Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KARDIOVASKULAR

Disusun Oleh:
Nama : Fitri Amalia

Kelas : 1A

Dosen Pengampu

Ns Aisyah, S.Kep.,M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


PRODI KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN PEMBELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi.......................................................................................................................i

Kata Pengantar............................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................1

1.4
Manfaat………………………………………………….......................................
..................1

Bab II Pembahasan……...............................................................................................2

2.1 Organisme Jantung........................................................................................2

2.2 Vaskularisasi Dan System Konduksi Jantung.............................................2

2.3 Perangsang Ritni Pada Jantung Ekg Normal...............................................4

2.4 Pengaturan Aliran Darah Oleh Jantung, Dan Pengaturan Humoral...........6

2.5 Bunyi Jantung.................................................................................................8

2.6 Berbagai Jenis Penyakit Kardiovaskular......................................................9

Bab III Penutup...........................................................................................................10

3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
Daftar Pustaka..................................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi
darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau
sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis
dan berulang 60- 100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke
seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena Dalam mekanisme pemeliharaan
lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida,
makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh.

Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh
pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam memahami
sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut
sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler
tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat
penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam
mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskuler itu?

1.3 Tujuan Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga
medis dapat memahami berkaitan dengan anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler.

1.4 Manfaat Makalah ini di buat oleh kami agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan
praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi dalam
sistem kardiovaskuler sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ORGANOGENESIS JANTUNG.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula. Contohnya yaitu Lapisan Ektoderm yang akan berdiferensiasi menjadi cor
(jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera kemudian Lapisan
Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan
ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren dan Lapisan Endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.

Organogenesis jantung terjadi pada beberapa fase:

 Pembentukan tabung jantung dan mulai meluas dengan menerima aliran darah vena
dari katup kaudalnya dan mulai memompakan darah keluar dari lengkung aorta
pertama menuju ke aorta dorsalis
 Pembentukan 3 lapisan jantung, yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium
atau pericardium visceral
 Pemanjangan dan pembengkokkan bentuk jantung (hari ke-23 sampai 28) •
Perkembangan sinus venosus (pertengahan minggu ke-4) • Pembentukan sekat-sekat
jantung (antara hari ke 27- 37)
 Pembentukan sekat di dalam atrium komunis dan kanalis atrioventrikularis (akhir
minggu ke4)
 Diferensiasi atrium selanjutnya
 Pembentukkan katup-katup atrioventrikuler yang dibantu dengan adanya muskuli
papillares dan korda tendinea
 Pembentukan sekat pada trunkus arteriosus dank onus kordis (minggu ke-5)
 Pembentukkan sekat di dalam ventrikel (menjelang akhir minggu ke-4)
 Pembentukkan katup semilunaris
 Pembentukkan system konduksi jantung

2.2 VASKULARISASI DAN SISTEM KONDUKSI JANTUNG

 Vaskularisasi Jantung
Vaskularisasi jantung merupakan dimana jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria
dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva aorta. Arteria coronaria
dan cabang-cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat
subepicardial.

 Sistem Konduksi Jantung

Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot
jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom
hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi
sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi.

Impuls untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari SA node (nodus sinoatrial) yang
terletak pada dinding atrium kanan. SA node meneruskan impulsnya ke AV node (nodus
atrioventrikular) melalui traktus internodal. Ada tiga traktus internodal yaitu wenkebach,
bachman dan tohrel.

Impuls dari AV node diteruskan ke berkas his kemudian ke serabut purkinye kiri dan kanan,
selanjutnya menyebar ke seluruh dinding ventrikel.

Sistem konduksi jantung meliputi :

1. SA nod e: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding


atrium kanan di ujung Krista terminalis.

2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat
muara sinus koronari.

3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior
dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.

4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium


menyebar pada kedua ventrikel.

Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus untuk (1) mencetuskan impuls- impuls
listrik ritmis yang menyebabkan kontraksi ritmis otot jantung, dan (2) menghantarkan impuls.
Didalam atrium ada nodus sinus. Nodus Sinus (nodus sinoatrial atau sinus SA) merupakan
bagian otot jantung yang khusus, kecil, tipis dan berbentuk elips, lebar ± 3mm, panjang 15mm,
dan tebal 1mm. Nodus ini terletak di dalam dinding postero-lateral superior dari atrium kanan
tepat dibawah dan sedikit lateral dari lubang vena cava superior. Serabut- serabut nodus ini
hampir tidak memiliki filamen otot kontraktil dan hanya berdiameter 3-5 mikrometer.

 Siklus Jantung
Siklus jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut
jantung berikutnya. Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut diastole,yaitu
periode pengisian jantung dengan darah,yang diikuti oleh suatu periode kontraksi yang disebut
sistol.

Pengaturan pompa jantung terbagi menjadi 2 :

1. Pengaturan instrinsik

. Jumlah darah yang dipompa jantung :

 Kecepatan aliran darah ke jantung.


 Darah yang berasal dari vena.
 Jumlah darah yang dating dari jaringan.
 Kemampuan instrinsik ini disebut : Mekanisme Frank Starling.

2. Pengaturan system saraf otonom.

Saraf simpatis meningkatkan :

 Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung.


 Volume darah yang di pompa dan tekanan ejeksi.

Saraf parasimpatis :

 Rangsang kuat menghentikan jantung.


 Menurunkan Frekuensi jantung.

2.3 PERANGSANG RITMIK PADA JANTUNG EKG NORMAL.

Elektrokardiogram (EKG atau ECG) adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu. Elektrodiografi adalah ilmu yang mempelajari
perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.
Penggunaan EKG dipelopori oleh Einthoven pada tahun 1903 dengan menggunakan
Galvanometer. Galvanometer senar ini adalah suatu instrumen yang sangat peka sekali yang
dapat mencatat perbedaan kecil dari tegangan (milivolt) pada jantung.

Beberapa tujuan dari penggunaan EKG dapat kegunaan :

1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia

2. Kelainan-kelainan otot jantung

3. Pengaruh/efek obat-obat jantung


4. Ganguan -gangguan elektrolit

5. Perikarditis

6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel

7. Menilai fungsi pacu jantung.

Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut P, QRS, dan T, sesuai dengan
penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran dan miokardium.
Gelombang – gelombang ini direkam pada kertas grafik dengan skala waktu horisontal dan
voltase vertikal.

Makna bentuk gelombang dan interval pada EKG adalah sebagai berikut :

1. Gelombang P

Sesuai dengan depolarisasi atrium. Rangsangan normal untuk depolarisasi atrium berasal dari
nodus sinus. Namun, besarnya arus listrik yang berhubungan dengan eksitasi nodus sinus terlalu
kecil untuk dapat terlihat pada EKG. Gelompang P dalam keadaan normal berbentuk
melengkung dan arahnya ke atas pada kebanyakan hantaran. Pembesaran atrium dapat
meningkatkan amplitudo atau lebar gelombang P, serta mengubah bentuk gelombang P.
Disritmia jantung juga dapat mengubah konfigurasi gelombang P. misalnya, irama yang berasal
dari dekat perbatasan AV dapat menimbulkan inversi gelombang P, karena arah depolarisasi
atrium terbalik.

2. Interval PR

Diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks QRS. Dalam interval ini tercakup
juga penghantaran impuls melalui atrium dan hambatan impuls melalui nodus AV. Interval
normal adalah 0,12 sampai 0,20 detik. Perpanjangan interval PR yang abnormal menandakan
adanya gangguan hantaran impuls, yang disebut bloks jantung tingkat pertama.

3. Kompleks QRS

Menggambarkan depolarisasi ventrikel. Amplitudo gelombang ini besar karena banyak massa
otot yang harus dilalui oleh impuls listrik. Namun, impuls menyebar cukuop cepat, normalnya
lamanya komplek QRS adalah antara 0,06 dan 0,10 detik. Pemanjangan penyebaran impuls
melalui berkas cabang disebut sebagai blok berkas cabang (bundle branch block) akan
melebarkan kompleks ventrikuler. Irama jantung abnormal dari ventrikel seperti takikardia juga
akan memperlebar dan mengubah bentuk kompleks QRS oleh sebab jalur khusus yang
mempercepat penyebaran impuls melalui ventrikel di pintas. Hipertrofi ventrikel akan
meningkatkan amplitudo kompleks QRS karena penambahan massa otot jantung. Repolasisasi
atrium terjadi selama massa depolarisasi ventrikel. Tetapi besarnya kompleks QRS tersebut akan
menutupi gambaran pemulihan atrium yang tercatat pada elektrokardiografi.
4. Segmen ST

Interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel. Tahap
awal repolarisasi ventrikel terjadi selama periode ini, tetapi perubahan ini terlalu lemah dan tidak
tertangkap pada EKG. Penurunan abnormal segmen ST dikaitkan dengan iskemia miokardium
sedangkan peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark. Penggunaan digitalis akan
menurunkan segmen ST.

5. Gelombang T

Repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T. Dalam keadaan normal gelombang T


ini agak asimetris, melengkung dan ke atas pada kebanyakan sadapan. Inversi gelombang T
berkaitan dengan iskemia miokardium. Hiperkalemia (peningkatan kadar kalium serum) akan
mempertinggi dan mempertajam puncak gelombang T.

6. Interval QT

Interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T, meliputi depolarisasi
dan repolarisasi ventrikel. Interval QT rata – rata adalah 0,36 sampai 0, 44 cdetik dan bervariasi
sesuai dengan frekuensi jantung.

2.4 PENGATURAN ALIRAN DARAH OLEH JANTUNG, DAN PENGATURAN


HUMORAL.

Pengaturan Aliran Darah Oleh Jantung Fungsi umum Jantung adalah untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Berdasarkan system sirkulasi, jantung memompakan darah melalui 2
sistem sirkulasi, yaitu :

1. Sirkulasi Pulmonar Melalui peran ventrikel kanan, darah dengan kadar O2 rendah
disampaikan melalui artery Pulmonar ke paru-paru, kemudian terjadi pertukaran gas,
sehingga darah yang keluar dari paru-paru kaya akan O2. Darah yang kaya akan O2 ini
akan dihantarkan kembali ke paru- paru melalui vena pulmonary.

2. Sirkulasi Peripheral atau Sistemik Darah kaya O2 yang berasal dari ventrikel kiri, melalui
aorta akan dihantarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan perifer, O2 akan digunakan dan
bertukar dengan CO2.Kemudian darah dengan kadar O2 rendah kembali ke jantung
melalui vena cava. Mekanisme special pada jantung mengakibatkan jatung dapat
berkontraksi secara konstan. Melalui penghantaran aksi potensial melalui otot jantung ,
jantung dapat berdetak secara konstan dan ritmis.
 Pengaturan Humoral

Pengaturan sirkulasi secara humoral berarti pengaturan oleh zat-zat yang disekresi atau yang
diabsorbsi ke dalam cairan tubuh ; seperti hormon dan ion. Beberapa zat ini dibentuk oleh
kelenjar khusus dan dibawa di dalam darah ke seluruh tubuh. Zat lainnya dibentuk di daerah
jaringan setempat dan hanya menimbulkan pengaruh sirkulasi setempat. Faktor-faktor humoral
terpenting yang mempengaruhi fungsi sirkulasi diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Zat Vasokonstriktor Norepinefrin terutama adalah hormon vasokonstriktor yang amat


kuat, epinefrin tidak begitu kuat dan dibeberapa jaringan, bahkan menyebabkan
vasodilatasi ringan. (Contoh khusus vasodilatasi akibat epinefrin dijumpai pada jantung
untuk mendilatasikan arteri kororner selama peningkatan aktivitas jantung). Ketika sistem
saraf simpatis dirangsang di sebagian besar atau diseluruh bagian tubuh selama terjadi
stress atau olahraga, ujung saraf simpatis pada masing-masing jaringan akan melepaskan
norepinefrin yang merangsang jantung dan mengkonstriksi vena serta arteriol. Selain itu,
saraf simpatis untuk medula adrenal juga menyebabkan kelenjar ini menyekresi
norepinefrin dan epinefrin kedalam darah. Hormon-hormon ini kemudian bersirkulasi ke
seluruh area tubuh dan menyebabkan efek perangsangan yang hampir sama dengan
perangsangan simpatis langsung terhadap sirkulasi, sehingga tersedia dua sistem
pengaturan, yaitu perangsangan saraf secara langsung dan efek tidak langsung dari
norepinefrin dan/ atau epinefrin di dalam darah yang bersirkulasi.

2. Pengaturan Aliran Darah Koroner

a) Metabolisme Otot Lokal Sebagai Pengatur Utama Aliran Koroner

Aliran darah yang melalui sistem koroner diatur hampir seluruhnya oleh
vasodilasiarteriol setempat sebagai respons terhadap kebutuhan nutrisi otot jantung.
Dengan demikian, bila mana kekuatan kontraksi jantung meningkat, apapun
penyebabnya, kecepatan aliran darah koroner juga akan meningkat. Sebaliknya,
penurunan aktivitas jantung disertai dengan penurunan aliran koroner. Pengaturan lokal
aliran darah koroner ini hampir identik dengan yang terjadi yang terjadi di banyak
jaringan tubuh lainnya, terutama otot rangka diseluruh tubuh.

b) Kebutuhan Oksigen Sebagai Faktor Utama dalam Pengaturan Lokal Aliran Darah
Koroner

Aliran darah di sistem koroner biasanya diatur hampir sebanding dengan kebutuhan
oksigen otot jantung. Biasanya sekitar 70 % oksigen di dalam darah arteri koroner
dipindahkan selagi darah mengalir melalui otot jantung. Karena tidak banyak oksigen
yang tersisa, maka tidak banyak lagi oksigen yang dapat ditambahkan ke otot jantung
kecuali bila aliran darah koroner meningkat. Untungnya, aliran darah koroner meningkat
hampir berbanding lurus dengan setiap konsumsi oksigen tambahan bagi proses
metabolik di jantung. Namun cara yang pasti bagaimana peningkatan konsumsi oksigen
dapat menyebabkan dilatasi koroner masih belum dapat ditentukan. Penurunan
konsentrasi oksigen di jantung menyebabkan dilepaskannya zat-zat vasodilator dari sel-
sel otot, dan hal ini akan menimbulkan dilatasi arteriol. Zat dengan potensi vasodilator
yang besar adalah adenosin. Dengan adanya konsentrasi oksigen yang sangat rendah di
dalam sel-sel otot, maka sebagian besar ATP sel dipecah menjadi adenosin monofosfat,
kemudian sebagian kecil mengalami penguraian lebih lanjut guna membebaskan
adenosin ke dalam cairan jaringan otot jantung. Sesudah adenosin menimbulkan
vasodilatasi, sebagian besar diabsorbsi ke dalam sel-sel jantung untuk digunakan
kembali.

c) Pengaturan Aliran Darah Koroner oleh Saraf

Perangsangan saraf otonom ke jantung dapat mempengaruhi aliran darah koroner baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung merupakan hasil dari kerja
langsung zat-zat transmiter saraf, asetilkolin dari nervus vagus serta norepinefrin dan
epinefrin dari saraf simpatis pada pembuluh darah koroner itu sendiri. Pengaruh tidak
langsung akibat dari perubahan sekunder pada aliran darah koroner yang disebabkan
oleh peningkatan atau penurunan aktivitas jantung. Pengaruh tidak langsung, yang
sangat berlawanan dengan pengaruh langsung, berperan jauh lebih penting dalam
pengaturan aliran darah koroner yang normal. Jadi, rangsangan simpatis, yang
melepaskan norepinefrin dan epinefrin, meningkatkan frekuensi dan kontraktilitas
jantung serta meningkatkan kecepatan metabolisme jantung. Selanjutnya, peningkatan
metabolisme jantung akan mengaktifkan mekanisme pengaturan aliran darah lokal guna
mendilatasi pembuluh darah koroner, dan aliran darah meningkat hampir sebanding
dengan kebutuhan metabolik otot jantung. Sebaliknya, perangsangan vagus, yang
melepaskan asetilkolin, akan memperlambat jantung dan memberi sedikit efek
penekanan pada kontraktilitas jantung. Kedua efek ini akan menurunkan konsumsi
oksigen jantung, dan karena itu, secara tidak langsung menyebabkan konstriksi arteri
koroner.

d) Pengaruh Langsung Perangsangan Saraf pada Pembuluh Darah Koroner

Distribusi serabut saraf parasimpatis (vagus) di sistem koroner ventrikel tidak terlalu
banyak. Namun, asetilkolin yang dilepaskan akibat perangsangan parsimpatis memilki
efek langsung untuk mendilatasi arteri koroner. Terdapat persarafan simpatis yang jauh
lebih luas di pembuluh darah koroner.

3. Gambaran Khusus Metabolisme Otot Jantung

Dalam keadaan istirahat, otot jantung biasanya menggunakan asam lemak untuk
menyuplai sebagian besar energinya dan bukan karbohidrat (sekitar 70 % energi berasal dari
asam lemak). Namun, seperti juga pada jaringan lainnya, pada keadaan anaerobik atau
iskemik, metabolisme jantung harus memakai mekanisme glikolisis anaerobik untuk
energinya. Namun, glikolisis memakai glukosa darah dalam jumlah yang banyak sekali dan
pada waktu yang bersamaan membentuk sejumlah besar asam laktat di jaringan jantung,
yang mungkin merupakan salah satu penyebab nyeri jantung pada keadaan iskemik jantung.

4. Metabolisme Otot Jantung Iskemia

Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh darah yang
mengalami gangguan menyebabkan terjadinya iskemia miokardium lokal. Iskemia yang
bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan,
dan menekan fungsi miokardium. Berkurangnya kadar oksigen mendorong miokardium
untuk mengubah metabolisme aerob menjadi metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob
melalui jalur glikolitik jauh lebih tidak efesien apabila dibandingkan dengan metabolisme
aerob melalui fosforilasi oksidatif dan siklus kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi
menurun cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerob (yaitu asam laktat) akan tertimbun
sehingga menurunkan pH sel.

2. 5 BUNYI JANTUNG

Tahapan bunyi jantung :

1. Bunyi pertama: lup

2. Bunyi kedua : Dup

3. Bunyi ketiga : lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda

4. Bunyi keempat : kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama

2.6 BERBAGAI JENIS PENYAKIT KARDIOVASKULER

1. Aritmia

Aritmia adalah kondisi ketika jantung memiliki detak atau ritme yang tidak normal,
seperti terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur. Aritmia terjadi ketika implus elektrik yang
berfungsi sebagai pengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik.

2. Penyakit jantung koroner (PJK)

Penyakit jantung koroner adalah penyumbatan atau penyempitan di pembuluh arteri


koroner yang disebabkan oleh penumpukan plak. Kondisi ini membuat pasokan darah
menuju ke jantung menjadi berkurang. Jika tidak segera ditangani, PJK dapat
menyebabkan serangan jantung, aritmia, dan gagal jantung.

3. Kardiomiopati

Kardiomiopati adalah gangguan pada otot jantung. Kardiomiopati dapat menyebabkan


komplikasi serius, seperti gagal jantung, penggumpalan darah, henti jantung, dan
gangguan katup jantung.

4. Stroke

Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika pasokan darah menuju otak terganggu akibat
tersumbat atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa pasokan darah yang cukup, otak tidak
akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, sel-sel di otak akan rusak.

5. Deep vein thrombosis (DVT)

Deep vein thrombosis atau trombosis vena dalam adalah kondisi adanya gumpalan darah
di pembuluh darah vena. Biasanya kondisi ini terjadi di bagian paha dan betis. Pada
beberapa kasus, gumpalan darah ini dapat mengalir ke paru-paru dan menyebabkan
komplikasi serius, seperti emboli paru.

6. Penyakit arteri perifer

Peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit arteri perifer adalah kondisi ketika aliran
darah menuju kaki tersumbat akibat penumpukan plak di pembuluh darah arteri. Hal ini
membuat kaki kekurangan suplai darah, sehingga menimbulkan rasa sakit ketika berjalan.

Penjelasan:

Penyakit kardiovaskuler terjadi karena adanya gangguan pada jantung dan


pembuluh darah. Penyakit jantung dan stroke merupakan dua penyakit
kardiovaskuler yang paling banyak dikenal, namun ada juga penyakit
kardiovaskuler yang lain.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan 3 komponen yaitu
salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga berperan dalam sistem sirkulasi. 2.
Jantung telah aktif dalam masa janin ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan proses
sirkulasi melalui plasenta.

2. Anatomi fisiologi system kardiovaskuler sangat penting di pelajari karena perlu adanya
pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai problematika kesehatan terkait system
kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/viliansyahviliansyah52/kata-pemgantar-43383879

Anda mungkin juga menyukai