Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PUSAT DAN LETAK”


Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Statistik Pendidikan
Dosen pengampu : Dr. Umum Budi Karyanto, M. Hum

Disusun oleh :

1. Ika Indriana Sari (2119168)


2. Ita Khoirullina (2119183)
3. Khulil Jannah (2119011)
4. M. Fajrul Falah (2119374)
5. M. Fikri Haikal (2119332)
6. Aminah (2119323)
7. Maulana Zidni (2119364)
8. Zulfa Amalia (2119108)
9. Melina Afifatun (2119205)

Kelas G
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan


Rahmat dan Hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Ukuran Pusat dan Letak” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah “Statistik Pendidikan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagi para pembaca dan juga penulis khususnya.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk. Dr. Umum Budi Karyanto, M.
Hum selaku dosen mata kuliah “Statistik Pendidikan” yang telah banyak memberikan
bimbingan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat Penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 3
A. Rata - Rata.............................................................................. 3
B. Modus .................................................................................... 6
C. Median ................................................................................... 7
D. Kuartil .................................................................................... 9
E. Desil ....................................................................................... 12
F. Persentil.................................................................................. 17
BAB III PENUTUP .......................................................................... 21
Kesimpulan ................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Statistika adalah sebuah ilmu terapan yang digunakan sebagai sarana pengambilan
keputusan jika tidak terdapat cukup bukti atau informasi untuk pengambilan keputusan
secara langsung, dengan perkataan lain statistika adalah suatu metodelogi pengambilan
keputusan atau tindakan berdasarkan data atau informasi yang dikumpulkan secara
sistematik
Mean, modus ,median, kuartil, desil, dan persentil sama-sama merupakan ukuran
pemusatan data yang termasuk ke dalam analisis statistika deskripif. Analisis statistika
deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan penyajian data sehingga
memberikan informasi penting yang terdapat pada data kedalam bentuk yang lebih
ringkas dan sederhana yang pada khir nya mengarah pada keperluan adanya penjelasan
dan penafsiran
Dekripsi data yang dilakukan meliputi ukuran pemusatan dan penyebaran data.
Ukuran pemusatan data meliputi nilai rata-rata (median), modus, kuartil, desil, dan
prsentil.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan rata-rata?
2. Bagaimana cara menghitung rata-rata?
3. Apakah yang dimaksud dengan modus?
4. Bagaimana cara menghitung modus?
5. Apakah yang dimaksud dengan Kuartil?
6. Bagaimana cara menghitung kuartil?
7. Apakah yang dimaksud dengan desil?
8. Bagaimana cara menghitung desil?
9. Apakah yang dimaksud dengan persentil?
10. Bagaimana cara menghitung persentil?

1
C. Tujuan
1. Memahami yang dimaksud dengan rata-rata.
2. Memahami cara menghitung rata-rata.
3. Memahami yang dimaksud dengan modus.
4. Memahami cara menghitung modus.
5. Memahami yang dimaksud dengan kuartil.
6. Memahami cara menghitung kuartil.
7. Memahami yang dimaksud dengan desil.
8. Memahami cara menghitung desil.
9. Memahami yang dimaksud dengan persentil.
10. Memahami cara menghitung persentil.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rata-Rata
1. Menghitung rataan data tunggal
Rataan hitung (biasa disingkat dengan rataan) data:
didefinisikan dengan ̅

atau

̅

Keterangan:
̅ = rataan hitung
= data ke- i
= banyak (ukuran) data
Contoh: tentukan rataan dari data 60, 75, 62, 87, 65, 83
Jawab:

̅ = = 72

rataanya adalah 72
2. Menghitung rataan data tunggal dengan rataan sementara
Ada dua cara untuk menentukan rataan bagi sekelompok data-data numerik
statistik. Yang pertama adalah cara langsung yang sudah kita pelajari, dengan rumus

Cara kedua adalah cara tidak langsung yang menggunakan rataan sementara.
Misalnya, kita dapat menghitung rataan dari sekumpulan data yang relatif rumit: A
={23,4; 24,4; 25,5; 26,8; 28,3; 29,1; 29,7; 30,6}
Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan rataan sementara yang
merupakan dugaan kita. Oleh karena 23,4< x < 30,6 dalam himpunan A, rataan
sementara yang diwakilkan oleh ̅̅ berada di antara 23,4 dan 30,6.

3
Rataan sebenarnya dinyatakan dengan rumus:

∑ ̅ ∑
̅ ̅ ̅

Ket: ̅ = rataan sementara

= data ke- i

n = ukuran data

= simpangan data ke- i terhadap rataan sementara

Contoh :

Tabel berikut menunjukkan nilai ulangan materi statsistika yang diperoleh 18 siswa
kelas XII

8 7 9 4 6 7 6

5 4 9 7 5 7 8

Tentukan rataan nilai ulangan statistika tersebut.

Jawab: rataan sementara ̅ =7

Nilai Turus F Fx ̅ Fd
(x)
4 II 2 8 -3 -6
5 III 2 10 -2 -4
6 III 3 24 -1 -3
7 IIII 4 28 0 0
III 3 24 1 3
8
2 6
9 III 3 27
∑ = ∑ =121 -4
17

4
alternatif 1 : cara langsung

̅ = ∑∑ = 121 : 17 = 7,1

Alternatif 2: (dengan rataan sementara)


̅= ̅ ∑
=7 = 7,1

3. Menghitung rataan data berkelompok


Secara umum untuk menentukan rataan data berkelompok adalah dengan
menggunakan rumus berikut.

̅
̅∑
Ket:
̅ = rataan
= titik tengah interval kelas ke- i
̅∑ = n = ukuran data

Contoh: hitunglah rataan pada tabel berikut !

Interval Titik tengah Frekuensi ( )


( )
21 - 25 23 2 46
26 - 30 28 8 224
31 - 35 33 9 297
36 - 40 38 6 228
41 - 45 43 3 129
46 - 50 48 2 96
30 1020
Jadi , rataan sebenarnya dari data diatas adalah 1

̅ = 38 + = 34

1
B K Normandiri, “Matematika Jilid 3”, (Jakarta: Erlangga, 2016). hlm 96-100.

5
B. Modus
Modus dari sekumpulan data adalah data yang paling sering muncul atau
mempunyai frekuensi tertinggi. Macam-macam modus antara lain :
1. Modus dari data tunggal
Contoh:
a) Diketahui sebuah data 1,1,1,3,3,5,5,6,6,6,6,7,7. Modus dari data tersebut adalah 6.
Disebut juga dengan unimodal (memiliki satu modus).
Contoh data yang memiliki modus tunggal: 2, 3, 4, 2, 8, 7 sehingga modus data
teresebut adalah 2.
b) Diketahui sebuah data 2,3,4,4,4,5,5,7,7,7. Modus dari data tersebut adalah 4 dan
7. Disebut juga dengan bimodal (memiliki dua modus).
c) Contoh data yang memiliki modus lebih dari satu: 4, 2, 6, 8, 8, 2, 4, 9 sehingga
modusnya adalah 2, 4, dan 8.
Diketahui sebuah data 1,1,1,3,3,5,5,5,6,6,7,8,8,8. Modus dari data tersebut adalah
1,5, dan 8. Disebut dengan multimodal (memiliki lebih dari 2 modus).
d) Diketahui sebuah data 2,2,2,2,2,2. Modus dari data tersebut adalah 2
2
e) Diketahui sebuah data 2,3,5,6,7,8. Modus dari data tersebut tidak ada.
2. Modus dari data berdistribusi frekuensi

Mo = L1 + d ( )

Keterangan:
Mo = Modus
L1 = Batas bawah kelas modus
d = Lebar interval kelas
Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya.

2
Heri Satriawan, “Problematika Pembelajaran Matematika Pada Materi Statistika Smp Kelas Ix”, Jurnal
Elektronik Pembelajaran Matematika Vol.5, No.3, hal 278-285, Oktober 2018

6
Contoh:
Kelas Frekuensi
Interval
16-20 18
21-25 28
26-30 20
31-35 15
36-40 10
41-45 9
46-50 4

Kelas Modus : 21-25


21 – 0,5 = 20,5
25,5 – 20,5 = 5

( )

( )

= 23, 278
C. Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan.
Dengan demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar.
Median (nilai tengah) disimbolkan dengan Me. Median adalah salah satu ukuran
pemusatan yang sering digunakan. Median dari segugus data yang telah diurutkan dari
yang terkecil sampai yang terbesar atau dari terbesar sampai terkecil adalah pengamatan
yang tepat di tengah-tengah bila banyaknya pengamatan itu ganjil, atau rata-rata kedua
pengamatan yang di tengah bila banyaknya pengamatan genap.3

3
Ronald E.Walpole, Pengantar Statistika, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm.
2-5

7
contoh :
1. Dari lima kali kuiz statistika, seorang mahasiswa memperoleh nilai 82, 93, 86, 92,
dan 79. Tentukan median populasi ini?
Jawab: Setelah data disusun dari yang terkecil sampai terbesar, diperoleh 79 82 86
92 93 , Oleh karena itu medianya adalah 79 82 86 92 93, (86)
2. Kadar nikotin yang berasal dari sebuah contoh acak enam batang rokok cap tertentu
adalah 2.3, 2.7, 2.5, 2.9, 3.1, dan 1.9 miligram. Tentukan mediannya.
Jawab: Bila kadar nikotin itu diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar, maka
diperoleh : 1.9 2.3 2.5 2.7 2.9 3.1
Maka mediannya adalah rata-rata dari 2.5 dan 2.7, yaitu:
Median =

Selain itu juga dapat dicari median dari data yang telah tersusun dalam bentuk
distribusi frekuensi. Rumus yang digunakan ada dua, yaitu :
Median = Bbk + c

Dimana :
Bbk = batas kelas bawah median
c = lebar kelas
s = Selisih antara nomor frekuensi median dengan frekuensi kumulatif dari kelas-
kelas di muka kelas median
fM = frekuensi kelas median
Atau Median = Bak - cM

Dimana :
Bak = batas kelas atas median
c = lebar kelas
s' = selisih antara nomor frekuensi median dengan frekuensi kumulatif sampai kelas
median
fM = frekuensi kelas median
Sebelum menggunakan kedua rumus di atas, terlebih dahulu harus ditentukan
kelas yang menjadi kelas median. Kelas median adalah kelas yang memuat nomor

8
frekuensi median, dan nomor frekuensi median ini ditentukan dengan membagi
keseluruhan data dengan dua.
Perhatikan tabel di bawah ini, kita akan cari median dengan kedua cara diatas
Kelas f
10 - 19 9
20 - 29 20
30 - 39 26
40 - 49 35
50 - 59 22
60 - 69 17
70 - 79 11
80 - 89 6
90 - 99 4
Jumlah 150
Dengan menggunakan kedua rumus di atas didapat:
Median = 39.5 + Atau

Median = 49.5 +

D. Kuartil
Kuartil adalah ukuran letak yang membagi data yang telah diukur atau data yang
berkelompok menjadi empat bagian yang sama besar. Kuartil adalah bilangan yang
„dapat dianggap‟ membagi data yang telah diurutkan menurut besarnya dari yang terkecil
ke yang terbesar menjadi empat sub kelompok yang sama banyak. Istilah kuartil dalam
kehidupan kita sehari-hari lebih dikenal dengan istilah kuartal. Secara umum kuartil
merupakan sekumpulan data yang dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak,
sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya disebut kuartil. 4
Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil ialah titik atau skor atau nilai
yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang sama besar, yaitu
masing masing sebesar ¼ N. jadi disini akan kita jumpai tiga buah kuartil, yaitu kuartil

4
Andi, Statistika,“Data Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Non Parametrik”, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2017), hlm. 88

9
pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga (Q3). Ketiga kuartil inilah yang
membagi seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita selidiki menjadi empat bagian
yang sama besar, masing-masing sebesar ¼ N, seperti terlihat dibawah ini Jalan pikiran
serta metode yang digunakan adalah sebagaimana yang telah kita lakukan pada saat kita
menghitung median. Hanya saja, kalau median membagi seluruh distribusi data menjadi
dua bagian yang sama besar, maka kuartil membagiseluruh distribusi data menjadi empat
bagian yang sama besar. Cara menentukan kuartil dibagi menjadi 2 tipe, yaitu data
tunggal dan data kelompok.5
1. Data Tunggal

