DRAFT SKRIPSI
NIM : 180103008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; Bandung: Penerbit
Diponegoro, 2013), h. 543.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Cet. V;
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h 101.
3
4
Nurkhalisa Latuconsina, Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran, (Cet, I; Makassar:
Alauddin University Press, 2013), h 7.
5
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), h 38.
4
6
Mel Siberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Bandung:
Nusamedia, 2006), h 173.
7
Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, (Cet. I; Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003), h. 56.
6
BAB II
Tinjauan Teoretis
dimana mereka saling tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan
pekerjaan adalah cara yang mengagumkan. Mereka condong lebih tertarik dalam
belajar karena mereka melakukannya dengan teman-teman sekelas mereka.
Secara keseluruhan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe the power
of two bertujuan agar membiasakan siswa belajar aktif baik individu maupun
berkelompok dan membantu siswa agar dapat bekerja sama dengan orang lain.
Dengan demikian pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran the power of
two yang berbasis perbedaan individual ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran akidah akhlak sehingga
prestasi belajar yang diperolehnya juga diharapkan dapat meningkat.
b. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Aktif The Power of Two
Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe the power of two adalah
sebagai berikut :
1) Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan pemikiran.
Beberapa contoh di antaranya :
a) Mengapa terjadi perbedaan paham dan aliran di kalangan umat Islam?
b) Mengapa peristiwa dan kejadian buruk menimpa orang-orang baik?
c) Apa arti khusyu yang sebenarnya?
2) Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
individual.
3) Setelah semua peserta didik menjawab dengan lengkap semua pertanyaan,
mintalah mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban satu sama
lain dan membahasnya.
4) Mintalah pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap
pertanyaan, sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka.
5) Ketika semua pasangan telah menulis jawaban-jawaban baru bandingkan
jawaban setiap pasangan di dalam kelas.14
Dalam referensi lainnya dijelaskan langkah-langkah teknik The Power of
Two se bagai berikut :
14
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu, Strategi Pembelajaran Aktif, h 52.
11
15
Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), h 153.
12
16
Syaiful Bahri Djamarah, Aswani, Strategi Belajar Mengajar, h 17-18.
13
19
Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, h 56.
20
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Cet. III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h
118.
21
Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, h. 56.
15
22
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, h 129-130.
23
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, h 119.
16
24
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). h 46.
25
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003), h 37-38.
26
Alminiati dkk, Paradigma Baru Pembelajaran Keagamaan, (Cet. I; Jakarta: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008). h. 64.
17
27
St. Syamsudduha, Penilaian Kelas (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012),
h. 21.
18
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
a) Keluarga
Berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. keluarga yang kurang dalam
ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua terhadap anaknya, serta
kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
b) Sekolah
c) Lingkungan Masyarakat
Jumalia Ali, “Strategi Pembelajaran Aktif The Power Of Two dan Kemampuan
30
penggunaan Metode the power of two pada materi system pencernaan makanan
dapat meningkatkan kemampuan belajar kolaborasi dan minat belajar siswa di
MAN Mangempang. Peningkatan kemampuan belajar kolaborasi siswa dapat
dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang aktif pada siklus II, dan semakin
baik nilai dari masing-masing aspek yang meliputi: berpendapat secara rasional,
menerima pendapat dengan alasan yang benar, peduli terhadap kelompok,
mengerjakan tugas dan membantu teman. Peningkatan minat belajar siswa
ditunjukkan dengan adanya pengurangan dari jumlah siswa dengan minat kurang
menjadi cukup dan pengurangan dari jumlah siswa dengan minat cukup menjadi
minat tinggi.31
Beberapa penelitian di atas merupakan hasil penelitian yang relevan
dengan judul peneliti. Namun hasil penelitian di atas belum ditemukan penelitian
yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power Of Two
yang Berbasis Perbedaan Individual “. Oleh karena itu, penulis berkeinginan
untuk melaksanakan penelitian dengan judul tersebut.
C. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara,
terhadap permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui pengolahan terhadap
data.32 Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah sebagai berikut: “Dengan Diterapkan Strategi Pembelajaran The Power Of
Two yang Berbasis Perbedaan Individual Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs Madani Alauddin Pao-Pao.”
31
Muhammad Anwari, “Penerapan Metode The Power Of Two (Kekuatan Berdua) untuk
Meningkatkan Kemampuan Belajar Kolaborasi dan Minat Siswa pada Materi Sistem Pencernaan
Makanan di Kelas XI IPA MAN Mangempang Barru”, Skripsi, Makassar: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2010.
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Cet. XIV; Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
110.
21
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian.33
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian Quasi Eksperimen yang
mengambil dua kelas secara langsung dari populasi, salah satu kelas dijadikan
kelas eksperimen dan kelas yang satu dijadikan kelas kontrol. Quasi eksperimen
design merupakan suatu jenis eksperimen yang mempunyai kelompok kontrol
namun tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel lain yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.34
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
equivalent control group design. Dalam pelaksanaan penelitian ekperimen,
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diatur secara intensif sehingga kedua
variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Ada
perbedaan mendasar dari kedua kelompok ini yaitu kelompok eksperimen
mendapatkan perlakuan tertentu sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan
seperti keadaan biasanya. Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan
sebagai berikut:
Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen
O1 X O2
Kelompok Kontrol
O3 −¿
O4
Keterangan:
O1 = Pretest kelompok eksperimen
33
Sugiyono, Model Penelitian Pendidikan (Cet Ke-XVI: Bandung: Alfabeta,2013).h. 96
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D),
(Cet. XXI; Bandung : Alfabeta,2015),H.114.
22
Populasi yang dimaksudkan penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
MTs Madani Alauddin Pao-Pao tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri atas 2 kelas
yaitu VIIIA dan VIIIB dengan jumlah semuanya 48 orang.
35
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif (Jakarta: Rajawali),
h.105
36
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h.118
23
37
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 85.
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian atau Pendekatan Praktik (Cet XV; Jakarta:
Rineka Cipta, 2013), h. 193
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatis dan R & D, (Cet. XIX; Bansung:
Alfabeta, 2013), h 145.
24
kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden
kecil.40
a. Tahap persiapan
Tahap ini peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang dibutuhkan di
lapangan yaitu:
1) Menyusun program pengajaran sesuai dengan kurikulum.
2) Menyusun instrument yang disesuaikan dengan materi.
3) Membuat lembar observasi.
4) Membuat soal hasil belajar.
b. Tahap pelaksanaan
40
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Cet. IX; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 76.
41
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, h. 77.
25
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r xy = … 42
2 2
√(n ∑ X −(∑ X ) )(n ∑ Y −(∑ Y ) )
2 2
Keterangan:
Y = skor total
Kriteria Pengujian:
Jika niai r xy≥ rtabel maka soal ke- I dinyatakan valid. Begitupun sebaliknya
jikan r xy ≤ rtabel maka soal ke- I dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian realibilitas instrument penelitian dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha Coranbach dengan rumus sebagai berikut :
2
K S−∑ si
r11 = (
K−1
( 1− ) St 2
)
Dimana:
r11 = realibilitas tes secara keseluruhan
k = banyak butir soal
∑ si2 = jumlah variansi skor tiap-tiap item
St 2 = Variansi total.
ST2 = Standar deviasi tes.43
a. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlak yang diperoleh pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen. Guna mendapatkan gambaran yang jelas
tentang hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa, maka dilakukan
pengelompokan. Pengelompokan tersebut dilakukan ke dalam 5 kategori: sangat
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Cet XIII; Bandung: Alfabeta, 2011), h.186
27
1. Rata-rata (Mean)
k
∑ f i xi
i=1
x= k
∑fi
Mean i=1 …….44
Keterangan :
xi : Nilai statistik
k : Banyaknya kelompok
∑ fi(xi−x́)2 … .
SD¿
√ n−1
f
P= x 100 %
N … 45
Di mana:
P : Angka persentase
44
Muh. Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika (Cet. III; Makassar: Andira Publisher,2000), h.
133.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Cet VII; Bandung: Sinar Baru
45
Keterampilan:
46
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 130.
29
Ei : frekuensi harapan
N : banyaknya kelas
Kriteria pengujian normal bila X2hitung lebih kecil dari X2tabel dimana X2tabel
diperoleh dari daftar X2 dengan dk = (k-3) pada taraf signifikansi α = 0,05. Atau
kriteria pengujian normalitas dengan hasil olahan SPSS versi 20 yaitu jika sign >
α maka distribusi normal atau jika sign < α maka data tidak berdistribusi normal.
varians terbesar
F= …
varians terkecil
kriteria pengujian:
Kriteria pengujian adalah jika f hitung < ftabel pada taraf nyata dengan ftabel
didapat dari distribusi f dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan
dk pembilang dan dk penyebut pada taraf α = 0,05 atau kriteria pengujian
homogenitas dengan hasil olahan SPSS versi 20 yaitu jika sign > α maka data
homogen dan sign < α maka data tidak homogen.
H 0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ2 : rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar tanpa menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe The Power Of Two yang berbasis perbedaan
individual.
x´1− x́ 2
t=
2 2
( n 1−1 ) s 1+ ( n2−1 ) s2 1 .....47
√ n1 +n2−2
( + )
1
n 1 n2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
47
2012), h. 269
31
Keterangan:
x 1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
x 2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian. Cet. XIV; Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Arif Tiro ,Muh, Dasar-dasar Statistika. Cet. III; Makassar: Andira Publisher,
2000.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Cet VII; Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2004.