Anda di halaman 1dari 2

Nama: M.

Adam Majid Aditama


NPM: 1911031066
Kelas: A

Judul Materi : Penipuan Komputer

Rangkuman dari Materi:


Penipuan (fraud) adalah mendapatkan keuntungan yang tidak jujur dari orang lain.
Adanya pernyataan, representasi, atau pengungkapan yang salah, lalu fakta material
dalam arti sesuatu yang menstimulasi seseorang untuk bertindak, niat untuk menipu,
kepercayaan yang dijustifikasi (dibenarkan), di mana seseorang untuk bertindak,
sampai pencederaan atau kerugian yang diderita oleh korban. Sebagian besar pelaku
penipuan adalah orang dalam yang memiliki pengetahuan dan akses, keahlian, dan
sumber daya yang diperlukan. Penipuan komputer sendiri adalah setiap penipuan
yang mensyaratkan teknologi komputer untuk melakukan penipuan. Contohnya
meliputi: pencurian, penggunaan, akses, modifikasi, penyalinan, atau penghancuran
yang tidak sah pada perangkat lunak, perangkat keras, atau data; pencurian aset yang
ditutupi dengan mengganti catatan computer; dan memperoleh informasi atau properti
tak berwujud secara illegal dengan menggunakan komputer.

Judul Kasus 1:
Penipuan Komputer PT Pagilaran (19K3)

Kronologi Kasus 1:

PT Pagilaran yang bergerak di bidang ekspor komoditi pangan yang melakukan


hubungan usaha dengan Good Crown Food/Global Tea, Ltd di Kenya, Afrika. Pada
bulan November 2020 ada pengiriman 21 ton Teh curah yang nilai transaksinya Rp.
1,4 M. Ternyata, surel transaksi kedua perusahaan itu telah disusupi oleh para
Hacker. Kasus penipuan dengan modus business e-mail compromise (BEC). Total
kerugian yang dialami korban mencapai Rp 1,4 miliar. Mereka merupakan jaringan
Internasional yang melakukan kejahatan dengan mengincar surel yang memiliki celah
untuk transaksi keuangan. Pengubahan surel itu membuat transaksi yang harusnya
hanya dikirim ke satu rekening menjadi dua rekening lain yang sudah disiapkan
pelaku.

Solusi dari Kasus 1:

Perusahaan PT Pagilaran harus dapat meningkatkan metode pendeteksian,


menggunakan perangkat lunak untuk memonitor aktivitas system, dan memulihkan
perangkat lunak dari penipuan yang telah terjadi

Pendapat saya mengenai kasus yang dibahas:


Dari apa yang dapat saya pahami, kurangnya monitoring yang dilakukan oleh PT
Pagilaran dan juga masih kurangnya tingkat keamanan system yang dimiliki
perusahaan menjadi penyebab utama terjadinya hal tersebut. Kejadian ini harus dapat
membuat perusahaan dapat meningkatkan system yang dimiliki untuk mencegah
kejadian ini terulang kembali.
Judul Kasus 2:
Kasus Bocornya Data Pengguna dan Mitra Uber (20A4)

Kronologi Kasus 2:
Pada tahun 2016, Uber Technologies Inc mengalami sebuah kasus dimana system
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut terbobol oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab.
Hal itu mengakibatkan bocornya 57 juta data pengguna dan driver Uber pada tahun
2016. Ditemukan adanya dua oknum dari luar perusahaan yang secara ilegal
mengakses data pengguna Uber yang tersimpan di layanan berbasis cloud dari
perusahaan pihak ketiga yang mereka gunakan. Akibat kejadian tersebut, setidaknya
Uber mengalami kerugian sebesar $100.000 yang digunakan sebagai uang tebusan.
Data 57 juta pengguna dan 600 pengemudi yang menjadi mitra Uber diretas, tetapi
data yang lebih personal lagi seperti informasi kartu kredit, catatan perjalanan,
identitas pribadi seperti Social Security Number dan akun Bank serta tanggal lahir
diklaim tetap aman.

Solusi dari Kasus 2:


Sebagai upaya dalam penuntasan kasus tersebut, terdapat beberapa solusi yang sudah
dijalankan oleh pihak Uber. CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan bahwa akan
tetap melakukan pemantauan terhadap akun yang terkena dampak dan memberikan
proteksi ekstra terhadap akun-akun tersebut. Jaksa Agung New York, Eric
Schneiderman, langsung memulai upaya penyelidikan setelah mendengar kabar
peretasan ini.

Pendapat saya mengenai kasus yang dibahas:


Menurut saya, kebocoran data yang dialami oleh Uber Techonologies Inc disebabkan
masih adanya celah dalam system yang dimiliki oleh perusahaan sehingga hal tersebut
dapat ditemukan dan dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu
hal ini harus menjadi pelajaran bagi perusahaan untuk dapat diatasi agar tidak ada lagi
korban atau mitra perusahaan yang dirugikan kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai