Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATERIAL ARSITEKTUR

JENIS,FUNGSI DAN KEGUNAAN MATERIAL BETON

DOSEN PENGASUH:

Rifat Y.Y Maromon, ST.,MT

DISUSUN OLEH:

IKKA MARWANI KASE

NIM: 2106090007

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

2021
BETON
Beton adalah hasil campuran antara air, semen, pasir dan kerikil yang
memiliki perbandingan tertentu yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan
pembuatan beton tersebut. Pada prinsipnya beton tersebut direkatkan oleh
semen yang dicampur dengan air yang mengikat agregat kasar maupun agregat
halus.

Perekatan pasta semen pada agregat ini dengan cara mengisi rongga-rongga
sehingga harus diperhitungkan dan memiliki perbandingan yang baik sehingga
beton yang dihasilkan pun memiliki kualitas yang baik. Beton juga merupakan
salah satu bahan yang tidak bisa dihilangkan dalam pembangunan. Beton juga
memiliki peranan penting dalam menentukan umur dan kekuatan suatu
bangunan. Hal itu terjadi karena beton memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari beton menurut Kardiyono (2007) adalah :

 Harganya relatif murah karena bahan-bahannya tersedia di alam


bebas kecuali semen.
 Biaya perawatannya murah karena beton adalah elemen yang awet,
tahan aus, dan tahan api.
 Kuat tekan beton sangat tinggi.
 Beton segar sangat mudah untuk dipindahkan, dicetak dan dibentuk.

Selain memiliki kelebihan, beton juga memiliki kekurangan menurut Nugaha


dan Antoni (2007) kekurangannya adalah :

 Kuat tariknya rendah.


 Berat sendiri beton yang sangat besar yaitu kisaran antara 1800
kg/m3 sampai 2400 kg/m3.
 Beton cenderung retak karena semennya hidraulis.
 Kualitasnya sangat sangat tergantung pada pelaksanaan dilapangan.
 Struktur beton konvensional sulit dipindahkan. Bahan penyusun beton
meliputi air, semen Portland, agregat kasar dan halus serta bahan
tambah, dimana setiap bahan penyusun mempunyai fungsi dan
pengaruh yang berbeda-beda. Sifat yang penting pada beton adalah kuat
tekan, bila kuat tekan tinggi maka sifat-sifat yang lain pada umumnya
juga baik. Factor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton terdiri
dari kualitas bahan penyusun, nilai faktor air semen, gradasi agregat,
ukuran
maksimum agregat, cara pengerjaan (pencampuran, pengangkutan,
pemadatan dan perawatan) serta umur beton (Tjokrodimuljo, 2007).

1. Umur Beton.
Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton.
Kekuatan beton akan naik secara cepat (linier) sampai umur 28 hari,
tetapi setelah itu kenaikannya akan kecil. Kekuatan tekan beton pada
kasus-kasus tertentu terus akan bertambah sampai beberapa tahun
dimuka. Biasanya kekuatan tekan rencana beton dihitung pada umur 28
hari. Untuk struktur yang mengkehendaki kekuatan awal tinggi, maka
campuran dikombinasikan dengan semen khusus atau ditambah dengan
bahan tambah kimia dengan tetap menggunakan jenis semen tipe I (OPC-
I). laju kenaikan umur beton sangat tergantung dari penggunaan bahan
penyusunnya yang paling utama adalah penggunaan bahan semen karena
semen cenderung secara langsung memperbaiki kinerja tekannya
(Mulyono, 2005).

2. Kekuatan Tekan Beton.


Kuat tekan mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin
tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi
pula mutu beton yang dihasilkan. Kekuatan tekan beton didapatkan
dengan membagi beban maksimum yang diterima oleh benda uji
selama pengujian dengan luas penampang melintang yang menerima
beban.Kekuatan tekan beton dinotasikan sebagai berikut (SNI 1974-
2011). 𝑓′𝑐 = 𝑃 𝐴...............................................................( 1 )
Dengan ; f’c = Kekuatan tekan beton yang disyaratkan (MPa).
P = Beban maksimum (N).
A = Luas penampang benda uji (mm2 ).
Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan suatu
kuat tekan rata-rata yang diisyaratkan. Pada tahap pelaksanaan
konstruksi, beton yang telah dirancang campurannya harus diproduksi
sedemikian rupa sehingga memperkecil frekuensi terjadinya beton
dengan kuat tekan yang lebih rendah dari f’c seperti yang telah
disyaratkan. Kriteria penerimaan beton tersebut harus pula sesuai dengan
standar yang berlaku. Menurut standar Nasional Indonesia, kuat tekan
harus memenuhi 0,85 f’c untuk kuat tekan rata-rata dua silinder dan
memenuhi f’c + 0,82 (s) untuk rata-rata empat buah benda uji yang
berpasangan. Jika tidak memenuhi, maka diuji mengikuti
ketentuan selanjutnya (Mulyono, 2005).

3. Faktor yang Mempengaruhi Kuat Tekan Beton.


Faktor yang mempengaruhi kekuatan tekan beton ada beberapa, untuk
faktor paling utama yaitu :
 Proporsi bahan-bahan penyusunnya.
 Metode pencampuran.
 Perawatan.
 Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan, yang
terutama dipengaruhi oleh lingkungan setempat.

4. Faktor Air Semen (FAS).


Menurut SNI 03-2834-2000, faktor air semen adalah angka
perbandingan antara berat air dan berat semen dalam beton. Secara
umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS, semakin rendah mutu
kekuatan beton. Namun demikian, nilai FAS yang semakin rendah tidak
selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi, ada batas batas
dalam hal ini. Nilai FAS rendah akan menyebabkan kesulitan dalam
pengerjaan, yaitu kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang pada
akhirnya akan menyebabkan mutu beton menurun. Umumnya nilai FAS
minimum diberikan sekitar 0,4 dan maksimum 0,65.
JENIS-JENIS BETON DAN KEGUNAANNYA

Jenis jenis beton memiliki kegunaannya masing-masing dalam pekerjaan


kontruksi bangunan. Walapun tampilannya dan pengerjaannya sepintas bagi
orang awam adalah terlihat sama: substansi berwarna abu-abu yang terlihat
sebagai campuran semen, pasir dan batu kerikil. Kita lihat saat ini, beton
digunakan sebagai bahan baku konstruksi dalam proyek bangunan, gedung,
rumah tinggal, apartemen, digunakan sebagai jalan raya, jembatan, fly over,
bendungan, tiang pancang, perapihan tepi sungai dan berbagai proyek
pembangunan infrastruktur yang sedang marak saat ini.

Jenis Jenis Beton

Ada sepuluh jenis beton yang saat ini umum digunakan dalam pekerjaan
konstruksi:

