Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KOMUNITAS DAN KELUARGA

“KONSEP PUSKESMAS DAN SISTEM RUJUKAN”

Disusun Oleh :
1. Orbit Yanuar Kaisar Andalan 1150019008
2. Pramesti Anggraeni 1150019059
3. Videla Faustina 1150019056
4. Eky Nur Wulandari 1150019005
5. Awaliatul Nur Ababil 1150019019
6. Ririn Indawati 1150019063

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/ 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 30 September 2021

Penul

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Puskesmas ............................................................................................... 3
B. Fungsi Puskesmas ................................................................................................. 3
C. Wilayah Kerja Puskesmas ..................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas .................................................................. 5
E. Program Pokok Puskesmas ................................................................................... 5
F. Fasilitas Penunjang Puskesmas ........................................................................... 14
G. Definisi System Rujukan .................................................................................... 14
H. Macam- Macam Rujukan .................................................................................... 15
I. Manfaat System Rujukan .................................................................................... 17
J. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Rujukan Pelayanan
Kesehatan ............................................................................................................ 18
K. System Rujukan .................................................................................................. 19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi
langsung kepada masyarakat yang bersifat komprehensif dengan
kegiatannya terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Depkes RI,1997/1998).
Muninjaya (2004) menjelaskan bahwa Puskesmas merupakan unit
teknis yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disatu atau sebagaian wilayah kecamatan yang mempunyai
fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
dalam rangka pencapaian keberhasilan.
Pelayanan puskesmas semakin hari akan mengalami kemajuan dan
semakin kompleks, baik dari segi pelayanan ataupun sumber daya yang
dibutuhkan. Peningkatan peralatan saja tidak cukup, tetapi juga
memerlukan manajemen selanjutnya yang lebih sesuai, maka keperluan
sistem informasi yang dapat menunjang manajemen tersebut agar tercipta
kesesuaian yang diperlukan. Tidak mungkin ada manajemen akan berjalan
dengan lancar tanpa didukung dengan sistem informasi yang sesuai
(Sabarguna HBS dan Listiani H, 2008).
Sistem informasi merupakan salah satu bentuk pokok Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan
dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan
kesehatan (Depkes, 2004)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Puskesmas?
2. Apa Fungsi Puskesmas?
3. Bagaimana Wilayah Kerja Puskesmas?
4. Bagaimana Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas?
5. Bagaimana Program Pokok Puskesmas?

1
6. Apa Saja Fasilitas Penunjang Puskesmas?
7. Apa Definisi System Rujukan?
8. Apa saja Macam- Macam Rujukan?
9. Apa Saja Manfaat Sistem Rujukan?
10. Apa Saja Faktor Factor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Rujukan
Pelayanan Kesehatan
11. Bagaimana Sistem Rujukan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Definisi Puskesmas.
2. Mengetahui Fungsi Puskesmas .
3. Mengetahui Wilayah Kerja Puskesmas.
4. Mengetahui Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas.
5. Mengetahui Program Pokok Puskesmas.
6. Mengetahui Fasilitas Penunjang Puskesmas.
7. Mengetahui Definisi Rujukan.
8. Mengetahui Macam- Macam Rujukan.
9. Mengetahui Manfaat Sistem Rujukan.
10. Mengetahui Faktor Factor Yang Mempengaruhi Sikap.
11. Mengetahui Sistem Rujukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan ,serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh,
terpadu dan kesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu.
Para ahli mendefinisikan puskesmas sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan pelayanan kesehatan , diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Azrul azwar (1980) . Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk
usaha-usaha kesehatan pokok.
2. Departemen Kesehatan RI (1981) Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan yang langsung memberikan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja
tertentu dalam usaha- usaha kesehatan pokok.
3. Departemen Kesehatan RI (1987) Puskesmas adalah sebagai pusat
pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan
membina kesehatan masyarakat serta menyelengarakan pelayanan
kesehatan tedepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpandu di wilayah kerja.
4. Departemen kesehatan RI (1991) . Puskesmas adalah suatu kesatua
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
B. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.

3
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tehnik materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat.
4. Memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.
Visi
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai
melalui pembangunan pusat kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat.
2. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata.
3. Memiliki derajat kesehatan yang setimgi-tinginya di seluruh wilayah
republic Indonesia.
Misi
Misi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan yang dapat
dilakukan melalui berbagai upaya di antaranya adalah:
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
3. Mengadakan peralatan dan obat-obatan yang di sesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat
4. Mengembangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa(PKMD)

4
C. Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
dari kacamata, factor kepadatan penduduk, luas daerah geografis dan
keadaan infra struktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat
pemerintah dearah tingkat II , sehingga pembagian wilayah kerja
puskesmas di tetapkan oleh Bupati, mendengar saran teknis dari kantor
Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Di kota besar wilayah kerja
biasa satu kelurahan. Sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan
merupakan puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari
puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata- 30 ribu
penduduk setiap puskesmas
D. Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan
menyeluruh yang meliputi pelayanan sebagai berikut: kuratif (pengobatan),
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), rehabilitative
(pemulihan kesehatan) (Herlambang, 2016).
E. Program Pokok Puskesmas (Rais Dan Suhadi, 2015)
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas
yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat. Puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat.
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, bayi,
balita dan anak prasekolah.
b) Memberikan nsehat tentang makanan makanan guna mencegah gizi
buruk karena kekurangan kalori dan protein, serta bila ada
pemberian makanan tam bahan dan mineral.
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara
stimulasinya.

5
d) Imunisaasi tetanus toksoid pada ibu hamil, BCG, DPT 3 kali, polio
3 kali dan campak 1 kali pada bayi.
e) Penyuluhan kesehatan meliputi beerbagai aspek dalam mencapai
tujuan program KIA.
f) Pelayanan KB pada pasngan usia subur dengan perhatian khusus
pada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak
berkali-kali dan ibu berisiko tinggi.
g) Pengobatan bagi ibu, bayi, balita dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan.
h) Kunjungan untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang
kesehatan dan mengadaka pementauanpada mereka yang lalai
mengunjungi Puskesmas dan meminta mereka datang ke
Puskesmas lagi.
i) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para
dukun bayi.
2. Upaya Keluarga Berencana
a) Mengadakan kursus KB untuk para ibu dan calon ibu.
b) Mengadakan kursus kepada dukun yang kemudian akanbekerja
sebagai penggerak calon peserta KB.
c) Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang KB kapan saja ada
kesempatan baik Di Puskesmas maupun ketikamengadakan
kunjungan rumah.
d) Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom, dan cara-cara
lain dengan memberikan sarannya.
e) Mengamati mereka yang menggunakan sarana penceghan
kehamilan.
3. Upaya Peningkatan Gizi
a) Mengenali penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka.
b) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan
program perbaikan gizi.

6
c) Memberikan pendidikan gizi pada masyarakat secara perseorangan
kepada mereka yang membutuhkan terutama dalam rangka
program KIA.
d) Melaksanakan program :
1) Program perbaikan gizi keluarga.
2) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan
kalori yang cukup pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dan
ibu yang menyusui.
3) Memberikan vitamin A pada anak-anak di bawah umur 5 tahun.
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
a) Penyehatan air bersih.
b) Penyehatan pembuangan kotoran.
c) Penyehatan lingkungan rumah.
d) Penyehatan makanan dan minuman.
e) Pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan.
5. Upaya Pencegahan Penyakit Menular
a) Mengumpulkan dan menganalisa penyakit.
b) Melaporkan kasus penyakit menular.
c) Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan
yang masuk untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk
mengetahui sumber penularan.
d) Tindakan permulaan untuk menahan penularaan penyakit.
e) Menyembuhkan penderita sehingga ia tidak lagi menjadi sumber
infeksi.
f) Pemberian imunisasi.
g) Pemberantasan vektor.
h) Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
6. Upaya Pelayanan Kesehatan
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagikan yang tidak
terpisahkan dari tiap-tiap program Puskesmas. Kegiatan
penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh
petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok masyarakat.

7
b) Di tingkat Puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri
tetapi ditingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator
penyuluhan kesehatan. Koordinator membantupara petugas
Puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan
Di Puskesmas.
7. Upaya Kesehatan Sekolah
a) Membina sarana keteladanan Di Sekolah, berupa sarana
keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan
lingkungan.
b) Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
c) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif
dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil.
d) Penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1.
e) Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II-IV
dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana.
f) Imunisasi peserta didik I dan VI.
g) Pengawasan terhadap keadaan air.
h) Pengobatan ringan pertolongan pertama.
i) Rujukan medik.
j) Penanganan kasus anemia pertama.
k) Pembinaan teknik dan pengawasan Di Sekolah.
l) Pencatatan pelaporan.
8. Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Asuhan keperawatan kepada individu Di Puskesmas maupun di
rumah dengan berbagi tingkat umur, kondisi kesehatan tumbuh
kembang dan jenis kelamin.
b) Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat (keluarga binaan).
c) Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu
hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagainya.
d) Pelayanan keperawatan kepada tingkat masyarakat.
9. Upaya Kesehatan Kerja

8
a) Identifikasi masalah, meliputi :
1) Pemeriksaan kesehatan awal dan bekal untuk para pekerja.
2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke
Puskesmas.
3) Peninjauan tempat kerja menentukan bahaya akibat kerja.
b) Kegiatan peningkatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi
pekerja, lingkungan kerja dan penignkatan kegiatan kesejahteraan.
c) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja.
d) Imunisasi peserta didik I dan VI.
e) Pengawasan terhadap keadaan air.
f) Pengobatan ringan pertolongan pertama.
g) Rujukan medik.
h) Penanganan kasus anemia pertama.
i) Pembinaan teknik dan pengawasan Di Sekolah.
j) Pencatatan pelaporan.
10. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
a) Pembinaan atau pembangunan kemampuan peran serta masyarakat
dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM.
b) Pelayanan asuhan pada kelompok rawan meliputi : anak sekolah,
kelompok ibu hamil, menyusui dan anak prasekolah.
c) Pelayan medis gigi dasar, yaitu :
1) Pengobatan gigi pada penderita uyang berobat maupun rujuk.
2) Merujuk kasus-kasus yang dapat ditanggulangi ke sasaran yang
lebih mampu.
3) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok.
4) Memelihara kesehatan (hygiene clinic).
5) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan.
6) Pencatatan dan pelaporan.
11. Upaya Kesehatan Jiwa
a) Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok
Puskesmas.
b) Penanganan pasien dengan gangguan jiwa.

9
c) Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta
masyarakat
d) Pengembangan upaya kesehatan jiwa Puskesmas melalui tekanan
bola mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang, pundus copy
dan pemeriksaan laboratorium.
e) Penataan pelaporan.
12. Upaya Kesehatan Mata
a) Kegiatan kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang
terpadu dengan kegiatan lainnya.
b) Upaya kesehatan mata :
1) Anamnesa.
2) Pemeriksaan virus dan mata keluar, tes buta warna, tes tekanan
bola mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang, pundus copy
dan pemeriksaan laboratorium.
3) Pengobatan dan pemberian kaca mata.
4) Operasi katarak.
5) Perawatan post operasi katarak dan glukoma akut
6) Merujuk kasus yang tidak dapat diatasi.
7) Pemberian protesa mata.
c) Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan
kesehatan, serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan mata mereka.
d) Pengembangan masyarakat dalam kesehatan mata masyarakat.
e) Pencatatan dan pelaporan.
13. Upaya Laboratorium Kesehatan
a) Di ruang laboratorium :
1) Penerimaan pasien.
2) Pengambilan specimen
3) Penanganan specimen.
4) Pelaksanaan pemeriksaan.
5) Penanganan sisa specimen.
6) Pencatatan hasil pemeriksaan

10
7) Penyampaian hasil pemeriksaan.
b) Terhadap specimen yang akan dirujuk :
1) Pengambilan specimen.
2) Penanganan specimen
3) Pengemasan specimen.
4) Pengiriman specimen.
5) Pengambilan hasil pemeriksaan.
6) Pencatatan hasil pemeriksaan.
7) Penyampaian hasil pemeriksaan.
c) Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan meluputi :
1) Persiapan pasien.
2) Pengambilan specimen.
3) Menyerahkan specimen untuk diperiksa.
d) Di luar gedung meliputi :
1) Melakukan tes skrining Hb.
2) Pengambilan specimen untuk kemudian dikirim ke
laboratorium Puskesmas.
3) Memberikan penyuluhan.
4) Pencatatan dan pelaporan.
5) Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan :
 Dilakukan oleh semua Puskesmas (pembina, pembantu dan
keliling).
 Pencatatan dan pelaporn mecakup :
(1) Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas. (2)
Data ketenagaan Di Puskesmas. (3) Data sarana yang
dimiliki Puskesmas. (4) Data kegiatan pokok Puskesmas
yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas. c) Laporan dilakukan secara periodik (bulan,
triwulan dan tahunan).
14. Upaya Kesehatan Olahraga

11
Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang
memanfaatkan aktivitas fisik atau olahraga untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Aktivitas fisik atau olahraga merupakan sebagian
kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan
tugasnya.Berbagai implementasi program upaya kesehatan ini dapat
bergantung sesuai kebutuhan suatu Puskesmas sesuai wilayah
kerjanya, contoh nya :
a) Olahraga Preventif
b) Olahraga pada Anak
c) Olahraga pada Wanita
d) Olahraga pada Lanjut Usia
F. Fasilitas Penunjang Puskesmas
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan, puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang
disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
a) Puskesmas pembantu. Puskesmas pembantu yang sering dikenal
sebagai pustu atau pusban adalah unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil.
b) Puskesmas keliling. Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan
kesehatan keliling yang dilengkapi kendaraan bermotor roda empat
atau perahu motor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi, serta
sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling
berfungsi menunjang dan membantu kegiatan puskesmas dalam
wilayah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan Mubarak,
2011. 11
G. Definisi Sistem Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
kasus-kasus atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara vertikal
dalam satu strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara

12
horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang
sama. Rujukan adalah tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan
kepelayanan kesehatan yang lain. Rujukan adalah suatu masalah atau
tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan terhadap suatu kasus atau
masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit
yang lebih lengkap) maupun horizontal (dari satu bagian ke) bagian lain
dalam satu unit). Sesuai SK Menteri Kesehatan No. 23/1972 pengertian
sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksan akan tanggung jawab timbale balik terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit
berkemampuan yang kurang mampu, atausecara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya . Dari batasan tersebut dapat
dilihat bahwa hal yang dapat dilihat bukan hanya pasien saja tapi juga
masalah-masalah kesehatanlain, teknologi, sarana, bahan-bahan
laboratorium, dan sebagainya. Selain itu rujukan tidak berarti berasal dari
fasilitas yang lebih rendah kefasilitas yang lebih tinggi tetapi juga dapat
dilakukan di antara fasilitas – fasilitas kesehatan yang setingkat.
Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tangung jawab secara timbal balik
atas masalah yang timbul, baik vertikal (dari unit yang lebih mampu
menangani) maupun secara horizontal (antara unit – unit yang setingkat
kemampuannya) secara rasional kepada yag lebib mampu.
Sistem rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis,
proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi
masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir,
dimanapun mereka berada dan berasala dari golongan ekonomi manapun
agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui
peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan neonatal
di wilayah mereka berada, (Depkes RI, 2006)
H. Macam- Macam Rujukan
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari Trihono, 2005:

13
1. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring
puskesmas puskesmas pembantu kepuskesmas induk.
2. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam
jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal dari puskesmas rawat
jalan kepuskesmas rawat inap maupun vertical dari puskesmas
kerumah sakit umum daerah.
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari :
1. Rujukan medic adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi
upaya penyembuhan kuratif dan pemulihan rehabilitatif.
2. pasien puskesmas dengan penyakit kronis jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus kerumah sakit umum daerah.
3. Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya
berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan promotif dan
pencegahan preventif.
Rujukan secara konseptualter terdiri atas:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut
masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operasional dan lain-lain.
b. Rujukan bahan specimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik
yang lebih lengkap
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan
tindakan, member pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi
dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut
masalah kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
a. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan
teknologi kesehatan.
b. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli
untuk penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar

14
biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada bencanaalam,
gangguan kamtibmas, dan lain-lain.
3. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan
pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan specimen bila terjadi
keracunan massal, pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.
4. Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik
intrasektoral maupun lintas sektoral.
5. Bila rujukan di tingkat kabupate nata ukota masih belum mampu
menanggulangi, bisa diteruskan ke provinsi atau pusat.
Demikian juga Sistem Kesehatan Nasional membedakan rujukan atas dua
macam yakni rujukan kesehatan dan rujuka nmedik: (Azwar,1996)
1. Rujukan kesehatan dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Rujukan kesehatan pada dasarnya
berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat public health services.
Rujukan kesehatan dibedakan atas rujukan teknologi, sarana dan
operasional.
2. Rujukan medic dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medic pada dasarnya
untuk pelayanan kedokteran medical services.
I. Manfaat Sistem Rujukan
Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker),
manfaat sistem rujukan adalah membantu penghematan dana, karena tidak
perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap
sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena
terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia;
memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health
consumer), manfaat sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan,
karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang - ulang;
mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah
diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan
kesehatan.

15
Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan (health provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas
jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya
seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja sama yang terjalin;
memudahkan atau meringan kan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempun yaitu tugas dan kewajiban tertentu.
Dalam sistem rujukan berjenjang, faktor yang paling mempengaruhi
pelaksanaannya adalah (kemampuan dokter, ketersediaan dokter,
pemahaman mengenai kapitasi, pemahaman mengenai fungsi puskesmas
sebagai gatekeeper), money (kapitasi puskesmas), dan materials (fasilitas
alat kesehatan, kelengkapan obat-obatan).
J. Faktor– Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Rujukan
Pelayanan Kesehatan
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Rujukan di
Puskesmas Pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo,
2003).Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang
tercakup dalam kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan (Notoadmojo,
2003):
1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah,
kata kerja untuk menukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,
menyatakan, dan sebagainya.

16
2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kekmampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis) Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu didasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Sikap. Sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. (Notoatmodjo, 2003). Bagian lain
Allport (dalam Notoatmodjo, 2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok:
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu obyek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

17
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting.
K. Sistem Rujukan
Sistem Rujukan Menurut Permenkes RI No. 001 Tahun2012, sistem
rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Syarat-syarat pemberian rujukan. Rujukan diberikan dengan syarat
(Permenkes RI No. 001 Tahun 2012) :
1. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien atau
keluarganya.
2. Persetujuan diberikan setelah pasien / keluarganya mendapatkan
penjelasan dari tenaga kesehatan yang berwenang.
3. Penjelasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:
a) Diagnosis dan terapi/ tindakan medis yang diperlukan
b) Alasan dan tujuan dilakukan rujukan
c) Risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan
d) Transportasi rujukan
e) Risiko atau penyukit tyang dapat timbul selama dalam perjalanan.
Selain itu, ada beberapa hal yang perujuk sebelum melakukan
rujukan harus perhatikan yaitu melakukan pertolongan pertama atau
tindakan stabilitasi kondisi pasien sesuai dengan indikasi medis serta
sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama
pelaksanaan rujukan, melakukan komunikasi dengan penerima rujukan
dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien dalam
hal keadaan pasien gawat darurat dan membuat surat pengantar rujukan
untuk disampaikan kepada penerima rujukan. Penerima rujukan
berkewajiban:
1. Memberikan informasi mengenai keadaan sarana dan prasarana serta
kompetensi dan ketersediaan tenaga kesehatan
2. Memberikan pertimbangan medis atas kondisi pasien. Rujukan
dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh penerima

18
rujukan. Penerima rujukan bertanggung jawab untuk melakukan
pelayanan kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan. Penerima
rujukan wajib memberikan informasi kepada perujuk mengenai
perkembangan keadaan pasien setelah selesai memberikan pelayanan.
Tata cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang. Tata cara
pelaksanaan sistem rujukan yaitu kebutuhan medis, yaitu dimulai
dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan
tingkat pertama, jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis,
maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua,
pelayanan kesehatan tingkat kedua diatas sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari fasker primer dan pelayanan kesehatan
tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan atas rujukan
dari faskes sekunder dan faskes primer. Pelayanan kesehatan di
faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier hanya
untuk kasus yang sudah ditegakan diagnosis dan rencana terapinya,
merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.
3. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam
kondisi: Terjadi keadaan gawat darurat, kondisi kegawatan darurat
mengikuti ketentuan yang berlaku. Bencana, kriteria bencana
ditetapkam oleh pemerintah pusat dan atau pemerintahan daerah.
Kekhususan permasalahan kesehatan pasien, untuk kasus yang
sudah ditegakan renacana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan, Pertimbangan geografis;
dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.
4. Pelayanan oleh bidan dan perawat: dalam keadaan tertentu, bidan
atau perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidan dan
perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter
gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam
kondisi gawat darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan
pasien, yaitu kondisi diluar kompotensi dokter dan/atau dokter gigi
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.

19
5. Rujukan Parsial: rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau
spesimen ke pemberi pelayanan kesehatan lain dalam rangka
menenggakan diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu
rangkaian perawatan pasien di faskes tersebut. Apabila pasien
tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien
dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk (BPJS Kesehatan, 2014).

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagaian wilayah
kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan
masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
kasus-kasus atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara vertikal
dalam satu strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.Sistem
rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif
dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang
membutuhkannya.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

21

Anda mungkin juga menyukai