Editan Cipa
Editan Cipa
DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pemurah, karena atas karunia dan
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Asuransi
Kesehatan, dengan materi pembahasan tentang “Perbandingan Asuransi
Kesehatan Negara Indonesia dan Negara Inggris”. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaannya.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Pengertian asuransi kesehatan ................................................................... 3
2.2 Prinsip dasar asuransi ................................................................................ 4
2.3 Jenis asuransi kesehatan ............................................................................ 5
2.4 Penerapan asuransi kesehatan di Indonesia ............................................... 6
2.5 Penerapan asuransi kesehatan di Inggris ................................................... 8
2.6 Perbedaan asuransi kesehatan di Indonesia dan Inggris ............................ 11
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 12
3.2 Saran.......................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia mulai menyadari adanya kemungkinan risiko-risiko yang kiranya mungkin
terjadi sebagai akibat dari aktivitasnya sehari-hari. Manusia sudah pasti juga tidak ingin
terkena risiko apalagi menanggung risiko tersebut. Penanggulangan risiko yang dimaksud
antara lain dapat dengan cara diperalihkan kepada pihak lain yang bersedia dengan syarat-
syarat tertentu. Pihak yang bersedia menanggung risiko sering disebut dengan Penanggung
yang berbentuk Lembaga Asuransi. Adanya lembaga asuransi atau pertanggungan dalam
masyarakat pada umumnya adalah sejalan dan seiring mengikuti perkembangan dan
kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan ketentuan Pasal 28H ayat (3) UUD RI 1945, “Setiap orang berhak atas
Jaminan Sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermanfaat.” Hak tingkat hidup yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan
seseorang beserta keluarganya merupakan hak asasi manusia telah diakui di dunia, termasuk
di Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan BangsaBangsa tahun
1948 tentang Hak Asasi Manusia.
Kesehatan adalah salah satu indikator penting bagi tercapainya kehidupan yang
sejahtera bagi suatu masyarakat. Akan tetapi, karena biaya kesehatan yang tinggi, tidak
semua anggota masyarakat mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Golongan
miskin, terutama, tidak memiliki kemampuan untuk membayar biaya kesehatan sehingga
mereka mengalami musibah ganda manakala sakit, dimana mereka tidak bisa segera
memulihkan kesehatan dan tidak bisa memperoleh penghasilan. Asuransi kesehatan dapat
berperan sebagai salah satu instrumen pembiayaan yang dapat mencapai tujuan univerisal
health coverage. World Health Organization (WHO) mendorong negara-negara di dunia agar
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakatnya baik dalam bentuk asuransi kesehatan
komersil atau sosial. Bahkan sejak tahun 2001 WHO menganjurkan program asuransi
kesehatan sebagai alternatif pembiayaan untuk mensukseskan program imunisasi.
1
pembiayaan kesehatan penduduk Indonesia baik rawat jalan maupun rawat inap masih
didominasi oleh biaya sendiri (out of pocket) mencapai 67,9 persen untuk rawat jalan dan
53,5 persen untuk rawat inap (Kemenkes, 2013). Adanya program JKN pada Januari 2014,
disambut baik oleh peserta yang belum memiliki jaminan kesehatan. Guna meningkatkan
sistem jaminan kesehatan, kita pun perlu mengetahui sistem asuransi kesehatan negara lain
sebagai bahan evaluasi. Inggris selain sebagai salah satu negara yang telah mencapai
universal coverage, juga merupakan negara pertama yang memperkenalkan Asuransi
Kesehatan Nasional (AKN) di tahun 1911. Sistem kesehatan Inggris kini lebih dikenal
dengan istilah National Health Service (NHS) yaitu suatu sistem kesehatan yang didanai dan
dikelola oleh pemerintah secara nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Prinsip Dasar Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 (enam) macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Insurable interest
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta
maupun tidak. Artinya adalah: penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan
jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan tertanggung juga
harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
3) Proximate cause
4) Indemnity
5) Subrogation
6) Contribution
4
2.3 Jenis-Jenis Asuransi Kesehatan
Secara garis besar asuransi kesehatan dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Asuransi kesehatan Sosial
Social insurance mempunyai karakteristik khusus yang membedakan dengan
private insurance, yaitu:
f. Biasanya merupakan bagian dari sistem jaminan sosial yang berskala luas
5
2.4 Penerapan Asuransi Kesehatan di Indonesia
Terhitung mulai 01 Januari 2014, pemerintah secara resmi memberlakukan program
kesehatan melalui BPJS. Pelaksanaan program ini sesuai amanat UU BPJS Kesehatan, yaitu
Undang-Undang 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (selanjutnya
disebut dengan UU JSN) dan Undang-Undang 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (selanjutnya disebut dengan UU BPJS). Melalui program ini, pemerintah
hendak memastikan tersedianya pelayanan kesahatan yang murah bahkan bagi orang yang tak
mampu gratis bagi seluruh warga negara.
BPJS kesehatan merupakan bentuk asuransi atau jaminan kesehatan yang bisa
digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Selain biaya premi yang murah, pendaftarannya
pun mudah. Calon anggota BPJS bisa mendaftar secara offline dengan cara datang langsung
ke kantor BPJS maupun secara online via website BPJS. Dengan diundangkannya Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (selanjutnya
disebut UU No. 24/2011), badan penyelenggara program jaminan sosial, semula
diselenggarakan emapat badan penyelenggara jaminan sosial bertransformasi menjadi dua
badan penyelenggara dan berbentuk menjadi bentuk badan hukum publik sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 5 UU No. 24/2011 yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Penyelenggaraan jaminan kesehatan terdiri dari beberapa aspek yang saling berkaitan
satu sama lainnya yaitu aspek regulasi, aspek kepersertaan, aspek manfaat dan iuran, dan
aspek kesehatan. Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang
dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di
Indonesia dan telah membayar iuran. Kelompok peserta BPJS kesehatan terdiri dari dua
kelompok yaitu penerima bantuan iuran jaminan kesehatan dan bukan penerima bantuan
iuran jaminan kesehatan. Adapun manfaat yang diperoleh dari peserta BPJS dan keluarganya
adalah setiap peserta berhak memperoleh jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan
kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif dan kuratif, dan rehabilitatif
termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan sebagaiaman dimaksud terdiri atas manfaat medis
dan manfaat non-medis.
6
Kartu Indonesia Sehat
Meski telah memiliki BPJS Kesehatan sebagai badan negara yang menyelenggarakan
jaminan kesehatan bagi masyarakat, namun pada tanggal 3 November 2014 tahun lalu,
Presiden Joko Widodo mengeluarkan program kesehatan lain yang bernama Kartu Indonesia
Sehat (selanjutnya disingkat KIS). KIS merupakan kartu yang memiliki fungsi untuk
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara gratis. Penggunanya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini di setiap fasilitas
kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut.
Kartu ini sendiri merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari
program kesehatan yang sebelumnya yaitu BPJS. Apabila ada sebuah keluarga pemegang
kartu KIS dia sudah termasuk peserta BPJS Kesehatan termasuk anak-anaknya. KIS ini
ditujukan bagi masyrakat yang tidak mampu yang seharusnya masuk peserta Penerima
Bantuan Iuran (selanjutnya disingkat PBI) dalam BPJS Kesehatan namun belum terjangkau.
KIS memiliki kelebihan, yaitu bisa menanggung Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(selanjutnya disingkat PMKS).
7
digunakan untuk melakukan pencegahan. dapat digunakan jika kondisi kesehatan
peserta sudah benar-benar sakit atau
harus dirawat
Di Inggris diterapkan sebuah sistem jaminan kesehatan berbasis pajak yang bernama
“Pelayanan Kesehatan Nasional” (National Health Service disingkat NHS). Pembiayaan
untuk NHS didanai oleh pajak yang diberikan kepada Departemen Kesehatan oleh parlemen.
NHS memberikan secara gratis hampir semua jenis pelayanan kesehatan, seperti pemeriksaan
kehamilan, perawatan gawat darurat, dan lain-lain. Pengecualiannya, yang memerlukan
pembayaran hanya sedikit, seperti obat yang diresepkan (prescriptions), pengobatan gigi dan
mata.
8
Menurut teori Health Financing Functions, untuk mencapai universal coverage
terdapat tiga pilar penting yang mempengaruhi yaitu Revenue Collection, Pooling
Mechanism, dan Purchasing.
9
3. Purchasing Mechanism National Health Service di Inggris
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Indonesia, jaminan kesehatan merupakan salah satu dari 5 (lima) jaminan sosial
yang diamanatkan dalam UU SJSN. Jaminan kesehatan tersebut dinamakan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Selain itu, ada pula program Kartu
Indonesia Sehat yang merupakan perluasan program dari BPJS dan diperuntukkan untuk
orang yang tidak mampu. Sumber pembiayaan BPJS berasal dari iuran premi peserta dan
subsidi pemerintah. Sedangkan jaminan kesehatan di negara Inggris disebut dengan National
Health Service (NHS). National Health Service (NHS) yaitu salah satu sistem jaminan
kesehatan terbaik di dunia yang didanai dan dikelola oleh pemerintah secara nasional yang
sebagian besar bersumber dari pajak umum (tax-funded).
3.2 Saran
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, yang diluncurkan sejak 2004, sangat
menyerupai NHS dalam banyak hal. Oleh karena itu, mempelajari dinamika implementasi
NHS akan sangat bermanfaat seiring dengan usaha menjadikan JKN sebagai asuransi
kesehatan sosial yang dapat diandalkan bagi lebih dari 250 juta penduduk Indonesia.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Ajib, Muhammad. 2019. Asuransi Syariah. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing.
Dewi, Fera M. & Hidayat, Budi. 2017. Analisis Praktik Koordinasi Manfaat (Coordination
of Benefit) Layanan Rawat Inap di Indonesia. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia,
2(2).
Heryana, Ade. 2021. Asuransi Kesehatan dan Managed Care: Buku Ajar. Universitas Esa
Unggul Jakarta.
Indrayathi, Putu Ayu. 2016. Bahan Ajar Pembiayaan Kesehatan di Berbagai Negara.
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Rastuti, Tuti. 2016. Aspek Hukum Perjanjian Asuransi. Yogyakarta: Penerbit Medpress
Digital.
Setyawan, Febri E. B. 2018. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Magna Medica: Berkala Ilmiah
Kedokteran dan Kesehatan, 2(4), hal. 57-70.
Vandawati, Z. dkk. 2016. Aspek Hukum Kartu Indonesia Sehat. Yuridika: Fakultas Hukum
Universitas Airlangga, 31(3): hal. 498-520.
Zuhra, Wan U. N. 2018. Membandingkan BPJS dengan Jaminan Kesehatan Tertua di Dunia.
Diakses pada 4 Mei 2021 ( https://tirto.id/membandingkan-bpjs-dengan-jaminan-
kesehatan-tertua-di-dunia-cXvt
iii