Anda di halaman 1dari 2

Memahami Makna Budaya Akademik dalam Islam

Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau


kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan
keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah
yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama,
tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di
antaranya adalah:

1.   Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia
untuk memperoleh ilmu

      pengetahuan.

2.   Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau
memiliki ilmu pengetahuan.

3.   Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.

4.   Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.

Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin


penting lain yang dijelaskan Al-

quran adalah bahwa:

l.   Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan
ilmu, demikian juga dengan

     amal shalih.

2.  Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak

     dilandasi dengan ilmu.

3.  Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang


selalu mengingat Allah yang

     disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk


memikirkan ciptaan Allah SWT.

     Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap


setiap informasi yang baik dan

     kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan


diikutinya.
Etos Kerja, Sikap Terbuka, dan Keadilan dalam Islam

Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif


juga dimiliki. Di antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja
yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap
tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih


dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah
SWT di muka dan juga sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah
kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-quran agar dapat meningkatkan
etos kerja antara lain;

1.   Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.

2.  Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan
bahwa etos kerja yang tinggi

     tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.

Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur; Seseorang tidak
mungkin akan dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos
kerja yang tinggi kalau tidak memiliki sikap terbuka dan jujur. Karena orang
yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri sehingga tidak
dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka
energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka
Al-quran dan Hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang
terbuka dan jujur.

Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna
adil yang diperkenalkan Al-quran bukan hanya dalam aspek hukum
melainkan dalam spektrum yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu
harus ditujukan Al-quran memberi petunjuk bahwa sikap adil di samping
kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai