Judul Buku
Fiqih Menghadapi Wabah Penyakit
Penulis
Isnan Ansory, Lc., M.Ag
Editor
Maemunah
Setting & Lay out
Abd Royyan Royyan
Desain Cover
M. Syihab
Penerbit
Rumah Fiqih Publishing
Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan
Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Cet : ke 2020
Daftar Isi
ض َوَل ِف أَن ُف ِِس ُُْ إَِل ِف كِتَاب ِ صيبَة ِف اْلَر ِ ما أَصاب ِمن م
ُ َ َ َ
) لِ َُي َل تَأ َسوا22( ك َعلَى اللَ ِه يَ ِِسير ِ
َ ِمن قَب ِل أَن نَب َرأ ََها إِ َن ذَل
َعلَى َما فَاتَ ُُْ َوَل تَفَر ُحوا ِِبَا آتَا ُكْ َواللَهُ َل ُُِيب ُك َل ُُمتَال
)22-22 :) (احلديد22( فَ ُخور
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (22)
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari
kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan
Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong
lagi membanggakan diri (23) (QS. Al-Hadid: 22-23)
syariah.
Keyakinan tentang dua jenis taqdir tersebut,
terhimpun pula dalam sunnah Rasululllah saw
berikut ini:
اب أَو ِرجرز أَر َسلَهُ اللَهُ َعلَى طَائَِفة ِمن بَِِن إِسَرائِيل أَو
ُه َو َع َذ ر
) (متفق عليه... ُُْ َنَاس َكانُوا قَب ل
“Tha'un (wabah penyakit) adalah semacam azab
(siksaan) yang diturunkan Allah kepada Bani Israil
atau kepada umat yang sebelum kamu...” (HR.
Bukhari Muslim)
ُ فَ َج َعلَهُ اللَه،ُ «أَنَهُ َكا َن َع َذابًا يَب َعثُهُ اللَهُ َعلَى َمن يَ َشاء:َْ ََو َسل
) » (روه البخاري... ني ِِ ِ
َ َرْحَةً لل ُمؤمن
Dari Aisyah: bahwa dia pernah mengabarkan
kepada kami tentang thaun, lantas Nabiyullah
shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan
kepadanya: "Bahwa thoun merupakan azab yang
Allah timpakan terhadap siapa yang dikehendaki-
Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi
orang-orang yang beriman … (HR. Bukhari)
ْين ََل يُ َقاتِلُوُكْ ِف الدِّي ِن َوََل ُْ ِر ُجوُك ِ ََل ي ن ها ُكْ اللَه ع ِن ال
ذ
َ َُ ُ ََ
وهْ َوتُق ِِسطُوا إِلَي ِهْ إِ َن اللَهَ ُُِيب ِ ِ
ُ من ديَا ِرُكْ أَن تَبَر
)8 :ني (املمتحنة ِِ
َ ال ُمقِسط
muka | daftar isi
12 | P a g e
ُْ فَأَوفَوُهْ ُجعلَ ُه:ال َ َ ق، فَانطَلَ َق ََي ِشي َوَما بِِه قَلَبَةر،ِع َقال
ال الَ ِذي َ فَ َق، اق ِِس ُموا:ْض ُه ُ ال بَع َ فَ َق،وهْ َعلَي ِه ُ ُصا َحلَ الَذي
ِ
صلَى اهللُ َعلَي ِه َو َسلَ َْ فَنَذ ُكَرَ َب َ ِ لَ تَف َعلُوا َح َىَّت نَأِِتَ الن:َرقَى
صلَى ه ِ فَ َق ِدموا َعلَى رس، فَنَ نظُر ما يأمرنَا،لَه الَ ِذي َكا َن
ِ َول الل
َ َُ ُ ُُ َ َ َ ُ
،»يك أَنَ َها ُرق يَةرَ « َوَما يُد ِر:ال َ فَ َق،ُاهللُ َعلَي ِه َو َسلَ َْ فَ َذ َكُروا لَه
» َواض ِربُوا ِِل َم َع ُُْ َسه ًما، اق ِِس ُموا،َُْصبت َ «قَد أ:ال َ َُثَُ ق
) (متفق عليه.َْ َصلَى اهللُ َعلَي ِه َو َسل ِ ُ ك رس
َ ول اللَه ُ َ َ ضح
ِ َف
َ
Dari Abu Sa'id al-Khudri radliallahu 'anhu, ia
berkata; Ada rombongan beberapa orang dari
sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
bepergian dalam suatu perjalanan hingga ketika
mereka sampai di salah satu perkampungan Arab
penduduk setempat, mereka meminta agar
bersedia menerima mereka sebagai tamu
penduduk tersebut, namun mereka menolak.
3. Mati Syahid
A. Wajib Menghindari
Hal pertama yang mesti dilakukan seorang muslim
dalam menghadapi wabah penyakit setelah ia
menata akidahnya adalah berikhtiyar semaksimal
mungkin untuk menghindarinya. Bahkan sikapini
merupakan perintah langsung dari Rasulullah saw
dan juga sekaligus diamalkan oleh Rasulullah saw.
1. Perintah Nabi
2. Sunnah Nabi
، «َل َعد َوى:ال َ َصلَى اهللُ َعلَي ِه َو َسلَ َْ ق ِ َِ أَ َن ن،عن أَنَس
َ ب اهلل َ َ
»ُ ال َُلِ َمةُ الطَيِّبَة،ُ ال َُلِ َمةُ احلَ َِسنَة: َويُع ِجبُِِن ال َفأ ُل،َوَل ِطيَ َرَة
)(متفق عليه
Dari Anas: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: “Tidaklah penyakit menular tanpa izin
Allah dan tidak ada pengaruh dikarenakan seekor
burung, tetapi yang mengagumkanku ialah al-Fa'lu
(optimisme), yaitu kalimah hasanah atau kalimat
thayyibah (kata-kata yang baik).” (HR. Bukhari
muka | daftar isi
P a g e | 21
Muslim)
ِوف ِف صلَة ِ َذهب اجلمهور إِ ََل أَنَه يِستحب تَِس ِويةُ الص ُف
َ َ ََ ُُ ُُ ُ َ َ
،ض اْآ َخ ِر ِ ني َعلَى البَع َ ِّصل َ ض ال ُمُ َ ِ بَع
ُ ث لَ يَتَ َقدُ اع ِة ِِبَي
َ اجلَ َم
،اص
ِّ احد َم َع الت ََرِ ٍ علَى ََست و
َ َ ِّ ص َ َويَعتَ ِدل ال َقائِ ُمو َن ِف ال
بِ وال َُع،ِ ِ وال َق َدِ ِ بِال َق َد،ب ِِ ِ ِِ
َ َ ُص ُق ال َمنُب بال َمن ُ ََوُه َو تَل
َويُِستَ َحب، ٍ َخلَ رل َولَ فُر َجةر َ ب َح َىَّت لَ يَ ُُو َن ِف ال
ِّ ص ِ بِال َُع
َسووا:َْ َصلَى اللَهُ َعلَي ِه َو َسل ِِ ِ َ ِلِإل ِِم ِا ِ أَن يأمر بِ َذل
َ ك ل َقوله َُ َ َ
)ْصلَةِ (رواه سل َ ٍ ِمن ََتَ ِا ِ ال َ ص ُفوفَ ُُْ فَِإ َن تَِس ِويَةَ ال
ِّ ص ُ
Mayoitas ulama berpendapat bahwa dianjurkan
melakukan taswiyyah shof dalam shalat
berjama’ah, di mana antara makmum tidak ada
yang berposisi lebih maju dari pada yang lain,
seraya mereka berdiri dalam barisan yang sama
dengan posisi yang rapat (tarosshi). Tarosshi
sendiri bermakna menempelkan antara pundak
dengan pundak, kaki dengan kaki dan mata kaki
dengan mata kaki, sehingga tidak terdapat
kelonggaran dan kekosongan. Di samping itu,
dianjurkan juga atas imam untuk memerintahkan
jamaah melakukan hal tersebut, berdasarkan
sabda Rasulullah saw: “Luruskan shaf-shaf kalian,
karena meluruskan shaf merupakan
kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim)
shaf-shaf lainnya.
Hanya saja, di samping hukum taswiyatus shaf
adalah sunnah, para ulama sepakat bahwa jika hal ini
ditinggalkan, shalat berjamaah tetaplah sah, selama
makmum yang terputus shafnya berada di dalam
masjid, serta dapat mengikuti shalatnya imam.
Terlebih jika direnggangkannya shaf ini didasarkan
kepada suatu kedaruratan, seperti adanya himbauan
untuk melakukan social distancing (pembatasan
jarak interaksi antar manusia) di tengah
mewabahnya virus menular.
Imam an-Nawawi berkata dalam kitabnya, al-
Majmu’ Syarah al-Muhazzab (hlm. 4/308):
Kesehatan
Syariat menetapkan bahwa kondisi sakit termasuk
uzur yang menyebabkan seseorang mendapatkan
keringanan dalam pelaksanaan ibadah shalatnya.
Hanya saja, keringanan apa yang diberikan syariat
atas orang yang sakit?. Tentunya, tergantung pada
jenis penyakit yang menyebabkan orang yang sakit
mendapatkan kesulitan dalam melakukan ibadahnya.
a. Pasien Yang Pingsan
Para ulama sepakat bahwa orang sakit, yang
sakitnya menyebabkan dirinya kehilangan kesadaran,
mendapatkan keringan untuk tidak mendirikan
ibadah shalat saat waktunya telah masuk. Hal ini
diqiyaskan kepada keringanan bagi orang yang
tertidur dan lupa. Sebagaimana dijelaskan dalam
hadits berikut:
ِ ِ ِ ِ
ُ ِ ال َم ِر:ضاءَ َم َعهُ لل َم َش َقة َومن َه َذا الضَرب
يض َ َفَال َعا ِ َل ق
... صلِّي قَاعِ ًدا
َ ُي
Adapun yang mendapatkan uzur yang sering
terjadi maka shalat yang telah dilakukan saat uzur
tersebut tidak wajib diqadha’ atas dasar kesulitan,
contohnya seperti shalat orang sakit yang tidak
bisa berdiri dengan cara duduk …
... َمن ََل ََِيد َماءً َوَل تَُرابًا... َوأََما الَ ِذي َل يَ ُدوُ ِ َغالِبًا
ب ِ ِ ِ َ ب َعلَي ِهْ ال ِ ِ
ُ ص َلةُ َعلَى َح َِسب احلَال َوََت ُ فَ ُُل َه ُؤَلء ََي
.اإل َع َادةُ لِنُ ُدوِر َه ِذهِ اْلَع َذا ِر
ِ
Sedangkan uzur yang tidak berlangsung lama …
seperti orang yang tidak mendapati air dan tanah
(untuk bersuci) … maka mereka tetap shalat dalam
kondisi tersebut dan wajib diqadha’ (saat bisa
bersuci), karena langkanya uzur ini.
c. Jamak Shalat
Di samping itu, mayoritas ulama berpendapat
bahwa orang yang sakit dan tenaga kesehatan yang
menangani pasien dalam waktu yang cukup lama,
juga diberikan keringanan untuk menjamak antara
dua shalat. Yaitu menjamak shalat zhuhur dan ashar
di waktu zhuhur atau ashar, dan juga menjamak
shalat maghrib dan isya’ di waktu maghrib atau isya’.
Hal ini karena sakit dan perawatan atas orang sakit
termasuk uzur darurat yang membolehkan untuk
menjamak dua shalat, sebagaimana ditegaskan
dalam hadits berikut:
صلَى ِ ِ
َ صلَى َر ُسول اللَه َ :َع ِن اب ِن َعبَاس َرض َي اللَهُ َعن ُه َما قَال
ِ ِ ِ ِ
َ اللَهُ َعلَيه َو َسلَ َْ بِال َمدينَة الظهَر َوال َعصَر َُج ًيعا َوال َمغ ِر
ب
َ ِمن َغ ِي َخوف َول:ُْج ًيعا (متفق عليه) َز َاد ُمِسلِ ر َِ والعِ َشاء
َ َ
)َْس َفر (رواه مِسل
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah saw
shalat di Madinah dengan menjamak antara
zhuhur dan ashar, dan juga antara maghrib dan
isya’.” (HR. Bukhari Muslim). Imam Muslim
menambahkan riwayat: “Bukan karena sebab
perang dan perjalanan.” (HR. Muslim)
ِ ُوعيَ ِة ال ُقن
وت ِ َذهب احلنَابِلَةُ وب عض الشَافِعِيَ ِة إِ ََل ع َدِ ِ مشر
ُ َ َ ُ ََ َ َ َ
ِ ُون؛ لِوق
وع ِه ِف َزَم ِن عُ َمَر َر ِض َي اللَهُ َعنهُ َوََل يَقنُتُوا ِ َ ِ
ُ ُلَرف ِع الطاع
.ُلَه
Mazhab Hanbali dan sebagian Syafi’iyyah
berpendapat bahwa idak disyariatkan membaca
qunut nazilah untuk mengangkat thoun, sebab
bencana ini pernah terjadi pada masa khilafah
Umar bin Khatthab, dan tidak ditemukan riwayat
bahwa mereka melakukannya.
ني َعلَي َها َوال ُم َؤلََف ِةِ ِ ِ ِص َدقَات لِل ُف َقراء والمِساك َِ
َ ني َوال َعامل َ َ َ َ ُ َ إَّنَا ال
ني َوِف َسبِ ِيل اللّ ِه َواب ِن ال َِسبِ ِيل ِ ِ َالرق
َ اب َوالغَا ِرم ِّ قُلُوبُ ُهْ َوِف
ِ ِ ِ
)01 :يْ (التوبة يْ َحُ ر َ فَ ِر
يضةً ِّم َن اللّه َواللّهُ َعل ر
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang: (1) fakir, (2) orang-orang miskin, (3)
pengurus-pengurus zakat, (4) para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, (5) untuk budak, (6) orang-orang
yang berhutang, (7) untuk jalan Allah dan (8) untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. At-
Taubah : 60)
ُصلَى اهللُ َعلَي ِه َو َسلَ َْ يَتَ َع َوذ ِ ُ « َكا َن رس:عن أَِيب هري رَة
َ ول اللَه َُ َ َُ َ
َو ََشَاتَِة،ض ِاء ِ ِ ِ ِ
َ َو ُسوء ال َق، َوَد َرِك ال َش َقاء،من َجهد البَلَء
ِ
)اْلَع َد ِاء» (متفق عليه
Dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah Shallallahu
'alahi wasallam selalu meminta perlindungan dari
bala’ yang berat, kesengsaraan yang
menderitakan, takdir yang buruk dan cacian
musuh. (HR. Bukhari Muslim)
الأاناا، اخلا ْاَقتانِي الأاناا اع ْب ُد اك،ت ت اضْربِّي َلا إِلاها إََِّل أانْ ا اللَّ ُه َّم أانْ ا
ك ِم ْن اش ِّر اما أاعُوذُ بِ ا،ت ُ استاطا ْع ِ ِ
ْ اعلاى اع ْهد اك الال ْعد اك اما
ك بِ اذنْبِي فاا ْغ ِف ْر الأابُوءُ لا ا،ك اعلا َّي ك بِنِ ْع امتِ ا أابُوءُ لا ا،ت ُ صنا ْع ا
.ت وب إََِّل أانْ ا
الذنُ ا ُّ فاِإنَّهُ َلا ياغْ ِف ُر،لِي
ات ِمن يَوِم ِه قَب َل ِ ِ ِ
َ فَ َم،َها ِر ُموقنًا َِا َ « َوَمن قَا َهلَا م َن الن:ال َ َق
َوَمن قَا َهلَا ِم َن اللَي ِل َوُه َو ُموقِ رن، فَ ُه َو ِمن أَه ِل اجلَن َِة،أَن َُي ِِس َي
فَ ُه َو ِمن أَه ِل اجلَن َِة» (رواه،ات قَب َل أَن يُصبِ َح ِ
َ فَ َم،َِا
)البخاري
Dari Syaddad bin Aus radliallahu 'anhu: dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya
istighfar yang paling baik adalah; kamu
mengucapkan:
Profil Penulis