Oleh :
AHMAD DANI
2015510012
Dosen pembimbing :
FAJRIN, Msi
Page 1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena
limpahan rahmat serta anugerah darinya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
“Laporan Pratikum PCD” ini. Sholawat dan salam selalu kita ucapkan dan curahkan untuk
junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah menyampaikan petunjuk Allah
SWT untuk kita semua.
Dengan adanya sumber untuk referensi dalam penyusunan laporan ini penulis
mengucapkan terimakasih karena sudah mempermudah penulis untuk mencari dan
memberikan informasi,dan juga penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
mengajar serta membimbing untuk membuat laporan ini. Akhir kata penulis menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu sangat diharabkan saran yang
membangun untuk perbaikan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................4
1.2. Tujuan.........................................................................................4
1.3. Manfaat.......................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengolahan Citra Digital................................................................5
2.2. ENVI..........................................................................................5
2.3. Citra Landsat................................................................................6
III. METODE DAN PEMBAHASAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan......................................................9
3.2. Langkah-Langkah Kerja...............................................................9
IV. HASIL
4.1. Hasil............................................................................................41
V. PENUTUP
5.1.
Kesimpulan..............................................................................................42
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Laporan praktikum ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan tutorial
lebih lanjut lagi terhadap pemakaian Aplikasi yang digunakan dalam PCD
(Pengolahan Citra Dasar) yaitu ENVI 46.1 serta mengatahui cara menggapfill
.
1.3. Manfaat
Hasil dari Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada mahasiswa dapat menggunakan Aplikasi dalam PCD
(Pengolahan Citra Digital) dan mengetahui bagaimana cara menggapfill dengan baik
dan benar .
Semoga dengan Laporan ini dapat menerapkan hal-hal positif dan Laporan ini
diharapkan dapat dijadikan acuan didalam kegiatan pengolahan citra digital
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Citra digital dapat didefinisikan sebagai gambar (image) dalam tampilan dua
dimensi yang disimpan dalam bentuk/format digital. Gambar tersebut oleh komputer
didefinisikan sebagai sebuah bidang (dengan luas tertentu) yang terdiri dari banyak
titik dengan koordinat tertentu. Banyaknya titik dalam bidang inilah yang dinamakan
pixel. Semakin banyak pixel, citra yang dihasilkan semakin jelas.
Citra digital dapat dihasilkan dari beberapa media, antara lain kamera digital,
scanner, sinar X, dan sebagainya.
Pengolahan citra digital adalah suatu kegiatan pemrosesan gambar digital dengan
tujuan memperbaiki kualitas suatu gambar agar lebih mudah diinterpretasi oleh mata
manusia ataupun mesin. Berdasarkan tujuannya, pengolahan citra digital dapat dibagi
menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
3. Mengompres citra dengan tujuan mengurangi kapasitas gambar pada saat restorasi.
4. Segmentasi citra, yaitu membagi citra menjadi beberapa segmen dengan kriteria
tertentu, biasanya dipakai untuk pengenalan pola pada mesin otomatis, robot, dan
sebagainya.
5. Anilisis citra, yaitu dengan mengekstraksi ciri-ciri citra tertentu untuk keperluan
pengenalan dan identifikasi objek, contohnya adalah pendeteksi tepi objek pada
gambar.
6. Rekonstruksi citra, yaitu membentuk ulang objek hasil proyeksi, misalnya oleh
sinar X.
2.2. ENVI
Citra Landsat merupakan gambaran permukaan bumi yang diambil dari luar
angkasa dengan ketinggian kurang lebih 818 km dari permukaan bumi, dengan skala
1 : 250.000.Dalam setiap perekaman citra landsat mempunyai cakupan area 185 km x
185 km sehinggaaspek dari objek tertentu yang cukup luas dapat diidentifikasi tanpa
menjelajah seluruh daerahyang disurvei atau yang diteliti.Citra landsat merupakan
citra yang dihasilkan dari beberapa spectrum dengan panjanggelombang yang
berbeda.
Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral yaitu
tiga saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah tengah,
dan satu saluran inframerah thermal. Lokasi dan lebar dari ketujuh saluran ini
ditentukan dengan mempertimbangkan kepekaannya terhadap fenomena alami
tertentu dan untuk menekan sekecil mungkin pelemahan energi permukaan bumi oleh
kondisi atmosfer bumi. Jensen (1986) mengemumakan bahwa kebanyakan saluran
TM dipilih setelah analisis nilai lebihnya dalam pemisahan vegetasi, pengukuran
kelembaban tumbuhan dan tanah, pembedaan awan dan salju, dan identifikasi
perubahan hidrothermal pada tipe-tipe batuan tertentu. Data TM mempunyai proyeksi
tanah IFOV (instantaneous field of view) atau ukuran daerah yang diliput dari setiap
piksel atau sering disebut resolusi spasial. Resolusi spasial untuk keenam saluran
spektral sebesar 30 meter, sedangkan resolusi spasial untuk saluran inframerah
thermal adalah 120 m (Jensen,1986).
Terdapat banyak aplikasi yang dapat diterapkan dari data Landsat, diantaranya
adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan
tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk
pemetaan penutupan dan penggunaan lahan, data Landsat TM lebih dipilih daripada
data SPOT multispektral karena terdapat band infra merah menengah. Landsat TM
adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang mempunyai band inframerah
thermal . Data thermal diperlukan untuk studi proses-proses energi pada permukaan
bumi seperti variabilitas suhu tanaman dalam areal yang diirigasi
Citra landsat adalah citra yang di ambil menggunakan satelit landsat tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan,di antaranya :
Kelebihan :
• Dapat merekam wilayah di permukaan bumi dengan lebih luas / cakupannya lebih
besar.
• Pada setiap topografi yang ada di permukaan bumi dibedakan dengan warna.
• Setiap kejadian yang ada di permukaan bumi dapat dibedakan dengan panjang
gelombangyang ada di citra landsat.
Kekurangan :
• Apabila citra landsat / daerah yang akan dianalisis tertutup awan maka citra
tersebut sulituntuk dianalisis.
1. Landsat 1
Landsat 1 pada mulanya bernama “Earth Resources Technology Satellite 1”.
Landsat 1 adalah satelit pertama dari Amerika Serikat. Satelit yang diluncurkan
pada 23 Juli 1972 oleh roket Delta 900 ini adalah versi modifikasi dari satelit
meteorologi Nimbus 4. Satelit Landsat 1 melakukan monitoring dengan
membawa instrumen kamera RBV dan MSS. Operasi berakhir tahun 1978.
2. Landsat 2
Landsat 2 adalah satelit kedua dari program Landsat. Awalnya satelit ini
bernama ERTS- B (Earth Resource Technology Satellite-B namun berganti
nama menjadi “Landsat 2” sebelum peluncurannya pada 22 Januari 1975.
Landsat 2 membawa sensor yang sama seperti pendahulunya, yaitu RBV dan
MSS. RBV merupakan instrumen yang digunakan untuk tujuan evaluasi teknik
sedangkan MSS secara sistematis terus mengumpulkan gambar dari Bumi.
Landsat 2 beroperasi selama lebih dari tujuh tahun dan akhirnya berhenti
beroperasi pada 25 Februari 1982.
3. Landsat 3
Landsat 3 adalah satelit ketiga dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan
pada tanggal 5 Maret 1978 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto
satelit. Landsat 3 memiliki desain dasar sama seperti Landsat 2. Satelit ini
membawa instrumen MSS, yang memiliki resolusi maksimum 75 m. Tidak
seperti dua Landsat sebelumnya, instrumenthermal band telah dibuat pada
Landsat 3, tetapi instrumen ini gagal beroperasi setelah satelit ditempatkan.
Landsat 3 ditempatkan dalam orbit polar berjarak sekitar 920 km dan
menghabiskan waktu 18 hari untuk memindai seluruh permukaan bumi.
Landsat 3 sudah tidak beroperasi lagi karena adanya masalah teknis dan
berhenti beroperasi pada 21 Maret 1983.
4. Landsat 4
Landsat 4 adalah satelit keempat dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan
pada 16 Juli 1982 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto satelit.
Meski program Landsat dikelola oleh NASA, data dari Landsat 4 dikumpulkan
dan didistribusikan oleh USGS. Landsat 4 sudah tidak beroperasi lagi karena
adanya masalah teknis dan akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 1993.
Landsat 4 memiliki andwidth transmisi maksimum sebesar 85 Mbit/s,
membawa MSS yang telah diperbaharui dan Thematic Mapper (TM) yang
memiliki resolusi maksimum 30 m. Perlu dicatat bahwa Landsat 4 adalah
satelit pertama dalam program Landsat yang menggunakan sensor TM. Sensor
TM mampu mengumpulkan tujuh band data yang berbeda dari empat band data
yang dikumpulkan MSS. Selain memliki tiga band data lebih banyak, para
ilmuwan dapat melihat data TM dengan resolusi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan MSS. Band 1-5 dan 7 masing-masing memiliki resolusi
spektral 30 m sementara MSS hanya tersedia resolusi 79 m dan 82 m. Band 6
(merupakan band inframerah thermal memiliki resolusi spasial maksimum 120
m.
5. Landsat 5
Landsat 5 adalah satelit kelima dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan
pada tanggal 1 Maret 1984 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto
satelit. Program Landsat dikelola oleh USGS dan data dari Landsat 5
dikumpulkan serta didistribusikan dari USGS‟s Center untuk Earth Resources
Observation and Science. Pada tanggal 2 Maret 2009, Landsat 5 merayakan 25
tahun keberhasilannya beroperasi. Landsat 5 telah melampaui harapan sejak
pertama kali dirancang. Satelit ini memiliki bandwidth transmisi maksimum
sebesar 85 Mbit/s dan ditempatkan pada ketinggian 705,3 km (438,3 mil).
Dibutuhkan sekitar 16 hari untuk memindai seluruh bumi. Satelit ini adalah
salinan identik dari Landsat 4 dan pada awalnya dimaksudkan sebagai backup
Landsat 4 karena membawa instrumen yang sama, termasuk instrumen TM dan
MSS . Instrumen MSS ini dimatikan pada tahun 1995. Dan pada akhirnya
satelit ini berhenti beroperasi berakhir pada bulan Januari 2013.
6. Landsat 6
Landsat 6 dirancang untuk melanjutkan program Landsat. Satelit ini
diluncurkan pada 5 Oktober 1993 menggunakan Titan II tapi gagal mencapai
orbit karena masalah teknis. Sebagai akibatnya, Landsat 4 dan Landsat 5
digunakan lagi (melebihi umur yang telah ditetapkan). Namun hanya Landsat 5
yang masih beroperasi.
7. Landsat 7
Landsat 7 adalah untuk memperbaharui arsip citra satelit, menyediakan citra
yang update dan bebas awan. Meski program Landsat dikelola oleh NASA,
data dari Landsat 7 dikumpulkan dan didistribusikan oleh USGS. Proyek
NASA World Wind memungkinkan gambar tiga dimensi dari Landsat 7 dan
sumber-sumber lainnya untuk dapat dengan mudah dinavigasi dan dilihat dari
berbagai sudut. Landsat 7 dirancang untuk dapat bertahan 5 tahun dan memiliki
kapasitas untuk mengumpulkan dan mentrasmisikan hingga 532 citra setiap
harinya. Orbit dari satelit ini adalah polar, orbit yang sinkron terhadap
matahari, dalam arti dapat memindai seluruh permukaan bumi, yakni selama
232 orbit atau 15 hari. Massa satelit tersebut 1973 kg, memiliki panjang 4,04
meter dan diameter 2,74 meter. Tak seperti pendahulunya, Landsat 7 memiliki
memori 378 gigabits (kira-kira 100 citra). Instrumen utama Landsat 7 adalah
Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+).
8. Landsat 8
Landsat Data Continuity Mission (LDCM) atau dikenal juga dengan nama
Landsat 8 merupakan satelit generasi terbaru dari Program Landsat. Satelit ini
merupakan project gabungan antara USGS dan NASA beserta NASA Goddard
Space Flight Center dan diluncurkan pada hari Senin, 11 Februari 2013 di
Pangkalan Angkatan Udara Vandeberg, California – Amerika Serikat. Satelit
Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5 – 10 tahun ini,
dilengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari sensor yang
terdapat pada satelit-satelit pada Program Landsat sebelumnya. Kedua sensor
tersebut yaitu Sensor Operational Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band
serta Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2 band.
BAB III
METODE DAN PEMBAHASAN
Praktikum dilaksanakan di labor komputer hari rabu pukul 10:00 WIB, berikut
alat yang digunakan untuk praktikum :
1. Laptop/komputer/pc
2. Softwer ENVI
3. Citra landsat
Setelah di extract maka akan mucul folder baru yang berisikan citra
Buka citra
Klik open yang ada di toolbar ENVI, dan input citra yang telah di extract.
Lalu tekan open, maka akan muncul pada jendela ENVI sebagai berikut :
4. Proses kalibrasi
Proses kalibrasi yang akan dilakukan merupakan kalibrasi radiometrik untuk merubah
DN(Digital Number) menjadi nilai spektral reflektan dan radian adalah sebagai berikut:
a. Proses Reflektan
Klik kanan open di wordpad dan cari nilai reflektan multi band 1 sampai 9.
Seperti gambar berikut :
2. Klik band math, lalu masukan nilai reflektan yang ada pada folder MTL.
Contoh : Band 1 : (0.00002*b1)-0.1
Band 2 : (0.00002*b2)-0.1
Band 3 : (0.00002*b3)-0.1
Lanjutkan sampai band 9, lalu klik ok.
Contoh gambar :
3.klik ok
Setalah itu simpan dengan klik band 1 dan choose dengan nama folder
reflektan
4.klik band 1
Contoh gambar:
1
3
2
5
4
Gambar
1
5
5
3 6
4
Prinsip metode ini adalah memperbaiki nilai radiometrik (pixel value) pada citra
akibat gangguan atmosferik. Jika tidak ada atmosfer, objek berwarna gelap atau biasanya
berupa air dan banyangan awan seharusnya memiliki nilai pixel 0.apabila pada objek-objek
tersebut tidak bernilai 0,maka nilai tersebut adalah bias.
Rumus dark pixel correction adalah sebagai berikut :
Nilai bias didapat dari nilai minimum dimasing-masing band. Nilai minimum tersebut
dapat dilihat pada proses perhitungan statistik citra,menggunakan tool compute statistics yang
terdapat pada menu toolbox
1. 7956
2. 7161
3. 6136
4. 5704
5. 4626
6. 4704
7. 4752
8. 5911
4.klik ok
Lakukan lah cara tersebut sampai band 8. Setelah nilai DN semua band sudah di catat
maka selanjutnya input nilai DN untuk mengetahui nilai DARK SUBTRACTION.
Lakukan dari band 1 sampai band 8 untuk memasukan nilai DN minimum ke semua band
dengan cara seperti berikut :
3.pilih data yang akan di masukan nilai DN minimum
4.klik ok
5.ceklis
user velue
6.masukan nilai DN minimum yang telah di catat
7.simpan folder dengan nama dark subtraction
8.klik ok
4.klik ok
6.klik ok
4.klik ok
6.simpan folder
“koreksi cirrus”
7.klik ok
f. Proses Pemotongan
Dalam bagian ini, kita akan mempelajari bagaimana cara memotong citra landsat
berdasarkan suatu batas area/boundry, misalkan batas administrasi,provinsi,kabupaten,atau
batas kawasan hutan,dll. Biasanya data mengenai administrasi atau batas lainnya dalam
bentuk data vektor shapfile.
6.ok
4.klik vektor to ROI
7. ok 10. ok
11.pilih shp kota padang
g. Proses Penajaman
1. klik open
6.ok 9. klik ok
1. Hasil koreksi dari citra asli ke proses reflektan
Hasil
kalibrasi setelah penajaman dengan jarak pixel 15 meter
1. Buka file citra yang siap untuk diinterpretasi dan diklasifikasi (sudah ditajamkan dan
dipotong) seprti gambar berikut :
2. Gunakan Data Manager untuk menampilkan layer komposit band yang berbeda,
misalkan komposit RGB-654 sebagai berikut :
Sehingga, terdapat dua layer komposit yang berbeda, satu dalam komposit true color
(RGB-432), layer lainnya dalam komposit false color (RGB-654)
Selanjutnya Rename nama layer dengan cara :
-Klik kanan nama citra
-Rename item
-ganti namanya dengan true color (RGB-432) dan false color (RGB-654)
- cocokan warnanya
- klik NEW ROI lagi
Berikut contoh ROI yang telah dibuat dan terdiri dari beberapa kelas tutupan lahan:
Kemudian, mulailah menggambar sampel poligon di masing-masing ROI. Misalkan dimulai
dari kelas lahan terbangun. Carilah obyek lahan terbangun, semisal pemukiman, industri,
perkantoran,dll.
-klik polygon
-klik file
-pilih save as
Berikut adalah langkah-langkah melakukan proses export raster menjadi vektor dengan
output akhir berformat shapefile.
ok
3.select kelas yang ingin diexpord ke format vektor, kemudian choose dan simpan
output EVF dan beri nama “vector_class”
4. ok, tahap expord raster to vector selesai. Tunggu prosesnya hingga selesai.
Kita juga bisa mengeksport format evf ini kedalam format shapefile agar data vektor ini dapat
dibuka di software GIS seperti Arcgis atau Quantum GIS. Seperti langkah-langkah dibawah
ini:
1. Buka classic EVL to SHP
3. Pilih data EVL (raster to vektor) yang ingin di expord ke format SHP
Setelah file SHP ter-eksport, maka anda dapat membukanya menggunakan ArcGis
atau Quantum GIS. Seperti gambar dibawah ini:
6. Tahap-tahap layout dan luas wilayah di arcgis
5.1. Kesimpulan