presiden Soeharto
memutuskan penggabungan Timor Timur ke Indonesia yang menjadi
propinsi ke 27. Walaupun demikian, Fraksi Fretelin terus berjuang untuk
mendapatkan kemerdekaan, hingga pada tahun 1999 ketika Orba berakhir
rakyat Timor Timur melakukan referendum untuk lepas lagi dari RI dan
mendirikan negara sendiri yang berdaulat.

Kebijakan politik masa orde baru ini tidak saja membawa berbagai
penyimpangan, namun di balik itu semua tetap ada kelebihan yang
membuat Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang cukup
maju di mata internasional dan pada berbagai bidang. Mengetahui apa
dan bagaimana kebijakan politik pada masa orde baru sangat berguna

9
untuk belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan dan bagaimana hal
tersebut diatasi serta diperbaiki di masa depan.

C.Dampak Dari Menguatnya Peran Negara Terhadap Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara

1. Dampak dalam Bidang Politik

 Adanya Pemerintahan yang Otoriter


Presiden mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam
mengatur jalannya pemerintahan.
 Dominasi Golkar
Golkar merupakan mesin politik Orde Baru yang paling diandalkan
dalam menjadi satu-satunya kekuatan politik di Indonesia yang
paling dominan.
 Pemerintahan yang Sentralistis
Menguatnya peran negara juga menyebabkan timbulnya gaya
pemerintahan yang sentralistis yang ditandai dengan adanya
pemusatan penentuan kebijakan publik pada pemerintah pusat.
Pemerintah daerah hanya diberi peluang yyang sangat kecil untuk
mengatur pemerintahan dan mengelola anggaran daerahnya
sendiri.

2. Dampak dalam Bidang Ekonomi

 Munculnya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).


 Adanya Kesenjangan Ekonomi dan Sosial

10
Pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan terbukanya akses
dan distribusi yang merata sumber-sumber ekonomi kepada
masyarakat. Hal ini mengakibatkan kesenjangan sosial di
masyarakat.
 Konglomerasi
Pola dan kebijakan perekonomian yang ditempuh pemerintah Orde
Baru berdampak pada munculnya konglomerasi di seluruh sektor
usaha di Indonesia. Pemerintahan Orde Baru pada awalnya
memperkirakan bahwa konglomerasi ini akan menjadi penggerak
ekonomi nasional, namun pada kenyataannya pada konglomerat
lebih mementingkan bisnisnya daripada Negara

3. Dampak dalam bidang kebudayaan

Masa Orde Baru diakui telah banyak mencapai kemajuan dalam


proses untuk mewujudkan cita-cita nasional. Dalam kehidupan sosial
budaya, masyarakat dapat digambarkan dari berbagai sisi. Selama
dasawarsa 1970-an laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,3% setiap
tahun. Dalam tahun tahun awal 1990-an angka tadi dapat diturunkan
menjadi sekitar 1,6% setiap tahun. Jika awal tahun 1970-an penduduk
Indonesia mempunyai harapan hidup rata-rata sekitar 50 tahun maka
pada tahun 1990-an harapan hidup lebih dari 61 tahun. Dalam kurun
waktu yang sama angka kematian bayi menurun dari 142 untuk setiap
1000 kelahiran hidup menjadi 63 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Hal ini
antara lain dimungkinkan makin meningkatnya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Sebagai contoh adanya Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu sampai di tingkat desa atau
RT.

Dalam himpunan Tap MPR Tahun 1993 di bidang pendidikan,


fasilitas pendidikan dasar sudah makin merata. Pada tahun 1968 fasilitas

11
sekolah dasar yang ada hanya dapat menampung sekitar 41% dari
seluruh anak yang berumur sekolah dasar. Fasilitas sekolah dasar yang
telah dibangun di pelosok tanah air praktis mampu menampung anak
Indonesia yang berusia sekolah dasar. Kondisi ini merupakan landasan
kuat menuju pelaksanan wajib belajar 9 tahun di tahun-tahun yang akan
datang. Sementara itu, jumlah rakyat yang masih buta huruf telah
menurun dari 39% dalam tahun 1971 menjadi sekitar 17% di tahun1990-
an.

Dampak dari pemerataan pendidikan juga terlihat dari


meningkatnya tingkat pendidikan angkatan kerja. Dalam tahun 1971
hampir 43% dari seluruh angkatan kerja tidak atau belum pernah sekolah.
Pada tahun 1990-an jumlah yang tidak atau belum pernah sekolah
menurun menjadi sekitar 17%. Dalam kurun waktu yang sama angkatan
kerja yang berpendidikan SMTA ke atas adalah meningkat dari 2,8% dari
seluruh angkatan kerja menjadi hampir 15%. Peningkatan mutu angkatan
kerja akan mempunyai dampak yang luas bagi laju pembangunan di
waktui-waktu yang akan datang.

Kebinekaan Indonesia dari berbagai hal (suku, agama, ras, budaya,


antar golongan dsb.) yang mempunyai peluang yang tinggi akan
terjadinya konflik, maka masa Orde Baru memunculkan kebijakan yang
terkait dengan pemahaman dan pengamalan terhadap dasar negara
Pancasila. Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 ditetapkan
tentang P-4 yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Eka Parasetia Pancakarsa). Dengan Pancasila akan dapat memberikan
kekuatan, jiwa kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam
mengejar kehidupan lahir dan batin yang makin baik menuju masyarakat
yang adil dan makmur. Dengan penghayatan terhadap Pancasila oleh

12
manusia Indonesia akan terasa dan terwujudlah Pancasila dalam
kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Karena itulah diperlukan suatu
pedoman yang dapat menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap
dan tingkah laku setiap orang Indonesia. Untuk melaksanakan semua ini
dilakukanlah penataran-penataran baik melalui cara-cara formal, maupun
non-formal sehingga di tradisikan sebagai gerakan Budaya.

4.Dampak Terhadap Perkembangan Teknologi Dan Komunikasi

Paradigma pembangunan telah menyebar dan digunakan sebagai


visi,teori,dan proses yang diyakini kebenaran dan keampuhannya oleh
masyarakat secara luas. Di indonesia paradigma development(ideologi
pembangunan) yang menjadi landasan pembangunan Orde Baru ternyata
telah melahirkan sejumlah problem yang dihadapi berbagai
komunitas.Yaitu,antara lain:

a. Hancurnya identitas kultural dan perangkat(komunikasi)


kelembagaan yang di miliki komunitas akibat penyeragaman oleh
Orde Baru.
b. Hancurnya basis Sumber Daya Alam(Ekonomi) komunitas akibat
eksploitasi oleh negara atas nama pembangunan.
 Melemahnya kapasitas komunitas dalam menghadapi problem-
problem komunitas akibat dominasi negara. Kegagalan model
Teknologi dan komunikasi pada rezim Orde Baru tersebut,telah
mendorong munculnya model teknologi dan komunikasi yang
bersifat partisipasi grassroots dalam proses komunikasi.

13
D.Krisis yang Terjadi pada Masa Akhir Orde Baru

1. Krisis Politik

Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari
berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan
politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan
dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang
sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan
Presiden Suharto dan kroni-kroninya. Artinya, demokrasi yang
dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang
semestinya, melainkan demokrasi rekayasa.

Dengan demikian, yang terjadi bukan demokrasi yang berarti dari,


oleh, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang berarti dari, oleh, dan
untuk penguasa. Pada masa Orde Baru, kehidupan politik sangat represif,
yaitu adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi
atau orang-orang yang berpikir kritis. Ciri-ciri kehidupan politik yang
represif, di antaranya:

a. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah


dituduh sebagai tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan
Republik Indonesia).
b. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi
semu atau demokrasi rekayasa.
c. Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela
dan masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengontrolnya.
d. Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap
warga negara (sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
e. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun
Suharto dipilih menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR,
tetapipemilihan itu merupakan hasil rekayasa dan tidak demokratis.

14
2. Krisis Hukum

Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak


terbatas pada bidang politik. Dalam bidang hukumpun, pemerintah
melakukan intervensi. Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan
untuk melayani kepentingan para penguasa dan bukan untuk melayani
masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat
pembenaran para penguasa. Kenyataan itu bertentangan dengan
ketentuan pasa 24 UUD 1945 yanf menyatakan bahwa‘kehakiman
memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan
pemerintah(eksekutif).

3.Krisis Ekonomi

Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak


Juli 1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.
Ternyata, ekonomi Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang
melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Agustus
1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00 per
dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar.
Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan
mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi yang
melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti:
1)Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab
terjadinya krisis ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang
negara, tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk
mengatasi krisis ekonomi.

15
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden


Soeharto di Indonesia. Dan lahirnya era Orde Baru dilatar belakangi oleh
runtuhnya Orde Lama, tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan Ir.
Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto.

Untuk kronologinya dimulai dari :

1. Terjadinya pemberontakan yang di lakukan oleh pertai komunis


Indonesia pada 30 September yang sering disebut dengan sebutan
G 30 S/PKI yang terjadi mulai tanggal 30 september 1965,
kemudian
2. Munculnya surat perintah 11 maret 1966 yang sering disebut
dengan istilah (SUPERSEMAR) dari presiden Soekarno kepada
Letnan Jendral Soeharto, yang kemudian dapat membuat PKI
dapat di tumpas dan di bubarkan, setelah itu

16
3. Adanya penyerahan kekuasaan pemerintahan dari presiden
Soekarno kepada presiden Soeharto yang dimana setelah itu mulai
terjadinya system pemerintahan orde baru.

B.Saran

Maju mundurnya suatu negara tergantung bagaimana


pemimpinnya. Jadi saran kami yaitu kepada setiap pemimpin janganlah
cuma mementingkan kebutuhan pribadi saja, tapi cobalah berfikir untuk
mengambil gagasan yang sifatnya bisa merubah dan membuat orang
yang dipimpin menjadi lebih maju dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

http://cyndiamalita.blogspot.com/2013/11/krisis-ekonomi-sosial-hukum-

politik-dan.html

https://www.google.com/amp/s/sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdeka

an/pasca-kemerdekaan/kebijakan-politik-pada-masa-orde-baru/amp

https://www.syahrulchelsky.com/2015/02/makalah-menguatnya-peran-

negara-pada.html

17
18

Anda mungkin juga menyukai