Oleh :
Kelompok 2 (G1)
PENDAHULUAN
Setelah karyawan diterima melalui proses rekrutmen dan seleksi maka karyawan akan di
tempatkan pada posisi dan jabatan yang di tentukan. Karyawan baru biasanya akan
mengalami proses orientasi dan sosialisasi pada dirinya untuk membiasakan diri pada
pekerjaan dan lingkungan baru. Program orientasi adalah memperkenalkan para karyawan
baru dengan peranan atau kedudukan mereka dalam organisasi pada karyawan lain.
Penanggung jawab program ini adalah departemen personalia. Program ini diharapkan
dapat membantu karyawan baru untuk beradaptasi dengan karyawan lain dan kondisi kerja
yang baru. Program ini pun dapat membantu karyawan baru mengatasi perasaan asing, rasa
gelisah, dan khawatir terhadap pekerjaan barunya.
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Organisasi harus selalu beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah sehingga karyawan
perlu penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang dinamis tersebut. Dalam tahap awal
organisasi perlu membuat identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Siapa saja
yang perlu diberikan pelatihan dan pengembangan? Apa yang perlu dipelajari oleh
karyawan untuk menjawab pertanyaan tersebut, Manajemen dapat menggunakan langkah -
langkah berikut :
1. Evaluasi prestasi
Melakukan monitoring pada setiap karyawan dan hasilnya di bandingkan dengan
standar prestasi atau target rekrutmen. Karyawan yang mempunyai hasil prestasi kurang
atau di bawah standar yang telah ditetapkan organisasi, mengindikasikan organisasi perlu
mengadakan program pelatihan dan pengembangan karyawan.
2. Analisis persyaratan kerja
Organisasi perlu mengetahui kemampuan dan keahlian yang dimiliki karyawan. Karena
jika karyawan diserahi tugas atau pekerjaan tetapi tidak memiliki keterampilan yang
mendukung pekerjaan tersebut maka karyawan tersebut membutuhkan pelatihan.
3. Analisis organisasi
Analisis organisasi bertujuan meninjau kembali apakah tujuan organisasi secara
keseluruhan telah tercapai atau belum. Tujuan organisasi secara keseluruhan perlu ditinjau
kembali apakah memang sudah mencapai target atau belum. Apabila organisasai tidak atau
belum mencapai target dengan efektif maka manajemen perlu program pelatihan
4. Survei sumber daya manusia
Seluruh manajemen dan karyawan diminta menjelaskan masalah dan hambatan yang di
hadapi selama program ini berlangsung untuk mengetahui tindakan apa yang akan di
lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut
Memastikan bahwa program akan sesuai dan cocok dengan tingkat pendidikan, pengalaman
dan keterampilan mereka, serta motifasi peserta.
Melakukan survei untuk mengembangkan sasaran pengetahuan dan kinerja yang dapat di
ukur.
Tujuan instruksional, metode, media, gambaran dan urutan dari isi, contoh, latihan, dan
kegiatan. Umtuk itu, perlu membuat sebuah kurikulum dan disajikan dalam bentuk
blueprint untuk pengembangan program
Patikan semua bahan seperti naskah, video, buku pedoman, dan buku peserta ditulis dengan
jelas dan cocok dengan sasaran program.
Semua program hendaknya ditangani secara professional, apakah direproduksi pada kertas,
film atau video untuk menjamin kualitas dan efektivitas program
D. Implementasi program
Organisasi perlu memotivasi peserta program untuk mendorong keberhasilan mereka dalam
loka karya yang berfokus pada penyajian pengetahuan dan keterampilan selain ini pelatihan.
Program pelatihan tersebut disosialisasikan pada peserta dan dibuat representative untuk
revisi final pada hasil akhir untuk memastikan efektivitas program. Program ini bias
dilakukan dengan dua metode, yaitu on the job training dan off the job taining.
1. On the job taining
Bentuk pelatihan ini mempunyai keuntungan karna cukup fleksibel, baik dalam halokasi
dan organisasi. bentuknya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan berkaitan langsung
dengan pekerjaan karyawan.
On the job training (OJT) adalah pelatihan pada karyawan untuk mempelajari bidang
pekerjaannya sambil benar – benar mengerjakannya. Dalam banyak rekrutmen, OJT adalah
satu – satunya jenis pelatihan yang tersedia dan biasanya meliputi karyawan baru sampai
karyawan lama yang sudah berpengalaman.
Beberapa bentuk pelatihan OJT antara lain:
Couching / understudy
Bentuk pelatihan dan pengembangan ini dilakukan ditempat kerja oleh atasan atau
karyawan yang berpengalaman. Metode ini dilakukan dengan pelatihan secara informal dan
tidak terencana dalam melakukan pekarjaan seperti menyelesaikan masalah, partisipasi
dengan tim, kekompakan, pembagian pekerjaan dan hubungan dengan atasan atau teman
kerja.
a. Lecture
Teknik ini seperti kulaih dengan presentasi atau ceramah yang diberikan penyelia atau
pengajar pada kelompok karyawan. Dilanjutkan dengan komunikasi dua arah dan diskusi.
Hal ini digunakan untuk memberikan pengetahuan umum pada peserta.
b. Presentasi dengan video
Teknik ini menggunakan media video, film, atau televisi sebagai sarana presentasi tentang
pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu pekerjaan. Metode ini dipakai apabila peserts
cukup banyak dan masalh yang dikemukakan cukup kompleks.
c. Vestibule training
Pelatihan dilakukan di tempat yang dibuat seperti tempat kerja yang sesungguhnya dan
dilengkapi fasilitas peralatan yang sama dengan pekerjaan yang sesungguhnya
d. Bermain peran (Role playing)
Teknik pelatihan ini dilakukan seperti simulasi diman peserta memerankan jabatan atau
posisi tertentu untuk bertindak dalam situasi yang khusus. Dengan peran seperti ini, akan
diketahui bagaimana menghadapi situasi kerja yang sesungguhnya. Peserta mungkin
berperan sebagai pelanggan, manager, rekan kerja sehingga dapat berinteraksi baik dengan
pihak lain.
e. Studi kasus
Teknik ini dilakukan dengan memberikan sebuah atau beberapa kasus manajemen untuk
dipecahkan dan didiskusikan dikelompok atau tim di mana masing-masing tim akan saling
berinteraksi dengan anggota tim yang lain.
f. Self study
Merupakan teknik pembelajaran senidiri oleh peserta dimana peserta dituntut untuk proaktif
melalui media bacaan, materi, video, kaset dan lain-lain. Hal ini biasanya dilakukan karena
beberapa faktor, diantaranya ketrbatasn biaya, keterbatasan frekuensi pertemuan, dan faktor
jarak.
g. Laboratory training
latihan untuk meningkatkan kempampuan melalui berbagai pengalaman, perasaan,
pendangan, dan perilaku di antara para peserta.
h. Action learning
Teknik ini dilakukan dengan membentuk kelompok atau tim kecil dengan memecahkan
permasalahan dan dibantu oleh seorang ahli bisnis dari dalam perusahaan atau luar
perusahaan.
Organisasi dapat memilih slah satu atau lebih teknik di atas untuk diterapkan pad aprogram
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kondisi organisasi. Dalam memilih metode
pelatihan, agar efektif perlu memerhatikan diterapkannya prinsip belajar, yaitu partisispasi,
repetisi, relevan, transfer, dan umpan balik. Disamping itu, perlu memerhatikan biaya,
materi, pelatih, dan peserta pelatihan.
Hasil, tentukan tingkat perbaikan kinerja jabatan dan nilai pemeliharaan yang dibutuhkan.
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang akan
dilakukan. Kegiatan ini sangat rumit dan sulit, karena perlu mendiagnosis kompetensi
organisasi saat ini dan kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perubahan lingkungan
dan masa yang akan datang.
Tujuan pelatihan dan pengembangan harus dirumuskan secara spesifik, apakah perubahan
perilaku atau perubahan pengetahuan yang ingin dicapai setelah pelatihan dilakukan.
Berdasarkan tujuan tersebut maka ditentukan materi untuk pelatihan untuk mencapai
tujuan.
On the job training, yaitu dilakukan pada waktu jam kerja berlangsung, baik secara formal
maupun informal.
Off the job training, yaitu pelatihan dan pengembangan yang dilakukan secara khusus di
luar pekerjaan.
Evaluasi pelatihan dilihat dari efek pelatihan dan pengembangan dikaikan dengan :
Reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan dan pengembangan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman latihan.
Perubahan perilaku.
Perbaikan pada organisasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan pelatihan sumber daya manusia adalah agar setiap pegawai dapat
meningkatkan kemampuan kerjanya, karena dengan semakin ketatnya persaingan dan
perkembangan zaman, pegawai dituntut untuk terus bersaing dan terus meningkatkan
kemampuannya agar tidak tertinggal dari para pesaingnya.
Codemi. (2021, January 19). Perbedaan Pelatihan SDM On the Job Training dan Off the Job
Training. Retrieved from https://codemi.co.id/perbedaan-pelatihan-sdm-on-the-job-
training-dan-off-the-job-training/
Fransiska Ardela, S.T. (2018, March 22). Bagaimana Cara Merencanakan Sumber Daya
Manusia? website: https://www.finansialku.com