1. Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama
cenderung konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki
pH lebih rendah.
2. Jumlah minimal 10 mL.
3. Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri,
dengan menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang
lemah, mungkin memerlukan bantuan.
4. Spesimen harus bebas dari feses.
5. Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak dapat
diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin
berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin
dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.
1
Pengambilan dilakukan dengan cara:
1. Bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue
khusus lalu keringkan.
2. Biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan
mengeluarkan bakteri yang ada didistal, beberapa waktu kemudian
tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar
wadah tersebut tidak menyentuh permukaan perineum.
3. Jumlah yang diperlukan 30-60 mL.
Langkah Rasional
1. Ikuti kebijakan lembaga dalam Kebijakan lembaga dapat berbeda –
pengambilan spesimen. beda dalam metode pengambilan.
2
d. air steril
e. wadah spesimen steril
f. sarung tangan steril dan non
steril
g. pispot
h. label spesimen yang lengkap
3
persiapkan peralatan steril.
Laki-laki
buka labia dengan ibu jari dan jari Urin yang pertama keluar membuang
telunjuk dari tangan yang tidak mikroorganisme yangt dalam kondisi
dominan normal terakumulasi di meatus
bersihkan daerah tersebut dengan urinarius dan mencegah bakteri
bola kapas ,dari bagian depan ke terkumpul di dalam spesimen.
belakang
4
bantu klien membersihkan daerah
perineum dan mengumpilkan secara
mandiri
bersihkan daerah tersebut dengan
air sterildan keringkan dengan bola
kapas
dengan tetap memisahkan labia,
klien harus mulai mengeluarkan
urin , dan setelah aliran keluar
letakan wadah spesimen dibawah
aliran urin dan kumpulkan 30 – 60
ml
5
20. Lepaskan sarung tangan dan Mencegah transfer mikroorganisme
cuci tangan. dengan orang lain.
21. kirim spesimen ke labort dalam Bakteri dapat berkembang biak dalam
15 menit atau m,asukan dalam urin.
lemari es
6
6. wadah pengumpil urin perlu dimasukan dalam lemari ES
1. Spesimen urin rutin yang diambil secara acak dapat dikumpil kan dari urin
klien saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong
pengumpul urin yang mengalami diversi urinarius
2. Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan urinalisis
3. Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan,dan
hanya 120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat
4. Setelah spesimen dikumpilkan ,perawat m,emasang tutup dengan ketat
padsa wadah spesimen,membersihkan setiap urin yang keluar mengenai
bagian wadah,meletakan wadah pada kantong plastik,dan kirim spesimem
yang telah diberi label ke labor.
Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter
yang khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik. Klem kateter
selama kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk
kultur urin diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin,
hati-hati dalam pengambilan agar tidak terkontaminasi.
Pengambilan spesimen
1. Wadah Spesimen
a) Wadah spesimen urine harus bersih dan kering.
b) Dapat terbuat dari plastik atau botol gelas.
c) Mulut wadah lebar dan dapat ditutup rapat.
d) Wadah berwarna terang.
2. Bahan Pengawet
a) Formalin 37%.
b) Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA).
3. Cara Pengambilan Spesimen
7
a) Urine ditampung selama 24 jam
b) Urine yang telah ditampung diambil sebanyak 50 – 100 ml,
kemudian tambahkan dengan 2 ml formalin 27% atau 100 mg
EDTA, kemudian kocok hingga homogen.
4. Identitas Spesimen: Diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap
dapat dilihat pada buku registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama
responden, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan,
Pengiriman Spesimen
Pemeriksaan Spesimen
Analisa Hasil
8
Tindak Lanjut
1. Melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik oleh
perawat atau klien sendiri. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes
Guaiac.
2. Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung
banyak lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam
penyerapan lemak di usus halus. Bila ditemukan kadar empedu rendah,
kemungkinan terjadi obstruksi pada hati dan kandung empedu.
3. Mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga
hari berturut-turut.
4. Mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah
feses sedikit untuk dikultur. Pengambilan perlu hati-hati agar tidak
terkontaminasi. Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik yang
telah dikonsumsi.
9
Kepustakaan
Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005). Fundamental nursing: concepts, process, &
practice. 6th edition. St louise: Mosby Years Book.
10