Anda di halaman 1dari 2

Teori Pers Tanggung Jawab Sosial;

Isu Vaksinasi

Pandemi COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan, China pada tanggal
31 Desember 2019. Sampai pada hari ini, penyebaran penyakit tersebut belum juga usai.
Negara-negara besar di dunia berlomba untuk membuat obat yang dapat menangkal virus
corona ini, akhirnya para peneliti medis di dunia menemukan dan membuat vaksin dengan tujuan
memberhentikan penyebaran virus covid-19 termasuk negara yang menjadi awal ditemukannya
virus corona yaitu China dengan Vaksin Sinovac, Korea Selatan dan India vaksin AstraZeneca,
Jerman vaksin Pfiser dan Amerika vaksin Novavax.

Terbitnya vaksin di dunia menimbulkan banyaknya pendapat dari seluruh dunia, termasuk media
dalam negeri dan media internasional yang terus menyiarkan pendapat yang berasal dari fakta
yang ada di dunia kesehatan dan pendapat masyarakat. Termasuk isu-isu yang terkait dengan
vaksinasi, dalam tulisan ini isu vaksinasi dianalisa dari Teori Pers Tanggung Jawab Sosial (Social
Responsibility Theory) yakni mengenai dunia jurnalistik tentang penyiarannya dalam membuat
berita tentang isu vaksinasi.

Teori tanggung jawab sosial ialah teori yang dikemukakan oleh Fred Siebert dan teman-
temannya melalui buku yang berjudul ‘’Four Theory of The Press’’, merupakan teori
pembaharuan dari teori liberal yang merupakan gagasan evolusi praktisi media, dan hasil kerja
komisi kebebasan pers (Comission on Freedom of The Press), berpendapat bahwa selain
bertujuan untuk memberikan informasi, mengibur, mencari untung (teori liberal), juga bertujuan
untuk membawa konflik ke dalam arena diskusi. Teori yang awalnya dikembangkan di Amerika
pada awal abad ke 20 memiliki dasar pemikiran utama bahwa kebebasan dan kewajiban
berlangsung secara beriringan, dan pers yang menikmati kedudukan dalam pemerintahan yang
demokratis, berkewajiban untuk bertanggung jawab kepada masyarakat dalam melaksanakan
fungsi-fungsi tertentu. Teori tanggung jawab sosial merefleksikan ketidakpuasannya mengenai
interpretasi terhadap fungsi-fungsi tersebut beserta pelaksanaannya yang dilakukan para pemilik
dan petugas pers.

Berbagai website berita online, berita televisi dan berbagai media pers lainnya membuat artikel
dan pernyataan yang berisi tentang isu-isu vaksinasi covid-19. Sejak dikabarkan bahwa vaksin
covid-19 sudah tiba di Indonesia, muncul berbagai isu yang membuat masyarakat ragu tentang
keamanannya. Ditambah lagi, banyak orang belum paham mengenai proses distribusinya ke
seluruh Indonesia. Disamping penerapan protokol kesehatan, pemberian vaksin covid-19
merupakan cara yang paling tepat untuk memutus mata rantai penularan virus ini. Seperti yang
dilansir dari website heatlh.detik.com yang menyebutkan beberapa isu vaksin covid-19;
Baru-baru ini, beredar kabar China mengakui rendahnya tingkat efektifitas vaksin buatannya.
Kabar yang kemudian viral ini memunculkan keraguan terhadap vaksin-vaksin buatan China
yang menggunakan platform tertentu. Namun Kepala Pusat Pengendali Penyakit China (CDC)
menegaskan, hal itu adalah kesalahpahaman. Pasalnya dalam diskusi ilmiah di dunia yang
pernah dihadirinya, ia mengusulkan agar prosedur vaksinasi dan jenis vaksin yang tidak
berurutan perlu dicoba untuk memaksimalkan potensi kemanjuran vaksin. Mengingat Sinovac
adalah salah satu produk vaksin covid-19 yang digunakan di Indonesia, Juru bicara vaksinasi
COVID-19 dari Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menegaskan, vaksin
Sinovac masih efektif untuk mencegah penularan covid-19.

Lalu isu selanjutnya tentang vaksin AstraZeneca yang beredar di 15 negara di Eropa sempat
ditangguhkan penggunaannya lantaran timbul sejumlah laporan kasus pembekuan darah pada
penerima vaksin. Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) kemudian menetapkan kasus pembekuan
darah sebagai efek samping langka vaksin AstraZeneca. Meski begitu, dr. Nadia menyebut,
vaksin AstraZeneca tetap digunakan di Indonesia. Selain nihil laporan pembekuan darah di
Indonesia, pula disebabkan faktor manfaat yang lebih besar dibanding risikonya. Karena efek
samping pembekuan darah yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca, Otoritas Kesehatan
Denmark menyetop penggunaan vaksin tersebut secara permanen mulai Rabu 14 April 2021.

Pada Januari 2021, Direktur Medis Badan Obat Norwegia Steinar Madsen melaporkan puluhan
lansia di Norwegia meninggal setelah disuntik vaksin Pfizer. Namun ia menjelaskan, kasus ini
hanya terjadi pada kelompok kecil lansia. Mengingat tingginya urgensi kebutuhan vaksin covid-
19, penggunaan vaksin Pfizer tetap dilakukan. Terlebih pada kelompok usia lainnya, tak ada
masalah ditemukan pasca penyuntikan vaksin Pfizer.

Dari berbagai macam isu tersebut, dianalisa dari Teori Pers Tanggung Jawab Sosial bahwa isu
tersebut diterbitkan oleh pers dengan tujuan memberikan informasi yang mengangkat konflik
(isu) yang sedang beredar di masyarakat. Konsep tanggung jawab media atau pers senantiasa
digandengkan dengan kata sosial yang berupaya menunjukkan pada suatu konsep tentang
kewajiban media untuk mengabdi terhadap kepentingan masyarakat. Karena setiap hal yang
disampaikan melalui media memiliki dampak yang akan membentuk perspektif masyarakat.
Namun demikian, tanggung jawab media dalam teori ini sulit untuk dioperasionalkan, akibat
rumitnya tarik ulur antara kepentingan pemerintah dan pemilik atau para jurnalis yang bergerak
dalam media bersangkutan. Oleh karena itu, sistem ini berada di ambang antara sistem otoriter
dan libertarian. Contohnya seperti kita lihat pada artikel yang merumuskan masalah isu dan
didalamnya juga berisi tentang pendapat tokoh-tokoh pemerintah yang menurut saya membuat
media pers takut akan menyampaikan pendapat dan juga informasi yang bersifat mandiri dan
juga netral seperti liberatarian. Media pers menyampaikan berita, lalu dipertanggung jawabkan
dengan jawaban yang berasal dari pemerintah seperti otoritarian. Namun tetap saja ada berbagai
macam media pers di Indonesia maupun di dunia yang menyampaikan informasi yang dapat
dikelompokkan dalam Four Theory of The Press tetap akan menimbulkan berbagai macam
respon dan komentar dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai