Anda di halaman 1dari 25

BAB II

PEMBAHASAN

A.HYPHOBRITHING
Hypnobirthing berasal dari kata hypnodan birthing. Hypno dalam bahasa Yunani berarti
tidur sedangkan birthing berarti kelahiran mengartikan hipnosis sebagai sebuah pengaruh yang
alami terhadap konsentrasi relaksasi, dimana disampaikannya gagasan kepada alam bawah sadar,
yang akan mempengaruhi cara berfikir, apa yang dirasakan dan pilihan yang
dibuat.Hypnobirthing adalah metode yang unik dan merupakan kombinasi terbaik antara proses
kelahiran alami dengan hipnosis yang memberikan alat-alat dan teknik yang dibutuhkan untuk
pengalaman kelahiran bayi yang lebih mudah dan jauh lebih nyaman. Ibu akan mampu untuk
bekerja dengan tubuhnya dan sensasi persalinan dibandingkan berjuang melawannya (Mongan,
2007).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hypnobirthing merupakan
kombinasi antara proses kelahiran alami dengan hipnosis untuk membangun persepsi positif dan
rasa percaya diri serta menurunkan ketakutan, kecemasan, tegang dan panik sebelum, selama,dan
setelah persalinan.Hypnobirthing merupakan sebuah paradigma baru dalam pengajaran
melahirkan secara alami. Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola
pernapasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh (relaksan alami
tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat.
Para ahli kejiwaan berpendapat bahwa relaksasi yang mendalam, pemusatan perhatian
(fokus), dan hypnobirthing bertujuan untuk lebih banyak mengistirahatkan alam bawah sadar kita
dan memasukkan “paham” pada alam bawah sadar sehingga tindakan sehari–hari kita lebih
banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar ketimbang alam sadar. Hal ini akan menjadikan jiwa
seseorang lebih tenang, terpusat, dan tidak stress.
Dari sejumlah penelitian ilmiah diketahui bahwa getarannya masing–masing. Getaran
otak dapat direkam dengan mesin EEG(Electro encephalograph). Dengan mesin ini, kita
mengenal 4 kelompok gelombang otak manusia :
 Gelombang Beta
Gelombang ini memiliki frekuensi 14–30 Hertz (Hz). Pada kondisi ini, otak kita
beradadalam kondisi sepenuhnya sadar, beraktifitas, berfikir, berkonsentrasi, tertawa,
berkelahi, dan lain–lain.
 Gelombang Alfa
Gelombang ini memiliki frekuensi 8–13,9 Hz. Pada kondisi ini otak kita rileks, santai,
antara sadar dan tidak, dan nyaris tertidur, saat tubuh mulai mengeluarkan hormon
serotonin dan endrofin. Kondisi ini juga merupakan saat awal untuk memasuki alam
bawah sadar.
 Gelombang Teta
Gelombang ini memiliki frekuensi 4–7,9 Hz. Pada kondisi ini, otak berada dalam
keadaan tidur aktif yang disebut sebagai Rapid Eye Movement/REM Sleep. Tepat pada
saat ini, otak tertidur sangat mudah untuk dihipnosis dan dipengaruhi. Umumnya, pada
gelombang ini manusia mulai mengalami mimpi.
 Gelombang Delta
Gelombang ini memiliki frekuensi 0,1–3,9 Hz. Pada kondisi ini, otak bekerja paling
minimal, yaitu saat kita mengalami tidur yang sangat nyenyak dan tidak mengalami
mimpi. Periode ini termasuk dalam kategori NREM (Non-REM). Di bawah kondisiinilah
kita sama sekali tidak sadr, tubuh kita tidak bergerak, dan otak kita beristirahat total.

Hipnobirthing memampukan seseorang mengatur aktivitas otaknya menuju frekuensi


alfa, tanpa tertidur. Pada kondisi alfa, alam sadar seseorang akan terbuka bagi masukan, konsep,
atau sugesti baru sementara alam sadar manusia tidak dapat menerima masukan atau sugesti dan
merekamnya dengan baik (Andriana, 2011).

Sejarah Hypnobirthing
Hypnobirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis oleh pakar ginekologi Dr.
Grantly Dick-Read, yang mempublikasikan buku Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi
hypnobirthing selanjutnya dikembangkan oleh Marie Mongan, pendiri HypnoBirthing
Institute.hypnobirthing berasal dari katahypno (hypnosdari bahasa Yunani yang artinya "tidur")
dan birthingdari bahasa Inggris yaitu "proses melahirkan". Hypnobirthing adalah science and
art(ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan bahasan secara ilmiah).
Hypnobirthing merupakan perkembangan dari hipnosis, yang sama sekali bukan
magicseperti anggapan yang berkembang di masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa
hipnosis merupakan bagian dari ilmu kedokteran dan bahkan yang menemukannya adalah
seorang dokter bernama Dr Frans Anton Mesmer berkebangsaan Austria.

Manfaat Hypnobirthing
Ketenangan diri saat proses persalinan. Emosi dan jiwa tenang memungkinkan ibu untuk tidak
berteriak/mengamuk/menjerit kala menahan sakit akibat kontraksi. Karena ibu sudah siap secara
mental(Lany, 2007).

a) Manfaat Untuk Ibu :


(1) Menghilangkan rasa takut, tegang, dan paniksaat bersalin.
(2) Mempersingkat masa proses bersalin, pasca bersalin cepat kembali pulih.
(3) Ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami juga jadi lebih kuat.
(4) Meningkatkan produksi ASI. Kerena Relaksasi meningkatkan vasikularisasi diseluruh
tubuh.
(5) Mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.

b) Manfaat Untuk Janin


(1)Getaran tenang dan damai akandirasakan oleh janin yang merupakan dari
perkembangan jiwa (SQ).
(2) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon-
hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta.

c) Manfaat Untuk Suami


Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran, dan hubungan suami istri
menjadi lebih hangat.
SOP Hypnobirthing
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan teknik hypnobirthing. Dalam hypnobirthing
akan dipelajari teknik-teknik relaksasi dan visualisasi yang akan membantu ibu selama bersalin
dan dengan cepat memulihkan
tingkat energi setelah persalinan. Agar dapat mengkondisi diri sendiri untuk masuk dengan cepat
ke dalam relaksasi dan visualisasi.

Berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk melatih teknik Hypnobirthing :


 Waktu
Memilih waktu untuk relaksasi di mana tidak terdapat gangguan. Menyisihkan waktu
yang sama setiap hari. Bisa pagi, siang, atau malam hari.
 Tempat
Memilih tempat latihan yang nyaman, tenang, bersuhu sejuk, dan dengan pencahayaan
lembut temaram dan menjadikan tempat itu sebagai tempat latihan sehari-hari.
 Alat
Menggunakan kaset dan CDmusik atau lagu kesayangan yang memiliki nada atau irama
berulang-ulang, tenang, serta lembut untuk menimbulkan respon tubuh terbaik.
 Yang berlatih
Memastikan kandung kemih kosong sehinggatidak perlu bolak-balik ke toilet dan
menggunakan busana yang longgar dan mengenakan kain lembut untuk menutupi tubuh
sehingga akan terasa nyaman.
 Yang melatih/Terapis
Ibu akan dilatih oleh terapis baik bidan ataupun yang lain yang telah mendalami ilmu
hipnoterapi spesifik pada bidang kehamilan.
 Posisi Relaksasi
Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba sesantai mungkin. Bisa
dalam posisi duduk atau berbaring sambil memejamkan mata. (Morgan, 2007,Andriana,
2007).
1) Posisi berbaring terlentang
Beberapa hal yang dapat membantu untuk menyamankan posisi berbaring
terlentang.

2) Posisi menyamping
Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat menjalani
persalinan tahap akhir dan sering kali untuk mengeluarkan bayi mereka. Ini juga
merupakan posisi tidur bagi ibu yang sedang hamil.

Empat langkah sebelum latihan hypnobirthing:


1. Memutar kepala dengan posisi miring ke atas bahu sebanyak 8 kali hitungan.
Meletakkan jari-jemari kiri dan kanan di atas bahu, lalu memutar ke belakang
sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali.
2. Untuk merelaksasi otot, berbaring santai. Meluruskan lengan kanan dan kiri sejajar
tubuh. memposisikan telapak kanan menghadap ke atas. Menegangkan telapak kaki
hingga merambat ke betis, paha, pinggul, dan dada. Menarik pundak ditarik ke atas
dan kedua telapak tangan dikepal kuat-kuat. Mengerutkan dahi, tarik lidah ke arah
langit-langit.
3. Selanjutnya relaksasi pernapasan. Ketika berbaring, napas akan terdorong ke arah
perut. Menarik napas panjang lewat hidung sambil hitung sampai 10.
Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Lakukan 10 kali.
4. Merelaksasi pikiran.Memejamkan mata sejenak lalu buka perlahan-lahan sambil
memandang ke satu titik yang tepat di atas mata, makin lama kelopak mata makin
relaks, berkedip, dan pada hitungan ke-5, mata akan menutup. Ketika kondisi sudah
nyaman, masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar.
Contoh program positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan
saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang.”
Teknik Dasar HypnoBirthing, Hypnobirthingakan mengajarkan teknik-teknik yang
dibutuhkan untuk membantu ibu tetap tenang dan bahagia selama kehamilan dan untuk
menciptakan kegembiraan, hal-hal positif tentang kelahiran, dan membuat suatu
perbedaan besar terhadap kesehatan emosi dan fisik bayi.Ada empat teknik dasar
hypnobirthing, yaitu pernapasan, relaksasi, visualisasi, dan pendalaman. Setiap teknik
memiliki beberapa alternatif di mana dapat dipilih salah satunya atau lebih yang dianggap
paling efektif dan paling disukai. Belajar menggunakan keempat teknik ini, sehingga
keempatnya menjadisebuah kebiasaan, dan akan membantu mempersiapkan tubuh dan
pikiran bagi proses persalinan.
Pendamping persalinan juga akan mendapatkan naskah untuk digunakan saat ibu dan
pendamping persalinan berlatih bersama dua atau tiga kali seminggu (Morgan, 2007,
pp.86-88).

 Teknik Pernapasan
 Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di kelas ibu
hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan bahwa relaksasi datang
lebih mudah dan lebih cepat setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali
dilakukan, tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi
upaya pendalaman selanjutnya.
 Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang, dan
lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus pada apa yang sedang terjadi di
sekitar bayi dan membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan
dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim.Saat
berkontraksi, rahim akan terangkat. Pernapasan lambat membantu ibu untuk
bekerja sama dengan gerakan ke atas rahim sewaktu menghirup hingga perut naik
setinggi mungkin, seperti mengisi balon di dalam perut. Hal ini memaksimalkan
gelombang otot-otot vertikal, menyebabkan otot-otot ini bekerja lebih efisien
dalam menarik ke atas otot-otot melingkar di bagian bawah, serta menipiskan dan
membuka leher rahim. Bantuan yang diberikan kepada kedua kelompok otot ini
akan memperpendek durasi gelombang, serta durasi persalinan.
 Pernapasan Persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar keluar pada fase
persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk membantu Refleks Mendorong Alami
(Natural Expulsive Reflex/NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan
bayi ke arah luar.

