Anda di halaman 1dari 4

H. Kanji, Nursalam, M.

Nawir, Suardi| JPDP 5 (2) Oktober 2019, 104-115

Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa


http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP
/ P-ISSN 2461-078X
E-ISSN 2654-783X

JPDP 5 (2) (2019) 104-115 DOI : 10.31932/jpdp.v5i2.458

MODEL INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN ILMU


PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

Hasnah Kanji*1, Nursalam2, Muhammad Nawir3, Suardi4


1234Universitas Muhammadiyah Makassar

Diterima: 4 Agustus 2019. Dipublikasi: 27 Oktober 2019.

Abstract. The main problem in this study is that students experience moral decadence that
requires the integration of character education models in learning. The research method uses
descriptive qualitative SD Inpres 34 Bungung Katammu, Bantaeng Regency. Determination of
research informants by purposive sampling, namely the principal, teachers, students and parents.
Data collection techniques using observation, depth-interview and documentation. Analysis
techniques through data reduction, data display and conclusion drawing. Data wet technique is
done through triangulation of sources, time and techniques. The results showed the integration
model of character education consists of six levels of three levels, namely (a) at the individual level
(i) moral knowing, (ii) moral feeling (iii) moral sinverbal. (b) at the individual-group level (i) moral
action, (ii) moral habitus, (c) at the group level there is a moral culture that can integrate character
values in social science subjects (IPS).

Keywords: Integration Model, Character Education, Learning, Social Sciences

Abstrak. Masalah utama dalam penelitian ini adalah kalangan pelajar mengalami dekadensi moral
yang membutuhkan Model integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. Metode penelitian
menggunakan deskriptif kualitatif SD Inpres 34 Bungung Katammu Kabupaten Bantaeng.
Penentuan informan penelitian secara purposive sampling, yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan
orang tua. Teknik pengumpulan data menggunakan observation, depth-Interview dan dokumentasi.
Teknik Analisis melalui data reduction, data display dan conclusion drawing. Teknik kebasahan
data dilakukan melalui triangulasi sumber, waktu dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan model
integrasi pendidikan karakter terdiri dari enam tingkatan dari tiga level yaitu (a) pada level
individu (i) moral knowing, (ii) moral feeling (iii) moral sinverbal. (b) pada level individu-
kelompok (i) moral action, (ii) moral habitus, (c) pada level kelompok ada moral culture yang dapat
dintegrasikan nilai-nilai karakter pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS).

Kata kunci: Model Integrasi, Pendidikan Karakter, Pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Sosial

*surel korespondensi: hasnahkanji@gmail.com


Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu usaha
yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi siswa.
Seharusnya (das
sollen)
penyelenggaraan pendidikan di suatu
1
negara menjadi tanggung jawab
negara untuk melaksanakannya
dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Meskipun
demikian, rakyat juga memiliki hak
untuk ikut serta dalam

2
H. Kanji, Nursalam, M. Nawir, Suardi| JPDP 5 (2) Oktober 2019, 104-115

penyelenggaraan pendidikan. Praktik dipertegas oleh Peraturan Menteri, no


pendidikan di negara kita 22 tahun 2006 tentang standar isi
mengindikasikan bahwa pemerintah untuk satuan pendidikan dasar dan
(negara) bersama-sama dengan menengah. Untuk dapat meraih
rakyat cukup intens dalam tujuan tersebut, pendidikan tidak
penyelenggaraan pendidikan. Untuk cukup hanya menekankan pada
kelancaran dan keberhasilan proses dan penyediaan fasilitas yang
pendidikan, maka ditetapkan dalam mengarah pada penguasaan ilmu
Undang-undang (UU) No. 2 tahun pengetahuan dan teknologi (hard
1989 tentang sistem pendidikan skill) tetapi juga harus memfasilitasi
nasional yang kemudian tumbuh kembangnya karakter-
diamandemen dengan keluarnya karakter mulia seperti yang
Undang-undang No. 20 tahun 2003 dirumuskan dalam tujuan pendidikan
tentang sistem pendidikan nasional. nasional di atas.
Undang-undang inilah yang menjadi Namun kenyataannya (das
patokan bagi pemerintah dan sein) kalangan pelajar sekarang
masyarakat dalam penyelenggaraan sedang mengalami dekadensi moral
pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU yang sangat memprihatinkan seperti
No. 20 tahun 2003 menegaskan perilaku menabrak etika, moral dan
bahwa pendidikan nasional berfungsi hukum dari yang ringan sampai yang
mengembangkan kemampuan dan berat masih kerap diperlihatkan oleh
membentuk watak serta peradaban pelajar (Ahya, H. 2013), Kebiasaan
bangsa yang bermanfaat dalam mencontek pada saat ulangan atau
rangka mencerdaskan kehidupan ujian masih dilakukan (Akhwan, M.
bangsa, bertujuan untuk 2014), terlihat adanya yang
berkembangnya potensi murid agar menggejala di kalangan pelajar
menjadi manusia yang beriman dan berbentuk kenakalan (Unayah, N., &
bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Sabarisman, M. 2015), Beberapa di
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, antaranya adalah tawuran antar
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi pelajar (Herawan, K. D., & Sudarsana,
warga negara yang demokratis serta I. K. 2017), meningkatnya kekerasan
bertanggung jawab. Hal ini juga di kalangan pelajar (Pulungan, F. R.
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai