Anda di halaman 1dari 31

PENGENDALIAN

MUTU PRODUKSI
PEMBAHASAN MATERI:
1. Histogram
2. Diagram Pareto
3. Diagram Sebab-Akibat
Seven Basic Quality Tools

 Checksheet
 Diagram Stratifikasi
 Histogram
 Diagram Pareto
 Diagram Sebab-Akibat
 Diagram Scatter
 Control Chart
Check Sheet

Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang


dirancang sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan
untuk tujuan perekaman data sehingga pengguna dapat
mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan teratur
pada saat data itu muncul di lokasi kejadian. Data
dalam check sheet baik berbentuk data kuantitatif maupun
kualitatif dapat dianalisis secara cepat (langsung) atau
menjadi masukan data untuk peralatan kualitas lain, misal
untuk masukan data Pareto chart.
Contoh Check sheet
Diagram Stratifikasi (Flow charts)

Flow charts (bagan arus) adalah alat bantu untuk


memvisualisasikan proses suatu penyelesaian tugas
secara tahap-demi-tahap untuk tujuan analisis,
diskusi, komunikasi, serta dapat membantu kita
untuk menemukan wilayah-wilayah perbaikan
dalam proses.
Histogram

Histogram pada dasarnya adalah ga,baran secara


grafik dari sejumlah ukuran-ukuran yang berupa grafik balok.
Angka-angka tersebut dikelompokkan dalam grafik balok-
balok, yang dengan mudah dapat dibaca dengan adanya
pemisahan dan pembahasan tertentu.
Dengan histogram kita dapat mengetahui penyebaran
data yag ada, sehingga dapat diperoleh informasi lebih
banyak dari data tersebut dan akan mempermudah meneliti
dan mendapatkan kesimpulan tentang suatu data
Contoh Histogram
Jenis – Jenis Histogram
1. Bentuk normal (simetris /
bentuk lonceng):
- Harga rata-rata histogram
terletak ditengah range data.
- Frekuensi data paling tinggi di
tengah dan menurun
- secara bertahap dan simetris
pada kedua sisinya.
Catatan : Bentuk ini merupakan
bentuk yang paling sering dijumpai.
2. Bentuk Multimodal :
Bentuk Multimodal ini memiliki lebih
dari satu peak

Catatan : Bentuk ini bisa terjadi bila


jumlah data tidak menentu pada
masing-masing kelas, ada
kecenderungan pengumpulan atau
pembulatan data yang kurang tepat.
3. Bentuk Curam Dikiri :
Harga rata-rata histogram
terletak jauh disebelah kiri dari
range dan frekuensi disisi kiri
turun menjadi nol secara tibatiba.

Catatan : Bentuk ini


mungkin disebabkan adanya
batasan yang tidak boleh
dilampaui
4. Bentuk Curam Dikanan:
Harga rata2 histogram
terletak jauh disebelah kanan
dari range dan frekuensi disisi
kanan turun menjadi nol secara
tiba tiba.
Catatan : Bentuk ini
mungkin disebabkan adanya
batasan yang tidak boleh
dilampaui di sisi kanan (data
yang dibawah batas bawah tidak
dipakai).
5. Bentuk Plateau (=Platoo)
Bentuk ini terjadi bila frekuensi di
masing-masing kelas hampir sama
dan hanya pada ujung yang
berbeda cukup banyak.
Catatan : Bentuk ini mungkin
disebabkan adanya penggabungan
beberapa kumpulan dan data yang
mempunyai harga rata-rata
berdekatan.
6. Bentuk dengan 2 puncak
Pada bentuk ini frekuensinya
dibagian tengah agak rendah dan
terdapat 2 puncak di masing-masing
sisinya.
Catatan: Bentuk ini dapat terjadi
bila ada penggabungan 2 kumpulan
data yang harga rata-ratanya
berbeda jauh.
Fungsi Histogram

Adapun  Diagram batang umumnya digunakan


Histogram untuk mengambarkan perkembanga
memiliki nilaisuatu objek penelitian dalam kurun
beberapa waktu tertentu
fungsi  Mengetahui dengan mudah penyebaran
diantaran data yang ada
ya :  Mempermudah melihat dan
menginterpretasikan data
 Sebagai alat pengendali proses, sehingga
dapat mencegah timbulnya masalah
Pengaplikasian Histogram

Aplikasi  Ingin menetapkan apakah proses


histogra berjalan dengan stabil atau tidak
m sangat  Ingin mendapatkan informasi tentang
tepat performance sekarang atau variasi
digunak proses
an pada  Ingin menguji dan mengevaluasi
saat: perbaikan proses untuk peningkatan
 Ingin mengembangkan pengukuran dan
memonitor peningkatan proses.
Cara Membuat Histogram

1. Mengumpulkan data pengukuran


2. Menentukan besarnya Range
3. Menentukan Banyaknya Kelas Interval
4. Menentukan Lebar Kelas Interval,
Batas Kelas, dan Nilai Tengah Kelas
5. Menentukan Frekuensi dari Setiap
Kelas Interval
6. Membuat Grafik Histogram
1. Mengumpulkan Data
Sampel data haruslah dapat mewakili populasinya. Berapa
jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dapat dipelajari lebih jauh
di bidang kajian statistik atau metodologi penelitian. Data pengukuran
harus berbentuk Numerik.
Contoh: Seorang Engineer ingin mengumpulkan data pengukuran
untuk panjangnya kaki komponen A seperti tabel dibawah ini:
2. Menentukan Besarnya Range

R = Xmaks – Xmin atau


Range = Nilai terbesar – Nilai terkecil

Nilai Terbesar Nilai Terkecil =


= 3,2 2,6

Range 0,6
3. Menentukan Banyaknya Kelas
Interval (K)

K = 1 + 3,332 Log N

K = 1 + 3,332 Log N
K = 1 + 3,332 Log (50)
K = 6,66  7

Catatan: Jumlah kelas selalu merupakan bilangan bulat


4. Menentukan Lebar Kelas Interval,
Batas Kelas, dan Nilai Tengah Kelas
a. Menentukan Lebar Kelas Interval (C)

C
Range 0,6
K
7
0,085
 0,1
b. Menentukan Batas Untuk Setiap Kelas Interval

Nilai Terendah – ½ x Unit Pengukuran


Batas Kelas Pertama:
Batas Bawah Kelas Pertama = 2,6 – ½ x 0,1 = 2,55
Batas Atas Kelas Pertama = 2,55 + 0,1 = 2,65
Batas Kelas Kedua:
Batas Bawah Kelas Kedua = 2,65
Batas Atas Kelas Kedua = 2,65 + 0,1 = 2,75
Batas Kelas Ketiga:
Batas Bawah Kelas Ketiga = 2,75
Batas Atas Kelas Ketiga = 2,75 + 0,1 = 2,85,seterusnya..............
c. Menentukan Nilai Tengah dari Setiap Kelas

Nilai Tengah Kelas1,2,... = (Batas atas +


Batas Bawah Kelas 1,2,...)/2
Nilai Tengah Kelas Pertama:
Nilai Tengah Kelas Pertama = (Batas atas + Batas Bawah Kelas
Pertama)/2
= (2,55 + 2,65)/2 = 2,6
Nilai Tengah Kelas Kedua dan seterusnya:
5. Menentukan Frekuensi dari Setiap
Kelas Interval
Untuk mempermudah perhitungan, pakailah tanda “Tally”
pengelompokkan 5(lima) untuk menghitung satu per satu jumlah frekuensi
tang jatuh dalam kelas interval. Masih kasus yang sama, berikut ini tabel
hasil perhitungannya:
Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah suatu alat untuk


menemukan atau mengetahui masalah atau penyebab
utama, yang merupakan kunci penyelesaian-
penyelesaian serta perbandingan terhadap
keseluruhan. Diagram Pareto membantu kita memilih
faktor-faktor mana yang perlu mendapatkan
perhatian terus-menerus.
Contoh Diagram Pareto
Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau
penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian
masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan
mengetahui penyebab-penyebab yang dominan (yang
seharusnya pertama kali diatasi) maka kita akan bisa
menetapkan prioritas perbaikan.
Perbaikan atau tindakan koreksi pada faktor penyebab
yang dominan ini akan membawa akibat atau pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan penyelesaian penyebab
yang tidak berarti. Prinsip Pareto adalah “sedikit tapi penting,
banyak tetapi remeh”.
Fungsi Diagram Pareto

Fungsi dari  Menunjukkan persoalan utama


pengguna  Menyatakan perbandingan masing-
an
masing persoalan terhadap keseluruhan
Diagram
Pareto  Menunjukkan tingkat perbaikan setelah
dalam 7 adanya tindakan perbaikan
tools, yaitu
sebagai
 Menunjukkan perbandingan masing-
berikut: masing persoalan sebelum dan setelah
perbaikan
Aplikasi Diagram Pareto

Diagram pareto ini  Mengatasi permasalahan


seperti halnya pencapaian efisiensi atau
diagram sebab produktivitas kerja yang lebih
akibat tidak saja
efektif digunakan tinggi lagi
untuk usaha  Permasalahan keselamatan kerja
pengendalian
kualitas suatu (safety)
produk, akan  Penghematan atau pengendalian
tetapi juga bisa
diaplikasikan material, energi, dan lain-lain
untuk  Perbaikan sistem dan prosedur
(Wignjosoebroto,
2006):
kerja.
Cara Membuat Diagram Pareto

Anda mungkin juga menyukai