 Teknik Relaksasi
 Relaksasi Progresif Bayangkan setiap bagian tubuh, dari ubun-ubun hingga ujung
kaki, diberi angka yang sesuai dengan ilustrasi berikut.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6397
BAB II
PEMBAHASAN

B. HIDROTERAPI
Hidroterapi berasal dari bahasa Yunani (hydro = air, therapiea =
pengobatan). Jadi, hidroterapi merupakan pengobatan ilmiah yang menggunakan air.
Simon Barunch (1840-1921) dalam Effendy (1987) memiliki teori yang disebut Hukum
Barunch, yang mengemukakan bahwa air memiliki daya penenang jika suhu air sama
dengan suhu kulit, sedangkan bila suhu air lebih tinggi atau rendah dengan suhu tubuh
maka akan memberikan efek stimulasi (merangsang).

PRINSIP HIDROTERAPI
Dasar utama penggunaan air hangat untuk pengobatan dalam hidroterapi ini
adalah efek hidrostatik dan hidronamik. Secara ilmiah, air hangat memiliki dampak
fisiologis bagi tubuh. Mengurangi beban axial sendi-sendi penopang berat bedan.
Efek-efek tersebut memiliki berbagai dampak, Pertama pada pembuluh darah
dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Kedua, faktor
pembebanan di dalam air akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi
sendi-sendi tubuh. Dalam hal ini, kebanyakan pasien datang dengan gangguan encok dan
rematik. Ketiga, latihan di dalam air ini berdampak positif terhadap otot jantung dan
paru-paru, karena latihan di dalam air membuat sirkulasi pernafasan menjadi lebih baik.
Efek lain yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan adalah efek hangat dan efek
kimia. Efek hangat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi
darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga dapat mencegah kekakuan otot, menghilangkan
rasa nyeri, menenangkan dan relaksasi. Sedangkan efek kimia dengan adanya ion-ion,
terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat menyebabkan pelebaran
pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah.
a. Sifat Fisik Air
- Massa, Berat dan Densitas
* Berat (W) = Massa (M) x Gravitasi (A)
* Densitas = massa / volume (kg/m)
* Karena densitas manusia lebih kecil daripada densitas air, manusia akan
mengapung di air (daya apung / buoyancy)
- Hubungan tingkat kedalaman tubuh di dalam air dengan beban berat badan (weight
bearing)
* Jika seseorang yang berdiri di kedalaman air setinggi lutut, weight bearingnya adalah
84 % berat badan.
* Jika seseorang berendam setinggi pinggul, weight bearing pada laki - laki adalah 63
% dan wanita 56 % berat badan.
* Jika seseorang berendam setinggi leher, weight bearing pada laki - laki sebesar 13 %
dan wanita 12 % berat badan.
b. Tekanan Hidrostatik 
Jika kita memasukkan benda ke dalam air akan terjadi tekanan yang sama besarnya pada
setiap titik. Besarnya tekanan berbanding lurus dengan kedalaman air.
c. Efek Fisiologi Air
1. Terhadap sistem pembuluh darah
Tekanan hidrostatik air akan menekan jaringan tubuh sehingga berpengaruh pada
sistem kerja jantung. Pada kedalaman setinggi leher, tekanan ini menyebabkan
peningkatan aliran darah dari tungkai dan perut ke arah dada dan jantung. Volume
jantung meningkat sebesar 30 %.
2. Sistem jaringan lunak
Tekanan hidrostatik menyebabkan terjadinya kompresi, yang mengakibatkan
meningkatnya aliran balik limfatik sehingga dapat mengurangi edema atau
pembengkakan.
3. Sistem persendian
Dengan adanya daya apung, tekanan di dalam sendi berkurang akibatnya
berkurangnya beban berat badan. Keadaan ini berpengaruh positif, yaitu rasa
nyeri sendi berkurang sehingga seseorang akan dapat melakukan terapi latihan
dengan lebih baik.
1. Sistem termodinamik
Ketika seseorang berada di dalam air, terjadi pertukaran panas / energi melalui
mekanisme konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Air merupakan media
penyerap / penghasil panas yang mempunyai efek theurapeutik. Relaksasi otot yang
didapatkan akan meningkatkan kelenturan jaringan, mengurang spastisitas, dan
mempengaruhi sistem limbik sehingga kita merasa nyaman dan stress emosional
hilang. Di dalam air, modifikasi menjadi lebih mudah dan program latihan dapat
disesuaikan dengan kondisi pasien. Hidroterapi dapat merupakan latihan transisi
sebelum pasien mampu melakukan latihan di darat.
2. Pergerakan air
Adanya aliran air yang laminer / streamline / turbulensi akan membantu dan
bermanfaat untuk latihan penguatan.

MANFAAT HIDROTERAPI
Effendy (1987) mengemukakan bahwa terapi air memiliki 7 (tujuh) efek pengobatan
terhadap tubuh, yaitu sebagai berikut :
1. Berendam air hangat dan mandi pancuran air hangat dalam waktu singkat berkhasiat
menghilangkan rasa lelah dan menghilangkan ketegangan.
2. Berendam atau menyeka tubuh dengan air dingin berefek mendinginkan dan
merangsang tubuh atau bagian tubuh, khususnya jika diikuti pijatan tubuh atau
perkusi. Air yang dingin akan mengkerutkan pembuluh kapiler.
3. Menyeka dengan air dingin dan air hangat secara bergantian akan merangsang sistem
kardiovaskuler.
4. Berendam dalam air atau mandi di pancuran air hangat akan berkhasiat melemaskan
semua otot tubuh.
5. Mandi air hangat akan melemaskan jaringan dan berefek pada kapiler-kapiler di kulit,
hal ini terjadi karena banyak darah dari jaringan yang akan ditarik menuju kulit. Selain
itu, dapat pula menghilangkan rasa nyeri.
6. Mandi dan menyeka dengan air dingin dan air hangat akan menjinakkan syaraf kulit
dan syaraf organ-organ intern, yaitu organ yang berkoresponden secara syarafi dengan
kulit yang dihangati
BEBERAPA KONDISI ATAU PENYAKIT YANG MEMERLUKAN HIDROTERAPI
- Back pain :  berbagai nyeri spinal, seperti nyeri leher dan pinggang
- Kelainan bentuk tulang belakang : skoliosis
- Penyakit rematik
- Ankylosing spondilitis
- Fibromyalgia
- Stroke
- Pascabedah
- Dll

KONTRAINDIKASI HIDROTERAPI
1. Hidrofobia (takut air)
2. Hipertensi tidak terkontrol
3. Kelainan jantung yang tidak terkompensasi
4.. Infeksi kulit terbuka
5. Infeksi menular (hepatitis, AIDS, dll)
6. Demam (> 37 derajat Celcius )
7. Gangguan fungsi paru - paru, sesak / kapasitas paru - paru menurun
8. Gangguan kesadaran
9. Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) yang tidak terkontrol
10. Gangguan kognitif atau perilaku
11. Epilepsi yang tidak terkontrol

EFEK SAMPING HIDROTERAPI

Walaupun hidroterapi tampaknya merupakan metode terapi yang aman, tetapi efek
samping yang mungkin muncul harus tetap diwaspadai. Secara umum efek sampingnya
tergantung dari kondisi individual, misalnya penderita asma yang rentan udara dingin tentu tidak
boleh mandi berendam air dingin dalam jangka waktu lama.
Suhu air yang ekstrem, misalnya terlalu panas dapat mengakibatkan luka bakar, kalau terlalu
dingin dapat mengakibatkan frostbite (cedera dingin). Untuk penderita kencing manis. Raynauds
disease (gangguan aliran darah tepi), sedang hamil, pemilik tekanan darah tinggi atau darah
rendah, penyakit jantung tertentu harus melalui petunjuk khusus dari dokter.
Penularan penyakit kulit juga dapat terjadi, bila air yang kita gunakan terkontaminasi. Selain itu,
anak kecil dan orang tua juga harus mendapatkan pengawasan khusus.

HIDROTERAPI PADA STROKE


Hidroterapi telah lama digunakan oleh para penderita stroke. Hampir semua reaksi di
dalam tubuh manusia memerlukan air. bahkan, untuk dapat bekerja normal, otak
membutuhkan komponen air sebanyak 90%, dan darah membutuhkan kadar air sebanyak
95%. Di dalam tubuh, air berperan dalam proses metabolisme: membawa nutrisi dan oksigen
ke seluruh sel tubuh melalui darah, mengatur suhu tubuh, sebagai pelumas persendian, unsur
pembentuk darah, serta sekresi cairan seperti air mata, air liur dan lain-lain.
Pada berbagai kasus , terapi latihan menjadi terapi pilihan untuk pemulihan berbagai
kemampuan fungsi tubuh. Air adalah media terapi yang tepat untuk menjalani berbagai
terapi latihan. Berbagai penyakit atau kondisi sakit dapat membawa dampak pada sistem
ketahanan dan kekuatan otot, saraf, sendi, endurance dll.
Khusus untuk stroke, digunakan kolam air hangat 31 - 33 derajat Celsius. Di dalam
air, anggota tubuh yang sulit digerakkan di darat, karena adanya kekakuan otot dan
persendian, akan lebih mudah digerakkan dan dilatih kelenturannya. Ini karena ada beberapa
efek fisika air, seperti gaya apung air (buoyancy, efek thermal (suhu air), serta efek
hidrostatik (daya tekan), dan hidrodinamik (daya gerak) air yang berpengaruh pada saat
proses terapi  latihan berjalan
Efek daya apung air (buoyancy), misalnya, secara fisiologis dapat membuat beban
terhadap sendi tubuh pasien berkurang, menguatkan otot-otot dan sendi-sendi tubuh karena
hilangnya gaya gravitasi tubuh.
Sedangkan efek thermal, yaitu efek panas air pada kisaran suhu 31 - 33 derajat
Celcius, akan meningkatkan sirkulasi darah dan penyerapan oksigen ke dalam jaringan saraf
sehingga dapat mengurangi kekakuan otot, membuat jaringan ikat di sekitar sendi menjadi
lebih lentur, menurunkan rasa nyeri, memberikan efek relaksasi, dan meningkatkan
kemampuan gerak anggota tubuh.
Pada pasien pasca stroke, yang membutuhkan penguatan pada beberapa bagian otot,
misalnya di bagian otot sebelah kiri tubuh yang terserang, latihan di dalam air hangat akan
membantu meningkatkan sirkulasi darah pada bagian sisi tubuh yang tidak berdaya sehingga
menjadi lebih lancar kembali. Sementara bagian sisi tubuh yang masih kuat, akan lebih
terjaga kekuatannya.
Sementara itu, efek hidrostatik atau daya tekan dan hidro-dinamik atau daya gerak air
akan memberi tekanan pada pem-buluh darah dan limfe untuk melancarkan sirkulasi di
seluruh tubuh, merelaksasi otot, dan merangsang pembuangan sampah metabolik alias racun
dari dalam sel ke dalam darah dan melalui kulit. Efeknya dapat mengurangi pembengkakan
dan ketegangan saraf.
https://id.scribd.com/upload-document?archive_doc=64767119&escape=false&metadata=
%7B%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read
%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C
%22platform%22%3A%22web%22%7D
BAB II
PEMBAHASAN

A. Brain Gym
Brain gym memiliki beragam definisi, mulai dari suatu permainan yang membutuhkan tenaga
besar hingga kegiatan sederhana. Brain gym berkaitan erat dengan peran otak yang dapat
mengembangkan kreativitas (berpikir kreatif).

Pengertian
Brain gym terdiri dari dua kata yaitu brain dan gym. Brain berasal dari bahasa Inggris
yang berarti otak (Suwondo Admojo & Darseno, 2005: 40). Gym berasal dari akar kata
gymnastics (bahasa Inggris) yang berarti olahraga senam (Suwondo Admojo & Darseno,
2005: 136). Dennison & Dennison (2005: 1) memiliki Brain Gym berupa serangkaian gerak
sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology
(Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan
otak. Edu-Kinestetik adalah nama penerapan kinestetik (gerakan) terhadap studi mengenai
otak, badan kiri-kanan, dan integrasi antara keduanya dalam rangka mengurangi stres dan
memaksimalkan potensi belajar (Dennison & Dennison, 2005: 74). Peneliti menyimpulkan
dari pemaparan di atas, bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana untuk
meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Latar
belakang gerakan Brain Gym adalah untuk menstimulasi, meringankan, dan merelaksasi anak
dalam pembelajaran. Kegunaan tersebut
terdapat dalam tiga dimensi, yaitu: 1) dimensi lateralitas, 2) dimensi pemfokusan, dan 3)
dimensi pemusatan (Dennison & Dennison, 2005: 1).

1) Dimensi Lateralitas
Brain Gym berfungsi untuk memberi stimulasi dalam dimensi lateralitas.
Kemampuan lateral adalah keterampilan berkomunikasi, berbahasa, dan keterampilan
melakukan kegiatan jarak dekat yang memerlukan orientasi ruang gerak tubuh kiri-
kanan (Dennison & Dennison, 2005: 2). Sedangkan Pangrazi & Daeur (1981: 18)
menyatakan kemampuan lateralitas merupakan faktor yang mempengaruhi
kemampuan koordinasi tubuh sebagai kemampuan motorik dasar. Sisi tubuh manusia
dibagi menjadi kanan dan kiri. Sifat ini memungkinkan dominasi salah satu sisi, misal
menulis dengan tangan kanan atau kiri, dan juga untuk integrasi kedua sisi tubuh
(bilateral integration), yaitu untuk menyeberangi garis tengah tubuh untuk bekerja di
“bidang tengah” (Dennison & Dennison, 2005: 2). Kemampuan ini dapat
meningkatkan perceptual motor tubuh (Pangrazi & Daeur, 1981: 15). Jika
keterampilan ini dikuasai maka anak dapat menerjemahkan kode/ simbol tertulis.
Penguasaan tersebut merupakan kemampuan dasar akademik. Ketidakmampuan
untuk menyeberangi garis tengah mangkibatkan apa yang disebut ketidakmampuan
belajar (learning disabled) atau disleksia. Gerakan-gerakan yang menstimulasi
koordinasi kedua belahan otak dan gabungan dua sisi (bilateral) terdapat dalam
kegiatan Brain Gym (Dennison & Dennison, 2005: 2).
Koordinasi kedua belahan otak jarang dilakukan dalam pembelajaran, terlebih
pengembangan otak kanan. Gowan (dalam Endyah Murniati, 2012: 31) sepakat
bahwa kekeliruan pembelajaran adalah kurangnya perhatian terhadap pengembangan
fungsi otak kanan. Berbeda dengan otak kiri yang sering diberi rangsangan seperti
baca, tulis, dan hitung (calistung).
Torrance (dalam Endyah Murniati, 2012: 31) menyampaikan bahwa terjadi
penurunan kreativitas (creativity drop) pada usia 7-12 tahun. Hal ini disebabkan oleh
otak belahan kanan yang diabaikan pada usia tersebut. Pendidikan kesenian, musik,
mengarang bebas, dan drama sangat baik untuk pertumbuhan otak kanan. Pendidikan
tersebut tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan nilai agama dan moral
sesuai tahapannya. Akan tetapi, penekanan dalam pembelajaran tidakhanya pada sisi
otak kanan maupun kiri saja. Suyadi (2014: 59) menegaskan bahwa semua bagian
otak bekerja secara serentak karena antar miliaran sel saling berkoneksi dalam
merespon setiap informasi (termasuk pembelajaran) yang diterima. Hal itu
mengindikasikan bahwa seluruh bagian otak harus bekerja optimal.

2) Dimensi Pemfokusan
Brain Gym berfungsi untuk meringankan aktivitas dalam dimensi pemfokusan.
Fokus adalah kemampuan menyeberangi “garis tengah partisipasi” yang memisahkan
bagian belakang dan depan tubuh, dan juga bagian belakang (occipital) dan depan
otak (frontal lobe) (Dennison & Dennison, 2005: 2). Secara sederhana, fokus adalah
kemampuan seseorang berkonsentrasi pada suatu bagian dari pengalaman,
membedakan, dan membatasinya dari bagian lainnya melalui kesadaran kesamaan
dan perbedaan (Dennison & Dennison, 2005: 74). Garis tengah partisipasi adalah
garis bayangan vertikal di tengah tubuh (dilihat dari samping), memisahkan tubuh
serta otak bagian depan dan bagian belakang, tergantung partisipasi batin pada suatu
kegiatan apakah seseorang berada di depan atau belakang garis tersebut. Kurang
fokus menghasilkan kurangnya ekspresi diri dan keaktifan dalam pembelajaran.
Masalah yang terjadi dalam dimensi ini misal anak yang kurang fokus (underfocused,
kurang perhatian, kurang pengertian, terlambat bicara, hiperaktif) dan anak yang
fokus berlebih (overfocused) (Dennison & Dennison, 2005: 2). Padahal anak
memiliki tingkat fokus yang rendah. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan aktivitas
yang bervariasi. Hal ini memberikan kebebasan gerak anak (Pangrazi & Dauer, 1981:
14). Gerakan brain gym dapat membantu melepaskan hambatan fokus dengan
aktivitas bagian depan dan belakang otak (Dennison & Dennison, 2005: 2).

3) Dimensi Pemusatan
Brain Gym berfungsi untuk merelaksasi tubuh dalam dimensi pemusatan.
Pemusatan adalah kemampuan menyeberangi garis yang memisahkan anntara muatan
emosional dan pikiran abstrak serta untuk mengatur gerakan-gerakan reflex tubuh
(Dennison & Dennison, 2005: 76). Emosional diatur dalam bagian tengah sistem
limbik (midbrain). Pikiran abstrak diatur dalam otak besar (cerebrum). Hal ini sesuai
dengan pendapat Crossley (dalam Dietze, 2006: 80) yang menyatakan “current
studies in the field of developmental, educational and physiological pshycology
suggest the child’s earliest learning is based on movement and so too is the collection
of subsequent knowledge”. Artinya, gerakan merupakan dasar pembelajaran anak dan
gerakan bisa menambah pengetahuan 13 lain. Contoh, ketika anak diminta bermain
tanpa ruang yang luas, ia juga akan belajar tentang konsep ruang, bentuk, dan cara
berpikir abstrak.
Ketidak mampuan pemusatan ditandai berupa ketakutan tak beralasan atau tidak
mampu merasakan atau menyatakan emosi. Gerakan Brain Gym saat membuat relaks
dan membantu menyiapkan anak untuk mengolah informasi tanpa pengaruh emosi
negatif disebut pemusatan (Dennison & Dennison, 2005: 2). Gerakan ini sangat
bermanfaat dalam menyerap kegiatan pembelajaran dan kemampuan akademik.
Crossley (dalam Dietze, 2006: 80) juga sepakat melalui pernyataannya sebagai
berikut.

“New research in the development and function of the human brain is encouraging
early childhood practitioners to revisit the importance of encouraging movements
activities for young children. The more movement experiences children have, the
more efficient their brain become at processing motor responses. Developing and
using nerve tissue is a mutually enhancing process, and using the neural muscular
mechanism facilities development.”

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa perkembangan dan fungsi otak manusia akan
meningkat apabila pengasuh anak usia dini kembali mengingat pentingnya gerakan bagi
anak usia dini. Pengalaman gerakan anak berfungsi meningkatkan respon motor.
Kelebihan (Eva Imania Eliasa, 2007: 2) dari gerakan untuk anak adalah
a. anak belajar dan bekerja tanpa stres, karena dilakukan dalam waktu singkat,
b. tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, sehingga dapat menyesuaikan situasi
belajar dan bekerja dalam kehidupan sehari-hari,
c. dapat meningkatkan kepercayaan diri,
d. hasil akan segera dirasakan dalam hal kemandirian anak dalam belajar dan seseorang
dalam bekerja,
e. meningkatkan potensi dan keterampilan yang dimiliki, karena brain gym
menyenangkan dan menyehatkan.
Brain Gym ini memiliki tiga hal penting (Dennison & Dennison, 2005: 3), yaitu:
a. belajar adalah kegiatan yang alami dan menyenangkan yang terus terjadi sepanjang
hidup,
b. kesulitan belajar adalah tidak mampunya seseorang menghadapi stres dan ragu
menghadapi tugas baru, dan
c. anak akan berkesulitan belajar jika tidak melakukan gerakan/ aktivitas.
Peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana
yang menyenangkan dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk
meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan kerja keseluruhan otak. Brain Gym
berfungsi untuk memberi stimulasi, meringankan, dan merelaksasi anak. Ketiga fungsi ini masuk
ke dalam tiga dimensi yaitu: lateralitas, pemfokusan, dan pemusatan. Kelebihan gerakan Brain
Gym adalah mengurangi stress, hemat tempat, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan
kemandirian, dan meningkatkan potensi maupun keterampilan.

Sejarah Brain Gym


Pelopor berkembangnya gerakan senam otak dalam dunia pendidikan dan kesehatan saat
ini adalah hasil kerja dari Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison. Paul E. Dennison
mengembangkan teknik senam otak untuk mengajari anak yang mempunyai hambatan mental,
bersama dengan istrinya yaitu Gail E. Dennison, yang merupakan seorang pendidik holistic
health (Eva Imania Eliasa, 2007).
Paul E. Dennison adalah seorang pendidik yang merupakan pelopor dalam bidang
kinesiologi. Pada tahun 1960 Dennison melakukan penelitian tentanghubunganprestasi
membacadengan perkembangan otak sebagai dasar munculnya senam otak, yaitu program
pembelajaran yang berbasis gerakan untuk membantu orang dari segala usia untuk mengubah
tantangan belajar menjadi keberhasilan. Dennison bekerja sama dengan dosen dalam perguruan
tinggi dan ia menawarkan mahasiswanya suatu program untuk pengembangan sensorik otak,
termasuk gerakan sederhana yang dapat membantu dengan keseimbangan dan keterampilan.
Gerakan-gerakan ini suatu hari nanti akan melahirkan ide munculnya senam otak.
12Pada tahun 1975, di University of Southern California, Dennison menerima penghargaanPhi
Delta Kappa. Dennisondiberikan gelar Doktor dalam pendidikan untuk penelitiannya tentang
membaca dan hubungannya dengan perkembangan kognitif. Pada awal tahun 1980, Dennison
bekerja sama denganGail, seorang seniman dan guru senam, yang kemudianmenjadi
istrinya(Dennison & Dennison, 2015).
Dennison mengumpulkan beberapa kegiatan favorit untuk belajar dan bergerak, Dennison
memberikan masing-masing gerakan dengan nama-nama yang terorganisir sesuai dengan tiga
dimensi repatterningyang telah ditemukannya. Kegiatan ini diterbitkan dalam sebuah buku
senam otakberjudul Aktivitas Sederhana untuk Whole Brain Learningpada tahun 1986, yang saat
ini dikenal sebagai gerakan senam otak. Pada tahun 1987 DennisonmendirikanEdu K
(Educational Kinesiology), Edu K berasal dari kata Educationyangberasal dari bahasalatinyaitu
educareyang berarti menarikkeluar. Kinesiologyberasaldari bahasa Yunaniyaitukinesis yang
berarti gerakan. EduKadalah suatu sistem yang memberdayakan semua orang yang belajar, tanpa
batas umur, dengan menggunakan aktivitas gerakan-gerakan untuk memunculkan seluruh potensi
seseorang (Eva Imania Eliasa, 2007).
Edu Kmerupakan organisasi non profit di Ventura, California. Organisasi inilah sebagai
awal berkembangnya gerakan senam otak, organisasi ini memiliki prinsip bahwa gerakan adalah
kunci untuk belajar yang optimal. Tujuannya adalah mendorongkesadaran diri dan
memberikankemudahanbelajar. Saat ini senam otaksukses berkembang di berbagai negara, lebih
dari 80 negara menggunakan senam otakyang saat ini digunakan oleh ribuan sekolah swasta dan
umum seperti di Amerika Serikat, Kanada, Cina, Hongaria, Yunani, Jerman, India, Slovenia.
Afrika, dan Indonesia(Dennison & Dennison, 2015).
Menurut Isnaini, Awalnya senam otak dimanfaatkan untuk anak yang mengalami
gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan depresi, namum seiring dengan
berjalannya waktu senam otakdimanfaatkan untukberagam kegunaanbanyak orang yang terbantu
melepaskan stres, meningkatkan konsentrasi, menjernihkan pikiran, dan meningkatkan daya
ingat(Dian Fitria, 2008)

Manfaat Brain Gym


Brain Gym sangat diperlukan bagi anak-anak yang sulit belajar, berusaha terlalu keras
sehingga terjadi stress di otak. Mekanisme integrasi otak melemah sehingga bagianbagian otak
tertentu kurang berfungsi. Selain itu juga meningkatkan refleks karena stress yang diakibatkan
informasi yang diterima di otak bagian belakang sulit diekspresikan melalui bagian depan otak,
sehingga anak merasa kurang mampu. Brain Gym diperlukan bagi anak yang perasaan kurang
mampu dan kurang brehasil mengakibatkan semangat belejar atau bekerja kurang, sehingga
prestasi statis atau menurun.
Maka dengan Brain Gym, pikiran akan lebih jernih, hubungan antar manusia akan lebih
rileks dan senang, lebih semangat berkonsentrasi, anak akan kreatif dan efesien juga lebih sehat
dan prestasi belajar akan meningkat. Keuntungan lainnya adalah :
1. Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress, karena dilakukan dalam waktu singkat.
2. Brain Gym juga tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, sehingga dapat menyesuaikan
situasi belajar dan bekerja dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dengan Brain Gym dapat meningkatkan kepercayaan diri.
4. Hasil akan segera dirasakan dalam hal kemandirian anak dalam belajar dan seseorang dalam
bekerja, 5. Secara aktif meningkatkan potensi dan keterampian yang dimiliki, karena Brain Gym
menyenangkan dan menyehatkan.

Jenis gerakan
Dennison & Dennison (2005: 1) membagi gerakan Brain Gym menjadi tiga: 1) gerakan
menyeberangi garis tengah, 2) gerakan meregangkan otot, dan 3) gerakan meningkatkan energi
dan penguatan sikap.
1) Gerakan menyeberangi garis tengah (the middle movements)
Dennison & Dennison (2005: 5) menyatakan bahwa gerakan menyeberangi garis
tengah berfokus pada gerakan tubuh bagian kiri dan kanan dengan melewati bagian
tengah tubuh. Bidang tengah adalah wilayah penglihatan kiri dan kanan yang tumpang
tindih agar dapat belajar secara terpadu (Dennison & Dennison, 2005: 74). Menurut Pate
et al (1984: 144), bidang tengah atau yang disebut bidang lateral adalah bidang yang
membagi badan menjadi ruas-ruas kanan dan kiri dengan sebuah sumbu horizontal
melalui persendian dari sisi yang satu ke sisi lainnya. Perkembangan kemampuan gerak
bilateral/ gerak dua sisi tubuh sangat diperlukan untuk melatih kemandirian seperti
merangkak, dan berjalan. Selain itu, kemampuan gerak bilateral berfungsi mengatur kerja
seluruh tubuh dan meningkatkan kemampuan belajar melalui penglihatan jarak dekat
(Dennison & Dennison, 2005: 5).
2) Gerakan Meregangkan Otot (Lengthening Activities)
Dennison & Dennison (2005: 29) menyatakan gerakan meregangkan otot
berfungsi untuk mengembangkan dan menguatkan hubungan-hubungan saraf. Hubungan
saraf ini dapat menyambungkan informasi di otak belakang yang akan diolah dan
diterjemahkan pada otak bagian depan. Gerakan ini juga dapat mengurangi
ketidakmampuan berbahasa yang menghasilkan informasi spesifik. Selama 5 bulan
pertama, informasi sudah tersimpan di batang otak. Batang otak berfungsi dalam hal
penciuman menggunakan saraf. Saraf penciuman ini menuju sistem limbik. Selain itu,
batang otak juga berperan dalam kerja denyut jantung, pernapasan, suhu tubuh,
pencernaan, dan sistem aktivasi artikular yang berperan dalam kesadaran otak (Suyadi,
2014: 88). Kesadaran otak memiliki peran penting dalam kegiatan belajar anak.
Beberapa anak merasa belajar sebagai sesuatu yang menakutkan. Akan tetapi,
ketika anak dalam lingkungan baru dan menangkap terlalu banyak informasi, ia akan
menarik diri sehingga merasa cukup aman dan lebih mudah untuk maju. Anak yang
selalu menarik diri karena merasa tidak aman/ berbahaya suatu saat akan melakukan
gerak reflex fisiologis. Salah satu gerak refleks fisiologis terhadap bahaya adalah
kontraksi otot. Apabila otot berkontraksi maka akan menggunakan kekuatan di atas kedua
ruas yang diikatnya (Pate et al, 1984: 154). Jika kekuatan itu mendapat perlawanan maka
otot memendek di bagian belakang tubuh (dari kepala sampai tumit). Hal ini dapat
mengganggu keseimbangan di dalam telinga dan kesadaran ruang gerak. Respon ini
dikenal sebagai tendon-guard reflex. Hurlock (1978: 138) menyatakan bahwa gangguan
keseimbangan menimbulkan perilaku anak, seperti canggung, lesu, dan mudah teralihkan
perhatiannya. Hal ini menyebabkan anak susah memusatkan pikiran dalam mengerjakan
tugas dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa Brain Gym mampu
meningkatkan perhatian anak terhadap pembelajaran.
3) Gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap (energy exercises and deepening
attitude).
Dennison & Dennison (2005: 43) menyatakan bahwa gerakan meningkatkan
energi dan menunjang sikap positif mengaktifkan kembali hubungan-hubungan saraf
antara tubuh dan otak sehingga memudahkan aliran energi elektromagnetis ke seluruh
tubuh. Gerakan-gerakan ini menunjang perubahan elektrik dan kimiawi yang berlangsung
selama semua kejadian mental dan fisik. Weinberg & Gould (dalam Komarudin, 2013:
70) menjelaskan
“Confidence is characterized by a high expectancy of success. It can help individuals in
the following areas: (a) confidence arouses positive emotions, (b) confidence facilitates
concentration, (c) confidence affects goals, (d) confidences increase effort, (e) confidence
affects game strategy,and (f) confidence affects psychological momentum.”
Pendapat di atas mengartikan bahwa munculnya sikap atau emosi positif sejalan
dengan peningkatan kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga mampu meningkatkan
konsentrasi, berani mengambil risiko/ tantangan/ usaha/ strategi, dan mental yang kuat.
Setyobroto (dalam Komarudin, 2013: 72) menyatakan ketidakpercayaan diri merupakan
faktor penghambat pencapaian prestasi.
Energi dari tiga dimensi tubuh (kiri-kanan, atas-bawah, belakang-depan, dan
sebaliknya) meningkatkan kemampuan memahami arah, sadar kiri dan kanan, pemusatan
dan pemfokusan serta sadar akan keberadaan dalam ruang dan hubungan dengan benda-
benda sekitar. Gerakan meningkatkan energi dapat meningkatkan kepekaan terhadap
rangsangan luar yang biasanya berkembang saat bayi. Kepekaan ini terjadi apabila
terdapat kecocokan antara apa yang dilihat dan apa yang dirasakan (Dennison &
Dennison, 2005: 44). Rangsangan sensori yang masuk (kecuali penciuman), masuk ke
dalam thalamus (berasal dari bahasa Yunani yang berarti ruang dalam). Informasi akan
diproses di bagian otak lain. Otak besar (cerebrum) juga mengirimkan sinyal elektrik
pada thalamus termasuk dalam hal kognitif dan memori (Suyadi, 2014: 91). Sinyal
tersebut diteruskan serabut syaraf menuju otak. Sinyal tersebut berguna merespon
rangsangan luar tubuh. Tanpa kesesuaian antara rangsangan dan respon maka akan terjadi
konflik sensorik sehingga menyebabkan kesulitan belajar (Dennison & Dennison, 2005:
44).
Peneliti menyimpulkan bahwa gerakan Brain Gym ada tiga, yaitu: gerakan
menyeberangi garis tengah (the middle movements), gerakan meregangkan otot
(lengthening activities), serta gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap (energy
exercises and deepening attitude). Gerakan menyeberangi garis tengah (the middle
movements) melatih kemandirian dan koordinasi seluruh tubuh, dan meningkatkan
kemampuan belajar melalui penglihatan jarak dekat. Gerakan meregangkan otot
(lengthening activities) meningkatkan keterampilan komunikasi dan berani mengambil
risiko. Gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap (energy exercises and
deepening attitude) melatih kemampuan mengetahui arah, pemusatan-fokus, dan
kesadaran/ kepekaan, kepercayaan diri, konsentrasi, keberanian mengambil risiko atau
tantangan, usaha, strategi, menimbulkan rasa aman.

Anda mungkin juga menyukai