Anda di halaman 1dari 10

( PERNIKAHAN DINI DI PEDESAAN)

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah
(Masyarakat Desa Kota)

Yang diampu oleh (Thriwarty Arsal M. Pd.)

Disusun Oleh : Vitnia Nim 3401420093

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020/ 2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Batang, 10 Oktober  2021

2
Datar Isi

Cover ..................................................................................................1

Kata Pengantar....................................................................................2

Bab I Pendahuluan..............................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................5

Bab II Pembahasan.............................................................................6

A. Pengertian Pernikahan Dini..........................................................6


B. Pembahasan rumusan Masalah Pertama......................................7
C. Pembahasan rumusan Masalah Kedua .........................................7
D. Pembahasan rumusan masalah ketiga ..........................................8

Bab III Penutup...................................................................................9

A. Kesimpulan dan Saran..................................................................9

Daftra Pustaka...................................................................................10

E.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya di desa memiliki berbagai permasalahan yang terjadi seperti


kemiskinan, pendidikan , ekonomi , sarana prasarana, lingkungan dan sosial budaya di
masyarakat desa. Masyarakat desa tidak seperti masyarakat kota pada pola perilaku,
pemikiran , interaksi dan kehidupan dilingkungannya. Isu-isu sosial di masyarakat
tidak terlepas dari kebutuhan para penduduknya seperti kemiskinan dan sarana
prasana yang terbatas yang kemudian menjadi faktor yang terjadi di masyarakat.
Menurut Coleman, J.W dan Cressey (1984) suatu fenomena atau gejala
kehidupan dapat dikatakan masalah sosial apabila; Pertama, sesuatu yang dilakukan
seseorang itu telah melanggar atau tidak sesuai dengan nilai-norma yang dijunjung
tinggi oleh kelompok; Kedua, sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu
telah menyebabkan terjadinya disintegrasi kehidupan dalam kelompok; Ketiga,
sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah memunculkan kegelisahan,
ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok. Secara garis besar masalah sosial
adalah suatu kondisi yang tidak diinginkan yang tidak sesuai dengan unsur budaya
serta membahayakan kehidupan kelompok sosial sehingga perlu diatasi.

Salah satu isu sosial yang ada di desa adalah adanya pernikahan dini,
pernikahan dini merupakan suatu peristiwa pernikahan yang dilakukan oleh laki-laki
dan perempuan sebelum umur 19 tahun. Menurut WHO, pernikahan dini (early
married) adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan
masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun.
Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 “ perkawinan
hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita
sudah mencapai umur 16 tahun”. Sedangkan dilihat dari Undang-Undang
Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 pasal 1 ayat 1 “Anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”

4
dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan usia
menikah pertama yaitu 21 tahun.

Pernikahan di desa sendiri terjadi berdasarkan faktor-faktor yaitu karena


kemiskinan, pendidikan dan pola pikir masyarakat. Selain itu pernikahan dini banyak
terjadi karena menjunjung tradisi di dalam keluarganya. Pentingnya membahas
pernikahan dini menurut saya masih banyak remaja , orang tua dan masyarakat yang
tidak memahami kendala dan bahaya yang akan ditimbulkan dari adanya pernikahan
dini itu sendiri, maka dari itu saya berharap dengan adanya makalah ini saya dapat
memberikan pemahaman akan adanya pernikahan dini serta kemungkinan buruk yang
terjadi dari adanya fenomena tersebut.

B. Rumusan dan Urgensi Pemabahasan


1. Bagaimana pernikahan anak atau pernikahan dini di indonesia masih sering
terjadi?
2. Faktor dari adanya pernikahan dini di indonesia yang masih sering ditemui?
3. Bagaimana Pemerintah menanggapi adanya Pernikahan dini di Indonesia?

C. Adapun Tujuan dan Urgensi Pembahasan ini adalah untuk:


1. Memahami bahaya yang ditimbulkan dari adanya pernikahan dini
2. Mengatahui bagaimana pencegahan pernikahan dini agar tidak terulang
3. Mengatasi permasalahan pernikahan dini agar tidak semakin meningkat

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernikahan Dini
Pengetian Pernikahan Dini yaitu pernikahan yang berlangsung pada umur di bawah
usia produktif yaitu kurang dari 20 (dua puluh ) tahunpada wanita dan kurang dari 25
(dua puluh lima) tahun pada pria.1
Pengertian secara umum, pernikahan dini yaitu merupakan institusi agung untuk
mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga. Remaja
itu sendiri adalah anak yang ada pada masa peralihan antara masa anak-anak ke dewasa,
dimana anak-anak mengalami perubahan-perubahan cepat disegala bidang. Mereka
bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap,dan cara berfikir serta bertindak,namun
bukan pula orang dewasa yang telah matang
Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan
oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang
berusia dibawah usia 19 tahun. Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF)
menyatakan bahwa pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilaksanakan secara
resmi atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun. Menurut UU RI Nomor 1
Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria
sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.
Apabila masih di bawah umur tersebut, maka dinamakan pernikahan dini
Pernikahan dibawah umur yang belum memenuhi batas usia pernikahan, pada
hakikatnya di sebut masih berusia muda atau anakanak yang ditegaskan dalam Pasal 81
ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun dikategorikan masih anak-anak, juga termasuk anak yang masih dalam
kandungan, apabila melangsungkan pernikahan tegas dikatakan adalah pernikahan
dibawah umur. Sedangkan pernikahan dini menurut BKKBN adalah pernikahan yang
berlangsung pada umur di bawah usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun pada wanita
dan kurang dari 25 tahun pada pria. Pernikahan di usia dini rentan terhadap masalah
kesehatan reproduksi seperti meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada saat
persalinan dan nifas, melahirkan bayi prematur dan berat bayi lahir rendah serta mudah
mengalami stress.

1
Eka Yuli Handayani, Faktor Yang Berhubungan DenganPernikahan Usia Dini Pada Remaja Putri Di Kecamatan
Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu,(JurnalMaternity and Neonatal, Vol,1,No. 5, 2014)

6
B. Pembahasan Rumusan Pembahasan Pertama
Alasan mengapa di indonesia masih terjadi Pernikahan Anak atau pernikahan dini
terutama dikalangan pedesaan. Pernikahan menjadi salah satu isu sosial di desa bahkan
mungkin sudah mulai berpengaruh terhadap kondisi masyarakat kota, pernikahan dini
di desa terjadi akibat adanya kondiai budaya yang dirasa menjadi penyebab mengapa
pernikiahan dini masih sering terjadi.
Pertama alasan kebudayaan masyarakat jawa zaman dahulu yang kental dengan
pernikahan dini karena nenek moyang mereka tidak bersekolah dan hanya mengurus
kondisi rumah bersama orang tua terutama anak perempuan yang hanya bekerja di
rumah membantu orang tuanya sedangkan anak laki-laki membantu orang tua beternak
bertani atau menjadi buruh didesa sehingga kuatnya alasan tersebut menjadikan orang
tua untuk menikahkan anak-anak mereka di usia yang sangat muda, kuatnya kultur
budaya masa dahuku tidak terlepas dengan zaman sekarang meski sudah modern masih
banyak ditemui orang tua yang menyuruh anaknya yang baru lulus Sekolah Menengah
Pertama atau Menengah Atas untuk menikah.
Kedua alasan pernikahan dini sering ditemui adalah terjadi kecelakaan antara
kedua belah pihak laki-laki dan perempuan di usia remaja sehingga pernikahan dini
menjadi sangat meningkat. Kecelakaan dalam pernikahan dini masih banyak terjadi
karena tentu akan selalu berdampak pada eksistensi kelompok keluarga di masyarakat.
C. Pembahan Rumusan Pembahasan Kedua
Faktor-faktor yang mempengaruhi dari fenomena ini meliputi :
a. Tradisi dalam Keluarga atau dalam Masyarakat
Sering ditemukan pernikahan dini dilatar belakangi oleh Culture suatu daerah atau
dalam kondisi di dalam keluarga yang dirasa sudah adatnya sehingga mereka
(orang tua) merasa untuk menikahkan anaknya di usia yang sangat muda dan
dalam penemuan ini adat untuk menikahkan anaknya terjadi pada anak perempuan
alasanya karena anak perempuan adalah objek dari pekerjaan rumah tangga yang
dianggap umum dari jaman dulu sehingga orang tua beranggapan jika anak
perempuan memilki peran sebagai pekerja rumah tangga bukan pekerja untuk
mencari nafkah. Alasan ini menjadi meningkat jika pola pemikiran tidak diubah
mungkin karena mereka berpikir ini adalah sebuah budaya maka mereka akan
meneruskan kepada keturunanya.
b. Social Economi ( Kesulitan Ekonomi)

7
Kesulitan ekonomi suatu individu menjadi faktor yang sering ditemui, kesulitan
ekonomi keluarga di desa misalnya keinginan untuk melanjutkan sekolah menjadi
terputus dan terhambat karena keuangan yang tidak ada sehingga banyak individu
memutuskan untuk menikah dan tidak berkeinginan untuk mencari peluang
melanjutkan sekolah selain itu permasalahan keungan orang tua misalnya dengan
berhutang ke orang lain yang kaya raya yang kemudian terjadi fenomena Si
orang tua tidak mampu membayar akan dibayar dengan cara menikahkan si anak
dengan peminjam sebagai pelunas hutang, meskipun bukan menjadi faktor
economi yang utama namun masih sering ditemui diwilayah-wilyah terpencil di
indonesia.
c. Pergaulan Bebas
Pergaukan bebas masa remaja sangat berpengaruh pada bagaimana mereka
berperilaku terutama dilingkungan tempat mereka bertumbuh, pergaulan bebas
antara laki-laki dan perempuan di usia remaja menjadi kurang terkendali ketika
mereka tidak mengetahui bahaya dari pergaulan bebas, dari hasil penelitian
sebanyak 8 dari 10 remaja putri mengalami kehamilan tidak diinginkan akibat dari
pergaulan bebas sehingga kasus meningkat pernikahan dini menjadi meningkat
akibat dari kejadian pergaulan bebas.
D. Pembahasan Rumusan Pembahasan Ketiga
Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa terkait isu pernikahan dini yang meningkat
saya menemukan bahwa peran pemerintah dalam menangani isu pernikahan dini
terlibat dalam memberikan acc kepada laki-laki dan perempuan yang akan menikah
namun dalam hal ini sering dikenal dengan dispensasi umur oleh pemerintah yaitu
dilakukan sidang apabila pernikahan keduanya dibawah 19 tahun dan dilakukan oleh
KUA ( kantor urusan agama).
Selain itu pemerintah memberikan hak asasi pernikahan kepada keduanya sebagai
dasar bahwa pernikahan diperbolehkan apabila pihak kedua keluarga anatara laki-laki
dan perempuan menyepakati yang telah ditentukan oleh keduanya tanpa adannya
paksaan dari pihak manapun dengan bergitu pemerintah tidak memiliki wewenang
untuk tidak memperbolehkan jika kedua belah pihak sepakat untuk menjalai
pernikahan.
Pernikahan siri juga terjadi di beberapa wilayah indonesia pernikahan ini dilakukan
karena usia keduanya yang sangat muda sedangkan tidak ada biaya untuk menuju
sidang kantor Urusan Agama sehingga keduanya memilih untuk melakukan

8
pernikahan siri sebagaimana agar pernikahanya dapat diakui oleh masyarakat dan agar
tidak dianggap sebagai melanggar syariat agam, kemudian setelah usia sudah
memasuki angka 20-an tahun para orang tua dari anak-anak mereka yanng menikah
melakukan pendaftaran ke kantor agama untuk memiliki buku nikah agar dapat diakui
oleh hukum bahwasanya pernikahan siri dan pernikahan anak dinyatakan sesuai
hukum negara dan hukunm pemerintahan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pernikahan dini di indonesia masih mengalami peningkatan
2. Pernikahan dini di dasari banyak faktor baik eksternal maupun internal
3. Faktor pernikahan dini yang sering dijumpai adalah adanya masalah dengan
sosial ekonomi
4. Kultur budaya masa dahulu sulit untuk dihilangkan sehingga pernikahan dini
diturun temurunkan seperti budaya
5. Budaya patriaki keluarga yang beranggapan anak perempuan adalah milik
keluarganya
6. 80% pernikahan dini mengalami penyesalan bahwa banyak anak-anak yang
ingin meneruskan pendidikanya
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan pembahasan
di atas adalah:
1. Kritik terhadap budaya patriaki dalam masyarakat bahwa mereka harus tegas
melepaskan pola pemikiran dimana anak perempuan harus disegerakan untuk
menikah dengan memandang aspek kesehatan, mentalitas, dan sosial ekonomi
antara keduanya
2. Sebagai perempuan kita berhak mendapatkan perlindungan sebagaimana
paksaan dalam pernikahan dini merupakan kejahatan mental dan seksual
secara tindak langsung yang akan berdampak pada kondisi perempuan
3. Pemerintah harus tegas dan memberikan sanksi melihat dari umur pasangan
laki-laki dan perempuan yang akan melaksanakan pernikahan dini sehingga
pernikahan siri dan pernikahan dini tidak bertambah meningkat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghifari, A. (2008). Pernikahan Dini Dilema Generasi Ekstravaganza. Bandung: Mujahid


Press. Anwar, Sri Danti. (2016). Kebijakan dan Program Pemerintah Dalam Mengatasi
Perkawinan Anak. (http://kajiangender.pps.ui.ac.id/wpcontent/uploads/2016/04/Hari-1-
pembukaan-Sri-Danti-Anwar-1.pdf, diakses 5 )Oktober 2021)
BKKBN. (2013). Perkawinan Muda di Kalangan Perempuan. Jurnal.
Usu.ac.id/index.php/ws/article/download /117. (Diakses pada tanggal 4 Oktober 2021)
Indriyani, D. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Upaya Promotif Dan Preventif
Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu Dan Bayi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jeremy E, Charles E. (2014). Early Marriage in the United States. J marriage Fam.
2014;70(4):835
Indanah, Umi Faridah dkk. 2020. Faktor Yang Berhubungan dengan Pernikahan Dini. Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/view/796 diakses pada 5 Oktober
2021.
Pranama, I Nyoman Adi dkk. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Dini Pada
Remaja Wanita. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/109-Article%20Text-318-1-10-
20190115.pdf diakses Pada 2 Oktober 2021.

Sumber Web
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/11/170200923/pernikahan-dini-siswi-smp-di-
buru-selatan-begini-situasi-perkawinan-anak?page=all
http://fidkom.uinjkt.ac.id/webinar-dampak-pernikahan-dini-perspektif-islam-dan-psikologis/
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2249/3/BAB%20II_Latifa%20FZ_Reg%20A.pd
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/11/170200923/pernikahan-dini-siswi-smp-di-
buru-selatan-begini-situasi-perkawinan-anak?page=all
https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/28/200200723/9-faktor-meningkatnya-angka-
perkawinan-anak-di-indonesia?page=all

https://fisip.ui.ac.id/mengkaji-faktor-penyebab-pernikahan-anak-usia-dini/

10

Anda mungkin juga menyukai