Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

BETON NON-PASIR DENGAN PENGGUNAAN AGREGAT LOKAL


DARI MERAK

Zulmahdi Darwis1, Baehaki2, Hery Supriyadi.3


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman km. 03 Cilegon, Banten
heryjetbuus@gmail.com

INTISARI

Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dengan peningkatan pembangunan di setiap
wilayah sedang berlangsung. Akibat dari meningkatnya pembanguan tersebut, kebutuhan akan bahan
kontruksi pun akan meningkat salah satunya beton. Beton mengalami inovasi-inovasi terbaru seperti beton
non-pasir. Kekuatan beton non-pasir sangat dipengaruhi oleh faktor air semen dan jenis agregatnya.
Penggunaan agregat lokal dari Merak sudah terjamin mutunya untuk digunakan dalam pembuatan beton.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh agregat terhadap pembuatan beton non-pasir agar
dihasilkan proporsi campuran yang ideal yaitu memberikan dampak positif terhadap kuat tekan, daya serap
air, dan kuat lentur yang sesuai dengan kondisi di setiap wilayah.
Penelitian ini merencanakan beton non-pasir dengan menggunakan Portland Pozzolan Cement
dengan nilai faktor air semen 0,40. Metode penelitian ini yaitu dengan membandingkan penggunaan semen
agregat dengan perbandingan rasio semen agregat 1:4, 1:6, 1:8, 1:10. Jumlah benda uji sebanyak 72 buah,
dengan rincian 48 kuat tekan, 12 daya serap air, 12 kuat lentur. Dalam penelitian ini menggunakan cetakan
silinder 15 cm x 30 cm dan cetakan balok 60 cm x 15 cm x 15 cm.
Hasil pengujian ini menunjukan bahwa penggunaan rasio semen agregat 1:6 memberikan nilai kuat
tekan dan kuat lentur tertinggi yang masing-masing sebesar 3,712 MPa dan 0,963 N/mm2. Sedangkan untuk
nilai daya serap air, nilai terbesar terdapat pada rasio semen agregat 1:4 sebesar 4,775%. Proporsi optimum
pada penelitian ini adalah rasio semen agregat 1:6.

Kata Kunci : Kuat Tekan, Daya Serap Air, Kuat Lentur

ABSTRACT

Indonesia is a developing country with the developing of construction in every region. The result of
a developing construction, the need for construction materials also will be increased, one of them is
concrete. Concrete experienced latest innovation such as non-sand concrete. Concrete non-sand strength
strongly influenced by a factor of water cement and its kind of aggregate .The use of local aggregate of the
Merak already guaranteed to be used in the manufacture of concrete. This research aimed to find out the
influence of aggregate on the manufacture of non-sand concrete to produced the an ideal mixture proportion
which has positive impact on the compressive strength, water absorption capacity, and compressive flexible
in accordance toits condition luminance areas.
This research plan non-sand concrete using portland pozzolan cement with the 0,4 water cement
factor. The methodology is by comparing the use of cement aggregate by comparison the ratio cement
aggregate 1:4 , 1:6 , 1: 8 , 1: 10 .The number of test specimen needed is 72, with details 48 compressive
strength, 12 water absorption capacity, 12 compressive flexible. In this research templated 15 cm x 30 cm
cylinder and 60 cm x 15 cm x 15 cm casts beams.
The results of testing showed that the use of theratio cement aggregate 1: 6 put a value compressive
strengthat the 3,712 MPa and the highest flexural strengthis 0,963N/mm2.While forwater absorption capacity
value, the greatest value is on 1: 4 ratios cement aggregate in the amount of 4,775 %.The optimum
proportion in this research at the ratio 1:6cement aggregate.

Key Words: Compressive Strength, Water Absorpion Capacity, Compressive Flexible

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 101


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

1. PENDAHULUAN menggunakan agregat dari


A. Latar Belakang Merak.
Meningkatnya kebutuhan akan 2) Mengetahui seberapa besar
beton maka beton mengalami kuat tekan beton non-pasir
inovasi-inovasi terbaru salah menggunakan agregat dari
satunya beton non pasir. Beton non Merak.
3) Mengetahui seberapa besar
pasir adalah beton yang
penyerapan air beton non-pasir
pembuatannya tidak menggunakan menggunakan agregat dari
agregat halus yaitu pasir. Maka kuat Merak.
tekan beton non pasir sangat 4) Mengetahui seberapa besar
dipengaruhi oleh faktor air semen kuat lentur beton non-pasir
dan jenis agregatnya. Pengaruh jenis menggunakan agregat dari
agregat ini yang melatar belakangi Merak.
penelitian ini. Wilayah Banten .
terdapat banyak penghasil agregat D. Batasan Masalah
kasar yaitu kerikil, salah satunya 1) Pengujian kuat tekan beton
dari wilayah Merak yaitu kerikil dilakukan pada umur 3, 7, 14
dan 28 hari dan untuk pengujian
gunung batu suralaya. Agregat dari
daya serap serta kuat lentur
Merak sudah terjamin mutunya dilakukan pada saat umur beton
untuk digunakan dalam pembuatan 28 hari.
beton, sehingga pada penelitian ini 2) Rasio semen-agregat 1:4, 1:6,
memanfaatkan material-material 1:8, 1:10.
lokal dari Merak untuk mengetahui 3) Benda uji berupa silinder beton
pengaruhnya terhadap pembuatan berdiameter 15 cm dan
beton non pasir agar dihasilkan kuat tingginya 30 cm untuk
tekan yang memenuhi kriteria beton pengujian kuat tekan dan
ringan serta menemukan formulasi penyerapan air, sedangkan
campuran yang sesuai dengan untuk pengujian kuat lentur
digunakan benda uji berupa
kondisi disetiap wilayah.
balok panjang 60 cm, lebar 15
cm, dan tinggi 15 cm.
B. Rumusan Masalah
4) Bahan pembuat beton terdiri
1) Bagaimana proporsi campuran
dari semen PPC Semen Padang,
yang ideal beton non-pasir
agregat kasar dari Merak, dan
menggunakan agregat dari
air bersih di lokasi penelitian.
Merak?
5) Tidak membahas lebih tentang
2) Seberapa besar kuat tekan
campuran kimia.
beton non-pasir menggunakan
agregat dari Merak?
E. Manfaat Penelitian
3) Seberapa besar penyerapan air
Manfaat Penelitian ini adalah
beton non-pasir menggunakan
penelitian ini diharapkan dapat
agregat dari Merak?
memberikan informasi yang jelas bagi
4) Seberapa besar kuat lentur
pengembangan ilmu teknologi beton
beton non-pasir menggunakan
khususnya beton non-pasir.
agregat dari Merak?

C. Tujuan Penelitian :
2. TINJAUAN PUSTAKA.
Diarto Trisnoyuowno/Kardiyono
1) Mengetahui proporsi campuran
Tjokrodimuljo/Iman Satyarno (2009),
yang ideal beton non-pasir
dalam penelitian Beton Non Pasir
dengan Agregat dari Batu Alam (Batu

102 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Ape) Sungai Lua Kabupaten Kepulauan masih kurang dari 10 MPa. Agregat
Talaud Sulawesi Utara bertujuan untuk kasar split Clereng memghasilkan kuat
menegtahui proporsi campuran yang tekan tertinggi sebesar 8,205 Mpa
ideal untuk beton non-pasir dengan dengan perbandingan semen – agregat 1
agregat batu ape yang diberikan : 4,4, sedangakan untuk split Merapi
perlakuan pemanasan sehingga memghasilkan kuat tekan tertinggi
diperoleh sifat fisik yang cocok dengan sebesar 5,187 MPa dengan
pemakaiannya. Agregat yang perbandingan semen – agregat 1 : 4,9.
digunakan adalah batu Ape ukuran 10- Risdhika Anggita Ghozali (2010),
20 mm hasil pembakaran tungku pada dalam penelitian Pengaruh Penggunaan
suhu 600°C selama 30 menit, serta Pecahan Keramik sebagai Bahan
semen Portland Type I. Penelitian ini Pengganti Agregat Kasar terhadap
diperoleh rasio volume semen – agregat Pembuatan Bata Beton Pejal Non-Pasir
pada campuran beton non pasir yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
ideal adalah 1 : 6 dimana kuat tekan bsear kuat tekan, penyerapan air, dan
pada benda uji silinder sebesar 7,67 nilai ekonomis bata beton non-paisr.
MPa dengan kebutuhan semen per m3 Benda uji untuk pengujian kuat tekan
sebanyak 285,41 kg. Nilai fas 0,40 dan penyerapan air dibuat dalam ukuran
memberikan nilai zero slump untuk lebar, tinggi, dan panjang 10 cm x 20
semua variasi rasio volume semen- cm x 40 cm dengan variasi
agregat, namun dengan demikian tidak perbandingan semen-agregat 1:4, 1:6,
berarti bahwa beton non-pasir tidak 1:8, 1:10 dengan nilai faktor air semen
dapat dikerjakan. 0,40. Bahan-bahan yang digunakan
Prasetya Adi (2013), dalam adalah keramik yang telah pecah/rusak.
penelitian Kajian Jenis Agregat dan Semen yang digunakan adalah semen
Proporsi Campuran terhadap Kuat type I merk Gresik 50 kg, sedangkan air
Tekan dan Daya Tembus Beton Porus yang digunakan berasal dari lokasi
bertujuan untuk mengetahui pengaruh disekitar penelitian.pengujian dilakukan
jumlah semen dalam komposisi setelah benda uji berumur 28 hari.
campuran beton lolos air (pervious Diperoleh hasil penelitian menunjukan
concrete) dengan cara melakukan bahwa pada perbandingan semen –
pengujian terhadap benda uji yang telah agregat 1 : 4 dicapai kuat tekan bata
didesain dengan komposisi yang beton tertinggi sebesar 8,53 MPa
direncanakan. Perencanaan beton pada (syarat mutu II), dan kuat tekan
penelitian ini meliputi perencanaan terendah sebesar 3,54 MPa (syarat mutu
beton menggunakan perbandingan berat IV).
semen kerikil dari 1 : 4,4, 1 : 4,9, dan 1
: 5,8. Faktor air semen yang digunakan A. Pengertian Beton
adalah 0,40 dan 0,50. Penelitian yang Beton merupakan fungsi dari bahan
telah dilakukan menghasilkan beberapa penyusunannya yang terdiri dari bahan
kesimpulan diantaranya adalah beton semen hidrolik (portland cement),
porous mampu meloloskan air dengan agregat kasar, agregat halus, air dan
baik. Ikatan pasta semen yang baik bahan tambah (admixture atau additive)
mampu mengikat agregat sehingga (Tri Mulyono, 2003).
tidak terlepas saat dilakukan pengujian Beton non-pasir (no-fines concrete)
kuat tekan. Faktor air semen yang kecil merupakan bentuk sederhana dari jenis
0,40 menghasilkan kuat tekan yang beton ringan, yang dalam
lebih besar. Kuat tekan tinggi juga pembuatannya tidak menggunakan
dipengaruhi oleh jenis agregat. Semakin agregat halus (pasir). Tidak adanya
kecil nilai keausan agregat maka agregat halus dalam campuran
agregat dapat dikatakan agregat baik. menghasilkan beton yang berpori
Kuat tekan beton porus yang dihasilkan sehingga beratnya berkurang

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 103


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

(Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). yang terdiri dari kalsium silikat


