Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan Praktikum Keperawatan Anak III

Pengambilan Spesimen Urine dan Feses

Oleh Rani Setiani Sujana, 0806334306

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Pengambilan Spesimen Urine

A. Urin bersih (clean voided urine specimen)

Untuk pemeriksaan urinalisa rutin diperlukan:

1. Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama
cenderung konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki
pH lebih rendah.
2. Jumlah minimal 10 mL.
3. Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri,
dengan menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang
lemah, mungkin memerlukan bantuan.
4. Spesimen harus bebas dari feses.
5. Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak dapat
diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin
berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin
dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

B. Urin tengah (clean-catch or midstream urin specimen)

Urin tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan


kultur urin yaitu untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi
saluran kemih. Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di
permukaan kulit, namun pengambilan dengan menggunakan kateter lebih berisiko
menyebabkan infeksi. Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat tidak
terkontaminasi.

1
Pengambilan dilakukan dengan cara:

1. Bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue
khusus lalu keringkan.
2. Biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan
mengeluarkan bakteri yang ada didistal, beberapa waktu kemudian
tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar
wadah tersebut tidak menyentuh permukaan perineum.
3. Jumlah yang diperlukan 30-60 mL.

Prosedur mengumpulkan urin midstream

Langkah Rasional
1. Ikuti kebijakan lembaga dalam Kebijakan lembaga dapat berbeda –
pengambilan spesimen. beda dalam metode pengambilan.

2. Kaji status klien:

a. Pada saat terakir kali klien Dapat mengindikasikan penuhnya


berkemih. kandung kemih.
b. Tingkat kesadaran atau tahap
Menunjukan kemampuan klien dalam
perkembangan
bekerja sama selama prosedur.
c. Mobilisasi ,keseimbangan , dan
keterbatasan fisik
Menentukan tingkat bantuan.
3. Kaji tingkat pengetahuan klien Informasi memungkinkan dapat
terhadap pemeriksaan. mengklarifikasi kesalah pahaman dan
meningktkan kerjasa sama dari klien.
4. Persiapkan peralatan : Di gunakan untuk membersihkan,
membilas, dan mengeringkan perineum.
a. Sabun,lap basah,dan handuk Membilas larutan antiseptik
b. peralatan komersial untuk
mengambil urine dengan cara
bersih, gulungan kapas steril
atau bantalan kasa ukuran 2x2.
c. larutan anti septik.

2
d. air steril
e. wadah spesimen steril
f. sarung tangan steril dan non
steril
g. pispot
h. label spesimen yang lengkap

5. Jelaskan prosedur: Mengurangi ansietas.

a. alasan dibutuhkannya spesimen Membantu klien mengumpulkan


midstrem. spesimen urin secara mandiri.
b. cara agar klien dan keluarga
Feses dapat merubah karakteristik
dapat membantu.
urindan dapat menyebabkan nilai
c. cara mengambil spesimen yang
pengukuran menjadi salah.
bebas dari feses.

6. Apabila klien tidak merasakan Meningkatkan kemampuan berkemih.


keinginan berkemih yang
mendesak, berikan air minum
30 menit sebelum pengambilan
urin.

7. Privasi klien Memungkinkan kline bersifat rileks.

8. Berikan sabun,lap basah , dan


handuk untuk membersihkan
daerah perineum.

9. Pakai sarung tangan non steril Mencegah penularan mikroorganisme.


dan bantu perawatan perineum
pada klien yang tidak dapat
berjalan

10. Ganti sarung tangan Mengurangi transfer infeksi.

11. Buka peralatan steril atau

3
persiapkan peralatan steril.

12. Tuang antiseptik diatas bola Bola kapas digunakan untuk


kapas membersihkan perineum.

13. Buka wadah steril

14. Bantu dan biarkan klien


membersihkan perineum dan
mengumpulkan spesimen urin
nya secara mandiri.

Laki-laki

 pegang penis dengan satu tangan


Mengurangi jumlah bakteri.
dan bersihkan ujung penis dengan
gerakan memutar dari arah tengah Mencegah kontaminasi spesimen
keluar dan menggunakan swab dengan larutan antiseptik.
antiseptik.
Urin yang pertama keluar membuang
 bersihkan daerah tersebut dengan
mikroorganisme yangt dalam kondisi
air sterildan keringkan dengan bola
normal terakumulasi di meatus
kapas.
urinarius dan mencegah bakteri
 setelah klien mulai mengeluarkan
terkumpul di dalam spesimen.
aliran urin ,letakan wadah
pengumpul dibawah aliran urin dan Memungkinkan akses kemeatus uretra.
kumpulkan 30 – 60 ml.
Mencegah kontaminasi spesimen
Perempuan dengan larutan antiseptik.

 buka labia dengan ibu jari dan jari Urin yang pertama keluar membuang
telunjuk dari tangan yang tidak mikroorganisme yangt dalam kondisi
dominan normal terakumulasi di meatus
 bersihkan daerah tersebut dengan urinarius dan mencegah bakteri
bola kapas ,dari bagian depan ke terkumpul di dalam spesimen.
belakang

4
 bantu klien membersihkan daerah
perineum dan mengumpilkan secara
mandiri
 bersihkan daerah tersebut dengan
air sterildan keringkan dengan bola
kapas
  dengan tetap memisahkan labia,
klien harus mulai mengeluarkan
urin , dan setelah aliran keluar
letakan wadah spesimen dibawah
aliran urin dan kumpulkan 30 – 60
ml

15. Pindahkan wadah spesimen Mencegah spesimen terkontaminasi


sebelum aliran urin terhentidan oleh flora kulit.
sebelum melepaskan labia atau
penis.klien meyelesaikan
berkemih dalam bedpend tau
toilet

16. Tutup wadah spesimen dengan Mempertahankan sterilitas bagian


aman dan kuat. dalam wadah.

17. bersihkan urin yang mengenai Mencegah transfer mikroorgani9sme


bagian luar wadah,dan letakan dengan orang lain.
di kantung plastikn spesimen.

18. Pindahkan bedpen dan bantu Meningkatkan lingkungan yang rileks.


klien untuk dapat posisi yang
nyaman

19. Berikan label pada daftar Mencegah identifikasi yang tidak


spesimen akurat.

5
20. Lepaskan sarung tangan dan Mencegah transfer mikroorganisme
cuci tangan. dengan orang lain.

21. kirim spesimen ke labort dalam Bakteri dapat berkembang biak dalam
15 menit atau m,asukan dalam urin.
lemari es

22. Catat tanggal dan waktu Mendokumentasikan implementasi


pengambilan spesimen dalam yang diprogramkan dokter.
catatan keperawatan.

C. Urin tampung (timed urin specimen/waktu tertentu)

Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang


dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam.
Urin tampung ini biasanya disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif
(zat aktif tertentu) yang mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah
perubahan/kerusakan struktur urin. Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu
dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.

Adapun tujuan pemeriksaan yang menggunakan urin tampung adalah:

1. mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urin


2. menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa,fungsi ginjal
3. menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, amilase, kreatinin,
hormon tertentu)

Hal yang perlu dilakukan perawat:

1. Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih


2. beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
3. setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu
segera masukan dalam wadah yang lebih besar
4. setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet
5. perawat harus mengigatkan klien untuki berkemih nsebelum defekasi

6
6. wadah pengumpil urin perlu dimasukan dalam lemari ES

D. Spesimen urin acak

1. Spesimen urin rutin yang diambil secara acak dapat dikumpil kan dari urin
klien saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong
pengumpul urin yang mengalami diversi urinarius
2. Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan urinalisis
3. Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan,dan
hanya 120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat
4. Setelah spesimen dikumpilkan ,perawat m,emasang tutup dengan ketat
padsa wadah spesimen,membersihkan setiap urin yang keluar mengenai
bagian wadah,meletakan wadah pada kantong plastik,dan kirim spesimem
yang telah diberi label ke labor.

E. Spesimen kateter indwelling

Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter
yang khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik. Klem kateter
selama kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk
kultur urin diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin,
hati-hati dalam pengambilan agar tidak terkontaminasi.

Pengambilan spesimen

1. Wadah Spesimen
a) Wadah spesimen urine harus bersih dan kering.
b) Dapat terbuat dari plastik atau botol gelas.
c) Mulut wadah lebar dan dapat ditutup rapat.
d) Wadah berwarna terang.
2. Bahan Pengawet
a) Formalin 37%.
b) Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA).
3. Cara Pengambilan Spesimen

7
a) Urine ditampung selama 24 jam
b) Urine yang telah ditampung diambil sebanyak 50 – 100 ml,
kemudian tambahkan dengan 2 ml formalin 27% atau 100 mg
EDTA, kemudian kocok hingga homogen.
4. Identitas Spesimen: Diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap
dapat dilihat pada buku registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama
responden, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan,

Pengiriman Spesimen

1. Setelah spesimen urine terkumpul masing-masing dalam wadah/botol


kecil, kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan
diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).
2. Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah
terbalik atau tumpah.
3. Pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium (tidak lebih
dari 3 hari).

Pemeriksaan Spesimen

Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kadar


Timah hitam dalam urine, antara lain metoda Dithizone dan metoda
Spektrofotometrik Serapan Atom. Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan
dengan kemampuan sumber daya yang tersedia, baik tenaga, bahan pemeriksaan
ataupun peralatan.

Analisa Hasil

Kadar Timah hitam dibandingkan dengan Biological Exposure Index


(BEI) atau nilai index untuk pajanan biologi. Kadar Timah hitam dalam darah 50
g/100ml. Kadar Timah hitam dalam urine 150g/ml creatinine. Zinc
protoporphynin dalam darah (setelah 1 bulan terekspos) 250 g/100 ml
erythrocytes atau 100g/100 ml darah

8
Tindak Lanjut

Hasilnya dilaporkan pada pihak-pihak yang berwenang.

Pengambilan Spesimen Feses

Pemeriksaan feses dilakukan untuk:

1. Melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik oleh
perawat atau klien sendiri. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes
Guaiac.
2. Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung
banyak lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam
penyerapan lemak di usus halus. Bila ditemukan kadar empedu rendah,
kemungkinan terjadi obstruksi pada hati dan kandung empedu.
3. Mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga
hari berturut-turut.
4. Mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah
feses sedikit untuk dikultur. Pengambilan perlu hati-hati agar tidak
terkontaminasi. Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik yang
telah dikonsumsi.

Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan


hal-hal berikut:

1. Defekasi pada bedpan yang bersih.


2. Bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau
darah menstruasi.
3. Jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Dalam pengambilan spesimen gunakan sarung tangan bersih, jumlah feses


tergantung pemeriksaan, umumnya 2,5 cm untuk feses padat atau 15-30 mL untuk
cair. Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam kantung
steril. Segera kirim spesimen ke lab untuk segera diperiksa.

9
Kepustakaan

DeLaune, S.C. & Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of nursing standards &


practice 2nd edition.pdf. New York: Delmar Thomson Learning.

Hilton, P. A. (2005). Fundamental nursing skill.pdf. Philadelphia: Whurr


Publishers Ltd.

Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005). Fundamental nursing: concepts, process, &
practice. 6th edition. St louise: Mosby Years Book.

10

Anda mungkin juga menyukai