Anda di halaman 1dari 12

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

KARAKTERISTIK BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN TEMPURUNG KELAPA


SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR
I Wayan Suarnita *

Abstract
The objective of the research is to know of lightweight conrete characteristic of endocarp which
is consist of weight, compressive strength, elasticity modulus, tensile strength, flexure strength, and
bond strength. The research had been done in the Concrete and Material Laboratory of Technic
Faculty of Untad. The 18 components of lightweight aggregate experiments are 10 cylindrical
(D15 x 30 cm), 5 squares (15 x 15 cm) and 3 rectangle (15 x 15 x 60 cm). The volume fraction
endocarp lightweight aggregate that use is 0.35 and Cemen Water Factor (FAS) is 0.5 and the
experiment of the component when it has been 28 days.
In this research, it found the average of lightweight conrete characteristic of endocarp consist of
the average of compressive strength is 14.054 MPa, Modulus elasticity wich is found from slant line
of elastic curve (0.5 f’c) is 4595.590 MPa, tensile strength average is 1.713 MPa, flexure strength
average is 2.329 MPa and bond strength average by used deform Ø 8.8 mm is 10.308 MPa.
Key words : endocarp, Lightweight Conrete, Concrete Characteristic

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beton ringan tempurung kelapa yang
meliputi berat isi, kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah, kuat lentur dan kuat lekat
tulangan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan dan Beton Fakultas Teknik Untad. Benda uji
beton ringan yang dibuat sebanyak 18 buah yaitu 10 buah Silinder (D15 x 30 cm), 5 buah kubus
(15 x 15 x 15 cm) dan 3 buah balok (15 x 15 x 60 cm). Fraksi volume agregat ringan tempurung
kelapa yang digunakan adalah 0.35, faktor air semen (FAS) adalah sebesar 0.5 serta pengujian
benda uji dilakukan pada umur 28 hari.
Pada penelitian ini, diperoleh nilai rata-rata dari karakteristik beton ringan tempurung kelapa
meliputi nilai berat isi rata-rata yaitu 1.701 kg/m3, nilai kuat tekan rata-rata yaitu 14.054 MPa, nilai
modulus elastisitas (Ec) yang diperoleh dari kemiringan garis pada kurva elastis (0.5 f’c) yaitu
4595.590 MPa, nilai kuat tarik belah rata-rata yaitu 1.713 MPa, kuat lentur rata-rata yaitu 2.329
MPa, dan kuat lekat tulangan rata-rata dengan menggunakan tulangan ulir Ø 8.8 mm yaitu
10.308 MPa.
Kata Kunci : Tempurung kelapa. Beton Ringan. Karakteristik Beton

1. Pendahuluan kg/m3 dan dapat dianggap sebagai


Dalam beberapa jenis beton, batas dari beton ringan yang
kita mengenal adanya beton ringan. sebenarnya, meskipun nilai ini kadang-
Beton ringan adalah beton yang kadang melebihi.
umumnya terbuat dari agregat ringan, Pada umumnya pemilihan
dimana agregat ringan ini adalah agregat ringan yang akan digunakan
agregat dengan berat isi kering oven didasarkan pada kuat tekan beton
gembur maksimum 1100 kg/m3. Berat isi ringan serta berat isi beton ringan yang
beton ringan berkisar antara 1360 – 1840 telah disyaratkan, pemilihan agregat

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan Tempurung Kelapa sebagai
Bahan Pengganti Agregat Kasar
(I Wayan Suarnita)

ringan ini juga di dasarkan pada tujuan penghasil kopra, seperti Sulawesi
konstruksi yang akan dibuat seperti Tengah.
untuk konstruksi beton ringan struktural.
Beton ringan struktural adalah beton
yang memakai agregat ringan atau 2. Tinjauan Pustaka
campuran agregat ringan kasar serta Beton ringan dapat dibagi
pasir alam sebagai pengganti agregat dalam tiga kelompok (Winter dan Nilon,
halus ringan dengan ketentuan tidak 1993) yaitu :
boleh melampaui berat isi maksimum a. Beton dengan berat jenis rendah,
beton ringan yaitu 1840 kg/m3. yang terutama dipakai sebagai
Proporsi campuran adukan isolasi dengan berat isi kurang dari 50
yang direncanakan haruslah pcf (800 kg/m3).
menghasilkan beton ringan yang b. Beton berkekuatan menegah,
memenuhi persyaratan antara lain dengan berat isi berkisar antara 60 –
kekuatan, keawetan, berat isi, dan 80 pcf (960 – 1360 kg/m3) dan
ekonomis. Sedangkan untuk berkekuatan tekan antara 1000 –
perencanaan komposisi campuran 2500 psi (6.89 – 17.23 MPa) yang
adukan beton ringan yang diperoleh terutama dipakai sebagai pengisi,
dengan menggunakan metode coba- misalnya pada panel-panel lantai
coba/trial and eror yang menunjukan baja berukuran ringan.
bahwa proporsi tersebut dapat c. Beton struktur, dengan berat isi
memenuhi kekuatan dan berat isi beton berkisar antara 90 – 120 pcf (1440 –
ringan yang disyaratkan. 1920 kg/m3) dan kekuatan tekan
Pada daerah tertentu di yang sama besarnya dengan
Indonesia, ada daerah yang karena kekuatan beton biasa.
kondisi geologi dan struktur tanahnya, Menurut (SNI 03-3449-1994)
sangat sulit mendapatkan agregat, beton ringan struktural adalah beton
khususnya agregat kasar sebagai bahan yang memakai agregat ringan atau
utama pembuatan beton. Untuk campuran agregat kasar ringan dan
mengatasi hal tersebut, maka penulis pasir alam sebagai pengganti agregat
melakukan penelitian ini dengan halus ringan dengan ketentuan tidak
menggunakan tempurung sebagai boleh melampaui berat isi maksimum
pengganti agregat kasar dalam beton 1850 kg/m3 dan harus memenuhi
pembuatan beton. ketentuan kuat tekan dan kuat tarik
Sulawesi Tengah yang tercatat belah beton ringan untuk tujuan
menghasilkan 185.051 ton komoditi struktural.
kelapa pada tahun 2005 (Sumber: Dinas Kekuatan tarik dari beton ringan
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan yang kering udara berkisar antara 70 %
Sulawesi Tengah), di mana 15 % nya, sampai 90 % dari kuat tarik beton normal
yaitu sekitar 27.758 ton merupakan dengan kekuatan tekan yang sama,
tempurung kelapa yang biasanya sedang apabila kedua jenis beton
digunakan sebatas sebagai arang atau tersebut secara terus menerus diberikan
hanya dibiarkan menimbun sebagai kelembaban maka kekuatan tariknya
limbah padat. Sehingga selain mempunyai nilai besar yang hampir
merupakan bagian yang paling keras, sama.
pemakaian tempurung dalam
pembuatan beton juga memberikan
manfaat tersendiri bagi daerah

23
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 22 - 33

2.1 Karakteristik Beton ringan hancur bila dibebani dengan gaya


Beton merupakan campuran tekan tertentu.yang dihasilkan oleh
bahan-bahan yang mempunyai sifat mesin uji tekan.
dan karakteristik yang berbeda-beda.
Penggabungan bahan-bahan tersebut b. Modulus Elastisitas
(Semen, pasir, tempurung kelapa, air)
Modulus elastisitas adalah kekuatan
akan membentuk suatu karakteristik unik
untuk menahan gaya-gaya lentur
dari beton. Adapun karakteristik beton
yang terjadi. Modulus elastisitas ini
ringan terdiri dari :
berhubungan dengan sifat kekuatan
bahan yang dinyatakan sebagai
a. Kuat Tekan
ukuran kemampuan beton
Kuat tekan beton ringan selain tempurung kelapa untuk menahan
berhubungan dengan perencanaan beban yang bekerja tegak lurus
campuran adukan beton ringan, juga dengan sumbu memanjang serat di
mempunyai hubungan yang unik tengah-tengah balok yang disangga
dengan karakteristik beton ringan kedua ujungnya.
yang lainnya seperti berat isi, kuat
Beton yang sedang menahan beban
tekan, modulus elastisitas, kuat tarik
akan terbentuk suatu hubungan
belah, kuat lentur dan kuat lekat
renggangan dan tegangan yang
tulangan. Kuat tekan merupakan
merupakan fungsi dari waktu
gambaran mutu beton. Menurut SNI
pembebanan. Beton menunjukan
03-1974-1990 yang dimaksudkan
sifat elastis murni pada waktu
dengan kuat tekan beton adalah
menahan beban singkat
besarnya beban persatuan luas yang
menyebabkan benda uji beton

Gambar 1.Kurva tegangan-regangan untuk beton dalam tekan


(Sumber : Wang,1990)

24
Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan Tempurung Kelapa sebagai
Bahan Pengganti Agregat Kasar
(I Wayan Suarnita)

Kemiringan garis singgung pada Pengujian tarik secara langsung pada


segmen pertama garis parabola beton sukar untuk dilaksanakan, tidak
didefinisikan sebagai Modulus seperti halnya pada bahan dari baja.
Tangen (Tangen Modulus) dianggap Untuk itu dilakukan pengujian secara
sebagai modulus elastisitas beton Ec, tidak langsung yang dikenal sebagai
sedang kemiringan yang melalui titik uji tarik belah.
0.5f’c adalah Modulus Sekan (Secant Sesuai dengan SK SNI 03-2491-1991
Modulus), yang umum diambil kuat tarik belah dari benda uji, dapat
sebagai modulus elastisitas. dihitung menggunakan persamaan :
Sesuai dengan SK SNI T-15-03 pasal
3.1.5 digunakan rumus nilai modulus
fct= 2P/ (πL.D) ............................(2)
elastisitas sebagai berikut :

fct = Kuat tarik belah (MPa)


Ec = 0.043 x (Wc)1,5 x f 'c
..….(1) P = Beban uji maksimum (beban
belah/hancur) (N)
L = Panjang benda uji (mm), D =
Keterangan :
diameter benda uji (mm)
Ec = Modulus elastisitas beton
(kg/cm2)
Wc = Berat isi beton kering oven Kuat beton ringan tempurung kelapa
(kg/cm3) menahan gaya tarik adalah juga sifat
f’c = Kuat tekan beton (kg/cm2) yang penting yang mempengaruhi
perambatan dan ukuran retak di
dalam struktur.
c. Kuat Tarik Belah

Gambar 2. Set up Pengujian Kuat Tarik Belah

25
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 22 - 33

Kuat tarik beton ringan relatif rendah. Patahnya benda uji di daerah pusat
Kuat tarik lebih sulit diukur dibanding pada 1/3 jarak titik perletakkan dan
dengan kuat tekannya. Kekuatan bagian tarik beton, kuat lentur beton
tarik dari beton ringan yang kering dihitung dengan rumus :
udara berkisar antara 70% sampai 90
% dari kuat tarik beton normal
dengan kekuatan tekan yang sama, fr =
P.l .................................(3)
sedang apabila kedua jenis beton b.d 2
tersebut secara terus menerus
diberikan kelembaban maka
Sedangkan untuk menghitung kuat
kekuatan tariknya mempunyai nilai
lentur beton, dimana patahnya
besar yang hampir sama.
benda uji di luar pusat adalah:

d. Kuat lentur
fr = 3 P. a ................................(4)
Kuat lentur beton adalah
kemampuan balok beton untuk b. d 2
menahan gaya dengan arah tegak
lurus sumbu.yang diberikan padanya Keterangan :
sampai balok beton patah dan fr = Kuat lentur benda uji (N/mm2),
dinyatakan dalam Mega Pascal P = Beban maksimum dari mesin
(MPa). Kuat tarik dalam lentur benda uji (N)
dikenal sebagai modulus runtuh l = Jarak perletakan (mm), b =
(Moduluss of Rupture). Untuk batang Lebar tampang lintang patah
yang mengalami lentur yang dipakai horizontal (mm)
dalam desain adalah besarnya h = Lebar tampang lintang patah
modulus runtuh (fr). Dalam sebuah arah vertikal (mm)
balok elastis homogen yang a = Jarak rata-rata antara
menerima momen lentur, tegangan- tampang lintang patah dan
tegangan. tumpuan luar (mm)

Gambar 3. Set up pengujian kuat lentur beton

26
Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan Tempurung Kelapa sebagai
Bahan Pengganti Agregat Kasar
(I Wayan Suarnita)

Menurut SK SNI T-15-1991-03 Pasal iii. Tahanan Gesekkan (Friksi)


3.2.5 ditetapkan secara empiris terhadap gelincir dan saling
besarnya modulus runtuh (fr) beton mengunci pada saat elemen
ringan sebagai berikut : penguat atau tulangan
mengalami tegangan tarik.
fr = 0.75 (0.70 ) ....................(5) iv. Kualitas beton.
v. Efek mekanis penjangkaran ujung
tulangan .
Keterangan :
vi. Diameter, bentuk dan jarak
fr = Kuat lentur (MPa), f’c = Kuat tulangan.
tekan (MPa)
Selanjutnya besarnya kuat lekat
yang dihasilkan seperti yang
e. Kuat lekat tulangan diisyaratkan oleh peraturan ACI 1963
Kuat Lekat tulangan yang merupakan (Wang dan Salmon, 1985) untuk
hasil dari berbagai parameter, seperti tulangan dengan diameter lebih
adhesi antara beton dengan kecil dari 35 mm memberikan rumus
permukaan tulangan baja dan sebagai berikut :
tekanan beton yang telah mengeras
terhadap tulangan atau kawat baja
adalah akibat adanya susut u = 20.2 / D ....................(7)
pengeringan pada beton (Nawy,
1998). Selain itu saling bergeseknya
tulangan baja dan beton sekitarnya
yang disebabkan oleh tulangan tarik Keterangan :
menyebabkan peningkatan tahanan u = Kuat lekat tulangan, MPa,
terhadap gelincir. Efek total ini disebut f’c = Kuat tekan beton, MPa,
sebagai lekatan. Lekatan dapat D = Diameter tulangan, mm
dituliskan (Pd.M-15-1996-03) :

Kuat lekat = P/F ............................(6) 3. Metode Penelitian


Tahapan-tahapan yang
Keterangan : dilakukan dalam pelaksanaan
P = Beban (N), penelitian ini dapat dikelompokkan
F = Luas selimut tulangan yang dalam beberapa tahap, yaitu tahap
tertanam dalam beton (mm2). persiapan bahan penelitian , tahap
pembuatan benda uji dan tahap
pelaksanaan/pengujian.
Kuat lekat tergantung pada faktor-
faktor sebagai berikut :
i. Daya ikat (Adhesi) antara beton 3.1 Penyediaan bahan penelitian
dan bahan penguatnya (tulangan Bahan utama yang akan
baja) digunakan dalam penelitian untuk
ii. Efek Gripping (memegang) menghasilkan beton normal, yaitu:
sebagai akibat dari susut a. Semen: yang akan digunakan
pengeringan beton disekeliling adalah semen portland tipe I yang
tulangan dan saling geser antara terdapat di pasaran Kota Palu
tulangan dengan beton dengan merek dagang Semen
sekitarnya. Tonasa

27
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 22 - 33

b. Air: yang akan digunakan adalah air diperoleh dari pemeriksaan sebelumnya
bersih yang tersedia di Laboratorium serta data sekunder yang mendukung
Bahan dan Beton, Jurusan Teknik Sipil, dalam prosedur SNI 03-3449-1994
Fakultas Teknik Universitas Tadulako sehingga akan diperoleh rancangan
Palu. komposisi campuran.
c. Agregat halus: yang akan
digunakan adalah pasir dari Sungai 3.3 Pembuatan benda uji
Palu, dimana pasir tersebut
Kebutuhan benda uji yang akan
mempunyai bentuk yang bulat,
dibuat sesuai Tabel 1.
bersih, butir-butir yang halus dan
mempunyai gradasi yang baik
(zona I). 4. Hasil Pengujian
d. Agregat kasar : yang akan 4.1 Pengujian berat isi beton ringan
digunakan adalah tempurung yang tempurung kelapa.
diambil langsung dari tempat
Menurut Murdock (1986), berat
pengolahan kelapa yang ada
jenis beton ringan berkisar antara 1360 –
disekitar kota Palu. Adapun
1840 kg/m3 dan dapat dianggap
pengolahan tempurung adalah
sebagai batas dari beton ringan yang
sebagai berikut, ; tempurung terlebih
sebenarnya, sedangkan menurut
dahulu dibersihkan agar sabut dan
Tjokrodimuljo (1996), beton disebut
sisa-sisa kelapa yang menempel
ringan jika beratnya kurang dari 1800
dapat hilang dengan menggunakan
kg/m3.
peralatan berupa pisau atau yang
sejenisnya ; Kemudian tempurung Hasil-hasil dari pengujian berat
ditumpuk/dipecahkan dengan isi dari beton ringan tempurung kelapa
menggunakan alu atau palu dan dapat dilihat pada Tabel 2.
lumpang, agar diperoleh ukuran Dari Tabel 2 dapat dilihat
tempurung maksimum 20 mm sampai bahwa berat isi beton ringan tempurung
minimum 4 mm. kelapa diperoleh, untuk benda uji
silinder 1.687 kg/m3, balok 1.690 kg/m3 ,
3.2 Rancangan campuran kubus 1.725 kg/m3.sehingga diperoleh
berat isi rata-rata beton ringan
Perancangan campuran
tempurung kelapa sebesar 1.701 kg/m3.
dilakukan dengan mengacu pada
Metode SNI 03-3449-1994. Dengan
menginput data material yang

Tabel 1. Kebutuhan Benda Uji


Umur beton Benda Jumlah
Jenis benda uji Pengujian
(Hari) uji benda uji
Kuat Tekan 5 Buah
Silinder
28 Kuat Tarik 10 Buah
(D15cm x 30 cm) 5 Buah
Belah
Balok
28 Kuat Lentur 3 Buah 3 Buah
(15 x 15 x 60) cm
Kubus
28 Kuat Lekat Tulangan 5 Buah 5 Buah
(15 x 15 x 15 ) cm
Total 18 Buah

28
Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan Tempurung Kelapa sebagai
Bahan Pengganti Agregat Kasar
(I Wayan Suarnita)

Tabel 2. Hasil pengujian berat isi beton ringan tempurung kelapa.


Berat Isi
No. Bentuk Benda Uji Satuan Berat Isi
Rata-rata
1 Silinder Kg/m3 1.687
2 Balok Kg/m3 1.690 1.701
3 Kubus Kg/m3 1.725

Tabel 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Ringan Tempurung kelapa


Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata
No. Bentuk Benda Uji
(MPa) (MPa)
1 Silinder 13.777
2 Silinder 14.240
3 Silinder 14.328 14.054
4 Silinder 13.598
5 Silinder 14.328

4.2 Hasil pengujian kuat tekan beton Hal ini disebabkan karena
ringan tempurung kelapa proses kembang susut agregat
Hasil pengujian kuat tekan tempurung kelapa dalam beton ringan,
beton ringan tempurung kelapa berupa yang dimungkinkan merupakan salah
pengujian kuat tekan silinder beton. satu penyebab yang mempengaruhi
Pengujian menggunakan mesin uji tekan hasil kuat tekan beton ringan tempurung
Compression Test Machine. Pengujian kelapa. Akibat dari proses
kuat tekan dilakukan setelah beton pengembangan agregat, maka dimensi
mencapai umur perawatan 28 hari. dari agregat tempurung kelapa
Hasil-hasil dari pengujian kuat tekan bertambah sehingga memungkinkan
rata-rata beton ringan tempurung terjadinya desakan oleh agregat
kelapa di sajikan dalam Tabel 3. tempurung kelapa dalam campuran
Pada saat ditekan benda uji pada saat proses pencampuran dan
mampu menahan beban sampai perawatan benda uji yang dibasahi
terlepasnya ikatan pasta dengan dengan kain basah selama 7 hari.
agregat sehingga benda uji mengalami Sebaliknya setelah benda uji diangkat
hancur dan retak. Pada saat dari proses perawatan selama 7 hari
dilakukannya proses penekanan dan didiamkan selama 21 hari sebelum
terhadap sampel selinder beton ringan dilakukannya proses penekanan, maka
tempurung kelapa terjadi dimungkinkan terjadi susut agregat
pengembangan pada sisi-sisi bagian akibat penguapan air pada beton. Hal
tengah benda uji sesaat sebelum terjadi ini akan mengakibatkan pengecilan
keretakan. dimensi agregat tempurung kelapa dan
memungkinkan tercipta rongga –
rongga baru pada ruang yang

29
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 22 - 33

ditempatinya saat proses kembang dalam bentuk kurva hubungan antara


dalam beton yaitu pada saat tegangan dan regangan beton pada
perawatan beton selama 28 hari. kondisi tekan yang dapat didekati
Sehingga pada saat proses penekanan dengan persamaan berdasarkan
benda uji beton ringan tempurung penelitian Carreira dan Chu, maka
kelapa cepat mengalami keretakan. diperoleh kurva tegangan-regangan
Selain itu kandungan minyak pada sisi beton, seperti terlihat pada Gambar 4.
dalam dari agregat tempurung kelapa Dari Kurva tegangan-regangan
juga merupakan salah satu kelemahan beton ringan tempurung kelapa diatas
yang mempengaruhi pengikatan pada Gambar 20, dapat dilihat bahwa
campuran beton ringan tempurung regangan pada saat tegangan
kelapa sehingga proses adhesi dari maksimum rata-rata (εc) diperoleh
agregat halus, agregat ringan sebesar 0.0085. Hasil regangan
tempurung kelapa, semen dan air tidak beton ringan tempurung kelapa pada
terjadi dengan baik. saat tegangan maksimum rata-rata (εc)
cenderung lebih tinggi bila
4.3 Hasil pengujian modulus elastisitas dibandingkan dengan regangan beton
beton ringan tempurung kelapa normal yang hanya 0.002. Ini
menunjukan bahwa beton ringan
Menurut SK SNI T-15-1991-03
tempurung kelapa bersifat lebih daktail,
pasal 3.3.2 menetapkan bahwa
artinya setelah tercapai tegangan
regangan kerja maksimum yang
maksimum beton ringan tempurung
diperhitungkan diserat tepi beton tekan
kelapa tidak langsung hancur
terluar adalah 0.003 sebagai batas
melainkan mengalami deformasi
hancur.
terlebih dulu.
Pengujian elastisitas beton
ringan tempurung kelapa disajikan

Gambar 4. Kurva Tegangan-Regangan Beton Ringan Tempurung kelapa.

30
Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan Tempurung Kelapa sebagai
Bahan Pengganti Agregat Kasar
(I Wayan Suarnita)

Tabel 4. Modulus elastisitas beton ringan tempurung kelapa


Modulus Elastisitas Modulus Elastisitas
Hasil Uji Empiris

4595.590 MPa 8359.259 MPa

Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Ringan Tempurung kelapa
Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Belah
Hasil Uji Empiris

1.713 MPa 1.874 MPa

Tabel 6. Hasil Pengujian Kuat Lentur Beton Ringan Tempurung kelapa


Kuat Lentur Kuat Lentur
Hasil Uji Empiris

2.329 MPa 1.968 MPa

Modulus elastisitas beton ringan yang dilakukan, kuat tariknya sebesar


tempurung kelapa yang diperoleh dari 13.34 % dari kuat tekannya.
kemiringan garis pada kurva daerah
elastis (0.5 f’c) dan berdasarkan 4.5 Hasil pengujian kuat lentur beton
persamaan empiris sesuai SK SNI T-15- ringan tempurung kelapa
1991-03 pasal 3.1.5 yang menetapkan
Pengujian kuat lentur rata-rata
nilai modulus elastisitas beton normal
beton ringan tempurung kelapa nilainya
sebesar Ec = 0.043 x (Wc)1.5. Modulus
akan dibandingkan dengan persamaan
elastisitas beton ringan tempurung
empiris sesuai SK SNI T-15-1991-03 pasal
kelapa dapat dilihat dalam Tabel 4.
3.2.5 yang menetapkan bahwa nilai
kuat tarik fr = 0.75 (0.70 √f”c) , dimana
4.4 Hasil pengujian kuat tarik belah nilai f’c adalah nilai kuat tekan beton
beton ringan tempurung kelapa ringan tempurung kelapa sebesar 14.054
Mpa.
Hasil dari pengujian kuat tarik
rata-rata dan berdasarkan hasil Hasil-hasil dari pengujian kuat
perhitungan dari persamaan empiris lentur rata-rata beton ringan tempurung
kuat tarik beton ringan tempurung kelapa disajikan dalam Tabel 6.
kelapa di sajikan dalam Tabel 5. Dari Tabel 6 terlihat bahwa hasil
Dari literatur yang ada pada pengujian kuat lentur mempunyai kuat
umumnya kuat tarik beton mempunyai lentur rata-rata sebesar 2.329 MPa. dan
besaran 10 % - 15 % dari kekuatan tekan kuat lentur berdasarkan rumus empiris
beton sehingga dari hasil pengujian sebesar 1.968 MPa, terlihat juga bahwa

31
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 22 - 33

nilai kuat lentur uji lebih besar bila Dari Tabel 7 terlihat perbedaan apabila
dibandingkan dengan kuat lentur yang dibandingkan dengan hasil yang
dihitung dengan persamaan empiris. Hal diperoleh dari pengujian laboratorium
ini disebabkan karena pada saat gaya yaitu sebesar 10.308 MPa sehingga hasil
tekan yang bekerja pada bidang tekan yang diperoleh dari pengujian
masih kuat , maka pada bidang bawah laboratorium lebih besar dari hasil
yang mengalami lentur masih ada perhitungan menurut ACI.
tersisa gaya untuk menahan beban
tarikan/lentur sehingga untuk uji lentur
umumnya hasil yang diperoleh lebih 5. Kesimpulan
besar dari hasil yang sebenarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
maka penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
4.6 Hasil pengujian kuat lekat tulangan
beton ringan tempurung kelapa a. Berat isi rata-rata sebesar 1.701
kg/m3.
Hasil pengujian kuat lekat
b. Kuat tekan beton ringan tempurung
tulangan beton ringan tempurung
kelapa dengan menggunakan
kelapa menggunakan mesin uji lekat
komposisi campuran adukan 1 : 2
Universal Testing Machine benda uji
dan fraksi volume tempurung kelapa
kubus berdimensi 15 x 15 x 15 cm yang
(nf) = 0.35 menghasilkan nilai kuat
pada tengahnya ditancap baja
tekan tempurung kelapa sebesar
tulangan ulir berdiameter 8.6 mm.
14.054 MPa.
Pengujian kuat lekat tulangan dilakukan
c. Modulus elastisitas beton ringan
setelah beton mencapai umur
tempurung kelapa hasil uji diperoleh
perawatan 28 hari.
dari kemiringan kurva pada kurva
Hasil yang diperoleh dari pengujian daerah elastis (0.5 f’c) adalah
laboratorium akan dibandingkan sebesar 4595.590 MPa dan diperoleh
dengan hasil perhitungan regangan pada saat tegangan
menggunakan persamaan (9) seperti maksimum rata-rata (εc) yaitu 0.0085
yang disyaratkan oleh peraturan ACI d. Hasil pengujian kuat tarik belah
sebagai berikut : beton ringan tempurung kelapa
rata-rata sebesar 1.713 MPa. .
e. Hasil pengujian kuat lentur beton
ringan tempurung kelapa pada umur
28 hari diperoleh kuat lentur rata-rata
sebesar 2.329 MPa.
f. Hasil pengujian kuat lekat tulangan
Hasil dari perbandingan tersebut di
beton ringan tempurung kelapa
sajikan dalam Tabel 7.
diperoleh kuat lekat tulangan rata-
rata sebesar 10.308 MPa.
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Kuat Lekat
Tulangan Beton Ringan
Tempurung kelapa 6. Daftar Pustaka
Kuat Lekat Kuat Lekat Dewi Fithriayuni, 2007, Analisis Kuat
Tulangan Tulangan Tekan Beton Ringan Dengan
Hasil Uji Empiris Variasi Endocarp. Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
10.308 MPa 8.605 MPa Teknik, Universitas Tadulako,
Palu.

32
Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan Tempurung Kelapa sebagai
Bahan Pengganti Agregat Kasar
(I Wayan Suarnita)

Direktorat Pekerjaan Umum. 1994. Tata Wang Chu-Kwa, Charles G.S. 1993.
Cara Rencana Pembuatan Desain Beton Bertulang – Jilid I.
Campuran Beton Ringan Penerbit Erlangga, Jakarta
dengan Agregat Ringan (SNI 03-
3449-1994), Departemen Winter, G. dan Nilson, A.H., 1993,
Pekerjaan Umum, Bandung Perencanaan Beton Bertulang,
PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Diphohusodo, I, 1999, Struktur Beton
Bertulang, penerbit PT
Gramedia Pustaka utama,
Jakarta

Mulyono, Tri, 2004, Teknologi Beton, edisi


I, ANDI, yogyakarta
Murdock, L.J., et.al., 1986, Bahan dan
Praktek Beton,edisi ke-4,
Erlangga, Jakarta
Nawy, E.G, 1998, Beton Bertulang Suatu
Pendekatan Dasar, Cetakan II,
PT. Refika Aditama, Bandung

Neville, AM, 1975. Properties of


Concrete. 2nd ed, The English
Language Book Society and
Pitmen Publishing, London
Soedijanto, 1979. Kelapa. Cetakan ke-4,
CV Yasaguna, Jakarta
Syafrizal, 1989, Studi Pemanfaatan Pasir
dan Pecahan Genteng Bangka
Untuk Pembuatan Mortar, Beton
Non Pasir dan Beton Ringan,
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, UGM,
Yogyakarta
Suarnita, I Wayan, 2004, Kajian Balok
Beton Styrofoam Beton Ringan,
Tesis, Jurusan Teknik Sipil,
Program Pascasarjana, UGM,
Yogyakarta
Tjokrodimuljo, K., 1996, Teknologi Beton,
Nafiri, Yogyakarta
Wahyudi, L. dan A. Rahim S., 1999,
Struktur Beton Bertulang Standar
Baru SNI T-15-1991-03, PT.
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

33

Anda mungkin juga menyukai