Anda di halaman 1dari 9

Media Ilmiah Teknik Lingkungan

MITL Volume 1, Nomor 2, Agustus 2016


Artikel Hasil Penelitian, Hal. 40-48

Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah Rumah Tangga


di Jalan Garuda Kota Palangka Raya

Rida Respati
Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

ABSTRAK. Angka kecelakaan kerja yang tinggi di setiap pekerjaan


menunjukkan bahwa kecelakaan kerja banyak disebabkan oleh human error.
Tingginya angka kecelakaan kerja di sektor ini karena kesadaran dari penyedia
jasa, dan diri sendiri terhadap kecelakaan kerja masih rendah. Analisis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di pada Sistem Pengangkutan Sampah
Rumah Tangga di Jalan Garuda Kota Palangka Raya mencoba menjawab
permasalahan apa saja yang telah dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan K3 pada Sistem
Pengangkutan Sampah Rumah Tangga di Jalan Garuda Kota Palangka Raya ini
berhasil dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Pengumpulan data bersumber
dari koran, jurnal ilmiah, Tesis dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Disamping itu, data juga diperoleh dari
wawancara (interview) yang kompeten dan pengamatan (observation). Hasil
identifikasi menunjukkan, bahwa penerapan K3 pada Sistem Pengangkutan
Sampah Rumah Tangga di Jalan Garuda Kota Palangka Raya hanya berhasil
dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan dukungan adanya rambu-
rambu lalu lintas, dan alat pelindung diri seperti baju kerja, sarung tangan, septu
kerja, dan masker. Sedangkan penerapan K3 yang belum di dukung tidak ada
sosilisasi K3, kurangnya himbauan-himbauan K3 dan tidak ada petugas keamanan
masih kurang berhasil. Namun secara keseluruhan, bahwa penerapan K3 di paket
ini cukup berhasil dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Untuk itu,
disarankan agar melengkapi semua alat pelindung diri (baju kerja, sarung tangan,
sepatu dan helm), melakukan sosilisasi K3, himbauan-himbauan K3 dan petugas
keamanan. Kemudian, upayakan adanya komitmen bersama dalam menjalankan
K3 dan membuat aturan atau sanksi dalam menjalankan K3 sehingga diharapkan
dapat mencegah tidak ada kecelakaan kerja atau nol kecelakaan (zero accident).

Kata Kunci: analisis K3, pengangkutan sampah

PENDAHULUAN Palangka Raya dalam menangani dan menata


Palangka Raya merupakan salah satu sedemikian rupa sehingga Palangka Raya
kota sekaligus ibu kota provinsi Kalimantan memiliki tata kota yang apik dan kebersihan
Tengah. Memiliki predikat sebagai “Kota kota yang memanjakan mata. Kota dengan
Cantik” karena keindahan tata kota dan luas 2.400 memiliki jumlah penduduk
kebersihan kotanya. Menyandang predikat yang semakin bertambah setiap tahunnya
sebagai “Kota Cantik” kota Palangka Raya Kota dengan luas 2.400 memiliki jumlah
tidak lepas dari penanganan Pemerintah Kota penduduk yang semakin bertambah setiap
Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 41

tahunnya. Kota Palangka Raya terdiri atas 5 sedangkan laju pertumbuhan dan penyebaran
kecamatan yaitu Pahandut, Jekan Raya, Bukit penduduk terus meningkat, yang berdampak
Batu, Sebangau, dan Rakumpit.Berdasarkan juga pada peningkatan jumlah timbulan
BPS Kota Palangka Raya tahun 2012 jumlah sampah yang dihasilkan. Lahan yang semakin
penduduk di Kecamatan Pahandut adalah terbatas tidak mampu mengimbangi
80.324 Jiwa dengan luas wilayah 117.25 KM² peningkatan timbulan sampah yang terjadi
dan Kepadatan Penduduk 685.07 jiwa/KM². sekarang maupun di masa datang.
Volume sampah dan jenis yang Masalah sampah yang timbul Jalan
dihasilkan tergantung dari pola komsumsi Garuda adalah karena sulitnya pengumpulan,
suatu masyarakat dalam suatu wilayah. pewadahan, dan pengangkutan, banyaknya
Semakin tinggi tingkat pendapatan TPS yang awalnya dibangun didekat lahan
masyarakat tersebut maka semakin tinggi kosong milik warga dibongkar dengan alasan
pula volume sampah yang dihasilkan dan dibangunya pemukiman baru dilahan tersebut,
semakin banyak jenis sampah yang menyebabkan berkurangnya TPS sehingga
dihasilkan. Penanganan sampah tidak cukup warga membuang sampah sembarangan.
hanya dilakukan oleh aparat pemerintah, akan Sedangkan kemampuan pengelola sampah
tetapi harus melibatkan pihak swasta dan dalam menangani sampah tidak seimbang
setiap rumah tangga dengan didukung oleh dengan produksinya, sehingga menumpuk
sarana dan prasarana yang memadai. Karena dimana-mana. Sampah yang tidak terurus
itu keefektifan penanganan sampah sangat dengan baik akan menyebabkan menurunnya
tergantung pada kerjasama dan kesadaran kesehatan dan nilai lingkungan karena
setiap rumah tangga, masyarakat, swasta, dan pencemaran air, udara, dan berkembangnya
pemerintah dalam menyimpan, hama penyakit, sehingga permukiman
mengumpulkan, membawa dan menimbun penduduk di sekitar tumpukan sampah
sampah dengan koordinasi dan pengaturan tersebut tidak layak lagi bagi penduduk.
tempat pembuangan sampah yang baik. Bertumpuknya sampah maka bertumpuk pula
Pengangkutan persampahan di semua bibit penyakit yang ada disana, untuk
perkotaan merupakan suatu sistem yang itu penulis ingin menganalisa pengunaan K3
saling berinteraksi membentuk kesatuan (kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam hal
dan mempunyai tujuan. Pengangkutan pengangkutan sampah dari TPS ke tempat
sampah suatu kota bertujuan untuk melayani pembuangan akhir. Oleh karena itu perlu
penduduk terhadap sampah domestik rumah pembahasan mengenai keefektifan sistem
tangga yang dihasilkannya serta pengangkutan sampah yang ada sekarang ini
menciptakan suatu lingkungan yang baik, dalam upaya menerapkan K3 dan mengurangi
bersih dan sehat. timbulan sampah.
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam
mengelola sampah masih bertumpu pada TUJUAN PENELITIAN
pendekatan akhir (end of pipe), yaitu sampah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke mengetahui apakah penerapan pengangkutan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sampah- sampah menggunakan dump truck berhasil
sampah domestik, baik dari bahan organik dalam upaya pencegahan pencemaran
maupun anorganik dibuang begitu saja dalam lingkungan yang ditimbulkan dari
satu bak/wadah dan tercampur satu sama lain penumpukan sampah di TPS sementara.
dalam berbagai komposisi, dan kemudian
melalui berbagai cara transportasi, sampah KAJIAN PUSTAKA
berpindah tempat mulai dari tempat sampah Definisi Sampah
di rumah, TPS sampai ke Tempat Pemrosesan Menurut Undang-undang No.18 Tahun
Akhir (TPA). Pendekatan ini akan 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah
memberatkan beban TPA dengan lahan yang adalah sisa kegiatan sehari-hari manuisa dan
terbatas. Hal ini disebabkan karena variabel atau proses alam yang berbentuk padat.
luas lahan TPA adalah konstan/tetap Kemudian yang di maksud dengan sampah

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48


Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 42

spesifik adalah sampah yang karena sifat, maupun dengan tenaga mesin yang
konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
pengelolaan khusus.Sedangkan menurut 5. Dead Animal(bangkai binatang) yaitu
Hadiwiyoto (Maharini, 2008), sampah adalah bangkai-bangkai yang mati karena
bahan sisa, baik bahan-bahan yang tidak di alam, penyakit atau kecelakaan.
gunakan lagi (barang bekas) maupun bahan 6. Houshold Refuse yaitu sampah yang
yang sudah di ambil bagian utamanya yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes,
dari segi ekonomis. Definisi sampah yang yang berasal dari perumahan.
dapat dijadikan dasar penanganan sampah, 7. Abandonded Vehicles (Bangkai
yaitu: Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai
a. Sampah adalah bahan buangan padat atau mobil, truk, kereta api.
semi padat dihasilkan dari aktivitas 8. Sampah Industri terdiri dari sampah
manusia atau hewan yang dibuang karena padat yang berasal dari industri-industri,
tidak diinginkan atau digunakan lagi pengolahan hasil bumi.
(Tchobanoglous, 1993). 9. Demolition Wastes yaitu sampah yang
b. Sampah adalah limbah yang bersifat berasal dari pembongkaran gedung.
padat terdiri dari zat organik dan zat 10. Construction Wastes yaitu sampah yang
anorganik yang dianggap tidak berguna berasal dari sisa pembangunan,
lagi dan harus dikelola agar tidak perbaikan dan pembaharuan gedung-
membahayakan lingkungan dan gedung.
melindungi investasi pembangunan (SNI 11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda
T-13-1990-F). kasar yang umumnya zat organik hasil
Berdasarkan pengertian tersebut dapat saringan pada pintu masuk suatu pusat
disimpulkan bahwa sampah adalah semua pengelolahan air buangan.
benda yang sudah tidak diharapkan lagi 12. Sampah khusus yaitu sampah yang
keberadaanya karena dianggap kurang memerlukan penanganan khusus
berguna serta banyak menimbulkan masalah misalnya kaleng-kaleng cat, zat
pencemaran dan gangguan pada kelestarian radiokatif.
lingkungan.
Sumber Sampah
Klasifikasi Sampah Sumber sampah pada umumnya
Menurut Mukono (Silvia Gardina: dapat diklasifikasikan sebagai berikut
2010) karakteristik sampah meliputi: (DepPU, 1994):
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri 1. Daerah Permukiman
dari sisa-sisa potongan hewan atau Pada permukiman penduduk biasanya
sayuran dari hasil pengolahan yang sampah dihasilkan oleh suatu keluarga
sebagian besar terdiri dari zat-zat yang tunggal atau beberapa keluarga yang
mudah membusuk, lembab, dan tinggal dalam suatu bangunan atau
mengandung sejumlah air bebas. asrama. Beberapa keluarga yang tinggal
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat dalam suatu bangunan atau asrama
terbakar atau yang tidak dapat terbakar biasanya terdapat di kota atau daerah sub
yang berasal dari rumah-rumah, pusat- urban. Jenis sampah yang dihasilkan
pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi biasanya sisa makanan dan bahan-bahan
yang tidak termasuk garbage. sisa dari pengolahan makanan atau
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran sampah basah (garbage), sampah kering
dari zat-zat yang mudah terbakar baik (rubbish), abu dan sampah-sampah
dirumah, dikantor, industri. khusus.
4. Street Sweeping(Sampah Jalanan) 2. Daerah Komersial (tempat-tempat umum
berasal dari pembersihan jalan dan dan tempat perdagangan)
trotoar baik dengan tenaga manusia Bersumber pada pasar, pertokoan,
restoran, perusahaan dan sebagainya.

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48


Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 43

Sebagian besar kategori sampah ini Menurut Suparmi (2009) besarnya


berasal dari pasar dan kebanyakan berupa timbulan sampah yang ada dibedakan
sampah organik. menjadi:
3. Daerah Institusi 1. Komponen-komponen sumber sampah
Sumber sampah institusional adalah Tabel 1. Besar Timbulan Sampah
perkantoran, sekolah, tempat ibadah dan Berdasarkan Komponen Sumber Sampah
lembaga-lembaga non komersial lainnya. Komponen Volume Berat
No Satuan
Sumber Sampah (liter) (kg)
Jenis sampah yang dihasilkan sebagian 1 Rumah Permanen org/hr 2,25-2,50 0,350-0,400
besar sampah kering. 2 Rumah Semi
org/hr 2,00-2,25 0,300-0,350
Permanen
4. Industri 3 Rumah Non
org/hr 1,75-2,00 0,250-0,300
Sumber sampah industri berasal dari Permanen
4 Kantor peg/hr 0,50-2,00 0,025-0,100
perusahaan yang bergerak di bidang 5 Toko/Ruko ptgs/hr 2,50-3,00 0,150-0,350
industri berat, industri ringan, pabrik- 6 Sekolah mrd/h 0,10-0,15 0,010-0,020
7 Jalan Arteri
pabrik dan lain-lain. Jenis sampah yang Sekunder
mhr 0,10-0,15 0,020-0,100

dihasilkan tergantung dari bahan yang 8 Jalan Kolektor


mhr 0,10-0,15 0,010-0,100
Sekunder
digunakan oleh industri tersebut. 9 Jalan Lokal mhr 0,05-0,10 0,005-0,025
5. Tempat pembangunan, pemugaran dan 10 Pasar m2/hr 0,20-0,60 0,10-0,30
Sumber: Balitbang Depatemen PU, 1993 (Suparmi, 2009)
pembongkaran
Sampah yang dijumpai adalah sampah
2. Klasifikasi Kota
material atau bahan-bahan bangunan.
Tabel 2. Besar Timbulan Sampah
Jenisnya tergantung dari bahan bangunan
Berdasarkan Klasifikasi Kota
yang dipakai (bata, pecahan beton, kayu, Satuan
Klasifikasi
besi beton dan sebagainya). No.
Kota
Volume Berat
(liter/org/hari) (kg/org/hari)
6. Sampah jalan dan tempat-tempat terbuka 1 Kota Sedang 2,75-3,25 0,700-0,800
Sampah kategori ini berasal dari kegiatan 2 Kota Kecil 2,50-2,75 0,625-0,700
Sumber: Balitbang Depatemen PU, 1993 (Suparmi, 2009)
penyapuan jalan-jalan dan trotoar, taman
dan lain-lain. Jenis sampahnya didominasi Pengelolaan Sampah
sampah organik (daun) serta debu. Pengelolaan sampah adalah suatu
7. Rumah Sakit dan Balai Pengobatan disiplin yang berhubungan dengan
Sampah rumah sakit pengelolaannya pengendalian terhadap timbulan,
ditangani secara terpisah dengan sampah penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan
lainnya karena sampahnya bersifat transport, pemrosesan dan pembuangan
khusus, kemungkinan mengandung sampah dengan cara-cara memperhatikan
kuman penyakit menular. Sampah yang berbagai prinsip kesehatan masyarakat,
dihasilkan berupa bekas-bekas operasi, ekonomi, konservasi, estetika dan
pembalut luka, anatomi tubuh, disamping pertimbangan lingkungan lainnya serta juga
sampah dapur dan kantor. Sampah ini responsive perilaku masyarakat, sehingga
wajib dibakar (pengolahan untuk dalam konsep pengelolaan juga terdapat unsur
menghilangkan kuman patogenik). pengolahan sampah (Tchobanoglous, 1993).
8. Lain-lain Pengolahan sampah adalah bagaimana
Dari klasifikasi sumber-sumber sampah memproses sampah menjadi wujud yang lain
tersebut, dapat dikembangkan lagi jenis (misalnya kompos, daur ulang), sedangkan
sumber-sumber sampah yang lain sesuai pengelolaan sampah merupakan suatu konsep
dengan peruntukan tata guna lahannya. manajemen yang lebih menyeluruh untuk
Sebagai contoh misalnya, dari kandang mengatasi persoalan sampah. Pengelolaan
hewan/pemotongan hewan, instalasi sampah meliputi tahapan berikut :
pengolahan air bersih, instalasi 1. Pewadahan, merupakan cara penampungan
pengolahan air limbah, dan lain-lain. sampah sebelum dikumpulkan,
dipindahkan, diangkut dan dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48


Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 44

2. Pengumpulan, merupakan proses sampah yang tidak dapat dimanfaatkan


pengambilan sampah dari tempat kembali.
pewadahannya atau sumber sampah, Pengelolaan sampah pada dasarnya
sampai ke tempat pemisahan atau sekaligus bertujuan untuk menciptakan lingkungan
diangkut ke TPA. tempat manusia bermukim bersih dan sehat.
3. Pemindahan, tahap memindahkan sampah Sejak dikembangkannya sistem pengelolaan
dari hasil pengumpulan ke alat angkut. sampah di Indonesia, tujuan ini diwujudkan
4. Pengangkutan, merupakan kegiatan dengan menciptakan kebersihan diatas
pengangkutan sampah yang telah permukaan tanah setinggi-tingginya, prinsip
dikumpulkan di Tempat Pembuangan ini menempatkan operasi pembuangan akhir
Sementara (TPS) atau langsung dari sebagai satu-satunya alternatif guna mencapai
sumber sampah ke TPA. efektivitas sistem. Pengelolaan sampah
5. Pengolahan, adalah proses mengolah bertujuan untuk (Dep. PU, 1994):
sampah dari sumber daya yang terbuang 1. meringankan beban sampah perkotaan.
menjadi sumberdaya yang termanfaatkan. 2. meningkatkan kualitas lingkungan dan
menyelamatkan sumberdaya alam
Seluruh subsistem di dalam sistem terutama sumberdaya air dan tanah.
pengelolaan sampah harus dipandang sebagai 3. pemanfaatan kembali benda-benda yang
suatu sistem yang memerlukan keterpaduan dianggap tidak berguna dan pemanfaatan
didalam pelaksanaannya. Sistem pengelolaan energi.
sampah terpadu (Integreated Solid Waste
Management) didefinisikan sebagai pemilihan Dalam pengelolaan sampah termasuk di
dan penerapan program teknologi dan dalamnya pengelolaan sampah merupakan
manajemen untuk mencapai performansi suatu upaya untuk mengurangi volume
sistem yang tinggi dengan hirarki sebagai sampah dengan mengubah bentuk sampah
berikut (Tchobanoglous, 1993): menjadi lebih bermanfaat. Pengolahan
1. Reduksi pada sumber (source reduction), sampah adalah suatu upaya untuk
yaitu proses minimalisasi sampah di mengurangi volume sampah atau merubah
sumber dalam hal kuantitas timbulan dan bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain
kualitas sampah terutama reduksi sampah dengan cara pembakaran, pengomposan,
berbahaya. penghancuran, pengeringan dan pendaur
2. Daur ulang (recycling), proses daur ulang ulangan. (SNI-13-1990-F). Adapun teknik
yang berfungsi untuk mereduksi pengolahan sampah adalah sebagai berikut:
kebutuhan sumberdaya dan reduksi 1. Pengomposan (Composting); adalah suatu
kuantitas sampah ke tempat pembuangan cara pengolahan sampah organic dengan
akhir. memanfaatkan aktifitas bakteri untuk
3. Transformasi buangan (waste mengubah sampah menjadi kompos
transformation), yaitu proses perubahan (proses pematangan).
fisik, kimia dan biologis sampah, dimana 2. Pembakaran sampah; dapat dilakukan
ketiga komponen itu akan menentukan : pada suatu tempat, misalnya lapangan yang
- perubahan tingkat efisiensi yang jauh dari segala kegiatan agar tidak
diperlukan di dalam sistem mengganggu. Namun demikian
pengelolaan. pembakaran ini sulit dikendalikan bila
- perlunya proses Recovery, Reuse dan terdapat angin kencang, sampah arang abu,
Recycle sampah. debu, dan asap akan terbawa ketempat-
- Proses yang dapat menghasilkan tempat sekitarnya yang akhirnya akan
barang lain yang lebih bermanfaat. menimbulkan gangguan. Pembakaran yang
4. Pembuangan akhir (landfilling), sebagai paling baik dilakukan disuatu instalasi
akhir dari suatu aliran sampah dimana pembakaran, yaitu dengan menggunakan
landfill diarahkan hanya untuk menerima insinerator, namun pembakaran

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48


Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 45

menggunakan insinerator memerlukan pengangkutan berdasarkan pola pengumpulan


biaya yang mahal. sampah diantaranya:
3. Recycle; merupakan salah satu teknik 1. Pengangkutan sampah pada pengumpulan
pengolahan sampah, dimana dilakukan dengan pola individual langsung
pemisahan atas benda-benda bernilai 2. Pengangkutan dan pengumpulan dengan
ekonomi seperti: kertas, plastik, karet, dan pola individual tidak langsung
lain-lain dari sampah yang kemudian 3. Pengangkutan sampah dengan sistem
diolah sedemikian rupa sehingga dapat container angkat
digunakan kembali baik dalam bentuk 4. Pengangkutan sampah dengan sistem
yang sama atau berbeda dari bentuk container ganti
semula.
4. Reuse; merupakan teknik pengolahan METODE PENELITIAN
sampah yang hamper sama dengan recycle, Jenis penelitian ini adalah penelitian
bedanya reuse langsung digunakan tanpa lapangan (field research) yang menggunakan
ada pengolahan terlebih dahulu. kehidupan nyata sebagai tempat kajian.
5. Reduce; adalah usaha untuk mengurangi Pendekatan penelitian dilakukan melalui
potensi timbulan sampah, misalnya tidak pendekatan kualitatif, dimana data berasal
menggunakan bungkus kantong plastic dari pedoman wawancara, pengamatan dan
yang berlebihan. dokumen resmi lainnya. Pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini lebih diarahkan pada
Pengangkutan realita dengan teori dengan menggunakan
Menurut Suelena (2011) pengangkutan metode deskriptif.
adalah kegiatan operasi yang dimulai dari titik
pengumpulan terakhir dari suatu siklus Prosedur Pengumpulan Data
pengumpulan sampai ke TPA. Menurut Prosedur pengumpulan data dilakukan
Damanhuri (2010) pengangkutan sampah sebagai berikut :
adalah sub-sistem yang bersasaran membawa 1. Wawancara (Interview); dilakukan
sampah dari lokasi pemindahan atau sumber dengan mengajukan beberapa pertanyaan
sampah secara langsung menuju tempat dan yang diwawancarai memberikan
pemrosesan akhir, atau TPA. Menurut Balai jawaban atas pertanyaan itu.
Air Minum dan Sanitasi (2010) peralatan 2. Pengamatan (Observation); dilakukan
pengangkutan yang dapat digunakan untuk dengan melihat dan mencatat tentang
mengangkut sampah memiliki syarat objek penelitian. Adapun pengamatan
diantaranya alat pengangkut sampah harus dibuat dalam pedoman pengamatan
dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan topik Analisis Sistem
dengan jaring, tinggi bak maksimum 1,6m, Pengangkutan Sampah Rumah Tangga di
sebaiknya ada alat ungkit, kapasitas Jalan Garuda Kota Palangka Raya.
disesuaikan dengan kelas jalan yang akan 3. Dokumentasi (Document); prosedur
dilalui, dan bak truk/dasar container pengumpulan data dengan dokumentasi
sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah. akan diverifikasi yang sesuai dengan
Sedangkan menurut Balai Air Minum dan objek penelitian.
Sanitasi (2010) jenis peralatan yang dapat
digunakan berupa: Analisis Data
a. Dump truck Proses analisis data dimulai dengan
b. Arm roll truck menelaah seluruh data yang tersedia dari
c. Compactor Truck berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
d. Trailer Truck pengamatan yang sudah dituliskan dalam
Pengangkutan sampah dapat dilakukan catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen
dengan berbagai cara, metode dan peralatan resmi, gambar, foto dan sebagainya. Setelah
yang digunakan tergantung dari pola dibaca dipelajari, ditelaah, maka selanjutnya
pengumpulan yang digunakan. Beberapa ialah mereduksi data yang dilakukan dengan

