Agar alat spektrofotometer dapat digunakan dengan baik (menghasilkan data yang
handal dan valid) dan awet
Untuk mengetahui letak kesalahan atau kerusakan secara dini sehingga dapat
diperbaiki sebelum alat mengalami kerusakan berat
Sesuat persyaratan ISO/IEC 17025 (klausal 5.5)
Kalibrasi
Kalibrasi absorbansi
Sinar sesatan
Untuk mengetahui unjuk kerja sinar sesatan dianjurkan menggunakan metoda ASTM
dengan cara :
Pada 220 nm: ukur transmitansi dari 10 g/L NaI dengan kuvet 1 cm à %T < 10-10
Pada 340 nm: ukur transmitansi dari 50 g/L NaNO3 dengan kuvet 1 cm à %T = ?
Tabel 5.
Ring spectral (nm) Filter cairan Panjang sel (mm)
165 – 173,5 Air 0,10
170 – 183,5 Air 10,0
175 – 200 KCl encer (12 g/L) 10,0
195 – 223 NaBr encer (10 g/L) 10,0
210 – 259 NaCl encer (10 g/L) 10,0
250 – 320 Aseton 10,0
300 – 385 NaNO3 encer (50 g/L) 10,0
Daftar Pustaka
2) Presisi (repeatibilitas)
Pilih larutan kalibrasi (konsentrasi analit = C1) dimana 0,2<A<0,4
Ukur absorban larutan kalibrasi, minimal 6 kali (gunakan larutan
pembanding untuk set “zero” setiap kali larutan kalibrasi akan diukur)
Absorban rata-rata dinyatakan sebagai A1.
Hitung nilai RSD
Alat dikatakan memiliki presisi yang baik bila RSD ≤ 1% dari A rata-rata.
Semakin besar nilai RSD maka alat semakin kurang bagus presisinya.
4) Batas/limit deteksi
Siapkan sebuah larutan blanko
Ukur absorban minimal 6 kali. Absorban rata-rata dinyatakan sebagai Ab.
Hitung nilai SD (dinyatakan/diubah menjadi dalam unit konsentrasi)
Hitung nilai IDL (Instrument Detection Limit). Formula IDL= Cb + 3 SD
Apabila SD tidak diperoleh karena Ab = 0,lakukan prosedur berikut :
- siapkan sebuah blanko yang di”spiking” dengan konsentrasi
minimum analit (konsentrasi analit yang paling rendah, tetapi masih
terukur absorban-nya)
- Ukur absorban minimal 6 kali. Absorban rata-rata dinyatakan
sebagai Ab.
- Hitung nilai SD (dinyatakan/diubah menjadi dalam unit konsentrasi)
- Hitung nilai IDL (Instrument Detection Limit).
Formula IDL = Cb + 3 SD
IDL = 0 + 3 SD
IDL = 3 SD
B. Kalibrasi AAS
1) Cara biasa
Kurva kalibrasi dengan cara biasa ada 2 jenis yaitu :
Konsentrasi mencakup seluruh daerah kerja (working range)
Konsentrasi larutan kalibrasi mencakup sebagian daerah kerja (hanya
yang linier)
Prosedur : sama dengan pekerjaan penentuan batas daerah kerja
Catatan : jangan sampai terjadi perbedaan absorban yang > 0,01 unit
antara 2 hasil pengukuran, Bila ini terjadi, berarti presisi menurun.
2. Sensor Suhu
a. Sensor suhu yang digunakan harus terkalibrasi dalam rentang yang sesuai dengan
rentang pemakaian. Sensor suhu dipilih mempunyai ketidakpastian tidak lebih dari
1/3 (sepertiga) dari variasi total maksimum yang diijinkan.
b. Resolusi indikator sensor suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 1/10
(sepersepuluh) dari variasi total maksimum yang diijinkan.
c. Sensor suhu harus mempunyai waktu respon yang lebih cepat dari pada variasi
temporal oven.
d. Semua sensor suhu yang digunakan harus mempunyai waktu respon yang sama.
Misalnya dengan menggunakan termokopel yang berasal dari gulungan yang sama.
e. Sensor suhu ditempatkan pada lokasi titik ukur dengan tidak menempel pada
dinding oven.
3. Prosedur kalibrasi
a. Penentuan jumlah lokasi titik ukur dan jumlah sensor suhu yang digunakan.
b. Untuk menghitung jumlah lokasi titik ukur dan jumlah sensor suhu yang diperlukan
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
c. Penentuan suhu kalibrasi nominal dan toleransi suhunya, ∆t.
d. Nilai toleransi suhu dapat diperoleh dengan salah satu cara sebagai berikut. Dari
spesifikasi oven yang terdapat pada manual pemilik/pengguna, atau
e. Apabila tidak informasi dari manual, toleransi dapat dimintakan dari pelanggan.
Dalam hal ini toleransi suhu diartikan sebagai nilai toleransi yang diinginkan, yang
belum tentu tercapai, atau
f. Toleransi suhu adalah 1,5x ketidakpastian sensor suhu yang digunakan.
g. Menentukan nilai variasi total teoritik, Ro, dengan Persamaan 1