(TL6116)
Disusun oleh:
Neni Fitria Rahayu
25320012
2. Ozone (https://www.youtube.com/watch?v=TkZ_KcQK008)
Ozon permukaan tanah adalah konstituen utama kabut asap perkotaan yang merupakan polutan
sekunder yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi foto-kimia yang melibatkan nitrogen oksida dan
VOC. (Suh et al., 2000). Ozon memiliki struktur kimia yang sama apabila terjadi tinggi di atas bumi
atau di permukaan tanah dan bisa berdampak baik atau buruk tergantung pada lokasinya di
atmosfer (Easterly, 2015).
Paparan jangka pendek terhadap ozon permukaan tanah dapat menyebabkan berbagai efek
kesehatan pernapasan, termasuk peradangan pada lapisan paru-paru, berkurangnya fungsi paru-
paru, dan gejala pernapasan seperti batuk, mengi, nyeri dada, terbakar di dada, dan sesak napas
(Anwar et al., 2016). Paparan ozon dapat menurunkan kapasitas untuk melakukan olahraga dan juga
dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pernapasan. Penyakit pernapasan yang disebabkan
meliputi seperti asma, emfisema, dan bronkitis, yang menyebabkan peningkatan penggunaan obat-
obatan, ketidakhadiran dari kunjungan sekolah, dokter dan gawat darurat, dan penerimaan rumah
sakit. Paparan ozon jangka pendek dikaitkan dengan kematian dini (T & Reddy, 2011).
Menurut U.S EPA, ozon permukaan tanah dapat memiliki efek berbahaya pada vegetasi dan
ekosistem yang sensitif. Ketika konsentrasi ozon yang cukup memasuki daun tanaman, itu dapat:
Mengganggu kemampuan tanaman sensitif untuk memproduksi dan menyimpan makanan.
• Terlihat merusak daun pohon dan tanaman lainnya, merusak munculnya vegetasi di daerah
perkotaan, taman nasional, dan area rekreasi.
2
• Terlihat merusak daun pohon dan tanaman lainnya, merusak munculnya vegetasi di daerah
perkotaan, taman nasional, dan area rekreasi (WHO, 2013).
3
Setiap perubahan nitrogen yang disimpan ke ekosistem akan menyebabkan perubahan status
nutrisi sistem. Ini akan menyebabkan konsekuensi biologis seperti mendukung spesies yang
mencintai nitrogen, eutrofikasi dan dalam kasus yang paling parah, pengasaman. Pengasaman, pada
gilirannya, terkait dengan kebocoran nitrat ke tanah dan air permukaan, karena sistem tidak dapat
mengkonsumsi semua nitrogen yang disimpan. Secara tidak langsung, O 3 yang terbentuk melalui
emisi NOx juga dapat merusak vegetasi, tanaman, vegetasi alami dan hutan (WHO, 2000).
6. Timbal (https://www.youtube.com/watch?v=kQSzITOtLb8)
Salah satu zat pencemar udara yaitu logam berat Timbal (Pb) dihasilkan dari pembakaran yang
kurang sempurna pada mesin kendaraan. Logam Pb di alam tidak dapat didegradasi atau
dihancurkan dan disebut juga sebagai non-essential trace element yang paling tinggi kadarnya,
sehingga ia sangat berbahaya jika terakumulasi pada tubuh dalam jumlah yang banyak. Logam Pb
yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel
(Fardiaz, 1992).
Efek yang ditimbulkan tidak main-main. Salah satunya yaitu kemunduran IQ dan kerusakan otak
yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa umumnya ciri-ciri keracunan timbal
adalah pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar tidur, lemah, dan keguguran
kandungan. Selain itu timbal berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran
sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi (Gusnita, 2012)
Timbal dapat menyebabkan kontaminasi di tanah yang menyebabkan berbagai masalah
lingkungan, termasuk hilangnya vegetasi, polusi sumber daya air bawah tanah. Toksisitas timbal dari
lingkungan cenderung masuk ke hewan dan kesehatan manusia melalui rantai makanan. Keracunan
timbal akut telah menjadi langka di negara-negara seperti itu, tetapi paparan kronis terhadap logam
tingkat rendah masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di antara beberapa
minoritas dan kelompok yang kurang beruntung secara sosial ekonomi (Alushllari, 2016).
4
Referensi
5
19. Suh, H. H., Bahadori, T., Vallarino, J., & Spengler, J. D. (2000). Criteria air pollutants and toxic
air-pollutants. Environmental Health Perspectives, 108(SUPPL. 4), 625–633.
https://doi.org/10.1289/ehp.00108s4625
20. T, S., & Reddy, K. K. S. K. (2011). Ozone Layer Depletion and Its Effects: A Review.
International Journal of Environmental Science and Development, May, 30–37.
https://doi.org/10.7763/ijesd.2011.v2.93
21. The Nature Conservancy , 2016. What is Nitrogen Pollution?.
https://www.youtube.com/watch?v=Gv5kfXRARN0 . Diakses pada tanggal 31 Agustus
22. University of Illinois Extension. 2014. Good and Bad Ozone.
https://www.youtube.com/watch?v=TkZ_KcQK008 .Diakses pada tanggal 31 Agustus 2021.
23. WHO. (2000). Effects of nitrogen containing air pollutants : critical levels. Air Quality
Guidelines for Europe - Second Edition, 1, 288.
24. WHO. (2013). Health risks of ozone from long-range transboundary air pollution. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
25. Zaharia, C. (2016). Particulate matter ( settled particles , coarse PM10 , fine PM2 . 5 or PM1 ,
ultrafine particles ) in urban atmosphere : characteristics , quality control and health effects
Chapter 10 Particulate matter ( settled particles , coarse PM 10 , fine PM 2 . 5). 2741(31).