Analisis k3 Pada Sistem Pengangkutan Sam 101d149f
Analisis k3 Pada Sistem Pengangkutan Sam 101d149f
Rida Respati
Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
tahunnya. Kota Palangka Raya terdiri atas 5 sedangkan laju pertumbuhan dan penyebaran
kecamatan yaitu Pahandut, Jekan Raya, Bukit penduduk terus meningkat, yang berdampak
Batu, Sebangau, dan Rakumpit.Berdasarkan juga pada peningkatan jumlah timbulan
BPS Kota Palangka Raya tahun 2012 jumlah sampah yang dihasilkan. Lahan yang semakin
penduduk di Kecamatan Pahandut adalah terbatas tidak mampu mengimbangi
80.324 Jiwa dengan luas wilayah 117.25 KM² peningkatan timbulan sampah yang terjadi
dan Kepadatan Penduduk 685.07 jiwa/KM². sekarang maupun di masa datang.
Volume sampah dan jenis yang Masalah sampah yang timbul Jalan
dihasilkan tergantung dari pola komsumsi Garuda adalah karena sulitnya pengumpulan,
suatu masyarakat dalam suatu wilayah. pewadahan, dan pengangkutan, banyaknya
Semakin tinggi tingkat pendapatan TPS yang awalnya dibangun didekat lahan
masyarakat tersebut maka semakin tinggi kosong milik warga dibongkar dengan alasan
pula volume sampah yang dihasilkan dan dibangunya pemukiman baru dilahan tersebut,
semakin banyak jenis sampah yang menyebabkan berkurangnya TPS sehingga
dihasilkan. Penanganan sampah tidak cukup warga membuang sampah sembarangan.
hanya dilakukan oleh aparat pemerintah, akan Sedangkan kemampuan pengelola sampah
tetapi harus melibatkan pihak swasta dan dalam menangani sampah tidak seimbang
setiap rumah tangga dengan didukung oleh dengan produksinya, sehingga menumpuk
sarana dan prasarana yang memadai. Karena dimana-mana. Sampah yang tidak terurus
itu keefektifan penanganan sampah sangat dengan baik akan menyebabkan menurunnya
tergantung pada kerjasama dan kesadaran kesehatan dan nilai lingkungan karena
setiap rumah tangga, masyarakat, swasta, dan pencemaran air, udara, dan berkembangnya
pemerintah dalam menyimpan, hama penyakit, sehingga permukiman
mengumpulkan, membawa dan menimbun penduduk di sekitar tumpukan sampah
sampah dengan koordinasi dan pengaturan tersebut tidak layak lagi bagi penduduk.
tempat pembuangan sampah yang baik. Bertumpuknya sampah maka bertumpuk pula
Pengangkutan persampahan di semua bibit penyakit yang ada disana, untuk
perkotaan merupakan suatu sistem yang itu penulis ingin menganalisa pengunaan K3
saling berinteraksi membentuk kesatuan (kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam hal
dan mempunyai tujuan. Pengangkutan pengangkutan sampah dari TPS ke tempat
sampah suatu kota bertujuan untuk melayani pembuangan akhir. Oleh karena itu perlu
penduduk terhadap sampah domestik rumah pembahasan mengenai keefektifan sistem
tangga yang dihasilkannya serta pengangkutan sampah yang ada sekarang ini
menciptakan suatu lingkungan yang baik, dalam upaya menerapkan K3 dan mengurangi
bersih dan sehat. timbulan sampah.
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam
mengelola sampah masih bertumpu pada TUJUAN PENELITIAN
pendekatan akhir (end of pipe), yaitu sampah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke mengetahui apakah penerapan pengangkutan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sampah- sampah menggunakan dump truck berhasil
sampah domestik, baik dari bahan organik dalam upaya pencegahan pencemaran
maupun anorganik dibuang begitu saja dalam lingkungan yang ditimbulkan dari
satu bak/wadah dan tercampur satu sama lain penumpukan sampah di TPS sementara.
dalam berbagai komposisi, dan kemudian
melalui berbagai cara transportasi, sampah KAJIAN PUSTAKA
berpindah tempat mulai dari tempat sampah Definisi Sampah
di rumah, TPS sampai ke Tempat Pemrosesan Menurut Undang-undang No.18 Tahun
Akhir (TPA). Pendekatan ini akan 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah
memberatkan beban TPA dengan lahan yang adalah sisa kegiatan sehari-hari manuisa dan
terbatas. Hal ini disebabkan karena variabel atau proses alam yang berbentuk padat.
luas lahan TPA adalah konstan/tetap Kemudian yang di maksud dengan sampah
spesifik adalah sampah yang karena sifat, maupun dengan tenaga mesin yang
konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
pengelolaan khusus.Sedangkan menurut 5. Dead Animal(bangkai binatang) yaitu
Hadiwiyoto (Maharini, 2008), sampah adalah bangkai-bangkai yang mati karena
bahan sisa, baik bahan-bahan yang tidak di alam, penyakit atau kecelakaan.
gunakan lagi (barang bekas) maupun bahan 6. Houshold Refuse yaitu sampah yang
yang sudah di ambil bagian utamanya yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes,
dari segi ekonomis. Definisi sampah yang yang berasal dari perumahan.
dapat dijadikan dasar penanganan sampah, 7. Abandonded Vehicles (Bangkai
yaitu: Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai
a. Sampah adalah bahan buangan padat atau mobil, truk, kereta api.
semi padat dihasilkan dari aktivitas 8. Sampah Industri terdiri dari sampah
manusia atau hewan yang dibuang karena padat yang berasal dari industri-industri,
tidak diinginkan atau digunakan lagi pengolahan hasil bumi.
(Tchobanoglous, 1993). 9. Demolition Wastes yaitu sampah yang
b. Sampah adalah limbah yang bersifat berasal dari pembongkaran gedung.
padat terdiri dari zat organik dan zat 10. Construction Wastes yaitu sampah yang
anorganik yang dianggap tidak berguna berasal dari sisa pembangunan,
lagi dan harus dikelola agar tidak perbaikan dan pembaharuan gedung-
membahayakan lingkungan dan gedung.
melindungi investasi pembangunan (SNI 11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda
T-13-1990-F). kasar yang umumnya zat organik hasil
Berdasarkan pengertian tersebut dapat saringan pada pintu masuk suatu pusat
disimpulkan bahwa sampah adalah semua pengelolahan air buangan.
benda yang sudah tidak diharapkan lagi 12. Sampah khusus yaitu sampah yang
keberadaanya karena dianggap kurang memerlukan penanganan khusus
berguna serta banyak menimbulkan masalah misalnya kaleng-kaleng cat, zat
pencemaran dan gangguan pada kelestarian radiokatif.
lingkungan.
Sumber Sampah
Klasifikasi Sampah Sumber sampah pada umumnya
Menurut Mukono (Silvia Gardina: dapat diklasifikasikan sebagai berikut
2010) karakteristik sampah meliputi: (DepPU, 1994):
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri 1. Daerah Permukiman
dari sisa-sisa potongan hewan atau Pada permukiman penduduk biasanya
sayuran dari hasil pengolahan yang sampah dihasilkan oleh suatu keluarga
sebagian besar terdiri dari zat-zat yang tunggal atau beberapa keluarga yang
mudah membusuk, lembab, dan tinggal dalam suatu bangunan atau
mengandung sejumlah air bebas. asrama. Beberapa keluarga yang tinggal
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat dalam suatu bangunan atau asrama
terbakar atau yang tidak dapat terbakar biasanya terdapat di kota atau daerah sub
yang berasal dari rumah-rumah, pusat- urban. Jenis sampah yang dihasilkan
pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi biasanya sisa makanan dan bahan-bahan
yang tidak termasuk garbage. sisa dari pengolahan makanan atau
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran sampah basah (garbage), sampah kering
dari zat-zat yang mudah terbakar baik (rubbish), abu dan sampah-sampah
dirumah, dikantor, industri. khusus.
4. Street Sweeping(Sampah Jalanan) 2. Daerah Komersial (tempat-tempat umum
berasal dari pembersihan jalan dan dan tempat perdagangan)
trotoar baik dengan tenaga manusia Bersumber pada pasar, pertokoan,
restoran, perusahaan dan sebagainya.
jalan membuat abstraksi. Abstraksi mata yang tidak nyaman dan lalat yang
merupakan usaha membuat rangkuman yang semakin banyak.
inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang
perlu dijaga sehingga tetap berada di Penyelesaian Masalah
dalamnya. Penyelesaian masalah analisis K3 pada
Langkah selanjutnya adalah sistem pengangkutan sampah di TPS ini
menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan- adalah perlu dilakukan suatu data penilaian
satuan kemudian dikategorisasikan pada yang terukur untuk menentukan tingkat
langkah berikutnya. Kategori-kategori itu keberhasilan dalam penangan pengangkutan
dilakukan sambil membuat koding. Tahap sampah di TPS seputaran jalan Garuda Kota
akhir dari analisis data ini ialah mengadakan Palangka Raya, melalui data pengamatan
pemeriksaan keabsahan data. (observation) dan wawancara (interview)
seperti pada Tabel 3 dan 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Data Pengamatan (Observation) K3
Ulasan Sistem Pengangkutan Sampah Hasil
Pengamatan Tingkat
Rumah Tangga di Jalan Garuda Kota No Butir-butir yang Diamati
Tidak Keberhasilan
Ada
Palangka Raya Ada
1 Rambu-rambu lalu lintas √ - Berhasil
Tempat Pembuangan Sampah 2 Spanduk K3 dari PT. Jamsostek - √ Tidak Berhasil
sementara di jalan Garuda Terdiri dari 2 TPS, 3 P3K √ - Berhasil
4 Alat pelindung diri
diantaranya berada di jalan Garuda I dan di a) Baju kerja √ - Berhasil
jalan Garuda Induk Kota Palangka Raya, b) Sarung tangan √ - Berhasil
c) Sepatu √ - Berhasil
untuk TPS di jalan Garuda Induk d) Helm kerja - √ Tidak berhasil
mengunakan kontainer yang sistem angkutnya e) Masker √ - Berhasil
5 Sosialisasi K3 - √ Tidak berhasil
mengunakan Arm roll truck, yaitu kendaraan 6 Himbauan-himbauan K3 - √ Tidak berhasil
angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk 7 Petugas Keamanan - √ Tidak berhasil
mengangkat bak dan membongkar
muatannya. Dengan jumlah petugas sebanyak Berdasarkan hasil pengamatan
5 orang dan ditambah sopir 1 orang.Truk ini (observation) pada Tabel 3 dan wawancara
memiliki kapasitas 8 m3. Agar tidak (interview) pada Tabel 4 terlihat, memiliki
mengganggu lingkungan selama perjalanan ke nilai butir yang sama yaitu telah memiliki
TPA, container ini memiliki tutup dan tidak rambu-rambu lalu lintas, P3K dan alat
rembes sehingga tidak mudah tercecer. pelindung diri seperti baju kerja, sarung
Sementara Pengengkutan sampah tangan, sepatu, masker, Namun untuk butir
mengunakan Dump Truck adalah kendaraan Spanduk K3 dari PT. Jamsostek, alat
angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk pelindung diri (helm), sosialisasi K3,
mengangkat bak dan membongkar himbauan-himbauan K3 dan petugas
muatannya. Pengisian muatan masih tetap keamanan terlihat belum dimiliki. Sehingga,
secara manual dengan tenaga kerja, yaitu dari 7 (tujuh) butir penilaian, bahwa rambu-
tenaga kerja sebanyak 5 orang di tambah sopir rambu lalu lintas, alat pelindung diri seperti
sebanyak 1 orang. Truck ini memiliki baju kerja, sarung tangan, masker dan sepatu
kapasitas 8 m3. Agar tidak mengganggu kerja yang berhasil dalam upaya pencegahan
lingkungan selama perjalanan ke TPA, Dump kecelakaan kerja. Sedangkan, spanduk K3
truck ini dilengkapi dengan tutup terpal. dari PT. Jamsostek, alat pelindung diri (helm),
(hasil wawancara dengan pegawai kebersihan sosialisasi K3, himbauan-himbauan K3 dan
kota Palangka Raya) petugas keamanan terlihat belum berhasil
Secara visual dilapangan terlihat, dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.
adanya sampah-sampah masih berhamburan Sehingga, secara keseluruhan, bahwa
diluar kotak penampungan sampah sementara penerapan K3 di pengangkutan sampah ini
maupun diluar kontainer yang disediakan, kurang berhasil dalam upaya pencegahan
sehingga menimbulkan pencemaran kecelakaan kerja.
lingkungan seperti bau tak sedap, pandangan Menurut Pedoman Pedoman
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) untuk konstruksi jalan dan sarung tangan. Kemudian, pencegahan
jembatan, Departemen Pekerjaan Umum kecelakaan kerja yang bersifat non material
(2006) pada point 4.1.1, bahwa penerapan K3 seperti buku petunjuk penggunaan alat,
di pengangkutan sampah ini masih kurang sosialisasi K3, himbauan-himbauan K3 dan
berhasil dalam upaya pencegahan kecelakaan adanya petugas keamanan.
kerja. Kurang berhasilnya penerapan K3 di Solusi yang lain adalah tenaga kerja
pengangkutan sampah ini sebagian besar yang akan bekerja sebaiknya ditempatkan
belum didukung peralatan lingkungan kerja berdasarkan keahlian dan pengalaman
seperti spanduk K3 dari PT. Jamsostek, alat masing-masing agar produktivitasnya lebih
pelindung diri (helm), tidak adanya sosilisasi maksimal, tenaga kerja hendaknya berstatus
K3, kurangnya himbauan-himbauan K3 dan pegawai tetap agar merasa lebih tenang dalam
belum adanya petugas keamanan sehingga bekerja, mewajibkan penggunaan alat
tenaga kerja tidak terlindungi dari resiko pelindung diri seluruh tanaga kerja,
kecelakaan hal ini dikarenakan pengangkutan memasang papan petunjuk K3 dengan
sampah dilakukan pada malam hari pukul semboyan “lebih baik mencegah dari pada
21.00 WIB maupun subuh jam 03.00 WIB mengobati” dan mengikuti pelatihan K3
Menurut Hinze, 1997 (dalam Christina seluruh tenaga kerja dengan secara bertahap,
WY dkk, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol.6, No.1, sehingga tenaga kerja telah diupayakan agar
2012), bahwa penerapan K3 di Paket ini juga terhindar kecelakaan kerja.
kurang berhasil dalam upaya pencegahan
kecelakaan kerja. Kurang berhasilnya KESIMPULAN
penerapan K3 di pengangkutan sampah ini Berdasarkan hasil penelitian, maka
belum didukung keterlibatan secara aktif dari dapat diberi kesimpulan antara lain :
manajemen perusahaan bagi terciptanya 1. Penerapan K3 pada penelitian ini hanya
perbuatan dan kondisi lingkungan yang aman. berhasil dalam upaya pencegahan
Kemudian lagi, belum terlihat adanya kecelakaan kerja dengan dukungan adanya
komitmen bersama untuk menjalankan K3 rambu-rambu lalu lintas, dan alat
demi terciptanya keamanan di lakasi pelindung diri seperti baju kerja, sarung
pengangkutan sampah ini. tangan, septu kerja, dan masker .
2. Ada penerapan K3 yang belum didukung,
Solusi tidak ada sosilisasi K3, kurangnya
Ada beberapa solusi yang dapat himbauan-himbauan K3 dan tidak ada
digunakan untuk mencegah atau mengurangi petugas keamanan masih kurang berhasil.
resiko kecelakaan kerja di pengangkutan Namun, secara keseluruhan, bahwa
sampah di Kota Palangka Raya ini yaitu penerapan K3 Pada Pengangkutan
dengan menugaskan secara khusus Ahli K3 Sampah Rumah Tangga di Jalan Garuda
dan tenaga K3. Tenaga K3 ini harus masuk Kota Palangka Raya ini dianggap cukup
dalam struktur organisasi di pengangkutan berhasil dalam upaya pencegahan
sampah ini dengan ketentuan : kecelakaan kerja.
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja
harus bekerja secara penuh (full-time) SARAN
untuk mengurus dan menyelenggarakan Berdasarkan kesimpulan, maka diberi
keselamatan dan kesehatan kerja. saran-saran sebagai berikut :
2. Pengangkutan sampah ini mempekerjakan 1. Untuk pencegahan kecelakaan kerja
pekerja masih dibawah 100 orang atau sifat sebaiknya melengkapi semua alat
kegiatan ini memang memerlukan, pelindung diri (baju kerja, sarung tangan,
diwajibkan membentuk unit pembina K3. sepatu dan helm), melakukan sosialisasi
3. Memiliki komitmen bersama untuk K3, himbauan K3 dan petugas keamanan.
mencegah kecelakaan tenaga kerja dengan 2. Upayakan komitmen bersama dalam
melengkapi penunjang keamanan yang menjalankan K3.
bersifat material seperti helm, kaca mata,
3. Membuat aturan atau sanksi dalam Joseph, C., 2011, Analisis sistem
menjalankan K3 sehingga diharapkan Pengangkutan Sampah Kota Makasar
dapat mencegah tidak ada kecelakaan kerja Dengan Metode penyelesaian Vehicle
atau nol kecelakaan (zero accident). Routing Problem (VRP).
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/
DAFTAR PUSTAKA handle/123456789/460/TA%20LENGK
SNI 19-2454-2002. Tata Cara Teknik AP.pdf?sequence=2.) diunduh pada
Operasional Pengelolaan Sampah tanggal 6 Oktober 2013,16.35
Perkotaan Badan Standarisasi Damanhuri, E., 2010, Diktat Kuliah Teknik
Nasional, Jakarta. Lingkungan, ITB, Bandung.
Suparmi, A., 2009, Optimasi Pola Maharini, D., 2010, Upaya Dinas Kebersihan
Pengumpulan Dan Pengangkutan Dan Pertamanan dalam Pengelolaan
Sampah Kota Muara Teweh Melalui Sampah di Kota Surabaya. Diunduh 6
Pendekatan Zonasi. Semarang. Agustus 2014, 10:38 WIB.
(http://www.sanitasi.or.id/ppsp/wp.cont
ent/uploads/pdf/persampahan/materi1/7
_pengangkutan_sampah.pdf.). Diunduh
pada tanggal 10 november 2013,09.54
WIB.