Anda di halaman 1dari 29

§ Alat pengatur/lampu (signals)

§ Marka jalan
§ Rambu

1. Faktor Utama : standardisasi


Harus berdasarkan prinsip teknik lalu lintas
2. Fungsi alat pengatur lalu lintas :
Memberi informasi kepada pengemudi
3. Tanda-tanda diklasifikasikan dalam tiga group :
Fungsi :
a. Tanda-tanda peraturan/larangan (regulatory devices)
b. Tanda-tanda peringatan (warning devices)
c. Tanda-tanda pengarah/pemberi petunjuk (guiding
devices)

4. Persyaratan-persyaratan tanda lalu lintas :


a. Mampu mengisi kebutuhan yang penting di jalan.
b. Harus merupakan perintah untuk perhatian.
c. Pesan yang jelas artinya dan sederhana.
d. Harus memberikan perintah untuk dihormati
pengemudi.
e. Ditempatkan pada tempat untuk memberi waktu cukup
bagi pengemudi untuk tanggap pada pesan tanda.
f. Harus dapat diberi sanksi hukum untuk tanda larangan.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Perancangan rambu
b. Penempatan rambu.
c. Pemeliharaan rambu.
d. Keseragaman rambu.
1. Fungsi :
Memberikan informasi pada route, arah, tujuan.
2. Perancangan rambu :
Seragam : bentuk, warna, ukuran, simbol, kata, tulisan dan
penerangan.
MARKA LALU LINTAS
1. Fungsi :
§ Untuk memperlihatkan peraturan/larangan
§ Untuk menunjang tanda lalu lintas yang lain
§ Memberi arah/pedoman lalu lintas
§ Memberi peringatan pada lalu lintas
2. Keadaan yang membatasi efektivitas marka, antara lain :
§ Dapat tertutup oleh kotoran, lumpur, oli, salju
§ Tidak dapat terlihat terang apabila basah
§ Tidak tahan lama terkena gesekan roda di jalan
§ Harus diganti/diperbaiki pada interval waktu
§ Tidak dapat dibuat pada jalan dengan permukaan kurang
baik
3. Fungsi :
§ Material
§ Warna
§ Marka memanjang
§ Marka melintang

4. Penempatan marka
§ Perkerasan jalan
§ Curb
TRAFFIC SIGNALS

1. Pemasangan berdasarkan :
§ Volume kendaraan
§ Volume pejalan kaki
§ Kecelakaan berbahaya
§ Pergerakan yang terkoordinasi
§ Interupsi pada arus menerus

2. Klasifikasi signal :
§ Lampu pengatur untuk kontrol lalu lintas :
Pre-timed signal → interval tetap
Traffic – actuated signal
Traffic – adjusted signal
§ Khusus :
Flashing beacon
Lane-use control signal
Railroad – crossing signal
3. Klasifikasi signal :
§ Pergerakan lalu lintas teratur
§ Kecelakaan <
§ Interupsi bagi pejalan kaki, di persimpangan
§ Ekonomis
4. Kerugian :
§ Meningkatnya total delay
§ Meningkatnya tabrakan muka belakang
§ Penempatan tidak benar → delay >
§ Penyetelan waktu tidak tepat → delay >
RAMBU LALU LINTAS

• Konvensi PBB di Wina tahun 1968


• Keputusan Menteri Perhubungan No. 61 tahun 1993
tentang Rambu-rambu Lalu Lintas di Jalan
Standarisasi rambu lalulintas :
1. Bentuk
2. Warna
3. Dimensi
4. Pesan yang disampaikan
5. Jenis huruf
6. Metode penerangan dan pemantulan
7. Lokasi
8. Tiang dan pemasangan
RAMBU LALU LINTAS

1. Rambu Peringatan
- Peringatan terhadap kemungkinan adanya bahaya atau tempat
berbahaya di bagian jalan didepannya
- Ditempatkan sekurang-kurangnya 50 meter sebelum tempat bahaya
- Warna dasar adalah kuning dengan lambang atau tulisan berwarna
hitam
- Bentuk adalah bujur sangkar dan empat persegi panjang

2. Rambu Larangan
- Menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan
- Ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan
- Warna dasar adalah putih dengan lambang atau tulisan berwarna
hitam atau merah
- Bentuk adalah segi delapan sama sisi, segitiga sama sisi dan
lingkaran
RAMBU LALU LINTAS

3. Rambu Perintah
- Perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan
- Ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban
- Warna dasar adalah biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih
serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah
- Bentuk adalah lingkaran

4. Rambu Petunjuk
- Menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat,
pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan
- Warna dasar adalah biru, hijau atau coklat dengan lambang atau
tulisan berwarna putih
RAMBU LALU LINTAS
RAMBU LALU LINTAS
RAMBU LALU LINTAS
RAMBU LALU LINTAS
Penempatan Rambu Lalu Lintas
- Rambu harus ditempatkan sesuai dengan standard kebebasan
samping, sekurang-kurangnya 0,60 m dari tepi badan jalan kota yang
normal atau 0,30 m untuk rambu yang dipasang pada pemisah jalan
- Rambu ditempatkan disebelah kiri menurut arah arus lalu lintas
- Bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 m dan tinggi
maksimum 2,65 m diatas titik pada sisi jalan yang diukur dari
permukaan jalan
RAMBU LALU LINTAS
RAMBU LALU LINTAS
AHati-hati (No. 23)
BPersilangan datar dengan lintasan kereta
api berpintu (No. 22)
Persimpangan

Jl. Ahmad Yani


CDilarang berjalan terus pada persilangan Siwalankerto
sebidang lintasan kereta api jalur tunggal
(No.1c.)
A B C D
DDilarang berjalan terus, wajib berhenti
sesaat dan meneruskan perjalanan setelah Jl. Siwalankerto
mendapat kepastian aman dari lalu lintas
arah lainnya (No. 1a.)

Frontage Sisi Timur Jl.


E D C A
ELarangan masuk bagi mobil barang (No. 3f )

A. Yani
FPersilangan datar dengan lintasan kereta api
(No. 22b)

GDilarang berjalan terus apabila


mengakibatkan gangguan bagi lalu lintas dari No Scale

arah lain yang wajib didahulukan (No.1b.)

ILarangan berhenti sampai dengan jarak 15


m dari tempat pemasangan rambu menurut
arah lalu lintas (No.4a)
Jl. Ahmad Yani
Persimpangan
Siwalankerto
a. Hati-hati (No. 23)
AB C D

b. Persilangan datar dengan lintasan kereta api berpintu (No. Jl. Siwalankerto
22)

Timur Jl. A. Yani


E D C A

Frontage Sisi
c. Dilarang berjalan terus pada persilangan sebidang lintasan
kereta api jalur tunggal (No.1c.)

d. Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat dan


meneruskan perjalanan setelah mendapat kepastian aman
dari lalu lintas arah lainnya (No. 1a.) No
Scale

e. Larangan masuk bagi mobil barang (No. 3f )

Timur Jl. A. Yani


Frontage Sisi
A
B
f. Persilangan datar dengan lintasan kereta api (No. 22b)

Jl. Raya Waru


C Persimpangan
F Brigjend.
G Katamso
D
g. Dilarang berjalan terus apabila mengakibatkan gangguan E I A
bagi lalu lintas dari arah lain yang wajib didahulukan
Jl. Brigjend. Katamso
(No.1b.)

h. Larangan masuk bagi becak (No.3p) CGDHB I F C

Akses ke Pabrik Paku


i. Larangan berhenti sampai dengan jarak 15 m dari tempat
pemasangan rambu menurut arah lalu lintas (No.4a)
No
Scale
Arah Ke Sucofindo Arah Ke Siwalankerto
A Hati-hati (No. 23) ditambah tulisan
dibawahnya “Hati-hati Kendaraan
Keluar Masuk)

B Persilangan datar dengan lintasan


kereta api berpintu (No. 22)

Jl. Ahmad Yani


Persimpangan
C Dilarang berjalan terus pada Siwalankerto
persilangan sebidang lintasan kereta AB C D F
api jalur tunggal (No.1c.)
Jl. Siwalankerto
D Dilarang berjalan terus, wajib berhenti
F
sesaat dan meneruskan perjalanan E D C A

Frontage Sisi Timur


setelah mendapat kepastian aman dari G
lalu lintas arah lainnya (No. 1a.)

Jl. A. Yani
F

E Larangan masuk bagi mobil barang


G
(No. 3f ) No
Scale

F Larangan berhenti sampai dengan


jarak 15 m dari tempat pemasangan
rambu menurut arah lalu lintas
(No.4a)

G Larangan Parkir sampai dengan rambu


berikutnya menurut arah lalu lintas
(No.4b)
MARKA JALAN
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di atas permukaan jalan yang
berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas
Keputusan Menteri Perhubungan No. 60 tahun 1993 tentang Marka
Jalan
Jenis Marka Jalan :
1. Marka garis membujur – garis utuh, garis putus-putus dan garis
ganda
2. Marka garis melintang
3. Marka garis serong
4. Marka lambang
5. Marka lainnya
N

3.5m 3.5m
3.5m 3.5m
W 3.5m
E
3.5m 3.5m
3.5m 3.5m
3.5m 3.5m

U
3.5 3.5
3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5

S
40 M 5M 5M
20 M
0.30 m
0.30 m

2.50 m 1.00 m 0.30 m


5.00 m
I
2.00 m 3.00 m

0.10 m 0.50 m
0.30 m

5.00 m
II
2.00 m 3.00 m

0.10 m 0.90 m 0.70 m

0.25 m

0.10 m 0.25 m
0.30 m
III 5.00 m
1.40 m 1.10 m 2.50 m

3.50 m
2.50 m 0.30 m

IV 5.00 m
2.00 m 3.00 m
0.10 m 0.90 m 0.70 m
0.25 m
0.10 m 0.25 m 0.30 m
A B C

A 0.10 m

B 0.12 m
5.00 m 1.00 m

C 0.12 m

Anda mungkin juga menyukai