Tokoh Sosiologi Klasik Beserta Paradigma Dan Karya Intelektual
Tokoh Sosiologi Klasik Beserta Paradigma Dan Karya Intelektual
Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Teori Sosiologi
Klasik
Nama : Vitnia
Nim : 3401420093
Mata Kuliah : Teori Sosiologi Klasik
Rombel C angkatan 2020
Berangkat dari The Communist Manifesto dan Das Kapital Karl Marx asumsi besar karl
marx sudah tertuju pada kebutihan materil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari
usaha-usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Materialisme Historis adalah suatu
pandangan sejarah dialektik dalam proses kerja dan laju perkembangan ekonomi yang
dicetuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Dalam pandangan ini, bukan kesadaran
manusia yang menentukan bagaimana keadaanya mereka, tetapi bagaimana keadaanya
sosial mereka yang menentukan kesadaran mereka. keadaanya sosial manusia merupakan
produksinya. Hal ini akan berfaedah jika manusia ditentukan oleh produksi mereka,apa
yang dihasilkan maupun cara mereka berproduksi.Cara manusia berpikir ditentukan oleh
cara beliau melakukan pekerjaan. Dengan begitu, kita tidak perlu memperhatikan apa
yang dipikirkan manusia, tetapi cukup dengan melihat bagaimana cara mereka melakukan
pekerjaan
Kesadaran dan cita-cita manusia ditentukan oleh letaknya dalam lapisan kelas sosial.
Keanggotaan dalam kelas sosial tertentu akan menentukan cara kita memandang dunia,
apa yang kita harapkan dan kita khawatirkan. Sejarah tidak ditentukan oleh daya pikir
manusia, tetapi dengan bagaimana cara manusia menjalankan produksinya. [2] Oleh sebab
itu, perubahan warga tidak mampu terjadi dari perubahan daya pikir, tetapi dari pola
perubahan dalam cara produksi. Menurut analisis Marx, cara manusia memenuhi
kebutuhannya menjadi pondasi masyarakat. Sistem sosial dan politiknya menjadi super
struktur pondasi utama yang dibangun di atas pondasi ini. Materialisme historis berarti
bahwa cara memproduksi kebutuhan hidup pada akhirnya menentukan ide-ide dan
institusi-institusi sosial pada masanya (Gorman, 2010)
Menurut Marx suatu pemahaman ilmiah dapat diterima apabila gejala sosial menuntut
ilmuwan untuk mampu mengambil sikap yang benar terhadap hakikat dari permasalahan
itu sendiri. Dengan begitu dapat diakui bahwa manusia tidak hanya sekedar organisme
materil sebaliknya manusia memiliki kesadaran akan dirinya bahwa mereka memiliki
suatu kesadaran subyektif tentang dirinya dan situasi materil sekitarnya.
INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SUPERSTRUKTUR SOSIAL-BUDAYA
Dalam konteks ini sudah disinggung pada bagian awal bahwa individu harus mengubah
lingkungan materilnya melalui kegiatan produktif dan menjual tenaganya agar dapat
bertahan hidup dan memenuhi berbagai macam bentuk kebutuhanya.
Namun keterbatasan alat produksi tidak menyebar secara merata di berbagai kalangan
masyarakat. Tekanan inilah yang kemudian melahirkan tulisan masrx bahwa struktur
ekonomi masyarakat antara alat produksi can hubungan sosial dalam produksi merupakan
suatu dasar . semua institusi sosial berdiri akibat dari dasar-dasar ini dan menyesuaikan
diri dengan mengikuti tuntutan-tuntutan serta persyaratan-persyaratan yang terdapat di
struktur ekonomi tersebut.
Marx selalu menekankan ketergantungan politik pada struktur ekonomi makan analisa ini
juga berlaku dengan aspek pendidikan, agama, keluarga, dan institusi lainya. Contohnya
dalam lembaga pendidikan dimana kritik marxisme mengenai pendidikan Aliran
Marxisme dalam filsafat pendidikan menjelaskan bahwa baik kaum buruh maupun kaum
pemilik modal, kedua-duanya sama-sama berhak mendapatkan pendidikan yang layak
guna membantu mereka manusia meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Marxisme
menghendaki perubahan dari kapitalisme berubah menjadi sosialisme dimana setiap
orang mendapatkan hak yang sama, tidak ada marjinalitas. Marxisme melakukan
penolakan strata sosial yang ada dalam masayarakat. Contoh sederhananya adalah
sekolah-sekolah swasta di Indonesia mengenakan biaya pendidikan sekolah yang mahal.
Teori ini bersifat individualistik dan memandang manusia itu pada dasarnya berssifat rasional.
Penerapan paling nyata dari pandangan ini dapat dilihat dalam pasar ekonomi , menurut ahli
ekonomi klasik seorang “ manusia ekonomi” mementingkan perhitungan dalam menentukan
pilihan-pilihan seperti yang diatas.Teori ini Melihat lebih jauh dibalik tingkatan individu dan
berusaha untuk menjelaskan masyarakat atau struktur sosial “ kontrak sosial” dapat merupakan
suatu bentuk asumsi yang terdapat didalamnya Artinya mereka secara sukarela masuk ke dalam
suatu persetujuan yang sadar Di mana mereka membatasi otonomi individunya sendiri
menciptakan suatu pengaturan dan bersepakat mematuhi peraturan yang dikembangkan untuk
mengontrol kompetisi yang tidak terkendalikan dan menjamin sekurang-kurangnya kerjasama.
Inti dari teori marx adalah proposisi akan kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan
kebutuhanya yang bergantung pada kegiatan produktif dimana secara aktif orang terlibat dalam
mengubah lingkungan alamnya.
Kelas sosial
Seperti dikatakan oleh Paul Doyle Johnson dalam bukunya Teori Sosiologi Klasik Dan
Modern yang diterjemahkan oleh Robert M. Z. Lawang (1986) bahwa Karl Marx
bukanlah orang pertama yang menemukan kelas sosial yang ada di dalam masyarakat.
Meskipun dia sendiri sering menggunakan konsep itu, namun Marx tidak memberikan
analisa yang sistematis dan komprehensif tentang itu. Walaupun konsep kelas begitu
meluasnya ke hampir menyeluruh ke tulisan-tulisan pokoknya, perlu dikatakan bahwa
marx melihat sebagai kategori yang paling mendasar dalam struktur sosial. sebenarnya
Marx tidak secara jelas mendefinisikan bagaimana konsep kelas tetapi dia lebih kepada
memaparkan situasi dan kondisi yang terjadi pada masa tersebut yang diamatinya. Kelas-
kelas sosial muncul menurut Doyle (1986: 146) sangat erat kaitannya dengan konsep
Marx mengenai materialisme historis. adalah kemampuan manusia untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhannya tergantung pada terlibatnya mereka dalam hubungan
sosial dan interaksi mereka terhadap orang lain untuk mengubah lingkungan materil
melalui kegiatan produktifnya. Menurut Marx, kelas-kelas akan muncul apabila
hubungan-hubungan produksi melibatkan suatu pembagian tenaga kerja yang beraneka-
ragam, yang memungkinkan akan terjadinya surplus produksi sehingga menyebabkan
pola hubungan yang memeras terhadap masa para memproduksi. Dengan demikian dapat
disimpulkan dari pemikiran Marx bahwa kelas-kelas sosial akan muncul karena faktor
ekonomi terutama kepemilikan dan ketiadapemilikan alat produksi dan hubungan-
hubungan sosial dalam suatu produksi. Kutipan dari The Communist Manifesto di
pendahuluan dengan jelas menegaskan model dua kelas dalam masyarakat, meskipun
Marx tidak selalu konsisten dalam hal ini. Dalam satu bagian dari Das Kapital jilid
ketiga, Marx mulai dengan suatu penjelasan yang sistematis mengenai konsep kelas itu, di
mana dia mengidentifikasikan tiga kelas utama di dalam msasyarakat kapitalis antara
lain : buruh upahan, kapitalis, dan pemilik tanah. Kelas-kelas ini dibedakan terutama
karena perbedaan-perbedaan dalam sumber-sumber pendapatan pokok, yakni upah,
keuntungan dan sewa tanah. Tetapi ide bahwa masyarakat-masyarakat kapitalis di masa
Marx hidup ada pada proses gerak menuju sistem dua kelas saja, juga dikemukakannya
dalam karyanya yaitu The Communist Manifesto: “Masyarakat sebagai satu keseluruhan
menjadi semakin terbagi dalam dua kelompok besar yang saling bermusuhan ke dalam
dua kelas yang saling berhadapan secara langsung: Borjuis dan Proletariat”.Untuk lebih
jelasnya mengenai dua istilah kelas tersebut akan dijelaskan di bawah ini antara lain:
1. Kelas Borjuis (Bourgeoisie) “The Bourgeoisie is the particular name for the capitalist
in the modern economy. They own the means of production and employ wage labor...”
(Ritzer & Goodman) 3 Istilah Borjuis (Bourgeoisie) lebih sering dan lebih praktisnya
diartikan sebagai kelas yang memiliki alat produksi. Dalam masyarakat kapitalis, kelas
yang paling dominan adalah kelas borjuis. Kelas borjuis dikutip dalam Doyle (1986: 148)
dapat dibagi lagi ke dalam borjuis yang dominan dan borjuis kecil.
a). Borjuis yang dominan terdiri dari kapitalis-kapitalis besar dengan perusahaan raksasa
yang mempekerjakan banyak buruh. Di antara kapitalis-kapitalis yang dominan, juga
dapat dibedakan antara kapitalis uang dan kapitalis industri (David McCellan, “karl
Marx”, 1975: 44); b). Borjuis kecil dapat terdiri dari pengusaha-pengusaha toko,
pengrajin-pengrajin kecil, dan semacamnya, yang kegiatan operasinya jauh lebih kecil.
2. Kelas Proletar (Proletariat) “Proletariat are workers who sell their labor and who do
not own their oen means of production. They do not own their own tools or their
factories, but Marx (1867/1967: 714-15) further believed that the proletariat would even
lose their own skills as they increasingly just serviced the machines which had the
workers‟ skillsn built into them. Because the proletariat produce only for exchange, they
are also consumers...” (Ritzer & Goodman). Proletariat yaitu suatu kelas yang memiliki
mata rantai yang radikal‟; proletariat merupakan suatu lingkungan masyarakat yang
mempunyai suatu sifat universal, karena penderitaan universalnya, yang tidak menuntut
satu hak khusus pun karena ketidakada kesalahan khusus namun malah kesalahan tanpa
syarat yang dibebeankan kepadanya. Proletariat melokalisasi diri di dalam dirinya sendiri
semua keburukan yang paling dahsyat dalam masyarakat. Proletariat hidup di dalam
kondisi kemiskinan alamiah yang diakibatkan oleh kekurangan sumber-sumber daya,
akan tetapi merupakan hasil dari buatan organisasi kontemporer dari produksi industri.
Sebab proletariat merupakan penerima dari ketidakrasionalan masyarakat yang
terkonsentrasi, akibatnya adalah emansipasi proletariat pada saat yang sama juga
merupakan emansipasi masyarakat dalam keseluruhannya. 5 Dari kutipan tersebut dapat
disimpulkan bahwa proletariat itu merupakan kelas yang masyarakatnya tidak memiliki
alat produksi yang tertindas sehingga Ia hanya bisa menjadi buruh bagi kaum pemilik
modal atau alat produksi. Dalam masyarakat kapitalis masih terdapat kategori proletar
selain buruh proletar yang tingkat upahnya di bawah buruh proletar yaitu kategori dropout
dan ne‟er-do-well‟s yang Marx istilahkan sebagai Lumpen proletariat (proletariat yang
tidak laku); kategori ini mencakup “pencuri, penjahat dari segala jenis, yang hidup dari
sebagian kecil masyarakat, pedagang yang tak menentu, gelandangan,
tunawisma.Sebenarnya Marx tidak hanya terpaku pada model dua kelas ataupun tiga
kelas saja, tetapi Marx berpandangan tentang bagaimana struktur sosial yang terus
menerus mengalami perubahan dan variasi dalam periode sejarah yang berbeda-beda
mengakibatkan munculnya model-model kelas baru terutama di kelas sekunder atau
menengah. Seperti analisis Marx dalam karyanya Class Struggle In France yang dikutip
oleh Lefebvre (121) di situ Marx mengelompokkan masyarakat ke dalam tujuh kelas yang
berbeda-beda yaitu: “Borjuis pemodal, Borjuis Industri, Pedagang, Borjuis Kecil, Petani,
Kaum Proletar, Proletar yang tidak laku.”
KESADARAN SOSIAL
Kesadaran Sosial Setelah terbentuknya kelas-kelas pada masyarakat kapitalis, maka akan
muncul kesadaran kelas mengenai kepentingan kelas-kelas mereka. Yang dimaksud
kesadaran kelas itu sendiri menurut Marx seperti dikutip dalam Doyle (1986) ialah satu
kesadaran subyektif akan kepentingan kelas obyektif yang mereka miliki bersama orang-
orang lain dalam posisi yang serupa dalam sistem produksi. Konsep kepentingan
mengacu pada sumber-sumber materil yang aktual yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan individu. Jadi Doyle memberikan contoh, kepentingan kelas
kapitalis terletak pada keuntungan yang semakin meningkat, sedangkan kepentingan kelas
proletar secara sempit meliputi kenaikan upah, sedangkan secara luas meliputi
penguasaan terhadap proses produksi yang lebih luas.
Pengaruh ideologi sangat berhubungan dengan kesadaran kelas, karena pengaruh ideologi
dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran penuh akan kepentingan-kepentingan
kelasnya sendiri. Selain mengakibatkan kurangnya kesadaran penuh terhadap
kepentingan-kepentingan kelasnya, penerimaan ideologi yang dikembangkan untuk
mendukung kelas yang dominan dan struktur yang telah ada menurut Doyle juga akan
menimbulkan kesadaran palsu. Munculnya kesadaran palsu akibat pengaruh ideologi
yang dikembangkan untuk mendukung kelas yang dominan dan struktur yang telah ada
menurut Marx seperti dikutip oleh Doyle dapat digantikan dengan kesadaran kelas yang
benar dengan cara kesengsaraan yang diderita bersamasama. Marx memusatkan
munculnya kesadaran kelas yang benar dengan analisisnya pada perkembangan yang
terjadi di dalam kelas proletar di daerah-daerah industri di kota. karena mereka bekerja
bersama-sama di suatu pabrik dalam kondisi yang kurang manusiawi dan hidup
berdampingan satu sama lain (antar buruh satu pabrik) sebagai tetangga di satu kota juga,
kaum proletar menjadi sadar akan penderitaan bersama dan kemelaratan ekonominya.
Singkatnya, terpusatnya mereka pada satu tempat memungkinkan terbentuknya jaringan
komunikasi dan menghasilkan kesadaran bersama.
C. Kesimpulan
Karl Max (1818-1883) adalah pencetus pertama Teori Kelas, tepatnya pada abad ke-
19, yang dilatar belakangi oleh perekonomian liberal yang menjadi tempat eksploitasi
manusia dan perbedaan kelas. Kelas sosial secara objektif diartikan sebagai golongan
sosial dengan kepentingan sendiri, sedangkan secara subjektif sebagai golongan khusus
dalam masyarakat yang mempunyai kepentingan-kepentingan spesifik serta mau
memperjuangkannya. Berdasarkan pada analisis alienasi, kelas sosial terbagi menjadi
dua. Pertama, kelas atas atau kaum borjuis, yakni kelas pemilik alat-alat produksi yang
bersikap konservatif, dan kelas yang bekerja untuk pemilik alat-alat produksi dan
bersikap progresif dan revolusioner. Kegiatan ekonomi eksploitasi yang terjadi di antara
kedua kelas tersebut dapat diselesaikan dengan mengadakan revolusi proletar untuk
menghapuskan kelas-kelas sosial berserta segala ketimpangan dan ketidakadilannya. Dan
di sini, kontribusi Karl Marx dalam dunia politik adalah dengan memperkenalkan aktor
baru, yaitu kelas sosial. Karl Marx juga berperan penting dalam memberi gagasan-
gagasannya mengenai ketimpangan, ketidakadilan, dan ketergantungan antara suatu
kelompok dengan kelompok yang lain dimana kemudian teori ini dijadikan dasar sebagai
teori-teori lainnya, seperti Teori Ketergantungan.
D. Daftar Pustaka
http://www.pojokwacana.com/garis-besar-pemikiran-karl-marx/#:~:text=Marx%20berpendapat
%20kesadaran%20manusia%20terkondisikan,dan%20penciptaan%20ulang%20kebutuhan
%20manusia.
https://www.ruangguru.com/blog/memahami-teori-konflik-karl-marx-dalam-permasalahan-
sosial#:~:text=Karl%20Marx%20memandang%20bahwa%20teori,saling%20berkesinambungan
%20satu%20sama%20lain.
https://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Materialisme-Historis_171845_p2k-unkris.html