Anda di halaman 1dari 1

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Sesuai dengan namanya, pemberontakan RMS dilakukan dengan tujuan memisahkan diri
dari Republik Indonesia dan menggantinya dengan negara sendiri. Diproklamasikan oleh
mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, Dr. Ch.R.S. Soumokil pada April 1950, RMS
didukung oleh mantan pasukan KNIL. Upaya penyelesaian secara damai awalnya dilakukan
oleh pemerintah Indonesia, yang mengutus dr. Leimena untuk berunding. Namun upaya ini
mengalami kegagalan dalam Konflik Dan Pergolakan Yang Berkait Dengan Kepentingan.
Pemerintahpun langsung mengambil tindakan tegas, dengan melakukan operasi militer di
bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.

Kelebihan pasukan KNIL RMS adalah mereka memiliki kualifikasi sebagai pasukan
komando. Konsentrasi kekuatan mereka berada di pulau Ambon dengan medan
perbentengan alam yang kokoh. Bekas benteng pertahanan Jepang juga dimanfaatkan oleh
pasukan RMS. Oleh karena medan yang berat ini, selama peristiwa perebutan pulau Ambon
oleh TNI, terjadi pertempuran frontal dan dahsyat dengan saling bertahan dan menyerang.
Meski kota Ambon sebagai ibukota RMS berhasil direbut dan pemberontakan ini akhirnya
ditumpas, namun TNI kehilangan komandan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan
Kolonel Soediarto yang gugur tertembak. Soumokil sendiri awalnya berhasil melarikan diri
ke pulau Seram, namun ia akhirnya ditangkap tahun 1963 dan dijatuhi hukuman mati.

Anda mungkin juga menyukai