Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi dan sistem informasi yang canggih sangat dibutuhkan dalam berbagai

bidang, khususnya dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Seperti yang telah diketahui,

pengelolaan data dalam pendokumentasian data pasien masih ada beberapa rumah sakit

yang melakukan secara manual. Dalam penanganan beberapa penyakitpun terkadang juga

mengalami permasalahan atau kesulitan yang menjadi tantangan di masa sekarang.

Dalam dunia kesehatan, teknologi dan sistem informasi yang canggih sangat

diperlukan untuk mempermudah dokumentasi, penanganan dari perawat atau dokter

kepada pasien, dan dapat mempermudah saat kunjungan kepada klien, serta alat untuk

penanganan pada penyakit tertentu. Teknologi dan sistem informasi modern sangat

diperlukan dalam berbagai bidang demi mempermudah aktivitas, pekerjaan, serta

dibutuhkan juga dalam dunia kesehatan dan keperawatan, khususnya di Indonesia.

Dengan demikian sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi kesehatan yang

terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar jenjang), dan di luar

sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan

informasi di pusat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pengembangan teknologi dan sistem informasi kesehatan?

2. Apasaja teknologi dan sistem informasi yang telah diterapkan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mempelajari perkembangan teknologi dan sistem informasi kesehatan dan

keperawatan.

2. Untuk mengetahui teknologi dan sistem informasi yang telah diterapkan.

1.4 Manfaat

1. Bagi Penulis: Menambah wawasan pengetahuan mengenai teknologi dan sistem

informasi dalam kesehatan dan keperawatan.

2. Bagi Pembaca: Memberikan wawasan tentang teknologi dan sistem informasi dalam

kesehatan dan keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar dan pengertian sistem informasi kesehatan

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelola informasi di seluruh

tingkat pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan

kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem

informasi kesehatan dalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang

kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932

/Menkes /SK/ VIII/ 2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem

informasi kesehatan dari sudut pandang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan

state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi

nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail

sehingga data yang disajikan tidak tepat.

Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer

(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir

dekade 80’an. Salah satu rumah sakit pada waktu itu telah memanfaatkan komputer

untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen

Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan

Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu

oleh tenaga ahli dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang pe-rumah

sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak

Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem nformasi tersebut, lebih

disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang baik, dimana identifikasi faktor-fakor

penetu keberhasilan (critical succes factors) dalam implementasi sistem informasi

tersebut kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan perubahan yang cepat

dalam segala haljuga terjadi di dunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-mata

karena sektor pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas

dalam masyarakat dan pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem

yang lebih global. Perubahan-perrubahan di negara lain dalamberbagai sektor

mempunyai dampak terhadap sistem pelayanan kesehatan.

3
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas

dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidang-bidang

dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer dibidang piranti

lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga

berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam

biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dilakukan melalui media

komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus belajar untuk mengiringi

kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi apapun teknologi yang kita

pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang menggunakannya.

Rumah sakit, sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan masyarakat akan

melayani transaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan

dalam banyak hal akan mempengaruhi kondisi dan rasa nyaman dari pasien. Semakin

cepat akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien. Semakin besar jasa

layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan

yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap dalam kondisi terpadu. Karena

selain memberikan layanan rumah sakit juga harus mengelola dana untuk membiayai

operasionalnya. Melihat situasi tersebuat, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit

menggunakan sisi kemajuan komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat

kerasnya dalam upaya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan

secara manual.

Departemen Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang

ditandai dengan penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat,

berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang

disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandai adanya peran

serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya kesehatan. Dalam

upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan

kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat nasional, propinsi,

kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok. Setiap unit infrastruktur pelayanan

kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian

visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang tersebut memiliki sistem kesehatan yang

yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar di desa dan kecamatan
sampai ke tingkat nasional.

Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut memerlukan sistem informasi

yang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan

yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, difahami,

diantisipasi dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Departemen Kesehatan telah

membangun sistem informasi kesehatan yang disebut SIKNAS yang melingkupi

sistem jaringan informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke pusat. Namun

demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS belum berjalan

sebagaimana mestinya.

Dengan demikian sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi kesehatan

yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar jenjang),

dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah

daerah dan jaringan informasi di pusat.

Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum

terintegrasi, Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan

waktu yang cukup lama.

2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di

berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.

3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola

dan mengembangkan sistem informasi

4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/

informasi.

5. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi,

sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau

dipromosikan menjadi pengelola sistem informasi.

2.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan

maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan

sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh
5

para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsepkonsep
tersebut antara lain:

1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi

Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan

teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer

dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer

(Computer Based Information System). Pada pembahasan selanjutnya, yang

dimaksudkan dengan sistem informasi adalah sistem informasi yang berbasis

komputer. Isu penting yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau

teknologi informasi dalam sistem informasi suatu organisasi adalah :

a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.

b. Informasi yang tersedia, tidak relevan.

c. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.

d. Informasi yang ada, tidak tepat waktu.

e. Terlalu banyak informasi.

f. Informasi yang tersedia, tidak akurat.

g. Adanya duplikasi data (data redundancy).

h. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.

2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sitem yang dinamis

Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh

dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa

pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

3. Sistem informasisebagi suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem

Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem

yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang

pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya

oleh:

a. Perkembangan organisasi tersebut

b. Perkembangan teknologi informasi

c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi


4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem

informasi itu sendiri.

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang

tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha

untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu

sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan

harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada

dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat

mendapatkan sistem informasi yang terpadu.

Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus

berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek

komputer). Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan

dengan mengembangkan kedua aspek tersebut. Sering kali pengembang sistem

informasi hanya memfokuskan diri pada pengembangan aspek komputernya saja,

tanpa memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi

bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal

salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah

dukungan perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut dimana, para

pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada

aspek manual.

5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi

yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat

bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem

informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat

kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan

Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan

Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi.

Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor seperti :

keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi siap
dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi

perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam

melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab

kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.

6. Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan

fungsi dan dilakukan secara menyeluruh. (holistic)

Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan

menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka

mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang

mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang

sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi

dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi

yang terpadu.

Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di

dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan

organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain sistem informasi

seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi

bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan

dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya

desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam

melakukan intergrasi sistem.

7. Informasi telah menjadi aset organisasi

Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset

dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan

informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan

kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut:

a. Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja

b. ,Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan,

c. Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat

organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global.


8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah

dipahami

Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal

istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam

melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cangkupannya. Oleh

karena itu, dalampenjabaran sering digunakan istilah sebagai berikut:

a. Sistem

b. Subsistem

c. Modul

d. Submodul

e. Aplikasi

Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masingmasing modul dapat terdiri dari
beberapa submodul dan masingmasing submodul

dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki

seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan. Pada

beberapa kondisi tidak perlukan penjabaran sampai 5 tingkat, misalnya sebuah

modul tidak perlu lagi dijabarkan dalam sub-sub modul, karena jabaran berikutnya

sudah sampai tingkatan aplikasi.

2.3 Contoh Teknologi dan Sistem Informasi

1. Entity Relationship Diagram (ERD)

Perlu adanya analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, sebelum

melakukan perancangan sistem, dengan tujuan untuk mengevaluasi permasalahan,

hambatan- hambatan yang terjadi, dan kebutuhan- kebutuhan yang diharapkan,

sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tujuan dari analisis dan evaluasi sistem

adalah untuk menganalisa terhadap sistem pengolahan data pelayanan kesehatan

kunjungan pasien mulai dari pendaftaran pasien baru, pendaftaran pasien lama

(registrasi), pencatatan, pemeriksaan, pengambilan obat sampai pembuatan

laporan pada sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil temuan Analisa

terhadap sistem yang sedang berjalan terdapat beberapa masalah yang Timbul

terutama prosedur pelayanan kesehatan Kunjungan Pasien Yang berobat,


diantaranya:

1) Pencatatan kunjungan pasien mulai dari pendaftaran, pencatatan hasil temuan

pemeriksaan, pencatatan obat dan pencatatan data lainnya, tetapi penyimpanan

data masih tidak teratur.

2) Pencarian data berupa data lama yang sulit, menimbulkan masalah pencarian

untuk review kunjungan pasien lama. Apabila kartu pasien tidak dibawa atau

hilang, maka pasien dianggap sebagai pasien baru selain itu, dokter dan

perawat mengalami kesulitan dalam penanganan selanjutnya karena datanya

tidak ada.

3) Pencatatan penerimaan pengeluaran obat yang tidak teratur, sehingga tidak

dapat mengontrol stok yang ada.

4) Pembuatan laporan kunjungan pasien, laporan penyakit Pasien, laporan

penerimaan dan pengeluaran ada obat sering terlambat dan tidak akurat karena

mengalami kesulitan dari data yang direkap pada tumpukan berkas sehingga

banyak watu yang akan terbuang dalam pembuatan laporan.

6) Kepala puskesmas mengalami kesulitan dalam mengontrol aktivitas pelayanan

kunjungan pasien, karena sangat rumit dalam pengelolaan datanya.

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan

hubungan antar tabel dengan memperjelas tujuan, untuk review hubungan antar

tabel penyimpanan. ERD terdiri dari sekumpulan objek dasar, yaitu entitas dan

hubungan antar entitas- entitas yang saling berhubungan dalam sistem informasi

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam hal ini rumah sakit tersebut dapat

menggunakan Sistem Operasi Windows dan Microsoft SQL Server 2000 dengan

melakukan pengujian pada program tersebut terlebih dahulu.

2. Telehealth

Contoh alat kesehatan yang yang terintegrasi pada teknologi yang baru-baru

saat ini adalah Telehealth. Jenisnya ada dua, yaitu store forward dan real time

teknologi.

1. Teknologi simpan dan sampaikan (store forward), gambar yang didapatkan dari

elektronik seperti x ray, dapat dikirimkan sebagai spesialis untuk diinterpretasi.


Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat

kelihatan menggunakan teknologi ini.

2. Teknologi real time, adalah teknologi yang membuat pasien dan provider

berinteraksi dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang

memfasilitasi komunikasi dua arah menggunakan teknologi real time dalam

telehealth. Teknologi realtime memfasilitasi komunikassi dua arah baik audio

maupun video, yang bbisa digunakan dalam telehealth.

Salah satu bentuk telehealth adalah homecare, yaitu melangsungkan

perawatan menggunakan audio dan video interaktif antara pasien dan perawat

10

tanpa harus bertemu secara langsung. Telenursing adalah bagian dari telehealth,

telenursing menawarkan program kolaboratif dan mengurangi biaya pasien.

3. Augmented Reality

Salah satu bentuk teknologi lainnya dalam pelayanan kesehatan adalah

teknologi augmented reality, yaitu teknologi yang baru-baru ini merupakan

terobosan baru di bidang interaksi. Augmented reality adalah teknologi interaksi

yang menggabungkan dunia nyata dengan dunia maya. Tujuan penggunaan

augmented reality ini menambahkan pengertian dan informasi pada dunia nyata

dimana sistem augmented reality mengambil dunia nyata sebagai dasar dan

menggabungkkan beberapa teknologi dengan menambahkan data konsektual

agar pemahaman seseorang menjadi jelas.

Di dalam bidang kesehatan, teknolohgi augmented reality dapat

diterapkan adalah simulasi bedah jantung. Dengan teknologi ini calon dokter

ataupun petugas kesehatan dapat belajar sebelumnya atau mengembangkan

ilmunya dengan menggunakan perangkat simulasi yang diintegrasikan dengan

teknologi augmented reality.

Beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan augmented

reality adalah:

1. Komputer

2. Head Mounted Display (HMD)

3. Marker
Komputer digunakan untuk mengendalikan semua proses yang akan

terjadi dalam sebuah aplikasi. Penggunaan komputer ini disesuaikan dengan

aplikasi yang ingin digunakan. Head Mounted Display (HMD) merupakan

perangkat keras yang digunakan sebagai display atau monitor yang akan

menampilkan obyek 3D atau informasi yang ingin disampaikan oleh sistem.

Marker merupakan gambar dengan warna hitam dan putih berbentuk persegi.

Implementasi teknologi augmented reality ini telah berkembang

dengan pesat. Beberapa bidang yang telah menggunakan teknologi augmented

reality adalah bidang militer, kesehatan, pendidikan dan dunia industri. Selain

11

itu teknologi augmented reality implementasinya di bidang kedokteran atau

bidang medik adalah membuat sebuah sistem operasi virtual. Operasi atau

bedah virtual ini bertujuan untuk membantu para tenaga medik untuk belajar

sebelum melaksanakan operasi secara nyata. Informasi yang terpasang dalam

sistem augmented reality akan membantu dokter maupun tenaga medis dalam

bertindak. Dengan menggunakan augmented reality ini maka seorang dokter

dapat mensimulasikan terlebih dahulu sebelum melakukan proses operasi.

Sehingga diharapkan hasil dari operasi akan berjalan lancar dan dapat

mengurangi kesalahan.

Penggunaan teknologi augmented reality dapat membantu manusia

dalam memecahkan suatu permasalah dalam mengunakan atau mempelajari

sesuatu. Dengan menggunakan teknologi ini diharapkan pengguna dapat

berinteraksi secara nyata dengan benda virtual yang telah di gabungkan dengan

kondisi atau keadaan di dunia nyata. Dengan demikian pengguna akan

mendapatkan pengalaman baru dalam berinteraksi dengan sistem yang dibuat.

Proses interaksi yang dimaksud adalah user akan merasakan langsung obyek

yang akan di pelajari.

12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelola informasi di seluruh tingkat

pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.

Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan sangat diperlukan untuk

mengembangkan kualitas kesehatan dan keperawatan. Teknologi dan sistem informasi yang

canggih mampu menunjang pendokumentasian data klien dan penyembuhan pasien pada

penyakit tertentu, juga dapat membantu meringankan beban pekerjaan tenaga kesehatan.

Dengan adanya teknologi dan sistem informasi yang canggih ini juga mampu

meminimalisir adanya kesalahan- kesalahan. Sehingga sangat dibutuhkan dibangunnya sistem

informasi kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar

jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah

daerah dan jaringan informasi di pusat.

3.2 Saran

Teknologi dan sistem informasi sangat membantu dalam melakukan pekerjaan, tetapi

sebaiknya teknologi tersebut tidak disalahgunakan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai