Pertanyaan CP 1
Berkaitan dengan ketegasan/perilaku ketika menjawab
2. Pertaanyaan CP 2
a. Bagaimana cara merumuskan indikator?
1) Indikator dirumuskan dari KD.
2) Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
3) Indikator dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah
dipahami.
4) Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
5) Hanya mengandung satu tindakan dan satu materi.
b. Bagaimana cara membuat indikator yang baik?
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar secara spesifik
yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat
instrumen penilaiannya. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan
karakteristik SK-KD melalui telaah kata kerja operasional yang digunakan. Untuk
kompetensi yang menuntut penguasaan konsep dan prinsip menggunakan kata
kerja operasional yang sesuai dan berbeda untuk kompetensi yang menuntut
kemapuan opersional atau prosedural.
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Indikator merupakan Kompetensi
Dasar yang lebih spesifik. Apabila serangkaian indikator dalam satu Kompetensi
Dasar sudah dapat dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut
sudah terpenuhi. Untuk merumuskan indikator perlu diperhatikan:
1) Mengacu pada kompetensi dasar dan materi pembelajaran
2) Kata kerja operasional sama atau lebih rinci dari kata kerja operasional
pada kompetensi dasar
3) Tiap kompetensi dasar bisa dibuat tiga atau lebih indicator
4) Cakupan lebih sempit dibanding kompetensi dasar
5) Cakupan materi lebih sedikit dibanding dengan standar kompetensi.
3. Pertanyaan CP 3
(Pertanyaan berkaitakan dengan muatan yang dibahas pada RPP)
a. Jelaskan mengenai materi yang akan saudara bahas dalam kegiatan
pembelajaran?
Dalam kegiatan pembelajaran saya membahas tentang iklan dan zat tunggal
dan campuran. Dalam proses pembelajaran saya mencoba untuk kesempatan
siswa untuk berpikir kritis dari permasalahan-permasalahan yang dikemas
dalam bentuk video. Harapannya siswa tidak hanya mampu untuk memhamai
materi tetapi mampu untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
b. Apa masalah-masalah yang realistis yang berkaitan dengan materi ajar?
Masalah-masalah yang realistis:
Pandemi covid 19 telah menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan
sehingga diperlukan kreatifitas untuk menciptakan peluang misalnya dengan
membuka usaha sendiri. Dalam membuka usaha tentu diperlukan pemasaran.
Pemasaran dan promosi seperti apa yang bisa mengefektifkan peluang yang
telah diciptkan. Itu yang akan menjadi pengembangan berpikir kritis siswa.
6. CP 6 (Instrumen Penilaian)
a. Bagaimana menyuusun penilaian sikap pengetahuan dan keterampilan?
1) Cara menyusun penilaian sikap
Pada penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki
perilaku yang baik. Perilaku menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan)
yang dijumpai selama proses pembelajaran dapat ditulis dalam bentuk
jurnal atau catatan pendidik. Penilaian sikap mengacu pada dua aspek
kompetensi sikap yaitu:
a) Sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti-1: Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
b) Sikap sosial mengacu pada Kompetensi Inti-2: menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Dalam pelaksanaan penilaian sikap, pendidik dapat merencanakan indikator
sikap yang akan diamati sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang
akan dilakukan, misalnya perilaku kerjasama dalam diskusi kelompok dan
kerapihan dalam praktikum. Selain itu, penilaian sikap dapat dilakukan tanpa
perencanaan, misalnya perilaku yang muncul tidak terduga selama proses
pembelajaran dan di luar proses pembelajaran. Hasil pengamatan perilaku
tersebut dicatat dalam jurnal.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran agama dan
budi pekerti, guru PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Guru kelas
mengumpulkan data dari hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran lainnya, kemudian merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau
skala). Peserta didik yang berperilaku menonjol sangat baik diberi
penghargaan, sedangkan peserta didik yang berperilaku kurang baik diberi
pembinaan. Penilaian sikap spiritual dan sosial dilaporkan kepada orangtua
dan pemangku kepentingan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester.
Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di
dalam rapor peserta didik. Dilaporkan juga pada saat ditemukan ada sikap
spiritual atau sikap sosial yang menonjol perlu diberi pembinaan.