Anda di halaman 1dari 10

Matematika Ekonomi - Deret

By Noenk’s 10

BAB IV. DERET DAN PENERAPANNYA

 Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-
kaidah tertentu.
 Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan
suku.
 Dilihat dari jumlah suku yang membentuknya, deret digolongkan atas deret
berhingga dan deret tak berhingga.
 Deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tertentu.
 Deret tak berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tidak terbatas.
 Sedangkan dilihat dari segi pola perubahan bilangan pada suku-sukunya, deret
dibeda-bedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret harmoni.

2.1. Deret Hitung


Yaitu : deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah
bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung dinamakan pembeda, yang
merupakan selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.
Contoh :
a). 7, 13, 19, 25, 31, 37 (pembeda = 6)
b). 93, 83, 73, 63, 53, 43 (pembeda = - 10)
2.1.1. Suku ke-n dari DH
Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah
rumus.

Sn = a + ( n – 1 ) b

a : suku pertama atau S1


b : pembeda
n : indeks suku
2.1.2. Jumlah n suku
Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tidak lain adalah jumlah nilai suku-
Page10

sukunya, sejak suku pertama (S1 atau a) sampai dengan suku ke-n (S n) yang bersangkutan.
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

Rumus jumlah n suku;

Jn = ∑ni = 1 S=1 Jn = n/2 { 2a + (n-1)b }

Jn = n/2 ( a + Sn) Jn = na + n/2 ( n – 1 ) b

2.2. Deret Ukur


Ialah : deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan
tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah deret ukur dinamakan pengganda/rasio,
yakni merupakan hasilbagi nilai suatu suku terhadap nilai suku didepannya.
Contoh :
a). 5, 10, 20, 40, 80, 160 (pengganda = 2)
b). 512, 256, 128, 64, 32, 16 (pengganda = 0,5)
2.2.1. Suku ke-n dari DU

Sn = a p n-1

a = suku pertama
p = pengganda
n = indeks suku
2.2.2. Jumlah n suku
Untuk memperoleh jumlah suku ke-n dari suatu deret ukur dengan a sebagai suku pertama
dan p sebagai ratio tetap, maka rumusnya;

Jn = a (1 – p n)/ 1 – p atau Jn = a ( pn – 1) / p - 1

Dimana p < 1 p>1

Latihan Deret
1. Dari sebuah deret hitung yang suku pertamanya 200 dan pembeda antar suku-
sukunya 25, hitunglah :
a). S6 c). J6
b). S12 d). J12
Page10

2. Hitunglah S4, S15 dan J10 dari suatu deret hitung yang suku pertamanya 1000 dan
pembeda antar suku - 50.
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

3. Jika a = 100 dan S7 = 160, berapa :


a). b? c). n untuk Sn = 250
b). S11 d). J16
4. Untuk S5 = 24.000 dan S10 = 18.000, hitunglah :
a). b b). J21
5. Dari sebuah deret ukur yang suku-sukunya 10, 30, 90, 270,…., hitunglah :
a). S6 d). J6
b). S10 e). J10
c). S15 f). J15
6. Apabila suku ke-3 dan suku ke -7 dari sebuah deret ukur masing-masing adalah 800
dan 204.800, berapa:
a). a c). S5
b). p d). J5
7. Pengganda sebuah deret ukur diketahui sebesar 5. Jika S 6 = 6.250, hitunglah :
a). S1 c). J5
b). S8 d). J8

2.3. Penerapan Ekonomi


2.3.1. Model Perkembangan Usaha
Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha, misalnya : produksi,
biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja atau penanaman modal, berpola seperti deret
hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk menganalisis
perkembangan variabel tersebut.

Kasus I.
Perusahaan genteng “ Sokajaya” menghasilkan 3.000 buah genteng pada bulan pertama
produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas, perusahaan
mampu menambah produksinya sebanyak 500 buah setiap bulan. Jika perkembangan
produksinya konstan, berapa buah genteng yang dihasilkannya pada bulan kelima? Berapa
buah yang telah dihasilkan sampai dengan bulan tersebut?
Diket : a = 3.000
Page10

b = 500
n=5
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

S5 = 3.000 + (5 – 1) 500
= 5.000
J5 = 5/2 ( 3.000 + 5.000)
= 20.000
Jumlah produksi pada bulan kelima adalah 5.000 buah. Sedangkan jumlah seluruh genteng
yang dihasilkan sampai dengan bulan tersebut 20.000 buah.