1. Beton Non-Pasir
Seperti namanya, beton non-pasir, proses pembuatannya sama sekali
tidak menggunakan pasir. Hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini
menyebabkan terbentuknya rongga-rongga yang berisi udara di celah-
celah kerikil sehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena tanpa
pasir, persentase semen pada beton ini juga lebih sedikit. Beton non-pasir
biasanya digunakan pada pembuatan struktur ringan, kolom dan dinding
sederhana, bata beton, serta buis beton.
2. Beton Ringan
Beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan.
Seringkali ditambahkan zat aditif yang dapat menyebabkan terbentuknya
gelembung-gelembung udara di dalam adonan beton. Banyaknya
gelembung udara yang terjadi menyebabkan volume adonan juga semakin
besar sementara bobotnya lebih ringan dibandingkan beton lain dengan
volume yang sama. Beton ringan biasanya digunakan untuk dinding non-
struktural.
3. Beton Hampa
Beton jenis ini banyak digunakan untuk pembangunan gedung-gedung
tinggi, karena memiliki kekuatan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan
karena proses penyedotan air pengencer adonan beton dengan alat vakum
sehingga adonan hanya mengandung air yang sudah tercampur dengan
semen saja.
4. Beton Serat
Beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam
adonan beton, seperti: asbestos, plastik, kawat baja, dan sebagainya.
Denghan penambahan serat, beton yang dihasilkan memiliki nilai
keuletan tinggi (ductility) sehingga tidak mudah retak.
5. Beton Mortar
Beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada tiga jenis
mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan
lumpur.
6. Beton Massa
Beton massa adalah penuangan beton yang sangat besar di atas
kebutuhan rata-rata. Umumnya, beton massa memiliki dimensi yang
berukuran lebih dari 60 cm. Perbandingan antara volume dan luas
permukaannya pun sangat tinggi. Beton ini digunakan dalam
pembuatan pilar-pilar bangunan, pondasi berukuran besar, dan juga
bendungan.
7. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah adukan beton yang diberi tulangan dari baja.
Penambahan tulangan baja ini akan meningkatkan kekuatan terhadap
gaya tarik dan juga ductility struktur bangunan. Beton bertulang
cocok digunakan dalam struktur dengan bentangan yang lebar, seperti
jalan raya, jembatan, pelat lantai dan sebagainya.
8. Beton Prategang
Beton prategang adalah beton bertulang yang tulangan bajanya diberi
tegangan lebih dulu sebelum dicor, sehingga kuat untuk menyangga
struktur dengan bentangan lebar.
9. Beton Pracetak.
Beton pracetak adalah beton yang dicetak terpisah di luar area
pekerjaan. Hal ini biasanya dilakukan karena terbatasnya lahan area
pekerjaan dan juga karena alasan kepraktisan. Pengerjaan bangunan dapat
dipersingkat sehingga lebih efektif dan efisien.
10. Beton Siklop
Beton jenis ini menggunakan bahan tambahan agregat yang
berukuran besar (sekitar 15 sampai 20 cm) dalam adonan beton. Hal ini
untuk meningkatkan daya tahan beton untuk digunakan dalam
pengerjaan bangunan yang bersinggungan dengan air, seperti jembatan
dan bendungan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON
1) Kelebihan
Inilah kelebihan yang biasa ditemui pada material, termasuk
karakteristik dan hasil aplikasinya pada sebuah konstruksi:
 Lebih mudah dicetak sesuai kebutuhan dan bisa diulang-ulang agar
lebih efektif.
 Material yang masih segar mudah dipompakan untuk dituang.
 Tahan api dan aus sehingga perawatannya mudah.
 Material segar juga mudah disemprotkan atau diisikan ke beton lama
yang retak untuk memenuhi keperluan perbaikan.
 Mampu menahan gaya tekan dengan optimal.
2) Kekurangan Beton
Sedangkan, kekurangan dari material ini adalah sebagai berikut:
 Masih memerlukan baja tulangan supaya tidak mudah retak.
 Perlu ketelitian untuk menghasilkan beton kedap air.
 Sifatnya cenderung getas.
 Beton keras mudah mengembang serta menyusut akibat perubahan suhu.
PENGGUNAAN BETON DI INDONESIA
Di Indonesia sendiri, material ini banyak dipakai menjadi material atau
komponen utama dalam pembangunan.Infrastruktur yang dimaksud, terdiri dari
jembatan, jalan, saluran irigasi, bendungan, hingga pengaman pantai.

Keunggulannya sangat cocok dengan kebutuhan dalam negeri. Namun, hal


ini justru mendorong adanya tuntutan bagi mortar untuk terus berkembang
menyesuaikan kebutuhan konstruksi.Berbagai aturan soal pemakaian material
telah tercantum di dalam Standar Nasional Indonesia dan terbaru di 2019.
Sebagai material dengan segudang keunggulan dan performa yang terus
meningkat, beton memang cocok menjadi komponen dominan bagi sebuah
proyek konstruksi.

Pembangunan infrastruktur yang sedang naik daun dapat didukung


dengan adanya material yang satu ini.

Anda mungkin juga menyukai