Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT

A. Pengertian zakat

Menurut kamus besar bahasa indonesia zakat adalah sejumlah harta


tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama islam dan
diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (ashnaf delapan)
menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara’, khususnya dalam
banyak hadist Nabi Muhammad saw. Sedangkan yang dimaksud dengan
orang-orang yang beragama islam tidak semua terkena wajib zakat kecuali
zakat fitrah melainkan mereka yang memiliki kemampuan atau tergolong
aghniya.
Dalam istilah syariat (al-Qur’an dan al-Sunnah) kata zakat terkadang
‘disamakan’ dengan istilah shaqadah, oleh karna itu, imam mawardi
menyatakan, ‘’kalimat shaqadah kadang yang dimaksud adalah zakat, dan
zakat yang dimaksud adalah shaqadah, dua kata yang berbeda tetapi
memiliki subtansi yang sama.1
Zakat dari istilah (fiqih) berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan oleh allah swt dan diserahkan atau disalurkan kepada mereka
yang berhak (al-mustahiq) disamping berarti mengeluarkan jumlah tertentu
itu sendiri. Penyebutan zakat dengan makna bertambah karena membuat
lebih berarti terutama bagi orang-orang yang menghajatkannya.
Dengan demikian, zakat merupakan sarana atau pengikat yang kuat
dalam membina hubungan manusia dengan allah dan hubungan atar sesame
manusia (kaya dan miskin) Islam telah memberikan tuntunan bagi
kehidupan manusia dan zakat adalah salah satu bentuk cara hidup sosial

1
Hamka dkk, panduan zakat dan praktis, Jakarta 2012, hal 12-14

1
yang peduli sesama manusia dimana zakat berfungsi sebagai jembatan
untuk mempererat hubungan kasih sayang antar umat manusia.2

B. Dasar Hukum Kewajiban Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun islam yang ketiga. oleh sebab itu,
hukum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban zakat ini didasarkan sumber
ajaran Islam, yaitu, Al-Qur’an, Hadits, Ijtihad, dan dasar hukum formalnya.
Kewajiban zakat tersebut telah ditetapkan melalui dalil-dalil qath‟i (pasti
dan tegas) yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits yang telah disepakati
oleh para ulama.3
a. Al-Qur’an
Ayat Al-Qur‟an yang membicarakan zakat sejumlah 35 ayat, 30
di antaranya menggunakan bentuk ma‟rifat, dan 27 ayat diikutkan
dengan perintah shalat, seperti dalam firman Allah Al-Baqarah:43:

Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku‟lah beserta


orang-orang yang ruku’” (QS. AlBaqarah: 43)4
Berdasarkan dalil di atas, terutama yang menetapkan kata zakat,
yang mengiringi kata shalat, maka dapat ditentukan bahwa zakat sebagai
ibadah wajib yang sama sama seperti sholat. Ini berarti bahwa zakat itu
salah satu pilar dari tiang bangunan islam. Demikian zakat sebagai rukun

2
Ahmad Sudirman Abbas, zakat ketentuan dan pengelolaannya, Bogor Cv. Anugrah Berkah
Sentosa 2017, hal 10
3
El-Madani, Fiqh Zakat Lengka,. hlm.16
4
Zuhri, Saifudin, Zakat di Era Reformasi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Bima Sejati,
Semarang, 2012, hlm.20.

2
islam, meninggalkan zakat bagi yang mampu, batallah status orang sebagai
penganut ajaran islam yang baik.5
Seorang muslim yang enggan membayar zakat, padahal memiliki
kemampuan untuk membayar maka tergolong sebagai orang yang berbuat
dosa besar. Bahkan dalam salah satu ayat disebut sebagai orang yang telah
musryik atau menyekutukan Allah SWT, dan di akhirat nanti, kelak akan
dimasukan kedalam neraka jahanam, sebagai firman Allah SWT

Artinya : “ Katakannlah: Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa


seperti kalian, diwahyukan kepadaku bahwasanya sesembahan kalian
(yang berhak untuk disembah) hanyalah sesembahan yang satu (yaitu
Allah) maka tetaplah beriman kepadanya dan beristikfarlah kepada-Nya,
dan Allah menciptakan neraka wail bagi orangoarang yang musryik, yaitu
orang yang tidak menunaikan zakat dan terhapat hari akhirat iakafir” (QS.
Fusshilat 41:6-7).6
Wajib zakat itu adalah setiap orang islam, yang telah dewasa, sehat
jasmani, dan rohaninya. Mempunyai harta yang cukup menurut ketentuan
(nisab) dan telah sampai waktunya. Hukum zakat itu wajib mutlak dan tak
boleh atau sengaja ditundawaktunya pengeluarannya, apabila telah
mencukupi persyaratan. Dasar ayat di antaranya adalah

Artinya :“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
5
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf,.hlm.12.
6
Muhammad Taufiq Ridlo, Zakat Profesi dan Perusahaan, Institut Manajemen Zakat, Cet 1,
Jakarta, 2007, hlm. 23.

3
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. At-
Taubah: 103)7
Selain itu, kewajiban membayar zakat juga dijelaskan melalui Firman
Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah: 277:

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman mengerjakan amal


soleh mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di
sisi tuhanya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula
mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 277).

b. Hadist

Diriwayatkan oleh Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Nabi Shallallaahu


'alaihi wa Sallam bersabda:

‫ (ان النيب صلى اهلل عليه وسلم بعث معاذا‬:‫عن ابن عباس رضي اهلل عنهما‬

‫ (أن اهلل ق د اف رتض عليهم‬:‫ وفي ه‬,‫رض ي اهلل عن ه اىل الني) ف ذ ك ر احلديث‬

‫ واللفظ‬,‫ فرتد ىف فقرائهم) متفق عليه‬,‫ تؤخذ مناغنيائهم‬,‫صدقة يف امواهلم‬

.‫للبخاري‬
Artinya :“Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu-- dan
didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di
7
Zuhri, Saifudin, Zakat di Era Reformasi,.hlm.37-38.

4
antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang. Menurut riwayat
Tirmidzi dari Ibnu Umar r.a

‫ فالزك اة علي ه ح ىت حيول‬,‫ (من اس تفاد م اال‬:‫ عن ابن عم ر‬:‫وللرتم ذي‬

‫احلول) والراجح وقفه‬


Artinya: “Menurut riwayat Tirmidzi dari Ibnu Umar r.a: "Barangsiapa
memanfaatkan (mengembangkan) harta, tidak wajib zakat atasnya
kecuali setelah mencapai masa setahun." Hadits mauquf”.

c. Ijmak

Para ulama sepakat (ijmak) tentang kewajbnya zakat sebesar


10% atau 5% dari keseluruhan hasil tani, sekalipun mereka berbeda
pendapat tentang ketentuan-ketentuan lain.
Pertama, Pedoman Zakat (5), 1982: 33-37: “Barang siapa yang
diberi Allah Kekayaan, tetapi tidak menunaikan zakat-Nya, pada hari
kiamatkekayaan itu akan menjadi ular berbisa yang akan melilit
tubuhnya, sambil berkata: “Akulah kekayaanmu dan Akulah harta
bendamu’’.
Kedua, Ulama baik salaf (klasik) maupun khalaf (kontemporer)
telah sepakat akan kewajibkan zakat dan bagi yang mengingkari berari
kafir dari Islam.
Dengan dasar di atas, zakat itu ibadah sosial, rela belas kasihan
dalam rangka menyantuni orang-orang miskin, yang wajib dilaksanakan
oleh umat islam dengan syarat-syarat tertentu. Barulah dalam syariat
Islam zakat ditetapkan menjadi suatu kewajiban yang bersifat muntlak
dan menjadi salah satu rukun islam.8

8
Abdurrahman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1998, hlm. 52.

5
C. Syarat-syarat Wajib Zakat

a. Islam
Bagi orang yang berzakat wajib beragama Islam dan zakat itu
tidak wajib bagi orang kafir asli, dan adapun orang murtad, maka
menurut pendapat yang shalih, bahwa harta bendanya di berhentikan
(dibekukan dahulu), maka jika ia kembali ke agama Islam (seperti
sedia kala), maka wajib baginya mengeluarkan zakat, dan jika tidak
kembali lagi Islam, maka tidak wajib zakat.
b. Baligh dan berakal
Maka anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan membayar zakat,
tetapi dibayarkan oleh wali yang menanggungnya. Begitu juga dengan
anak yatim yang masih kecil.Karena keduanya tidak termasuk
golongan orang yang wajib beribadah seperti puasa dan
shalat.Sedangkan menurut jumhur, keduanya bukan merupakan
syarat.Oleh karena itu, zakat wajib dikeluarkan dari harta anak kecil
dan orang gila.Zakat tersebut dikeluarkan oleh walinya.
c. Merdeka
Zakat itu tidak wajib bagi budak. Adapun budak muba’ah (budak
yang separuh dirinya sudah merdeka), maka wajib baginya
mengeluarkan zakat pada harta benda yang dia miliki, sebab sebagian
dirinya merdeka.
d. Milik Penuh (Milik Sempurna)
Harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara
penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut
didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat
Islam, seperti: usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain dan
cara tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta
tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari

6
tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak atau ahli
warisnya.
e. Sudah mencapai 1 nishab
Harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan
ketetapan syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas
dari Zakat.Nishab adalah ukuran atau batas terendah yang telah
ditetapkan oleh syar’i (agama) untuk menjadi pedoman menentukan
kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah
sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai
nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat.

D. Jenis zakat
a. Zakat fitrah
Pengertian Zakat Fitrah Secara bahasa, zakat berasal dari kata "
‫زكى – زكى‬PP‫اة – ي‬PP‫" الزك‬yang berarti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji.1
Dalam buku Pedoman Zakat, zakat menurut bahasa berarti nam ̅‟
(kesuburan), thah ̅rah (kesucian), barakah (keberkahan), dan juga
tazkiyahtathh ̅r (mensucikan).2Dalam Kamus Al-Kautsar zakat berarti
tumbuh bertambah, berkembang.3 Jadi zakat menurut bahasa dapat
diartikan bahwa harta yang telah dikeluarkan zakatnya akan menjadi
suci, tumbuh, berkah, terpuji, subur, bertambah dan berkembang.
Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
dengan persyaratan tertentu.9
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada
bulan Ramadhan atau pada hari raya fitrah. ”Dari Ibnu ‟Abbas ra ia
berkata : Rasulullah Saw, mewajibkan zakat fitrah itu selaku pembersih

9
Ilyas Supena, Manajemen Zakat, Semarang: Walisongo Press, 2009, hlm. 2

7
dari perbuatan sia-sia dan omongan -omongan yang kotor dari orang
yang berpuasa dan sebagai makannan bagi orang miskin maka barang
siapa yang menunaikannya sebelum shalat ‟Ied itu adalah zakat fitrah
yang diterima dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat ‟Ied
maka itu hanyalah suatu shadaqah dari shadaah –shadaqah biasa ”.
(HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah,dan disahkan oleh Hakim)
Yang wajib dizakati: - Untuk dirinya sendiri; tua, muda, baik laki- laki
maupun perempuan - Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
”Dari ibnu Umar ra berkata ia: telah bersabda : Rasulullah saw:
Bayarlah zakat fithrah orang –orang yang menjadi tanggunganmu.”
(HR.Daruquthni dan Baihaqi)
Zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak
boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk
makanan pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah dari pada beras.
Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan
zakat yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah
merupakan kewajiban yang bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi
(badan), sementara zakat-zakat selain zakat fitrah adalah kewajiban
yang diperuntukkan karena keberadaan harta.

b. Zakat mal (harta)


 Pengertian Zakat Mal
Zakat mal (harta), seperti emas, perak, binatang, tumbuh-
tumbuhan dan barang perniagaan (barang dagangan. Pengertian
Zakat Mal Zakat mal (harta), seperti emas, perak, binatang, tumbuh-
tumbuhan dan barang perniagaan (barang dagangan). Dalam bahasa
Arab, Mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat kekayaan yang
harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah

8
memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak
serta hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki
perhitungannya sendiri-sendiri.10
 Syarat Mengeluarkan Zakat Mal
Sesuatu yang dimiliki manusia yang berharga di sebut
kekayaan. keadilan yang diajarkan oleh Islam dan prinsip
keringanan yang terdapat di dalam ajaran-ajarannya tidak mungkin
akan membebani orang-orang yang terkena kewajiban itu
melaksanakannya ke dalam kesulitan yang oleh Tuhan sendiri tidak
inginkan-Nya. Oleh karena itu mestilah batasan tentang sifat
kekayaan yang wajib zakat dan syarat-syaratnya adalah:
a) Islam
b) Merdeka (bukan budak)
c) Hak milik yang sempurna
d) Telah mencapai nisab
e) Masa memiliki sudah sampai satu tahun / haul (selain tanaman
dan buahbuahan).
f) Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat hendaklah
orang yang kebutuhan minimal / pokok untuk hidupnya
terpenuhi terlebih dahulu.
g) Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila
dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak
terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama
maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

10
Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian Moneter dan
Keuangan Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) Hal 3

9
 Jenis Jenis Harta yang Wajib Zakat
Berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad Saw dan perbuatan
beliau serta para sahabatnya menunjukkan bahwa jenis harta yang wajib
dikenakan zakat adalah terdiri dari harta-harta yang penting dalam
berbagai sektor perekonomian, yaitu
a. Hasil tanaman, dari jenis buah-buahan atau biji-bijian:
b. Binatang-binatang ternak yaitu unta, kerbau, lembu, kambing dan
jenisjenis yang bisa dikategorikan ke dalamnya:
c. Emas dan perak, dari jenis ma’adin (bahan galian) atau nuqud (mata
uang).
d. Barang-barang perniagaan.
Selain dari empat jenis harta di atas (hasil tanaman, ternak, emas
perak dan barang-barang perniagaan) ada lagi bentuk harta yang perlu
diperhitungkan sama dalam menentukan harta yang bisa dikenakan zakat,
seperti zakat pendapatan gaji, zakat atas uang simpanan, termasuk uang
simpanan pekerja, bil-bil perbendaharaan, surat-surat jaminan berharga dan
zakat atas harta saham seperti yang akan diuraikan dibagian depan.

a) Zakat Tanaman
Hasil tanaman dari jenis buah-buahan dan bijibijian adalah
wajib dikenakan zakat Bagaimanapun, terdapat perselisihan pendapat
dalam menentukan jenis dan sifat tanaman dan tumbuhan yang bisa
dikenakan zakat. Terjadinya ikhtilaf adalah bersumber baik hasil
tanaman itu bisa mengenyangkan, bisa ditakar, ditimbang atau tahan
lama disimpan. Dalam hal ini, Imam Malik dan Imam Syafi’I
berpendapat bahwa wajib dikenakan zakat atas hasil tanaman baik dari
jenis buah-buahan dan biji-bijian yang tahan lama disimpan dan
bersifat menguatkan (mengenyangkan), termasuk gandum, barli, beras

10
dan buah-buah kurma. Manakala Imam Ahmad pula wajib zakat atas
harta dari hasil tanaman yang bisa ditimbang dan tahan lama disimpan,
sedang Imam Abu Hanifah pendapatnya lebih terkedepan, yaitu wajib
zakat atas apa juga hasil perusahaan pertanian baik yang bersifat
menguatkan (mengenyangkan), tahan lama disimpan atau bisa
ditimbang dan disukat, kecuali rumput dan kayu.
Sehubungan dengan hal di atas diyakini bahwa pendapat
keempat-empat imam mazhab di atas ada manasabahnya dalam mena
nggapi bentuk dan sifat tanam-tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang
bisa dikenakan zakat. Misalnya, pendapat Imam Hanafi agak sesuai,
yaitu mengenakan apa saja hasil usaha. pertanian yang bersifat
produktif, manakala Imam Maliki dan Imam Syafi’i lebih menekankan
hasil tanaman yang bersifat menguat/mengenyangkan. Mengenai
unsur atau sifat tahan lama disimpan, rasanya bisa diatasi dengan
kemajuan teknologi modern, sementara Imam Hambali pula
pendapatnya (ditimbang) sebagai pelengkap kepada pendapatpendapat
yang terdahulu.  Hasil tanaman yang sifatnya bisa menguat dan
mengenyangkan yang menjadi hasil produksi barangbarang
atau bahan-bahan utama negara adalah bersifat umum, tetapi jika
dikira dalam bentuk mata uang yang menjadi alat pertukaran yang bisa
memenuhi segala keperluan, temasuk mengenyangkan maka bisa
dianggap sama karena itu bisa dikenakan zakat. 

b) Zakat Binatang Ternak


Pada masa Rasulullah Saw, binatang-binatang ternak5seperti
unta, kerbau, lembu dan kambing dikenakan zakat, kecuali kuda, tetapi
pada masa Umar lbn al-Khattab menjadi khalifah, binatang kuda
adalah termasuk dalam kelompok binatang ternak yang bisa dikenakan