Kasus II.
Besarnya penerimaan PT. Cemerlang dari hasil penjualan barangnya Rp. 720 juta pada tahun
kelima dan Rp. 980 juta pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan penerimaan penjualan
tersebut berpola seperti deret hitung, berapa perkembangan penerimaannya per tahun?
Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya
sebesar Rp. 460 juta?
Diket :
Dalam jutaan : S7 = 980 → a + 6 b = 980
S5 = 720 → a + 4 b = 720 -
2 b = 260
b = 130
Perkembangan penerimaan per tahun sebesar Rp. 130 juta.

a + 4b = 720 → a = 720 – 4b
= 720 – 4 (130)
= 200
Penerimaan pada tahun pertama sebesar Rp. 200 juta.

Sn = a + (n – 1) b → 460 = 200 + (n-1) 130


460 = 200 + 130n – 130
390 = 130n
n=3
Penerimaan sebesar Rp. 460 juta diterima pada tahun ketiga.
Page10
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

2.3.2. Bunga Sederhana


Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan ketika kita
menggunakan uang. Kita membayar bunga kepada pihak bank, jika kita meminjam uang dari
bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar bunga kepada kita, apabila kita
menginvestasikan uang berupa tabungan atau deposito di bank.
Pendapatan bunga menurut metode ini disebut dengan bunga sederhana (simple interest)
dan dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini :

I=Pin

Dimana I = jumlah pendapatan bunga


P = Pinjaman pokok atau jumlah yang diinvestasikan
i = tingkat bunga tahunan
n = jumlah tahun

Untuk memperoleh nilai dari modal awal, P, rupiah yang terakumulasi di masa depan pada
akhir tahun ke-n yang biasanya dilambangkan dengan Fn adalah modal awal (P) ditambah
dengan semua pendapatan bunga selama periode waktu (n). Dapat dituliskan rumusnya :

Fn = P + Pin atau Fn = P ( 1 + i n)

Sedangkan proses yang digunakan untuk memperoleh perhitungan nilai sekarang


dari suatu nilai masa depan tertentu disebut sebagai potongan sederhana (simple discount).
Apabila nilai dari masa depan (Fn), tingkat bunga (i), dan jumlah tahun (n) telah diketahui,
maka dapat dirumuskan;

P = Fn / (1+ in) atau P = Fn . 1/(1+ in)

2.3.3. Model Bunga Majemuk


Merupakan penerapan deret ukur dalam kasus simpan pinjam dan kasus investasi.
Dengan model ini dapat dihitung, misalnya: besarnya pengembalian kredit di masa datang
berdasarkan tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk mengukur nilai sekarang dari suatu
jumlah hasil investasi yang akan diterima di masa datang.
Misal :
Page10
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

Modal pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga per tahun setingkat
i, maka jumlah akumulatif modal tersebut di masa datang setelah n tahun (F n), dapat
dihitung sebagai berikut :
Setelah 1 tahun : F1 = P + P . i = P (1 + i)
Setelah 2 tahun : F2 = P (1 + i) + P (1 + i) i = P (1 + i) 2
Setelah 3 tahun : F3 = p (1 + i)2 + P (1+ i)2 I = P (1 + i)3
‘’ ‘’
Setelah n tahun : Fn = (…..) + (……) i = P (1 + i )n

Dengan demikian, jumlah di masa datang dari suatu jumlah sekarang:

Fn = P ( 1 + i )n

P = jumlah sekarang
i = tingkat bunga per tahun
n = jumlah tahun

Rumus diatas dengan asumsi bahwa bunga diperhitungkan dibayarkan satu kali dalam
setahun. Apabila bunga diperhitungkan dibayarkan lebih dari satu kali, maka jumlah di masa
datang menjadi :

Fn = P (1 + i/m )mn m = frekuensi pembayaran bunga dalam setahun

Suku (1 + i) dan (1 + i/m) dinamakan “faktor bunga majemuk” (Compounding interest


factor).

Dari rumus diatas, dapat pula dihitung besarnya nilai sekarang apabila yang diketahui
jumlahnya di masa datang. Nilai sekarang (present value) dari suatu jumlah uang tertentu di
masa datang adalah:
atau

Suku 1/(1+i)n dan 1/(1+i/m)mn dinamakan “factor diskonto” (discount factor).


Page10
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

2.3.4. Nilai Masa Depan dari Anuitas


Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran yang dibuat secara periodik dan dalam jumlah
uang yang tetap atau sama.
Jika deposito dengan P rupiah pada akhir setiap periode, maka nilai total yang terakumulasi
dari anuitas setelah n periode pembayaran adalah;
Rumus

Sn = jumlah nilai masa depan dari anuitas setelah n periode

Contoh :
Suezu ingin menabung sebanyak Rp. 6.000.000 setiap permulaan tahun, selama 4 tahun di
Bank ABC, dengan bunga 15 persen setiap tahun secara majemuk. Setoran tabungan untuk
tahun pertama di bank tersebut dibuat pada tanggal 2 Januari 2005 dan terakhir akan
dilakukan pada tanggal 2 Januari 2009. Berapa jumlah uang tabungan dari Suezu selama 4
tahun tersebut?
Penyelesaian :
Jika digambarkan,
waktu
0 1 2 3 4 = 6.000.000
6.000.000 = 6.900.000
(1,15)1
6.000.000 = 7.935.000
(1,15)2
6.000.000 = 9.125.250
(1,15)3
S4 =29.960.250
Jika menggunakan rumus;

S4 = 6.000.000 (4,993375)
S4 = Rp 29.960.250
Page10

Dana Cadangan
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

Banyak organisasi bisnis mempunyai sejumlah uang di kasnya pada akhir periode
waktu tertentu untuk membayar obligasi atau jenis-jenis utang lainnya. Uang kas yang akan
digunakan untuk pembayaran utang-utang tersebut dalam jumlah yang telah ditentukan dan
disepakati bersama disebut sebagai dana pelunasan (sinking fund), atau dana cadangan
untuk pembayaran utang tertentu.
Maka dapat dirumuskan sebagai berikut;

dimana P = jumlah pembayaran per periode

Sn = Jumlah nilai masa depan

2.3.5. Nilai Sekarang Dari Anuitas


Nilai sekarang dari anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari setiap periode
pembayaran atau penerimaan uang tertentu. Nilai sekarang dari anuitas biasanya
dilambangkan dengan An. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut;

An = Nilai sekarang dari anuitas


P = Jumlah pembayaran per periode

Kasus :
Petruk ingin menabung uangnya setiap tahun sebanyak Rp 2.500.000 setiap permulaan
tahun, selama 4 tahun di bank ZEE. Tingkat bunga yang berlaku adalah 12 persen per tahun
yang dibayarkan secara majemuk. Berapakah jumlah nilai sekarang dari tabungan Petruk
selama 4 tahun tersebut?
Penyelesaian :
Jika digambarkan,
Page10
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

waktu
0 1 2 3 4
2.232.142,855 : 2.500.000
(1.12)-1
1.992.984,693 : 2.500.000
(1.12)-2
1.779.450,618 : 2.500.000
(1.12)-3
1.588.795,195 : 2.500.000
(1.12)-4
7.593.373,631 = A4

Jika menggunakan rumus;

A4 = 2.500.000 {0,364482/0,12}
A4 = Rp 7.593.373,375

Penyisihan Pinjaman
Penyisihan pinjaman (loan amortization) hampir sama dengan dana cadangan
(sinking fund). Kesamaan dari kedua konsep ini adalah bahwa baik penyisihan pinjaman
maupun dana cadangan bertujuan untuk pembayaran cicilan utang atau pinjaman secara
periodik. Perbedaannya kedua konsep terletak pada waktu pembayaran cicilan utang atau
pinjaman. Untuk dana cadangan, pembayaran cicilan hutang secara periodik dilakukan saat
ini, supaya dimasa depan akan terlunasi jumlah uang tertentu pinjamannya; sebaliknya untuk
penyisihan pinjaman, jumlah uang tertentu utang atau pinjaman sudah diterima saat ini,
kemudian dilakukan pembayaran cicilan pinjaman secara periodik, sehingga pada suatu
waktu tertentu akan terlunasi pinjaman tersebut.
Jadi, proses pembayaran kembali suatu utang atau pinjaman yang telah diterima saat ini
dengan pembayaran-pembayaran cicilan secara periodik disebut loan amortization.
Dapat dirumuskan sebagai berikut;
Page10
Matematika Ekonomi - Deret
By Noenk’s 10

An = Nilai sekarang dari anuitas


P = Jumlah pembayaran per periode

2.3.6. Model Pertumbuhan Penduduk


Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal
penaksiran jumlah penduduk. Secara matematik, dapat dirumuskan sebagai :

Pt = P1 Rt - 1 atau Pt = P1 (1+r)t - 1

Dimana R = 1 + r
P1 : jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt : jumlah pada tahun ke-t
r : persentase pertumbuhan per tahun
t: indeks waktu ( tahun)

Kasus :
Di Kota G pada tahun 2003 total penduduknya sebanyak 2.000.000 jiwa dan menurut historis
perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2% per tahun. Berapakah total
penduduk di kota G pada tahun 2007?
Penyelesaian:
Diket : P1 = 2.000.000 r = 2% = 0,02 t = 2007 – 2003 = 4 th
Pt ?
Pt4 = 2.000.000 ( 1 + 0,02)4-1
= 2.000.000 (1,02)3 = 2.122.416
Page10

Anda mungkin juga menyukai