Anda di halaman 1dari 10

Journal Of Accounting, Volume 2 No.

2 Maret 2016

PENGARUH KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEWAN


KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN (SIZE), LEVERAGE (DER) DAN
PROFITABILITAS (ROA) TERHADAP TINDAKAN PENGHINDARAN PAJAK (TAX
AVOIDANCE) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING BEI
PERIODE TAHUN 2011 – 2013

Deddy Dyas Cahyono )


Rita Andini )
Kharis Raharjo )

Abstract
This study aims to provide empirical evidence about the factors that affect tax avoidance.
This study aimed to analyze the amount of the audit committee, institutional ownership, board of
independent commissioners (PDKI), firm size (Size), leverage (DER), profitability (ROA) can
affect the tax avoidance in the banking companies go public listing on the Stock Exchange.
The data used is secondary data with a sample of 23 companies listed on the Stock
Exchange the period 2011 - 2013. In order to meet the goal of the research hypotheses were
tested with multiple regression analysis.
From the sixth test of independent variables, variables with significant influence on tax
avoidance is and institutional ownership. And five variables do not affect tax avoidance is the
auditing committee, the board of Independent (PDKI), firm size, leverage, and profitability
Keyword : the audit committee, institutional ownership, board of independent
commissioners, firm size, leverage, profitability , tax avoidance


Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand

Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand

Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

PENDAHULUAN 1. Perusahaan berusaha untuk menghindari


Latar Belakang Masalah pajak baik secara legal maupun ilegal.
Pajak merupakan kontribusi wajib 2. Mengurangi beban pajak seminimal
kepada negara yang terutang oleh orang mungkin baik secara legal maupun
pribadi atau badan sebagai wajib pajak ilegal.
dengan tidak mendapatkan timbal balik 3. Apabila kedua langkah sebelumnya
secara langsung, bersifat memaksa, dan tidak dapat dilakukan maka wajib pajak
pemungutannya dilakukan berdasarkan akan membayar pajak tersebut.
undang - undang. Pemerintah menggunakan
pajak untuk melaksanakan pembangunan Inilah strategi dalam melakukan
nasional dalam rangka mencapai perencanaan pajak. Tidak sedikit perusahaan
kesejahteraan umum di berbagai sektor yang melakukan perencanaan pajak (tax
kehidupan ( Darmawan dan Sukartha, 2014 planning) dengan tujuan untuk
). meminimalisasi pajak yang harus dibayar
Wajib pajak di Indonesia dapat dibagi oleh perusahaan. Kegiatan ini memunculkan
menjadi dua, yaitu wajib pajak orang resiko bagi perusahaan antara lain denda dan
pribadi dan wajib pajak badan. Bagi wajib buruknya reputasi perusahaan dimata publik.
pajak, pajak merupakan perwujudan Apabila penghindaran pajak melebihi batas
pengabdian dan peran untuk berkontribusi atau melanggar hukum dan ketentuan yang
dalam peningkatan pembangunan nasional. berlaku maka aktivitas tersebut dapat
Fenomena mengenai pemungutan pajak tergolong ke dalam penggelapan pajak (tax
menjadi fenomena penting yang menjadi evasion).
fokus pemerintah dan harus dikelola dengan Penggelapan pajak adalah usaha untuk
baik. Pelaksanaan pemungutan pajak oleh mengurangi hutang pajak yang bersifat
pemerintah, tidaklah selalu mendapat ilegal. Oleh karenanya persoalan
sambutan baik dari perusahaan. Perusahaan penghindaran pajak merupakan persoalan
berusaha untuk membayar pajak serendah yang rumit dan unik. Di satu sisi
mungkin karena pajak akan mengurangi penghindaran pajak diperbolehkan, tapi di
pendapatan atau laba bersih, sedangkan bagi sisi yang lain penghindaran pajak tidak
pemerintah menginginkan pajak diinginkan (Budiman & Setiyono, 2012).
setinggi mungkin guna untuk membiayai Hanlon dan Heitzman (2010) dalam Nora
penyelenggaraan pemerintahan (Darmawan dan Dwi (2014) mendefinisikan
dan Sukartha, 2014). penghindaran pajak yaitu pengurangan pajak
Fluktuasi kegiatan perekonomian yang eksplisit yang merepresentasikan
dialami perusahaan kerap tidak serangkaian strategi perencanaan pajak
mendapatkan toleransi dari pihak fiskus, mulai dari manajemen pajak (tax
dikarenakan fiskus menginginkan perolehan mangement), perencanaan pajak (tax
pajak yang progresif dan stabil. Pengaruh planning), pajak agresif (taxaggresive), tax
fluktuasi kegiatan perekonomian tersebut, evasion dan tax sheltering. Menurut Gusti
tentu akan berakibat terhadap pelaporan Maya Sari (2014) tax avoidance adalah
keuangan perusahaan dan pelaporan suatu skema transaksiyang ditunjukan
pajaknya (Tomi dan Maria, 2011). dengan meminimalkan beban pajak dengan
Penghindaran pajak adalah salah satu cara memanfaatkan kelemahan – kelemahan
untuk menghindari pajak secara legal yang (loophole) ketentuan – ketentuan perpajakan
tidak melanggar peraturan perpajakan (Igusti suatu negara.
Ayu dan Ketut Alit, 2014). Tax avoidance yang dilakukan ini
Menurut Marihot Pahala Siahaan dikatakan tidak bertentangan dengan
(2010) dalam Prakoso (2014). Ada tiga peraturan undang – undang perpajakan
tahapan atau langkah akan dilakukan karena dianggap praktik yang berhubungan
perusahaan dalam meminimalkan pajak dengan tax avoidance ini lebih
yang dikenakan langkah yaitu : memanfaatkan celah – celah dalam undang –
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

undang perpajakan tersebut yang akan (Dyreng at al, 2008 dalam Prakoso, 2014.
mempengaruhi penerimaan negara dari Mantan Menteri Keuangan Agus
sektor pajak (Matgoting, 1999 dalam Ni Martowardojo sebelum melepas jabatannya
Nyoman dan I ketut, 2014). Penghindaran mengatakan, ada ribuan perusahaan
pajak yang dilakukan perusahan tertentu saja multinasional yang tidak menjalankan
melalui kebijakan yang diambil oleh kewajibannya kepada negara. Agus Marto
pemimpin perusahaan itu sendiri. Dimana menyebut hampir 4.000 perusahaan tidak
pimpinan karakter yang berbeda – beda. membayar pajaknya selama 7 tahun (Wirna
Seorang pemimpin perusahaan bisa saja Yola Gust, 2013).
memiliki karakter risk taker atau risk avers Komite audit yang digunakan dalam
yang tecermin dari besar kecilnya resiko penelitian Prakoso (2014) ditemukan
perusahaan (Budiman, 2012 dalam Ni banhwa komite audit tidak mempengaruhi
Nyoman dan I ketut, 2014). penghindaran pajak. Tetapi hasil ini tidak
Pertumbuhan industri yang cukup sesuai dengan hasil penelitian yang
signifikan menyebabkan pemerintah dilakukan oleh Tomi dan Marian (2013),
Indonesia pada tahun 2008 melakukan Nuralifmida dan lulus (2012) yang
reformasi perpajakan yang menghasilkan menyatakan bahwa komite audit
revisi UU No. 36 Tahun 2008. Hasil dari mempengaruhi penghindaran pajak.
revisi tersebut merupakan pemberian Variabel kepemilikan institusional yang
insentif kepada WP Badan yaitu penurunan digunakan dalam penelitian Febri,dkk
tarif pajak. Pajak dalam perusahaan (2013) dihasilkan kepemilikan institusional
mendapatkan perhatian yang cukup mempengaruhi penghindaran pajak. Hasil
signifikan karena berhubungan langsung ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dengan jumlah laba yang dihasilkan (Hanum dilakukan oleh Gusti Maya Sari (2014), Ni
dan zulaikha (2013). Untuk mengukur Nyoman dan I Ketut (2014) yang
seberapa baik sebuah perusahaan mengelola menyatakan bahwa kepemilikan
pajaknya adalah dengan melihat tarif institusional tidak mempengaruhi
efektifnya (Karayan dan Swenson, 2007 penghindaran pajak.
dalam Hanum dan Zulaikha, 2013).
Fenomena penghindaran pajak di METODE PENELITIAN
Indonesia, pada tahun 2005 terdapat 750 Komite urusan fiskal dari
perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) Organization for Economic Cooperation
yang ditengarai melakukan penghindaran and Development (OECD) menyebutkan
pajak dengan melaporkan rugi dalam waktu tiga karakter penghindaran pajak :
5 tahun berturut - turut dan tidak membayar 1. Adanya unsur artifisial di mana berbagai
pajak (Bappenas, 2005 dalam Prakoso pengaturan seolah-olah terdapat
(2014). Berdasarkan data pajak yang di di dalamnya padahal tidak, dan ini
sampaikan oleh Dirjen Pajak pada tahun dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.
2012 ada 4.000 perusahaan PMA yang 2. Memanfaatkan loopholes dari undang -
melaporkan nihil nilai pajaknya, perusahaan undang atau menerapkan ketentuan -
tersebut diketahui ada yang mengalami ketentuan legal untuk berbagai tujuan,
kerugian selama 7 tahun berturut - turut. padahal bukan itu yang sebetulnya
Perusahaan tersebut umumnya bergerak dimaksudkan oleh pembuat undang-
pada sektor manufaktur dan pengolahan undang.
bahan baku (Dirjen Pajak, 2013 dalam 3. Para konsultan menunjukan alat atau
Prakoso, 2014). di Amerika paling tidak cara untuk melakukan penghindaran
terdapat seperempat dari jumlah perusahaan pajak dengan syarat Wajib Pajak
telah melakukan penghindaran pajak yakni penghindaran pajak dapat dilakukan
dengan melakukan pembayaran pajak dengan berbagai cara sebagai berikut:
kurang dari 20% padahal rata- rata pajak a) Memindahkan subjek pajak dan/atau
yang dibayarkan perusahaan mendekati 30% objek pajak ke negara-negara yang
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

memberikan perlakuan pajak khusus saham yang bukan merupakan pemegang


atau keringanan pajak (tax haven saham pengendali dalam Rapat Umum
country) atas suatu jenis penghasilan Pemegang Saham.
(substantive tax planning) Ukuran Perusahaan sebagai skala atau
b) Usaha penghindaran pajak dengan nilai yang dapat mengklasifikasikan suatu
mempertahankan substansi perusahaan kedalam kategori besar atau
ekonomi dari transaksi melalui kecil menurut berbagai cara seperti total
pemilihan formal yang memberikan aktiva atau total aset perusahaan, nilai pasar
beban pajak yang paling rendah saham, rata – rata tingkat penjualan dan
(formal tax planning) jumlah penjualan.Ukuran perusahaan
umunya dibagi menjadi 3 kategori yaitu
Komite audit telah menjadi large firm, medium firm and small firm.
komponen umum dalam struktur corporate Tahap kedewasaan perusahaan ditentuakan
governance perusahaan publik. Pada berdasarkan total aktiva, semakin besar tital
umumnya, komite ini berfungsi sebagai aktiva menunjukan bahwa perusahaan
pengawas proses pembuatan laporan memiliki prospek baik dalam jangka waktu
keuangan dan pengawasan internal, karena yanng relatif panjang.
BEI mengharuskan semua emitmen untuk Leverage menggambarkan proporsi
untuk membentuk dan memiliki komite total utang perusahaan terhadap total aset
audit yang diketuai oleh komisaris yang dimiliki perusahaan dengan tujuan
independen sesuai dengan surat edaran yang untuk mengetahui keputusan pendanaan
ada sekurang – kurangnya komite audit yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
dalam perusahaan terdiri atas tiga orang. Leverage dihitung dengan total hutang
Kepemilikan Institusional merupakan dibagi dengan total equity
lembaga yang memiliki kepentingan besar ROA mengukur kemampuan
terhadap investasi yang dilakukan termasuk perusahaan menghasilkan laba dengan
investasi saham. Sehingga biasanya institusi menggunakan total asset (kekayaan) yang
menyerahkan tanggung jawab kepada devisi dipunyai perusahaan setelah disesuaikan
tertentu untuk mengelola investasi dengan biaya-biaya untuk mendanai aset
perushaaan. Keberadaan institusi yang tersebut. ROA mengukur efektivitas
memantau secara profesional perkembangan keseluruhan dalam menghasilkan laba
investasinya menyebabkan tingkat melalui aktiva yang tersedia, daya untuk
pengendalian terhadap tindakan manajemen menghasilkan laba dari modal yang
sangat tinggi sehingga potensi dapat ditekan diinvestasikan. Menghitung ROA dengan
Komisaris independen didefinisikan menggunakan rumus laba bersih setelah
sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam pajak dibagi dengan total aktiva
segala hal dengan pemegang saham
pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi Variabel Penelitian dan Definisi
dengan direksi atau dewan komisaris serta Opersional Variabel
tidak menjabat sebagai direktur pada suatu Variabel merupakan sesuatu yang
perusahaan yang terkait dengan perusahaan dijadikan titik perhatian dalam suatu
pemilik menurut peraturan yang dikelurkan penelitian atau obyek penelitian. Dalam
oleh BEI, jumlah komisaris independen penelitian ini terdapat satu variabel
proporsional dengan jumlah saham yang dependen dan lima varibel independen.
dimiliki oleh pemegang saham yang tidak
berperan sebagai pengendali dengan Variabel Dependen ( Y ) : Penghindaran
ketentuan jumlah komisaris independen Pajak (Tax Avoidance)
sekurang - kurangnya tiga puluh persen Dalam penelitian ini penghindaran
(30%) dari seluruh anggota komisaris, pajak (tax avoidance) merupakan variabel
disamping undang dan peraturan tentang dependen. Variabel dependen merupakan
pasar modal serta diusulkan oleh pemegang variabel yang dipengaruhi atau yang
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

menjadi akibat, karena adanya variabel Proporsi Komisaris Jumlah Komisaris Independen
bebas (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian Independen =
Jumlah seluruh Dewan Komisaris
ini variabel dependen adalah penghindaran
pajak (Tax avoidance)
Varibel Independen ( X4 ) : Ukuran
Perusahaan
Variabel Independen Ukuran perusahaan umunya dibagi
Variabel independen merupakan tipe
menjadi 3 kategori yaitu large firm, medium
variabel yang menjelaskan atau
firm and small firm. Tahap kedewasaan
mempengaruhi varibel yang lain
perusahaan ditentukan berdasarkan total
(Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel
aktiva, semakin besar total aktiva
independen yang akan diuji dalam penelitian
menunjukan bahwa perusahaan memiliki
ini adalah variabel komite audit,
prospek baik dalam jangka waktu yanng
kepemilikan institusional, proporsi dewan
relatif panjang (Gusti Maya Sari, 2014).
komisaris, ukuran perusahaan (Size),
Ukuran Perusahaan (Size) = Logaritma
leverage (DER), profitabilitas (ROA).
Nutural Total Aset
Varibel Independen ( X1 ) : Komite Audit
Varibel Independen ( X5 ) : Leverage
Komite audit merupakan alat yang
(DER)
efektif untuk melakukan mekanisme
Leverage adalah salah satu rasio
pengawasan, sehingga dapat mengurangi
keuangan yang menggambarkan hubungan
biaya agensi dan meningkatkan kualitas
antara hutang perushaaan terhadap modal
pengungkapan perusahaan (Said et al. 2009
maupun aset perusahaan. Rasio leverage
dalam Hanum dan Zulaikha, 2013).
menggambarkan sumber dana operasi yang
digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage
Varibel Independen ( X2 ) : Kepemilikan
juga menunjukan risiko yang dihadapi
Institusional
perusahaan (Wirna Yola Gusti, 2013).
Biasanya institusi menyerahkan
Total Hutang
tanggung jawab kepada devisi tertentu untuk
DER =
mengelola investasi perushaaan. Keberadaan
Modal Sendiri
institusi yang memantau secara profesional
.
perkembangan investasinya menyebabkan
Varibel Independen ( X6 ) : Profitabilitas
tingkat pengendalian terhadap tindakan
(ROA)
manajemen sangat tinggi sehingga potensi
ROA mengukur efektivitas
dapat ditekan.
keseluruhan dalam menghasilkan laba
melalui aktiva yang tersedia, daya untuk
Varibel Independen ( X3 ) : Proporsi menghasilkan laba dari modal yang di
Dewan komisaris Independen
investasikan. Menghitung ROA dengan
Komisaris independen didefinisikan
menggunakan rumus laba bersih setelah
sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam
pajak dibagi dengan total aktiva (Halim,
segala hal dengan pemegang saham
2009 dalam Annisa Fadilla, 2015).
pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi
Laba Bersih
dengan direksi atau dewan komisaris serta
ROA =
tidak menjabat sebagai direktur pada suatu
Toatal Aset
perusahaan yang terkait dengan perusahaan
pemilik menurut peraturan yang dikelurkan
Populasi
oleh BEI Menurut Ni Nyoman dan I Ketut,
Populasi adalah wilayah generalisasi
(2014) Proporsi Dewan Komisaris
yang terdiri atas obyek atau subyek yang
Independen diukur dengan rasio sebagai
mempunyai kualitas dan karakteristik
berikut :
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). penentuan sampel yang digunakan dalam


Berdasarkan pengertian diatas, populasi penelitian ini adalah sebagai berikut
dalam penelitian ini adalah semua 1. Perusahaan merupakan perusahaan
perusahaan perbankan go publik yang perbankan go publik dan terdaftar dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada konsisten listing di BEI. periode tahun
tahun 2011 – 2013. Jumlah populasi dalam 2011 - 2013
penelitian ini sebanyak 30 perusahaan 2. Memiliki laporan keuangan lengkap
perbankan. selama periode penelitian.

Sampel Uji Normalitas


Sugiyono (2010) menyatakan bahwa Pengujian ini bertujuan untuk menguji
sampel adalah bagian dari jumlah dan apakah dalam model regresi, variabel
karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan. pengganggu atau residual memiliki
Untuk menentukan sampel yang akan distribusi normal. Model regresi yang baik
diteliti, oleh karena itu perlu dilakukan adalah data yang didistribusi normal atau
teknik pengambilan sampel. Sampel yang mendekati normal (Ghozali, 2010). Analisis
diambil dalam penelitian ini adalah statistik yang digunakan dalam penelitian ini
perusahaan perbankan yang go public yang untuk menguji normalitas residual yaitu one
terdaftar di tahun 2011 - 2013. Metode sample kolmogorov-smirnov test. Dalam uji
dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini akan digunakan uji one sample
ini menggunakan metode purposive kolmogorov-smirnov test dengan
sampling. Purposive sampling merupakan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
metode pengambilan sampel dengan dinyatakan berdistribusi normal jika
menggunakan kriteria - kriteria yang signifikansi lebih besar dari 5% (persen)
ditentukan. Adapun kriteria – kriteria atau 0,05.

Tabel 1.
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov N= 69
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 69
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .05913932
Most Extreme Absolute .247
Differences Positive .116
Negative -.247
Kolmogorov-Smirnov Z 2.054
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data diolah dengan SPSS, 2016.

Pengujian Multikolinearitas Tolerance dan nilai VIF ( Variance Inflation


Suatu variabel menunjukkan gejala Factor ) dalam tabel Collinearity Statistic.
multikolinearitas bisa dilihat dari nilai
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

Pengujian Heteroskedastisitas (Uji mengalami gejala heteroskedastisitas jika


Glejser) variabel bebas secara statistis signifikan
Uji heteroskedastisitas bertujuan berpengaruh pada absolut residual. Pada saat
untuk menguji apakah dalam model regresi dilakukan pengujian terhadap persamaan
terjadi ketidaksamaan variansi dari residual regresi ditemukan bahwa model terkena
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. gejala heteroskedastisitas. Maka nilai
Pengujian Heteroskedastisitas pada signifikasinya untuk terbebas dari gejala
penelitian ini dilakukan dengan heteroskesdisitas yaitu lebih besar dari 0,05.
menggunakan uji Glejser. Model dikatakan

Tabel 2.
Uji Glejser
Coefficientsa
Stand
Unstandardized ardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Si To V
Model B Error Beta T g. lerance IF
1 (Cons .7 .4
.042 .058
tant) 14 79
Komi .0 .9 .57 1.
.000 .002 .012
te_audit 70 44 2 748
Kep_ - - .8 .74 1.
.000 -.023
INST 2.171E-5 .148 83 2 347
PDKI 1. .1 .73 1.
.042 .028 .235
495 42 4 362
Size - .5 .46 2.
-.001 .002 -.134
.676 02 3 159
DER .2 .8 .52 1.
.000 .002 .039
07 37 2 915
ROA - .3 .39 2.
-.481 .511 -.202
.942 51 3 543
a. Dependent Variable:
Abs_Res
Sumber : data yang diolah, 2016

Uji Autokorelasi Pengujian ini digunakan untuk melihat


Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah secara keseluruhan variabel
apakah dalam model linier ada korelasi independen mempunyai pengaruh yang
antara kesalahan pada periode t dengan bermakna terhadap variabel dependen.
kesalahan penggangu pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk mendeteksi Uji Determinasi ( Uji R2)
autokorelasi dapat menggunakan Durbin Untuk menghitung besarnya pengaruh
Watson (DW Test). variabel independen terhadap variabel
dependen. Semakin tinggi nilai R² maka
Hasil Uji Kelayakan Model semakin besar proporsi dari total variabel
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

dependen yang dapat dijelaskan oleh Perushaaan (Size), Leverage (DER),


variabel independen. Profitabilitas (ROA) terhadap Tax
Analisis regresi linier berganda Avoidance (CETR) pada perusahaan
digunakan dalam penelitian ini dengan Perbankan periode tahun 2011- 2013. Hasil
tujuan untuk membuktikan hipotesis pengolahan data menggunakan program
mengenai pengaruh Jumlah Komite Audit, SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan
Kepemilikan Institusional, Proporsi Dewan selanjutnya diringkas sebagai berikut :
Komisaris Independen (PDKI), Ukuran

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Stand
ardized
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Std. S To V
Model B Error Beta T ig. lerance IF
1 (Cons .23 2. .0
.082
tant) 2 821 07
Komi .00 1. .2 .5 1.
.004 .178
te_audit 5 298 00 72 748
Kep_ .00 5. .0 .7 1.
.000 .620
INST 1 167 00 42 347
PDKI - - .6 .7 1.
.040 -.055
.018 .455 51 34 362
Size - - .4 .4 2.
.003 -.112
.002 .735 66 63 159
DER .00 - .9 .5 1.
.002 -.014
0 .096 24 22 915
ROA - - .4 .3 2.
.723 -.120
.528 .730 69 93 543
a. Dependent Variable:
CETR
Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS, 2016.

SIMPULAN Kepemilikan Institusional, Proporsi Dewan


Penelitian ini bertujuan menunjukan Komisaris Independen (PDKI), Ukuran
bukti mengenai pengaruh variabel Jumlah Perushaaan (Size), Leverage (DER),
Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas (ROA) terhadap Tax
Proporsi Dewan Komisaris Independen Avoidance (CETR) secara bersama – sama
(PDKI), Ukuran Perushaaan (Size),
Leverage (DER), Profitabilitas (ROA) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
terhadap Tax Avoidance (CETR) pada maka dapat diambil kesimpulan sebagai
perusahaan Perbankan periode tahun 2011- berikut :
2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1. Jumlah Komite Audit berpengaruh
pengaruh Jumlah Komite Audit, terhadap Tax Avoidance (CETR)
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

Dengan demikian tidak sesuai dengan 2. Perusahaan hendaknya berhati – hati


hipotesis awal (H1) yang menyatakan dalam pengambilan keputusan untuk
Jumlah Komite Audit berpengaruh besarnya penambahan modal (hutang)
signifikan terhadap Tax Avoidance dari luar perusahaan karena resiko yang
(CETR). H1 ditolak akan ditimbulkan dari tingginya hutang
2. Kepemilikan Institusional berpengaruh yang memicu kebangkrutan.
terhadap Tax Avoidance (CETR).
Dengan demikian tidak sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
hipotesis awal (H2) yang menyatakan Budiman dan Setiyono, 2012. “Pengaruh
bahwa terdapat pengaruh Kepemilikan Karateristik Eksekutif Terahadap
Institusional yang signifikan terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Tax Avoidance (CETR). H2 diterima. Avoidance).”
3. Proporsi Dewan Komisaris Independen Darmawan dan Sukartha, 2014.”Pengaruh
(PDKI) tidak berpengaruh terhadap Tax Penerapan Corporate Governance,
Avoidance (CETR). Hal ini tidak sesuai Leverage, Return On Assetsi dan
dengan hipotesis awal (H3) yang Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran
menyatakan bahwa Proporsi Dewan Pajak.” ISSN : 2302 – 8556.
Komisaris Independen (PDKI) Fadilla, Annisa, 2015. “Pengaruh Return On
berpengaruh terhadap Tax Avoidance Assets, Leverage, Corporate
(CETR). H3 ditolak Governance, Ukuran Perusahaan dan
4. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax
terhadap Tax Avoidance (CETR). Avoidance”
Dengan demikian tidak sesuai dengan Hardianti, Eka Puji, 2014. “Analisis
hipotesis awal (H4) yang menyatakan Tindakan Penghindaran Pajak Pada
bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh Perusahaan Yang Mempunyai Koneksi
terhadap Tax Avoidance (CETR). H4 Politik (Studi Pada perusahaan BUMN
ditolak Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
5. Leverage (DER) tidak berpengaruh Periode 2010 – 2013)”
terhadap Tax Avoidance (CETR). Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis
Dengan demikian tidak sesuai dengan Multivariate Dengan Program SPSS.
hipotesis awal (H5) yang menyatakan Semarang : Badan Penerbit Universitas
bahwa Leverage (DER) berpengaruh Diponegoro.
terhadap Tax Avoidance (CETR). H5 Marfu’ah, Laila, 2015. “Pengaruh Return On
ditolak. Asset, leverage dan Ukuran Perusahaan,
6. Profitabilitas yang diukur dengan Kompensasi Fiskal Dan koneksi Politik
(ROA) tidak berpengaruh terhadap Tax Terhadap Tax Avoidance.
Avoidance (CETR). Dengan demikian I Gusti dan Ketut Alit, 2014. “Pengaruh
tidak sesuai dengan hipotesis awal (H6) Corporate Governance, Profitabilitas
yang menyatakan bahwa Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax
berpengaruh terhadap Tax Avoidance Avoidance Perusahaan Manufaktur.”
(CETR). H6 ditolak. ISSN :2302 – 8556.
Ni Nyoman dan I Ketut, 2014. “Pengaruh
SARAN Karakter Eksekutif, Karakteristik
Berdasar hasil penelitian yang telah Perusahaan dan Dimensi Tata kelola
dilakukan, maka peneliti memberikan saran Perusahaan Yang Baik Pada Tax
sebagai berikut : Avoidance di Bursa Efek Indonesia.”
1. Sebaiknya perusahaan berhati – hati ISSN 2302 - 8556
dalam melakukan tindakan tax Nuralifmida dan Lulus, 2012. “Pengaruh
avoidance karena mengandung resiko Corporate Governance Terhadap Tax
yang sangat tinggi dengan peraturan Avoidance.” Jurnal Akuntansi dan
perpajakan di Indonesia Auditing Vol. 8 No. 2 Mei 2012.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016

Empiris Pada BUMN Yang Terdaftar di


Putri, Fertika Nofisa, 2014. “Pengaruh BEI 2009 – 2011)” Diponegoro journal
Karakteristik Kepemilikan dan Of Accounting Vol. 2 No. 2 Tahun
Kompensasi Eksekutif Terhadap Tax 2013.
Aggresive (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufkatur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia)”
Prakosa, Bambang Kesit, 2014. “Pengaruh
Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga
dan Corporate Governance Terhadap
Penghindaran Pajak di Indonesia.” SNA
17 Mataram Lombok Universitas
Mataram 24 – 27 September 2014.
Rahmi Fadhilah, 2014 “pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Tax
Avoidance (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yng Terdaftar
di Bei 2009 – 2011).” Jurnal Akuntansi
dan Bisnis Vol. 2 No. 2 Februari 2014.
Sari, Gusti Maya, 2014. “Pengaruh Coporate
Governance, Ukuran Perusahaan,
Kompensasi Rugi Fiskal dan Struktur
Kepemilikan terhadap Tax Avoidance.
Sugiyono, 2010. “Metodologi Peneltian
Tommi dan Maria, 2013. Pengaruh Return
On Assets, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan dan
Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax
Avoidance.” Buletin Studi Ekonomi
Vol. 18 No. 1 Februari 2013.
Sari, Gusti, 2014. “ Pengaruh Corporate
Governance, Ukuran Perushaaan,
Kompensasi Rugi Fiskal dan Struktur
kepemilikan Terhadap Tax Avoidance.”
Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 2 No.
7 Desember 2014.
Sri Mulyani, dkk, 2013. “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan, Koneksi
Politik, dan Reformasi Perpajakan
Terhadap Penghindaran Pajak (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Tahun 2008 –
2012).”
Yola, Wirna, 2014. “Pengaruh profitabilitas,
Leverage, Corporate Governance
Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI).”
Zulaikha, Hanum, 2013. “Pengaruh
Karakteristik Corporate Governance
Terhadap Efective Tax Rate (Studi

Anda mungkin juga menyukai