11
zakat, alasannya karena ia merupakan binatang ternak yang bersifat
produktif dan diperdagangkan.Syarat-syarat zakat binatang ternak
ialah cukup nisab, genap masa setahun (haul), tidak digunakan sebagai
barang modal untuk memproduksi hasil dan bisa berkembang biak
(produktif) dengan sendiri, tanpa usaha yang berat atau mengeluarkan
modal. Ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas,
bermaksud, zakat kambing terletak pada pembiakannya sendiri (Sahih
Bukhari).
Syarat biak (produktif) yang disebut pada kambing bisa
digunakan atas binatang unta, kerbau dan lembu, berdasarkan kaedah
qiyas dalam hukum Islam. Karena itu unta, kerbau dan lembu (dan
Juga binatangbinatang lain yang bersifat berkembang biak) adalah
wajib dikenakan zakatnya, ini karena sebab wajibnya zakat  ialah
adanya unsur pembiakan (produktif), bukan cara binatang itu
mendapat makanan.

c) Zakat Emas dan Perak


Zakat emas dan perak pada dasarnya bisa dikategorikan kepada
dua bagian yaitu zakat emas dan perak dari jenis ma’adin atau disebut
bahan galian, dan dari jenis nuqud atau dikenal sekarang dengan
istilah mata uang. Para fuqaha’ berpendapat mengenai wajib zakat atas
bahan galian emas dan perak. Mengenai galian selain emas dan parak
terdapat berbagai pendapat. Bagaimanapun, pada dasarnya
mereka menunjukkan kecenderungan kepada mengenakan zakat.
Para fuqaha’ juga sependapat tentang wajib zakat uang dan
emas, baik mata uang kertas atau coin dan alatalat transaksi lain yang
digunakan berfungsi sebagai uang dianggap sebagai harta yang bisa
dikenakan zakat, sebab alat transaksi tersebut adalah berdasarkan nilai

12
emas atau perak, yang mana emas dan perak merupakan harta yang
wajib dikenakan zakat apabila mencapai kadar nisab yang ditentukan
yaitu mitsqal. Mengenai zakat harta emas dan perak dalam bentuk
nuqud (mata uang), akan diuraikan di di depan. 
Tentang zakat harta atas barang-barang perhiasan dari emas dan
perak, mereka mempunyai berbagai pendapat, tetapi sebagian
besarnya lebih cenderung kepada mengenakan zakat atas
barangbarang tersebut jika melebihi mitsqal dan melebihi dari adat
kebiasaan yang digunakan, baik yang berupa barang-barang perhiasan
yang halal digunakan atau yang haram. 
d) Zakat Rikaz dan Barang Tambang
Berkaitan dengan sumber zakat ini, terdapat beberapa istilah
yang mempunyai makna dan implikasi berbeda, yakni barang tambang
(ma’din), barang temuan (rikāz) dan harta simpanan (kanz). Para
ulama telah sepakat tentang wajib zakat barang temuan (rikāz) dan
barang tambang (ma’din), tetapi mereka berbeda pendapat dalam
melihat beberapa aspek berikut ini:
1) Pemaknaan masing-masing istilah di atas
2) Jenis barang tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya
3) Nisab dan kadar harta yang wajib dizakati.
e) Zakat Perniagaan
Pada masa ini terdapat berbagai bentuk perniagaan, perusahaan
dan perdagangan, baik dalam bentuk kecil-kecilan atau yang
berbentuk “multinational enterprise” semuanya melibatkan harta yang
bernilai trilyunan rupiah. Kegiatan mereka pada umumnya bertumpu
dalam urusan penjualan atau pembuatan barang-barang dan dalam
bentuk pelayanan jasa. 

13
Mengenai harta perniagaan, seperti yang dilaporkan oleh al-
Sha’rani, terbagi kepada dua kumpulan, yaitu harta barang-barang
perniagaan (urud tijarah) dan harta tetap dalam bentuk barang-barang
modal. Ulama berpendapat (ijma) tentang wajib zakat atas barang-
barang perniagaan, sedang yang kedua. (barang modal) menurut Daud
tidak wajib zakati. Dari sini dapatlah dipahami bahwa modal tetap
dalam bentuk modal sebuah perusahaan perniagaan atau firma, seperti
tanah untuk tempat bangunan, bangunan firma dan alat-alat produksi,
termasuk mesin, dan perkakas lain-lain yang digunakan untuk tujuan
produksi tidak wajib dikenakan zakat, karena ia digunakan untuk
memproduksi barang-barang. Tanpa adanya barang-barang modal ini
hasil firma tidak dapat diproduksi. Disamping itu selain mengalami
penyusutan, pihak perusahaan juga perlu menjaganya dengan dana
yang agak besar. 
Zakat tidak dikenakan atas harta tetap dalam bentuk barang-
barang modal (capital goods), karena sesuai dengan tujuan
meningkatkan dan memperluas pertumbuhan ekonomi negara. Artinya
zakat hanya dikenakan atas uang tunai dan setok atau inventori akhir
dalam waktu setahun setelah mencapai paras nisab apabila kesemua
item itu digabungkan. 
Selain empat jenis harta (tanaman, binatang ternak, emas/perak
dan harta perniagaan) yang disepakati oleh ulama mengenai wajibnya
zakat, ada lagi beberapa jenis harta yang diperhitungkan sebagai harta
yang bisa dikenakan zakat, seperti zakat pendapatan gaji, zakat uang
simpanan, termasuk bil-bil perbendaharaan, surat-surat jaminan bon-
bon atau debenture, dan zakat harta saham yang diinvesatasikan dalam
institusi keuangan dan sebagainya. 11

11
Dr. Armiadi musa, pendayaguanaan zakat produktif konsep, peluang dan pola pengembangan (banda
aceh : lembaga naskah aceh, 2019)hl. 53-68

14
E. Golongan Penerima Zakat
Orang-orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh
Allah, dalam QS at-Taubah/9 :60 Terjemahnya : Sesungguhnya zakat-
zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang
berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
a. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat
menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
b. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak
mencukupi.
c. Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan
dan membagibagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan hukum Islam .
d. Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya
dan jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat
meneruskan imannya.
e. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan
oleh tuan nya dengan jalan menebus dirinya. Hamba sahaya yaitu yang
mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya dengan jalan
menebus dirinya.
f. Gharimin yaitu orang yang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng
bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.

15
g. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk
menegakkan agama Allah.
h. Ibnu sabil atau Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam
perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan
agama dan sebagainya

F. Pengertian persepsi Masyarakat

Pengertian persepsi dari kamus psikologi berasal dari bahasa


Inggris, perception yang artinya: persepsi, penglihatan, tanggapan; adalah
proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya
melalui indera-indera yang dimilikinya; atau pengetahuan lingkungan yang
diperoleh melalui interpretasi data indera.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.
Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Pada umumnya stimulus
tersebut diteruskan oleh saraf ke otak melalui pusat susunan saraf dan
proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Stimulus diterima oleh alat
indera, kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang di indera tersebut
menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan.
Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang
keadaan diri individu yang bersangkutan. Persepsi itu merupakan aktivitas
yangintegrateed, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti
perasaan pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acauan dan aspek-
aspek lain yang ada dalam diri.
Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam
persepsi itu sekalipun stimulusnya sama tetapi karena pengalaman tidak
sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya
kemungkinan hasil persepsi antara individu dengan individu yang lain

16
tidak sama. Pengertian persepsi masyarakat dapat disimpulkan adalah
tanggapan atau pengetahuan lingkungan dari kumpulan individu-individu
yang saling bergaul berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-
norma, cara-cara dan prosedur merupakan kebutuhan bersama berupa suatu
sistem adat-istiadat yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu identitas
bersama yang diperoleh melalui interpretasi data indera.

17
G. Studi Relevan

Dalam rangka menetapkan permasalahan dalam melakukan suatu penelitian,


subyek penelitian, untuk melaksanakan penelitian kelapangan, peneliti perlu
memperhatikan apakah yang akan peneliti angkat ini telah ada yang meneliti baik itu
ditinjau dari aspek yang sama menggunakan metode yang sama dan mengambil lokasi
yang sama, serta apakah ada relevan dengan penelitianyang akan diteliti, agar tidak
terjadi pengulangan. Adapun judul peneliti adalah PersepsiMasyarakat Desa Tebing
Tinggi Tentang Kewajiban Membayar Zakat Mal
Berikut ini beberapa referensi hasil penelitian yang sama memiliki relevensi
dengan penelitian ini, antara lain :

1. Hikmaidia a hakim, motivasi masyarakat dalam mengeluarkan zakat mal didesa


batetangnga kab. Polewali mandar, 2017
2. Ana Rofiqi, persepsi masyarakat terhadap zakat tijarah (studi kasus didesa
wadungasri kec waru kabupaten sidoarjo), 2018
3. Pemahaman masyarakat terhadap kewajiban zakat dikecamatan maritengngae
kabupaten sidenreng rappang, 2017.
4. Persepsi masyarakat tentang kewajiban membayar zakat hasil kebun gambir
dikenagarian make kecamatan bukik barisan kabupaten limapuluh kota provinsi
Sumatra barat, 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai