Anda di halaman 1dari 5

Nama : Vitnia Nim / 3401420093

Rombel C 2020

Tugas perkembangan Teori Sosiologi Klasik

A. Latar belakang
Beberapa kekuatan sosial yang melatarbelakangi munculnya teori-teori sosial dan
sekaligus menjadi fokus perhatian para ahli sosial, di antaranya adalah revolusi politik,
revolusi industri, perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminism,
urbanisasi, perubahan agama, serta pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan teori-
teori sosial tersebut tidak hanya terjadi di satu negara. tetapi di beberapa negara terutama
yang terjadi di kawasan Eropa Barat. di antaranya adalah di Prancis, Jemian, Italia dan
lnggris. Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa
dampak-dampak yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah-masalah
sosial baru. Hal ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan
kaidahkaidah baru yang terkait dengan perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai
suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi masalah-masalah sosial tersebut serta
mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di kemudian hari. Seperti
perkembangan kehidupan politik (revolusi Prancis sejak tahun 1789 menjadi cikal bakal
perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula, pertumbuhan kapitalisme di
Inggris telah memacu munculnya pemikiran-pemikiran baru di bidang sosial.

B. Sejarah sosiologi
Sosiologi tidak muncul begitu saja, melainkan terdapat relasi sebab akibat yang sudah
terjadi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Imu pengetahuan tentang
masyarakat sudah ada sejak beberapa abad yang lalu sebelum istilah sosiologi ditemukan.
dibuktikan dengan Plato dan Aristoteles, filsuf besar zaman Yunani Kuno, yang menuliskan
buku tentang bagaimana menciptakan masyarakat yang adil juga bahagia. Lalu ada Ibnu
Khaldun, seorang cendekiawan dari Timur yang menulis persoalan integrasi sosial serta
peradaban manusia abad ke-14. Karya ketiganya telah ada jauh sebelum kata sosiologi
muncul.
Berakar dari pemikiran para filsuf besar, sosiologi berhasil melepaskan diri dan
berkembang dengan jalannya sendiri. Meskpiun demikian, istilah sosiologi diciptakan oleh
Auguste Comte filsuf Perancis dalam bukunya Course de Philoshopie Positive (1838).
Comte meyakini bahwa penemuan hukum yang mengontrol kehidupan sosial manusia dapat
dilakukan dengan analisis ilmiah.
Dari pemikian Comte ini kemudian muncul konsep positivisme terhadap sosiologi
sebagai cara memahami dunia sosial berdasarkan fakta ilmiah. Positif di sini berarti
rasional, empiris, dan dapat diteliti dengan hukum ilmiah lain, maka dinamakan fisika
sosial. Pada proses perkembanganya, para penggagas ilmu sosiologi menghabiskan puluhan
tahun dalam pencarian orientasi yang tepat bagi bidang studi baru tersebut. Hal uniknya
adalah pada awal kemunculan sosiologi di abad ke-19, banyak terjadi peristiwa bersejarah
yang memengaruhi peradaban manusia. Revolusi politik di Perancis selama abad 18 dan 19
yang menyebabkan pergeseran fokus sosiologi pada pembentukan ketertiban serta
perubahan sosial. Lalu ada Revolusi Industri sebagai tanda kemunculannya kapitalisme dan
sosialisme yang turut memengaruhi perkembangan ilmu sosiologi.
Sosiolog Amerika awal beraliran politik liberal dan tidak konservatif seperti
kebanyakan teoritisi Eropa awal. Menurut Schwendinger dan Schwendinger (1974)
menyatakan bahwa teori sosiologi Amerika awal membantu merasionalkan eksploitasi,
imperialisme domestik dan internasional, serta ketimpangan sosial. Dengan demikian,
liberalisme politik sosiolog awal ini mengandung implikasi konservatif yang sangat besar.
Beberapa faktor yang berperan penting dalam perkembangan teori Amerika adalah
industrialisasi dan urbanisasi.
Roescoe Hinkle (1980) dan E. Fuhrman (1980) melukiskan beberapa konteks dasar
yang mendorong bangunan teori yang menyangkut perubahan sosial budaya. Sementara
Arthur Vidich dan Stanford Lyman (1985) menunjukkan besarnya pengaruh Kristen,
terutama ajaran Protestan, terhadap kemunculan sosiologi Amerika. Menurutnya, sosiologi
merupakan respon moral dan intelektual terhadap masalah kehidupan dan terhadap
pemikiran lembaga dan keyakinan orang Amerika. Ciri lain sosiologi Amerika awal adalah
berpaling dari perspektif historis dan searah dengan orientasi positivistik atau “ilmiah”.
Sosiolog Amerika lebih cenderung mengarah pada upaya studi ilmiah terhadap proses-
proses sosial jangka pendek daripada membuat interpretasi perubahan historis jangka
panjang. Kebanyakan teoritisi Eropa menciptakan teori sosiologi, Sedangkan teoritisi
Amerika memanfaatkan landasan teoritis yang sudah disediakan itu.

C. Akar – Akar Sejarah Teori Sosiologi


Menurut buku Teori Sosiologi Klasik dan Modern terdapat sumber-sumber sejarah
yang penting dalam teori sosiologi sebagai berikut :
a. Politik Ekonomi oleh Laissez-faire ala Skotlandia dan Utilitarianisme Inggis
Laissez-faire, yang dalam bahasa Prancis berarti “biarkan apa adanya”, merupakan
sebuah doktrin ekonomi yang telah berkembang dari abad ke-18. Doktrin ini
menolak intervensi dari pemerintah dalam kegiatan perekonomian masyarakat.
Intervensi pemerintah dianggap akan menghambat perkembangan dan
pembangunan ekonomi.

Teori ini bersifat individualistik dan memandang manusia itu pada dasarnya
berssifat rasional. Penerapan paling nyata dari pandangan ini dapat dilihat dalam
pasar ekonomi , menurut ahli ekonomi klasik seorang “ manusia ekonomi”
mementingkan perhitungan dalam menentukan pilihan-pilihan seperti yang diatas.
Teori ini Melihat lebih jauh dibalik tingkatan individu dan berusaha untuk
menjelaskan masyarakat atau struktur sosial “ kontrak sosial” dapat merupakan
suatu bentuk asumsi yang terdapat didalamnya Artinya mereka secara sukarela
masuk ke dalam suatu persetujuan yang sadar Di mana mereka membatasi otonomi
individunya sendiri menciptakan suatu pengaturan dan bersepakat mematuhi
peraturan yang dikembangkan untuk mengontrol kompetisi yang tidak terkendalikan
dan menjamin sekurang-kurangnya kerjasama.
Adam Smith menggunakan istilah Invisible Band untuk menggambarkan
paradoks ini dengan cara cara mistik di mana ketamakan individu untuk memperoleh
keuntungan seakan-akan diubah dengan peraturan tangan yang tidak kelihatan itu
menjadi kesejahteraan masyarakat umumnya, dalam karangannya yang berjudul
The wealth of Nations, Smith mengemukakan bahwa kesejahteraan masyarakat
umumnya dalam jangka panjang akan semakin terjamin apabila individu itu
dibiarkan atau malah didorong untuk mengejar keuntungan keuntungan pribadi nya.
implikasi kebijakan umum yang bersifat laissez-faire Dari pendekatan ini dalam
hal tertentu masih dapat ditemukan dalam argumentasi dari usaha swasta dalam
partai Republik konservatif. teori yang bersifat paradoks itu menjelaskan bahwa
tindakan individu itu menyumbang pada masyarakat umum yang lebih luas yang
mungkin mereka tidak sadari dan bahwa mungkin juga bertentangan dengan hasil
yang mereka maksudkan merupakan satu argumentasi dasar dalam teori fungsional
masa kini. pendekatan individualistik serta asumsi bahwa secara sadar orang
menentukan pilihan pilihan yang bersifat rasional agar keuntungannya diperbesar
juga merupakan pokok dasar yang terdapat dalam teori pertukaran masa kini.

b. positivisme Perancis Sesudah revolusi


Pendekatan ini ini diwakili oleh St. Simon dan August Comte pada abad 19 dan
oleh Durkheim pada pertengahan abad Ke-19 dan awal abad
20, positivisme menunjuk pada pendekatan terhadap pengetahuan empiris . Yang
memperlihatkan suatu perubahan dari pandangan tradisional Yang menerima wahyu
atau tradisi sebagai suatu sumber dimana suatu sumber Pengetahuan yang lebih
mendasar Daripada data yang diperoleh lewat indera Manusia Tapi menurut kaum
positivis Wahyu dan kepercayaan agama hanyalah tahayul belaka yang menurut mereka
pasti akan diganti oleh ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan mencangkup suatu
pendekatan sistematis dalam mengumpulkan data empiris dengan tujuan untuk
menemukan hukum-hukum alam, suatu hukum alam hanyalah merupakan satu
pernyataan mengenai suatu Keseragaman hubungan yang terdapat di antara gejala
empiris.
pertumbuhan sosiologi di Perancis mencerminkan keyakinan bahwa masyarakat
atau kehidupan sosial merupakan bagian dari alam dan dikendalikan oleh hukum-
hukum alam yang dapat ditemukan dengan penerapan teknik ilmiah yang sama Dalam
penelitian seperti yang digunakan dalam ilmu pengetahuan lainnya . Keteraturan sosial
dan kemajuan akan didasarkan Pada prinsip-prinsip yang secara ilmiah sudah dibangun
dan perdamaian serta pencerahan akhirnya akan menggantikan perang konflik tahayul
dan kebodohan.
Pemerintahan nasional akan memainkan peran utama dalam program reorganisasi
sosial ini, Durkheim menyatakan kan komitmennya untuk membangun suatu dasar
ilmiah yang kuat bagi pendidikan formal bagi mereka yang percaya ya bahwa ilmu
pengetahuan dapat menyelamatkan kita dengan memberikan jalan keluar dari berbagai
masalah sosial atau dapat memberikan bimbingan yang dapat membantu kita dalam
mencapai Pengembangan diri sebagai manusia.
Visi mengenai peranan pemerintah dalam reorganisasi sosial ini berbeda dengan
tekanan laissez-faire dalam ekonomi politik di Inggris, jika tekanan laissez-faire tetap
hidup dalam bentuk yang sudah disesuaikan dengan pembenaran ideologis mengenai
sistem usaha bebas, idealnya kelompok positivis dalam reformasi si yang didasarkan
pada rasio dinyatakan dalam sejumlah program sosial yang “berorientasi pada
manusia” people Oriented di mana mereka berusaha untuk mengikutsertakan Hasil
penelitian mutakhir dalam ilmu sosial untuk manusia Contohnya penggunaan teknik
modifikasi perilaku dalam rehabilitasi kenakalan remaja.
c. Historisisme Jerman

Perlawanan dengan positivisme Prancis tradisi Jerman menekankan perbedaan


antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial hukum alam menentukan
peristiwa dalam dunia fisik tetapi dunia manusia adalah dunia kebebasan dan pilihan-
pilihan yang bersifat sukarela tidak seperti hukum-hukum fisik atau hukum alam yang
deterministik. menjelaskan bahwa manusia tunduk pada Jenis hukum yang sama
seperti gejala alam jam yang berarti menyangkal kebebasan manusia.
untuk menjelaskan perilaku manusia dituntut lebih dari hanya sekedar
menggambarkan pernyataan pernyataan yang ada di luar. sebaliknya perlu mendalami
artinya sadar akan orientasi subjektif ifti dan maksud individu yang terlibat di
dalamnya. untuk dinamika masyarakat perlu bagi seorang yg menganalisis Sosial
untuk mendalami kebudayaan dari dalam mengalami sendiri pandangan hidupnya nya
yang khusus ideal nilai-nilai lain.
tekanan pada kebudayaan ini para historis Jerman memandang setiap masyarakat
sebagai sesuatu yang unik dan hanya dapat dimengerti dalam hubungannya dengan
tradisi kebudayaannya sendiri. hal ini berbeda dari asumsi positivis Prancis dimana
hukum alam universal yang dapat ditemukan dengan metode ilmiah yang mengatur
semua masyarakat. Daripada mencari hukum universal tradisi historis Jerman
memprakarsai pemahaman akan spirit atau jiwa Suatu masyarakat tertentu dengan
studi menyeluruh tentang kebudayaannya yang khusus dan bermacam-macam tahap
sejarah yang dilewatinya hal ini tidak mengabaikan studi perbandingan tetapi studi
serupa tidak boleh mengabaikan pentingnya perbedaan antara suatu masyarakat
dengan masyarakat lainnya.

d. Pragmatisme Amerika dan Psikologi Sosial

Sebagian besar sosiologi Amerika masa ini mencerminkan akar-akar yang sudah
ditanamkan di Eropa seperti yang baru kita diskusikan teori Eropa dimasukan dalam
perspektif sosiologi Amerika oleh talcott parson sumbangan Amerika yang penting
terutama dalam perkembangan psikologi sosial khususnya perspektif interaksionisme
simbolik pada aliran Chicago tahun 1920 sampai 1930.
sifat khas dalam mentalitas Amerika adalah bahwa mereka tidak tahan akan ide-
ide yang spekulatif, yang tidak mempunyai nilai praktisnya baliknya ide
kepintaran manusia Sangat erat kaitannya dengan tindakan. ide-ide dikembangkan
atau dipelajari dalam membuat keputusan untuk mengatasi masalah-masalah hidup
yang nyata. sebagai filsafat pendidikan mengemukakan Pengaturan pengalaman
belajar di bangku sekolah sedemikian rupa sehingga mencerminkan sedekat mungkin
dengan kehidupan memberikan kepada mahasiswa kesempatan untuk mengatasi
masalah yang realistis sebagai dasar untuk belajar. contoh prinsip-prinsip demokratis
dapat lebih efektif dipelajari dengan mengambil bagian dalam membuat keputusan
demokratis dalam bangku sekolah daripada menghafal Declaration of independence
atau proposisi abstrak lainnya. sekarang ini prinsip dan praktek pendidikan
mencerminkan pengaruh yang sangat dalam dari tekanan dewe pada belajar dengan
bertindak (learning by doing).
John dewey terkenal sebagai seorang ahli filsafat pendidikan Bukan seorang
pelopor dalam sosiologi. tetapi wawasannya sangat fundamental yang
memperlihatkan hubungan erat antara pikiran dan tindakan yang diambil oleh George
Herbert mead yang membantu meletakkan dasar-dasar bagi perspektif interaksionisme
simbolik dalam psikologi sosial . mead menekankan bahwa Munculnya pikiran
manusia merupakan tahap yang penting dalam proses evaluasi membuat manusia
menjadi mungkin untuk mengatasi masalah. hubungan yang demikian eratnya antara
pikiran dan tindakan sejalan dengan pragmatisme Amerika serta tidak tahan nya
mereka akan spekulasi yang tidak relevan itu.

Daftar Pustaka

Beilharz, Peter. (2005). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Johnson, Paul Doyle. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta:Gramedia.
Wahyuni.2017.Teori Sosiologi Klasik. Makassar: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
Sumber literasi lain
https://tirto.id/sejarah-perkembangan-ilmu-sosiologi-dari-era-yunani-hingga-modern-
f9a1
http://sosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI%20SOSIOLOGI%20
KLASIK.pdf

Anda mungkin juga menyukai