Rumus : Qi = 1 x ((n + 1) : 4) atau 2 x ((n + 1) : 4) atau 3 x ((n + 1) : 4)

Contoh soal :
Tentukan Q1, Q2 dan Q3 dari data:3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 9, 10, 8, 3, 7, 12
Penyelesaian :
Data yang telah di urutkan: 3, 3, 4, 4, 4, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12
Letak Q1 adalah 1 (14+1)/4 = 15/4 = 3 ¾
Q1 =X3 + ¾ (X4 – X3)
= 4 + ¾ (4-4) = 4

Letak Q2 adalah 2 (14+1)/4 = 15/2 = 7 ½


Q2 =X7 + ½ (X7 – X6)
= 7 + ½ (7-7) = 7

Letak Q3 adalah 3 (14+1)/4 = 45/4 = 11 ¼


Q3 =X11 + ¼ (X12 – X11) = 8 + ¼ (9-8)
= 8 + ¼ (9-8)
= 8 ¼ atau 8,25

5
Johan Harlan, Cet. 1, Metode Statistika , (Depok : Gunadarma, 2004), hlm 40-42

10
2. Data Kelompok
Rumus : Qi = L + ((i/4N – Cf) x I) : f

Keterangan:
Q = Kuartil
L =Titik bawah
N = Banyak data
I = Kuartil 1, 2, 3
Cf = Frekuensi komulatif sebelum kelas
f = Frekuensi kelas kuartil
I = Panjang kelas
Contoh soal
Tentukan kuartil 1 dan 3 dari data table berikut:
Interval f
87-108 2
109-130 6
131-152 10
153-174 4
175-196 3
Total 25
Penyelesaian
Q1 (kuartil 1)
N= 25
1/4N = ¼ x 25 = 6.25
L = 109 – 0.5 = 108.5
Cf = 2
F=6
I = 22
Q1 = L + ((1/4N – Cf) x I) : f
= 108.5 + ((6.25 – 2) x 22) : 6
= 108.5 + (4.25 x 22) : 6

11
= 108.5 + 93.5 : 6
= 108.5 + 15.58
= 124.08
Penyelesaian
Q3 (kuartil 3)
N = 25
3/4N = 3/4 x 25 = 18.75
L = 153 – 0.5 = 152.5
Cf = 2 + 6 + 10 = 18
F=4
I = 22
Q3 = L + ((3/4N – Cf) x I) : f
= 152.5 + ((18.75 – 18) x 22) : 4
= 152.5 + (0.75 x 22) : 4
= 152.5 + 16.5 : 4
= 152.5 + 4.125
= 156.625

E. Desil
Jika sekumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat
sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan desil. Karenanya ada sembilan buah
desil, ialah D1, D2, …, D9. Hal ini diperkuat oleh Riduwan (2009: 111), menyatakan
desil (Ds) ialah nilai atau angka yang membagi data yang menjadi 10 bagian yang sama,
setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka data diartikan bahwa desil (Ds) merupakan
angka yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama setelah melalui penyusunan
data terlebih dahulu. Data itu dapat disusun dimulai dari angka terkecil sampai dengan
angka terbesar. Menurut Riduwan pada bukunya (2009: 111), menyebutkan bahwa cara
mencari desil hampir sama dengan mencari kuartil hanya bedanya terletak pada
pembagian saja. Harga-harga desil di wakili dengan: D1, D2, D3, . . . . . . . . . . D9.
Untuk menentukan nilai desil dapat dilakukan dengan dua kategori yaitu, nilai desil yang

12
belum dikelompokkan (data tunggal), dan juga data yang sudah dikelompokkan (data
kelompok).
a. Desil data tunggal
Menurut Andi (2007: 82), pada bukunya menyebutkan untuk menentukan nilai desil
yang belum dikelompokkan (data tunggal).
1) Langkah pertama menyusun data dengan mengurutkan data dimulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar.
2) Menentukan letak desil yang diminta dengan menggunakan rumus:

Keterangan:
Di = desil ke- –
n = jumlah data
i = urutan desil
Berikut ini adalah contoh dari desil data tunggal dengan data perumpaan
nilai statistik i sebanyak 10 mahasiswa: 60, 80, 90, 70, 85, 95, 75, 65, 70, 65.
Tentukanlah nilai desil Ds3.
Penyelesaian :
Langkah penyelesaian
1) Mengurutkan data dari yang terendah (terkecil) sampai terbesar (tertinggi).
60, 65, 65, 70, 70, 75, 80, 85, 90, 95
2) Tentukan letak desil Ds3 dengan penjelasan seperti di bawah ini:
Menentukan Ds3,

Dari hasil di atas, maka data ke 3,3 berada di antara data 3 dan 4 sehingga
menjadi seperti berikut :

13
Ds3 = data ke- 3 + 0,30 (data ke- 4 – data ke- 3)
Ds3 = 65 + 0,30 (70 – 65)
Ds3 = 65 + 1,5
Ds3 = 66,5
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi Ds3 menunjukkan nilai
66,5.
b. Desil data berkelompok
Mencari desil dalam bentuk data berkelompok terlebih dahulu dengan adanya tabel
distribusi frekuensi. Hal ini juga disampaikan oleh Riduwan (2009: 112),
menyebutkan bahwa mencari desil data berkelompok haruslah dibuat susunan
dristribusi frekuensi terlebih dahulu. Dalam hal ini semata-mata untuk mempermudah
perhitungan. Selain itu Riduwan juga menerangkan langkah-langkah pembuatan tabel
distribusi frekuensi (2009: 112), yaitu:
1) Menyusun data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2) Menghitung rentang (range)
3) Jumlah kelas
4) Dan panjang kelas intervalnya.

Setelah tabel distribusi frekuensi terbentuk, maka dilanjutkan dengan mencari nilai
desil dengan rumus yang diungkapkan Andi (2007: 83), seperti berikut:

Keteragan:

b = Tepi bawah interval kelas Dsi ( b = batas bawah - 0,5)


p = Panjang kelas interval
i = Letak Dsi
n = Banyak data
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Dsi
f = Frekuensi pada kelas Dsi

14
Berikut ini adalah contoh dari desil data berkelompok, buatlah tabel distribusi
frekuensi dan hitunglah desil Ds7 dari data nilai statistik I di bawah ini:
29 43 43 48 49 51 56 60 60 60
61 63 63 63 65 66 67 67 68 70
70 70 70 71 71 71 72 72 72 73
73 74 74 74 74 75 75 76 76 77
78 79 79 80 80 80 80 81 81 81
82 82 83 83 83 84 85 86 86 87
88 88 88 88 89 90 90 90 91 91
91 92 92 93 93 93 95 97 98 98
Penyelesaian:

Adapun langkah-langkah dalam penyelesaian ialah sebagai berikut:

1) Langkah pembuatan tabel distribusi


a) Menentukan range (rentang)
R = nilai max – nilai min
R = 98 - 29 = 69
b) Menentukan jumlah kelas
K = 1+Log n. 3,3
K = 1+Log 80. 3,3
K = 7,3
c) Menentukan panjang kelas interval

15
Tabel Distribusi frekuensi nilai statistik I

Nilai Stastistik F F Kumulatif


29-38 1 1
39-48 3 4
49-58 3 7
59-68 12 19
69-78 22 41
79-88 23 64
89-98 16 80
Jumlah 80 -

2) Langkah-langkah menentukan nilai Ds7


a) Berdasarkan tabel di atas, maka letak Ds7 dapat dihitung seperti di bawah ini :
(1) Menentukan letak kelas interval

Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke- 56 berada pada kelas 79-88
atau terletak pada kelas interval ke- 6.

(2) Menentukan batas bawah


b = batas bawah – 0,5
b = 79 – 0,5
b = 78,5
Berdasarkan hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan
angka-angka tersebut ke dalam rumus untuk mencari nilai Ds7.

16
Jadi berdasarkan dari perhitungan di atas, maka nilai desil Ds7 yang didapat
adalah: 85.6

F. Persentil

Persentil adalah titik-titik atau nilai-nilai yang membagi sekumpulan data terurut
menjadi seratus bagian yang sama (A1 = A2 = A3 = ….. A100). Menurut Habibie: 2017,
Persentil adalah membagi sekelompok data menjadi seratus bagian yangsama banyak,
sehingga terdapat 99 nilai pembagi yang disebut persentil (Ps1, Ps2,Ps3,......., Ps99). 7
Terdapat sembilan puluh sembilan buah persentil, yang kita notasikan dengan
P1,P2,P3,….P99. Riduwan : 2009, menyatakan bahwa persentil (Ps) ialah nilai yang
membagi data menjadi 100 bagian yang sama. Setelah disusun dari angka terkecil sampai
ke yang terbesar.8Nilai P50 sama dengan median. Persentil digunakan untuk mempartisi
daya yang sangat besar, sehingga jika suatu data memiliki datum kurang dari 100, maka
representasi sebaran data dengan persentil dinilai kurang tepat (walaupun pada praktiknya
nilai presentil tetap bisa dihitung). Kita dapat menentukan nilai persentil baik dari data
tunggal maupun dari data kelompok.9

1. Persentil Data Tunggal


Untuk menentukan suatu persentil dari data tunggal, secara umum langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengurutkan data dari datum terkecil ke datum terbesar
b. Menentukan letak nilai persentil ke-i berdasarkan banyak datum (n) dengan
menggunakan rumus:
Letak persentil ke-i = i (n+1) ; i = 1,2,3,…..99.
100

6
Diakses dari http://aklianwari.blogspot.com/2016/10/makalah-statistik-kuartil-desil-dan_6.html?m=1 pada
hari Sabtu, 27 Maret 2021 pukul 13.59 WIB.
7
Wahdan Najib Habiby, Statistika Pendidikan, (Surakarta: Muhammadiyah Universitu Press, 2017),
hlm.120
8
Riduwan, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung, Alfabeta, 2019), hlm. 114
9
Ratu Ilma Indra Putri, dkk, Statistik Deskriptif, (Palembang : Bening, 2020), hlm. 106-109

17
c. Menentukan nilai persentil ke-i berdasarkan letaknya. Teknik yang kita gunakan
untuk menentukan nilai persentil adalah dengan interpolasi linear, yaitu dengan
mempertimbangkan nilai decimal dari letak data.

Contoh:
Tentukan P12, dan P71 dari data 13, 14, 27, 12, 16, 18, 11, 15, 22, 14, 19, 22, 24, 13!
Penyelesaian :
Pertama kita urutkan dari Datuk terkecil ke datum terbesar menjadi:
11 12 13 13 14 14 15 16 18 19 22 22 24 27
X1. X2. X3. X4. X5. X6. X7. X8. X9. X10. X11. X12. X13. X14
Berdasarkan data diatas, kita lihat bahwa banyaknya data adalah 14 (n=14). Jadi, nilai
dapat kita tentukan sebagai berikut.

 Letak persentil 12 =

Sehingga nilai P12 berada diantara X1 dan X2, dengan desimal 0,8, maka
dengan menggunakan interpolasi linier, nilai P12 adalah
P12= X1 + 0,8 (X2-X1) = 11 - 0,8 (12 -11 ) = 11 + 0,8 (1) = 11,8

 Letak persentil 71 =

Sehingga nilai P71 berada diantara X10 dan X11, dengan desimal 0,65, maka
dengan menggunakan interpolasi linier, nilai P71 adalah
P71 = X10 + 0,65 (X11-X10)
= 19 + 0,65 (22-19) = 19+0,65(3)= 20,95.
2. Persentil data kelompok
Untuk menentukan persentil data berkelompok, lamgkah-langkah yang dilakukan
adalah sebgai berikut:
a. Tentukan letak nilai persentil dengan menggunakan rumus
letak persenti ke-i = i (n+1)
100
b. Tentukan kelas yang memuat persentil ke-i.
c. Tentukan tepi bawah kelas persentil ke-i (bi).
d. Tentukan panjang interval kelas (p).
e. Tentukan frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil ke-i (Fki).
f. Tentukan nilai persentil ke-i (Pi) dengan menggunakan rumus

18
i .n - Fki
100 .x p
Pi = b + f
i i

Dimana fi adalah frekuensi kelas persentil ke-i dan i = 1,2,3….,99

Contoh :

Tentukan P10 dan P98 atas dari table distribusi frekuensi nilai ujian statitiska dasar berikut.

Tabel Nilai ujian statitiska dasar

Nilai Ujian Frekuensi

31 - 40 11
41 - 50 12
51 - 60 15
61 - 70 25
71 - 80 35
81 - 90 30
91 - 100 22
Jumlah 150

Penyelesaian :
a. Diketahui bahwa banyak data adalah n = 150. Letak P10 dan P98.

Letak persentil ke-10 = = 15.1.

b. Karena ukuran data yang cukup besar kita dapat menggunakan tabel bantu untuk
mendata ukuran dalam setiap kelas seperti tabel berikut ini.

19
Tabel bantu data
Nilai Ujian Frekuensi (f) Data Ke-
31 - 40 11 1-11
41 - 50 12 12-23
51 - 60 15 24-38
61 - 70 25 39-63
71 - 80 35 64-98
81 - 90 30 99-128
91 - 100 22 129-150
Jumlah 150

Untuk D1, karena letak data adalah 15,1, maka P10 terletak pada kelas interval 41-
50.
Untuk P98, karena letak data adalah 147, 98, maka P98 terletak pada kelas interval
91-100.
c. Tepi bawah kelas P10 adalah b1 = 41 – 0,5 = 40,5.
Tepi bawah kelas P98 adalah b98 = 91 - 0,5 = 90,5.
d. Panjang interval kelas p = 10.
e. Frekuensi kumulatif kelas sebelum sebelum kelas P10 adalah Fk98 = 11 + 12 + 15
+ 25 + 35 + 30 = 128.
f. Frekuensi kelas P10 ( F10 = 12), sehingga diperoleh P10.

20
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Rata-rata adalah setiap bilangan yang bisa dipakai sebagai wakil dari rentetan nilai rata-
rata itu, wujudnya berupa satu bilangan saja, namun dengan satu bilangan itu akan dapat
tercermin gambaran secara umum mengenai kumpula atau deretan bahan keterangan yang
berupa angka atau bilangan itu

Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam suatu data statistika. Modus juga
merupakan nilai mayoritas atau nilai dengan frekuensi paling tinggi. Modus dapat digunakan
untuk menentukan data dari suatu populasi dalam statistika.
kuartil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam
empat bagian yang sama besar, yaitu masing masing sebesar ¼ N. jadi disini akan kita jumpai
tiga buah kuartil, yaitu kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga (Q3). Ketiga
kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita selidiki menjadi
empat bagian yang sama besar, masing-masing sebesar ¼ N,
desil (Ds) ialah nilai atau angka yang membagi data yang menjadi 10 bagian yang sama,
setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Dalam penelitian desil
(Ds) merupakan angka yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama setelah melalui
penyusunan data terlebih dahulu. Data itu dapat disusun dimulai dari angka terkecil sampai
dengan angka terbesar.
Persentil adalah titik-titik atau nilai-nilai yang membagi sekumpulan data terurut menjadi
seratus bagian yang sama (A1 = A2 = A3 = ….. A100). Terdapat sembilan puluh sembilan buah
persentil, yang kita notasikan dengan P1,P2,P3,….P99. Nilai P50 sama dengan median. Persentil
digunakan untuk mempartisi daya yang sangat besar, sehingga jika suatu data memiliki datum
kurang dari 100, maka representasi sebaran data dengan persentil dinilai kurang tepat (walaupun
pada praktiknya nilai presentil tetap bisa dihitung).

21
DAFTAR PUSTAKA
Diakses dari http://aklianwari.blogspot.com/2016/10/makalah-statistik-kuartil-desildan_6.html?
m=1 pada hari Sabtu, 27 Maret 2021 pukul 13.59 WIB

Harlan, Johan. Cet. 1. 2004. Metode Statistika. Depok : Gunadarma.

Putri, Ratu Ilma Indra. Dkk. 2020. Statistik Deskriptif. Palembang : Bening.

Satriawan, Heri. “Problematika Pembelajaran Matematika Pada Materi Statistika Smp Kelas Ix”.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol.5. No.3. hal 278-285. Oktober 2018.

Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Normandiri, B K. 2016. “Matematika Jilid 3”. Jakarta: Erlangga.

Habiby, Wahdan Najib. 2017. Statistika Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University


Press.

Andi. 2017. Statistika,“Data Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Non Parametrik”. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Riduwan. 2019. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta

22

Anda mungkin juga menyukai