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48


Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 46

jalan membuat abstraksi. Abstraksi mata yang tidak nyaman dan lalat yang
merupakan usaha membuat rangkuman yang semakin banyak.
inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang
perlu dijaga sehingga tetap berada di Penyelesaian Masalah
dalamnya. Penyelesaian masalah analisis K3 pada
Langkah selanjutnya adalah sistem pengangkutan sampah di TPS ini
menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan- adalah perlu dilakukan suatu data penilaian
satuan kemudian dikategorisasikan pada yang terukur untuk menentukan tingkat
langkah berikutnya. Kategori-kategori itu keberhasilan dalam penangan pengangkutan
dilakukan sambil membuat koding. Tahap sampah di TPS seputaran jalan Garuda Kota
akhir dari analisis data ini ialah mengadakan Palangka Raya, melalui data pengamatan
pemeriksaan keabsahan data. (observation) dan wawancara (interview)
seperti pada Tabel 3 dan 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Data Pengamatan (Observation) K3
Ulasan Sistem Pengangkutan Sampah Hasil
Pengamatan Tingkat
Rumah Tangga di Jalan Garuda Kota No Butir-butir yang Diamati
Tidak Keberhasilan
Ada
Palangka Raya Ada
1 Rambu-rambu lalu lintas √ - Berhasil
Tempat Pembuangan Sampah 2 Spanduk K3 dari PT. Jamsostek - √ Tidak Berhasil
sementara di jalan Garuda Terdiri dari 2 TPS, 3 P3K √ - Berhasil
4 Alat pelindung diri
diantaranya berada di jalan Garuda I dan di a) Baju kerja √ - Berhasil
jalan Garuda Induk Kota Palangka Raya, b) Sarung tangan √ - Berhasil
c) Sepatu √ - Berhasil
untuk TPS di jalan Garuda Induk d) Helm kerja - √ Tidak berhasil
mengunakan kontainer yang sistem angkutnya e) Masker √ - Berhasil
5 Sosialisasi K3 - √ Tidak berhasil
mengunakan Arm roll truck, yaitu kendaraan 6 Himbauan-himbauan K3 - √ Tidak berhasil
angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk 7 Petugas Keamanan - √ Tidak berhasil
mengangkat bak dan membongkar
muatannya. Dengan jumlah petugas sebanyak Berdasarkan hasil pengamatan
5 orang dan ditambah sopir 1 orang.Truk ini (observation) pada Tabel 3 dan wawancara
memiliki kapasitas 8 m3. Agar tidak (interview) pada Tabel 4 terlihat, memiliki
mengganggu lingkungan selama perjalanan ke nilai butir yang sama yaitu telah memiliki
TPA, container ini memiliki tutup dan tidak rambu-rambu lalu lintas, P3K dan alat
rembes sehingga tidak mudah tercecer. pelindung diri seperti baju kerja, sarung
Sementara Pengengkutan sampah tangan, sepatu, masker, Namun untuk butir
mengunakan Dump Truck adalah kendaraan Spanduk K3 dari PT. Jamsostek, alat
angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk pelindung diri (helm), sosialisasi K3,
mengangkat bak dan membongkar himbauan-himbauan K3 dan petugas
muatannya. Pengisian muatan masih tetap keamanan terlihat belum dimiliki. Sehingga,
secara manual dengan tenaga kerja, yaitu dari 7 (tujuh) butir penilaian, bahwa rambu-
tenaga kerja sebanyak 5 orang di tambah sopir rambu lalu lintas, alat pelindung diri seperti
sebanyak 1 orang. Truck ini memiliki baju kerja, sarung tangan, masker dan sepatu
kapasitas 8 m3. Agar tidak mengganggu kerja yang berhasil dalam upaya pencegahan
lingkungan selama perjalanan ke TPA, Dump kecelakaan kerja. Sedangkan, spanduk K3
truck ini dilengkapi dengan tutup terpal. dari PT. Jamsostek, alat pelindung diri (helm),
(hasil wawancara dengan pegawai kebersihan sosialisasi K3, himbauan-himbauan K3 dan
kota Palangka Raya) petugas keamanan terlihat belum berhasil
Secara visual dilapangan terlihat, dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.
adanya sampah-sampah masih berhamburan Sehingga, secara keseluruhan, bahwa
diluar kotak penampungan sampah sementara penerapan K3 di pengangkutan sampah ini
maupun diluar kontainer yang disediakan, kurang berhasil dalam upaya pencegahan
sehingga menimbulkan pencemaran kecelakaan kerja.
lingkungan seperti bau tak sedap, pandangan Menurut Pedoman Pedoman
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48


Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 47

Kerja (K3) untuk konstruksi jalan dan sarung tangan. Kemudian, pencegahan
jembatan, Departemen Pekerjaan Umum kecelakaan kerja yang bersifat non material
(2006) pada point 4.1.1, bahwa penerapan K3 seperti buku petunjuk penggunaan alat,
di pengangkutan sampah ini masih kurang sosialisasi K3, himbauan-himbauan K3 dan
berhasil dalam upaya pencegahan kecelakaan adanya petugas keamanan.
kerja. Kurang berhasilnya penerapan K3 di Solusi yang lain adalah tenaga kerja
pengangkutan sampah ini sebagian besar yang akan bekerja sebaiknya ditempatkan
belum didukung peralatan lingkungan kerja berdasarkan keahlian dan pengalaman
seperti spanduk K3 dari PT. Jamsostek, alat masing-masing agar produktivitasnya lebih
pelindung diri (helm), tidak adanya sosilisasi maksimal, tenaga kerja hendaknya berstatus
K3, kurangnya himbauan-himbauan K3 dan pegawai tetap agar merasa lebih tenang dalam
belum adanya petugas keamanan sehingga bekerja, mewajibkan penggunaan alat
tenaga kerja tidak terlindungi dari resiko pelindung diri seluruh tanaga kerja,
kecelakaan hal ini dikarenakan pengangkutan memasang papan petunjuk K3 dengan
sampah dilakukan pada malam hari pukul semboyan “lebih baik mencegah dari pada
21.00 WIB maupun subuh jam 03.00 WIB mengobati” dan mengikuti pelatihan K3
Menurut Hinze, 1997 (dalam Christina seluruh tenaga kerja dengan secara bertahap,
WY dkk, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol.6, No.1, sehingga tenaga kerja telah diupayakan agar
2012), bahwa penerapan K3 di Paket ini juga terhindar kecelakaan kerja.
kurang berhasil dalam upaya pencegahan
kecelakaan kerja. Kurang berhasilnya KESIMPULAN
penerapan K3 di pengangkutan sampah ini Berdasarkan hasil penelitian, maka
belum didukung keterlibatan secara aktif dari dapat diberi kesimpulan antara lain :
manajemen perusahaan bagi terciptanya 1. Penerapan K3 pada penelitian ini hanya
perbuatan dan kondisi lingkungan yang aman. berhasil dalam upaya pencegahan
Kemudian lagi, belum terlihat adanya kecelakaan kerja dengan dukungan adanya
komitmen bersama untuk menjalankan K3 rambu-rambu lalu lintas, dan alat
demi terciptanya keamanan di lakasi pelindung diri seperti baju kerja, sarung
pengangkutan sampah ini. tangan, septu kerja, dan masker .
2. Ada penerapan K3 yang belum didukung,
Solusi tidak ada sosilisasi K3, kurangnya
Ada beberapa solusi yang dapat himbauan-himbauan K3 dan tidak ada
digunakan untuk mencegah atau mengurangi petugas keamanan masih kurang berhasil.
resiko kecelakaan kerja di pengangkutan Namun, secara keseluruhan, bahwa
sampah di Kota Palangka Raya ini yaitu penerapan K3 Pada Pengangkutan
dengan menugaskan secara khusus Ahli K3 Sampah Rumah Tangga di Jalan Garuda
dan tenaga K3. Tenaga K3 ini harus masuk Kota Palangka Raya ini dianggap cukup
dalam struktur organisasi di pengangkutan berhasil dalam upaya pencegahan
sampah ini dengan ketentuan : kecelakaan kerja.
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja
harus bekerja secara penuh (full-time) SARAN
untuk mengurus dan menyelenggarakan Berdasarkan kesimpulan, maka diberi
keselamatan dan kesehatan kerja. saran-saran sebagai berikut :
2. Pengangkutan sampah ini mempekerjakan 1. Untuk pencegahan kecelakaan kerja
pekerja masih dibawah 100 orang atau sifat sebaiknya melengkapi semua alat
kegiatan ini memang memerlukan, pelindung diri (baju kerja, sarung tangan,
diwajibkan membentuk unit pembina K3. sepatu dan helm), melakukan sosialisasi
3. Memiliki komitmen bersama untuk K3, himbauan K3 dan petugas keamanan.
mencegah kecelakaan tenaga kerja dengan 2. Upayakan komitmen bersama dalam
melengkapi penunjang keamanan yang menjalankan K3.
bersifat material seperti helm, kaca mata,

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48


Analisis K3 pada Sistem Pengangkutan Sampah ... 48

3. Membuat aturan atau sanksi dalam Joseph, C., 2011, Analisis sistem
menjalankan K3 sehingga diharapkan Pengangkutan Sampah Kota Makasar
dapat mencegah tidak ada kecelakaan kerja Dengan Metode penyelesaian Vehicle
atau nol kecelakaan (zero accident). Routing Problem (VRP).
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/
DAFTAR PUSTAKA handle/123456789/460/TA%20LENGK
SNI 19-2454-2002. Tata Cara Teknik AP.pdf?sequence=2.) diunduh pada
Operasional Pengelolaan Sampah tanggal 6 Oktober 2013,16.35
Perkotaan Badan Standarisasi Damanhuri, E., 2010, Diktat Kuliah Teknik
Nasional, Jakarta. Lingkungan, ITB, Bandung.
Suparmi, A., 2009, Optimasi Pola Maharini, D., 2010, Upaya Dinas Kebersihan
Pengumpulan Dan Pengangkutan Dan Pertamanan dalam Pengelolaan
Sampah Kota Muara Teweh Melalui Sampah di Kota Surabaya. Diunduh 6
Pendekatan Zonasi. Semarang. Agustus 2014, 10:38 WIB.
(http://www.sanitasi.or.id/ppsp/wp.cont
ent/uploads/pdf/persampahan/materi1/7
_pengangkutan_sampah.pdf.). Diunduh
pada tanggal 10 november 2013,09.54
WIB.

R. Respati/MITL Vol. 1 No. 2 (2016): 40-48

Anda mungkin juga menyukai