Anda di halaman 1dari 3

Metode Penelitian Sosial

Semester 3 Program Studi Ilmu Komunikasi


UNIVERSITAS MATARAM

MODUL 1. LANDASAN FILOSOFIS ILMU PENGETAHUAN

Pada saat mendengar kata filsafat, sering kali kita berpikir bahwa filsafat
merupakan sesuatu yang sulit dipahami, bahkan lebih ekstream lagi, filsafat sering
kali dipertentangkan dengan agama dan filsafat sering dipandang menyimpang dari
agama. Suriasumantri (2010) mejelaskan filsafat adalah pemikiran/penelaahan
tentang sesuatu secara mendalam, menyeluruh, dan berkesinambungan. Adapun
karakteristik berpikir filsafat adalah menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Filsafat
yang akan kita bahas dalam modul ini bukanlah filsafat yang berhubungan dengan
agama atau ajaran kebajikan lainnya. Landasan filosofis yang dimaksud dalam modul
ini adalah landasan filsafat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Artinya,
sebelum membaca modul ini, yang layak ditekankan bukan pertanyaan tentang tuhan
melainkan pertanyaan apa itu filsafat ilmu dan apa saja dasar-dasar ilmu pengetahuan
yang kita miliki saat ini.

1. Definisi Filsafat Ilmu

Secara sederhana, filsafat ilmu dapat kita artikan sebagai salah satu cabang filsafat
yang khusus mempelajari tentang ilmu pengetahuan, bagaimana cara mendapatkan
ilmu pengetahuan, dan bagaimana ilmu pengetahuan didlandasi. Wahana (2016)
mejelaskan secara singkat bahwa Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat
khusus yang membahas berbagai macam hal yang berkenaan dengan ilmu
pengetahuan. Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha membahas ilmu
pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, dan sistematis),
menyeluruh dan mendasar. Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha memperoleh
pemahaman tentang ilmu pengetahuan secara jeas, benar dan lengkap, serta
mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang
kiranya menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya. Sehinga kita dapat
menentukan identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan mana
yang termasuk ilmu pengetahuan, dan mana
yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan.

Sementara itu, Suriasumantri (2010) mendefinisikan filsafat ilmu sebagai bagian dari
epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji tentang hakikat ilmu
(pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri
tertentu. Meskipun secara metodelogi ilmu tidak membedakan antara ilmu alam dan
dan ilmu sosial, namun karena permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat
ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-limu sosial.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka sudah sepatutnya kita mempelajari filsafat


ilmu. Alih-alih untuk berpikir bahwa filsafat merupakan sesuatu yang negative,
bertentangan dengan agama, tidak terlalu berguna dan pandangan lain yang banyak
disematkan pada filsafat. Fiilsafat ilmu akan mengantarkan kita pada paradigma
mendasar dalam penelitian hingga mempengaruhi metode dan teknik pengumpulan
data dalam penelitian. Ada tiga pertanyaan yang berusaha dijawab filsafat ilmu terkait
dengan hakikat ilmu pengetahuan yakni ontology, epistimologi, dan aksiologi.

A. Ontologi

Suriasumantri (2010) menjelaskan bahwa ontology berkaitan dengan objek apa yang
ditelaah oleh ilmu? Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut? Bagaimana
hubungan antara objek tersebut dengan daya tangkap manusia?

Wahana (2016) menjelaskan bahwa berdasarkan landasan ontologis, filsafat


mempersoalkan tentang ciri khas dari ilmu pengetahuan (yang mencakup segala jenis
ilmu pengetahuan) bila dibandingkan dengan berbagai macam pengetahuan dan
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Secara ontologis juga perlu dipersoalkan
tentang lingkup wilayah kerja ilmu pengetahuan sebagai obyek dan sasarannya, serta
perlu diketahui tentang target dari kegiatan ilmu pengetahuan yang ingin diusahakan
serta dicapainya.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan


bahwa ontology merupakan landasan fillsafat yang mempersoalkan tentang ciri khas
ilmu pengetahuan jika dibandingkan dengan berbagai macam pengetahuan yang
dimiliki dan dilakukan oleh manusia. Ontology sejatinya mempertanyakan hakikat ilmu
pengetahuan itu sendiri.

B. Epistimologi
Suriasumantri (2010) menjelaskan epistimologi sebagai bagian filsafat yang
membahas bagaimana proses yang memungkinkan didaptakannya pengetahuan
yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal apa yang perlu diperhatikan agar
kita mendapat pengetahuan yang benar?
Wahana (2016) menjelaskan bahwa Landasan epistemologis memberikan dasar
pembahasan tentang cara kerja ilmu pengetahuan dalam usaha mewujudkan
kegiatan ilmiah. Disini perlu dijelaskan langkah-langkah, metode-metode ilmu
pengetahuan, dan sarana yang relevan dengan sasaran serta target kegiatan ilmiah
yang dilakukannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa epistimologi


secara sederhana merupakan bagian filsafat yang membahas tentang cara kerja ilmu
pengetahuan, perbedaannya dengan pengetahuan lain yang dimiliki manusia.

C. Aksiologi

Suriasumantri (2010) menjelaskan bahwa aksiologi merupakan bagian filsafat yang


membahas untuk apa ilmu dipergunakan, bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral, bagaimana penentuan kaidah-kaidah yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral, bagaimana kaitan antara teknik dan
procedural yang merupakan oprasionalisasi metode lmiah dengan norma-norma
moral.

Wahana (2016) menjelaskan landasan aksiologis menjadi dasar pembahasan untuk


menemukan nilai-nilai yang terkait dalam kegiatan ilmiah. Selain nilai kebenaran, perlu
disadari adanya berbagai nilai kegunaan yang dapat ditemukan dalam ilmu
pengetahuan sebagai implikasinya. Sebagai yang memiliki nilai kegunaan, ilmu
pengetahuan memiliki nilai netral yang baik dan jahatnya sangat tergantung pada
manusia yang mengoperasikannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa aksiologi


merupakan bagian filsafat yang membahas tentang posisi hasil dan prosedur ilmu
terhadap nilai, moral, etika yang berlaku di tengah masyarakat.

Referensi:

Creswell, Jhon W. 2016. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bryman, Alan. 2012. Social Research Methods. 4th Edition. Oxford: Oxford University
Press.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset

Suriasumantri, Jujun S. 2010. Filsafat Ilmu.Sebuah Pengantar Populer Jakarta:


Pustaka Sinar harapan

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Slamet, Yulius. 2011. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: Lembaga Pengembangan


Pendidikan (LPP) UNS.

Wahono, Paulus. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Diamond.

Anda mungkin juga menyukai