Beton non pasir lebih menonjolkan nilai hidrolik, yang umumnya
estetikanya dan hanya menggunakan mengandung satu atau lebih
sedikit semen yaitu karena untuk bentuk kalsium sulfat sebagai
melapisi permukaan agregat kasar saja. bahan tambah yang digiling
Adanya rongga dalam beton non pasir
mengakibatkan kekuatan beton
bersama-sama dengan bahan
berkurang. Namun, rongga tersebut utamanya.
digunakan untuk memololoskan air ke Penyimpanan semen
permukaan tanah melalui celah celah harus diperhatikan agar semen
beton. tidak rusak. Semen dalam
Karakteristik dari beton non-pasir kantong harus disimpan dalam
sangat bergantung dari kepadatannya. gudang tertutup, terhindar dari
Variasi kekuatan secara umum antara basah dan lembab, dan tidak
70 kg/cm2 pada kepadatan 1900 kg/m3 tercampur dengan bahan lain.
sampai dengan 140 kg/cm2 pada tinggi maksimum timbunan zak
kepadatan 2100 kg/m3 pada umur 28 semen adalah 2 meter atau
hari. Beton non pasir memiliki berat
sekitar 10 zak. Jarak bebas
jenis yang rendah dibandingakan
dengan beton normal. Berat jenis antara bidang dinding dan
beton non pasir dipengaruhi oleh berat semen sekitar 50 cm, sedangkan
jenis dan gradasi agergatnya kasar jarak bebas antara lantai dan
yang dipakai, dan pada umumnya semen sekitar 30 cm.
berkisar antara 60-75 persen dari beton
biasa. Kuat tekan beton non pasir 2) Agregat Kasar
dipengaruhi oleh : Kerikil merupakan
1) Faktor air semen agregat kasar yang mempunyai
2) Rasio volume agregat dan semen ukuran diameter 5 mm – 40
3) Jenis agregatnya mm. Sebagai pengganti kerikil
Pemakaian agregat dengan dapat pula dipakai batu
gradasi rapat dan bersudut (batu pecah(split). Kerikil atau batu
pecah) menghasilkan beton non pecah yang mempunyai ukuran
pasir yang kuat tekan dan berat diameter lebih dari 40 mm tidak
jenisnya sedikit lebih tinggi dari baik untuk pembuatan beton.
pada memakai agregat seragam dan Kerikil atau batu pecah
bulat (Kardiyono Tjokrodimulyo, yang digunakan sebagai bahan
2004). Pada umumnya agreat yang beton, harus memenuhi syarat
digunakan berukuran 10 mm – 20 berikut :
mm.  Bersifat padat dan keras, tidak
berpori.
B. Bahan Penyusun Beton  harus bersih, tidak
1) Semen Potrland mengandung lumpur lebih dari
Semen portland adalah 1%. Jika kandungan lumpur
bahan kontruksi yang paling lebih dari 1%, maka
banyak digunakan dalam kerikil/batu pecah tersebut
pekerjaan beton. Menurut harus dicuci.
ASTM C-150, 1985, semen  Pada keadaan terpkasa, dapat
portland didefinisikan sebagai dipakai kerikil bulat.
semen hidrolik yang dihasilkan
dengan menggiling klinker

104 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

3) Air Proses pelaksanaan dalam


Air diperlukan pada penelitian ini meliputi antara lain :
pembuatan beton untuk memicu tahapan persiapan, tahapan
proses kimiawi semen, pengujian pendahuluan
membasahi agregat dan bahan/material, tahapan pembuatan
memberikan kemudahan dalam benda uji, tahapan perawatan benda
pekerjaan beton. Air yang uji sampai mencapai umur
berlebihan akan menyebabkan pengujian, dan terakhir adalah
banyaknya gelembung air tahapan pengujian benda uji.
setelah proses hidrasi selesai, Adapun tahapan-tahapan penelitian
sedangkan air yang terlalu secara lebih jelas sebagai berikut:
sedikit akan menyebabkan
proses hidrasi tidak tercapai B. Bahan Penelitian
seluruhnya, sehingga akan Agregat yang digunakan adalah
mempengaruhi kekuatan beton. kerikil asal Merak, semen Portland
Air yang dapat diminum Pozzolan merk Padang, serta air yang
umumnya dapat digunakan berasal dari Laboratorium. Jumlah
sebagai campuran beton. benda uji untuk semua pengujian
sebanyak 72 buah.
Penggunaan air sebagai bahan
campuran beton sebaiknya C. Perlatan Pengujian
memenuhi syarat sebagai Alat-alat untuk pengujian dalam
berikut (Tjokrodimulyo, 2007) : penelitian ini meliputi corong baja
 Air harus bersih yang berbentuk kerucut, tongkat
 Tidak mengandung lumpur, pemadat, alat keping beton,
minyak, dan benda melayang timbangan, drying oven, penggaris,
lainnya lebih dari 2 gram/liter. dan universal testing machine.
 Tidak mengandung garam-
garam yang dapat larut dan D. Set Up Pengujian
merusak beton, asam, zat Pelaksanaan pengujian dalam
organik lebih dari 15 penelitian ini meliputi pengujian
gram/liter. slump, kuat tekan, daya serap air, serta
 Tidak mengandung klorida Cl kuat lentur. Rumus-rumus yang
> 0,5 gram/liter. digunakan sebagai berikut :
 Tidak mengandung senyawa 1) Kuat Tekan
sulfat > 1 gram/liter. ′
P
=
A
3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian f’c = Kuat Tekan (Mpa)
Prosedur penelitian merupakan P = Beban Tekan (kg)
langkah-langkah dalam pembuatan A = Luas Penampang (mm2)
beton. Metode penelitian ini yaitu
2) Daya Serap
dengan membandingakan 2− 1
penggunaan semen – agregat =
2
× 100%
dengan perbandingan rasio semen-
agregat 1:4, 1:6, 1:8, 1:10. WA = Daya Serap Air (%)
Manakah proporsi campuran yang W1 = Berat beton dalam
ideal untuk pengujian penyerapan keadaan kering mutlak
air, kuat tekan optimum, dan kuat W2 = Berat benda setelah
lentur pada beton non pasir. direndam

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 105


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

3) Kuat Lentur E. Lokasi Penelitian


 Untuk pengujian dimana Penelitian dan pengujian dilakukan
bidang patah terletak di di Labolatorium Jurusan Teknik Sipil
daerah pusat (daerah 1/3 Universitas Sultan Ageng Tirtyasa.
jarak titik perletakan
bagian tengah), maka 4. HASIL PENELITIAN DAN
kuat lentur beton dapat PEMBAHASAN
dihitung menurut A. Hasil Pengujian Material
1) Agregat Kasar
persamaan sebagai
berikut
P. L
σ =
b. h
 Untuk pengujian dimana
patahnya benda uji ada
diluar pusat (daerah 1/3
jarak titik perletakan
bagian tengah), dan jarak
antara titik pusat dan
titik patah kurang dari
5% dari jarak antara titik
perletakan maka kuat
lentur beton dihitung Gambar 1. Agregat Kasar
menurut persamaan
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Agregat Kasar
berikut. Hasil
P. a Pengujian Keterangan
σ = Pengujian
b. h
σ = kuat lentur benda uji Berat Jenis Sesuai SNI
2,564
(Mpa) SSD
P = beban tertinggi yang Tidak
terbaca pada mesin uji Kadar Air 4.32 %
(pembacaan dalam ton sesuai-
sampai 3 angka dibelakang
koma) Analisa Diameter Sesuia SNI
L = jarak (bentang) antara Saringan 40 mm
dua garis perletakan (mm) Sesuai PBI
Keausan
b = lebar tampang lintang 17.94%
Agregat dan SNI
patah arah horizontal (mm)
h = lebar tampang lintang
Kadar Lumpur 0% Sesuai SNI
patah arah vertikal (mm)
a = jarak rata-rata antara
Berat Isi 1507.556 Agregat
tampang lintang patah dan
tumpuan luar yang terdekat, Agregat kg/m3 Berat
diukur pada 4 tempat pada
sudut dari bentang (mm). Tidak
Absorpsi 2.249% sesuai

106 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Tabel 1. Menunjukan data hasil dari C. Hasil Pengujian


pengujian agregat kasar berdasarkan 1) Pengujian Beton Segar
SNI. Pada dasarnya pengujian
2) Semen beton segar dilakukan untuk
Pengujian terhadap semen melihat konsistensi
yang dilakukan dalam campuran sebagai dasar
penelitian ini adalah untuk kemudahan pekerjaan.
pengujian berat isi semen. Tata cara pengadukan dan
Pengujian berat isi semen pengecoran menurut SNI
sama dengan pengujian berat tertuang dalam SK.SNI.T-
isi agregat yang 28-1991-03. Pengujian beton
membedakannya adalah segar pada umumnya
benda ujinya. Hasil meliputi pengujian slump,
pengujian yang dilakukan bleeding, dan berat isi.
mendapatkan nilai berat isi Penelitian ini yang
semen sebesar 1363,780 dilakukan hanya pengujian
kg/m3. slump beton.

B. Proporsi Campuran Beton a) Hasil Pengujian Slump


Tabel 2. Data Hasil Kebutuhan Cara uji slump ialah
Campuran Beton Silinder salah satu cara untuk
Rasio Agregat mengukur kelecakan beton
Air Semen
Pc : Kasar segar, yang dipakai pula
(kg) (kg)
Kr (kg) untuk memperkirakan
tingkat kemudahan dalam
1:4 2,4931 6,2327 27,5592
pengerjaannya. Pada
1:6 1,6621 4,1551 27,5592 penelitian ini, dari semua
1:8 1,2465 3,1164 27,5592 rasio semen : agregat
dihasilkan nilai zero slump
1:10 0,9972 2,4931 27,5592
(nol) atau jenis slump
runtuh. Rendahnya nilai
Tabel 3. Data Hasil kebutuhan slump disebabkan tidak
Campuran Beton Balok adanya agregat halus dalam
Rasio Air Semen
Agregat beton non-pasir.
Kasar
Pc : Kr (kg) (kg)
(kg) b) Hasil Pengujian Kuat
1:4 2,0252 5,0630 22,3872
Tekan
Dari tabel kuat tekan
1:6 1,3501 3,3754 22,3872 beton menunjukkan beton
1:8 1,0126 2,5315 22,3872 dengan rasio semen agregat
1:6 pada umur 28 hari
1:10 0,8101 2,0252 22,3872
mencapai kuat tekan
tertinggi rata-rata 3,712196
Data kebutuhan material untuk MPa. Dari tabel dapat
proporsi campuran beton per 3 disimpulkan bahwa rasio
benda uji dengan FAS 0,40. semen agregat 1 : 6
merupakan proporsi paling
optimum untuk

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 107


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

mendapatkan kuat tekan akan mengakibatkan beton


paling maksimal sedangkan kurang padat berisi rongga-
untuk kuat tekan paling rongga sehingga kuat
rendah ada pada rasio semen tekannya rendah. Jika
agregat 1 :10. pemadatan berlebihan maka
pasta semen yang berlebihan
Tabel 4. Pengujian Kuat Tekan akan berkumpul di sisi
Rasio Pc : Kr
bawah cetakan dan akan
Umur Kuat membuat rongga menajadi
Tekan
tersumbat. hasil penelitian
1:4 1:6 1:8 1 : 10
(hari) ini masih masuk dalam
(MPa) (MPa) (MPa) (MPa) kriteria beton non-pasir
yaitu kuat tekan antara 2,8
3 1,753 2,410 1,656 1,600
MPa – 10 MPa.
7 2,815 2,835 2.555 1,885

14 3,306 3,351 2,830 2,249

28 3,387 3,712 3,334 2,430

Tinggi rendahnya kuat


tekan dipengaruhi oleh rasio
semen-agregat.. Hal ini
diakibatkan dengan
berkurangnya pasta semen
yang meneyelimuti agregat
Gambar 2. Grafik Kuat Tekan beton
sehingga daya rekat agregat Terhadap Rasio semen : Agregat
berkurang dan
mengakibatkan terlepasnya
ikatan agregat dengan pasta
semen. Pasta semen akan
berfungsi secara maksimal
jika seluruh pori antar butir-
butir agregat terisi penuh
dengan pasta semen, serta
seluruh permukaan butir
agregat terselimuti pasta
semen. Akan tetapi, jika
jumlah pasta semen
terlalubanyak maka kuat Gambar 3. Grafik Kuat Tekan Beton
tekan beton lebih Terhadap Umur Pengujian
didominasi oleh pasta
semen, bukan agregat maka
kuat tekan beton menjadi
rendah. Kepadatan beton
juga mempengaruhi tingkat
kekuatan beton. Proses
pemadatan yang kurang baik

108 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

c) Hasil Pengujian Kuat Lentur vertikal sedangkan pengujian kuat


Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Lentur lentur benda uji diletakan horizontal.
Kuat Lentur (MPa) d) Hasil Pengujian Daya Serap
Benda Air
Tabel 6. Pengujian Daya Serap Air
Uji 1:4 1:6 1:8 1 : 10
Daya Serap Air (%)
1 0,440 1,008 0,449 0,354 Benda
Uji 1:4 :1 : 6 1:8 1 : 10
2 0,236 0,817 0,695 0,599
1 4,922 4,133 6,894 3,432
3 0,899 0,954 0,722 0,885
2 4,577 4,198 3,663 3,364
Rata- 0,525 0,926 0,622 0,613
rata 3 4,824 4,296 1,311 3,041

Rata- 4,774 4,209 3,956 3,279


rata

Gambar 4. Grafik Perkembangan


Kuat Lentur Beton Terhadap Rasio Semen
Agregat

Dari grafik menunjukkan bahwa Gambar 5. Grafik Rasio Semen


Agregat Terhadap Daya Serap Air
pada rasio semen agregat 1 : 6
memiliki nilai kuat lentur tertinggi Dari grafik menunjukkan bahwa
yaitu sebesar 0,9628 N/mm2. Hasil pada rasio semen agregat 1 : 4
tersebut berbanding lurus dengan memiliki nilai daya serap air
hasil pengujian kuat tekan yang tertinggi yaitu sebesar 4,7746%.
menghasilkan nilai tertinggi pada Nilai daya serap tersebut
rasio semen agregat 1 : 6. Hal dipengaruhi oleh proporsi campuran
tersebut berarti penelitian ini beton yang memliki proporsi semen
menghasikan proporsi yang ideal terbesar. Daya serap pada beton
pada rasio semen agregat 1 : 6. non-pasir tidak menjadi acuan dalam
Dengan nilai kuat tekan dan kuat merencanakan, karena sifat beton
lentur tertinggi. Metode yang non-pasir yang meloloskan air
digunakan dalam pengujian kuat bukan menyerap air. Nilai daya
lentur sama dengan pengujian kuat serap tinggi pada beton
tekan, yaitu dengan melakukan mengindikasikan beton tersebut
pembebanan. Tetapi hal yang memiliki kuat tekan rendah karena
mebedakannya adalah pengujian air menyerap kedalam beton yang
kuat tekan benda uji diletakan

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 109


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

menyebabkan mudahnya ikatan 6. DAFTAR PUSTAKA


agregat semen terlepas. Adi, P. 2013. Kajian Jenis Agregat dan
Proporsi campuran Terhadap Kuat
5. KESIMPULAN DAN SARAN Tekan Daya Tembus Beton Porus,
A. Kesimpulan Jurnal Teknik. 3 (2). Yogyakarta
Berdasarkan penelitian yang telah
Oktober, 2013. 100-106.
dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1) Beton non-pasir menggunakan
Alkhaly, Y.R dan Nazar, M. 2013. Beton
agregat dari Merak meghasilkan Non-Pasir dengan Agregat
proporsi campuran yang ideal di Cangkang Kelapa Sawit, Teras
rasio semen agregat 1 : 6, dengan Jurnal. 3 (1). Aceh Maret,2013.
nilai kuat tekan dan kuat lentur
tertinggi.
76-83.
2) Kuat tekan tertinggi beton non-pasir
yang dihasilkan dari penelitian ini Asroni, A. 2010. Balok dan Pelat Beton
sebesar 3,712196 Mpa pada rasio Bertulang. Edisi Pertama, Graha
semen-agregat 1 : 6. Kuat tekan Ilmu. Yogyakrta.
beton masih kurang dari 10 Mpa
maka beton ini dapat dimanfaatkan Ghozali, R.A. 2010. Pengaruh
sebagai beton non-struktural seperti penggunaan Pecahan Keramik
trotoar, pavingblock, jalan di area
taman yang ramah lingkungan Sebagai Bahan Pengganti Agregat
karena sifatnya yang meresap ke Kasar Terhadap Pembuatan Bata
dalam tanah. Beton Pejal Non-Pasir. Skripsi.
3) Daya serap terbesar beton non-pasir Jurusan Teknik Sipil Fakultas
yang dihasilkan sebesar 4,7746 %
pada rasio semen agregat 1 : 4. Hal Teknik Universitas Negeri
ini dipengaruhi oleh besarnya pasta Semarang, Semarang.
semen yang ada dalam beton non-
pasir. Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton.
4) Kuat lentur tertinggi pada balok Andi. Yogyakarta.
beton non-pasir adalah sebesar
0,9628 N/mm2 pada rasio semen PBI 1971 “ Peraturan beton bertulang
agregat 1 : 6. Kuat lentur agregat
berbanding lurus dengan kuat tekan.
Indonesia”

Tjokrodimuljo, K. 2007. Teknologi


B. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah
Beton. Edisi Pertama,Teknik Sipil
dilakukan penelitian ini adalah : Universitas Gadjah Mada.
1. Pada saat proses pemadatan Yogyakarta.
lakukan dengan benar agar beton
padat dengan merata. Trisnoyuwono, D. 2014. Beton Non-
2. Mengganti jenis, ukuran agregat Pasir. Graha Ilmu. Yogyakarta.
dan tipe semen karena kualitas
beton non-pasir dipengaruhi oleh Permana, J.W. 2016. Pemanfaatan Pasir
dua faktor tesebut, sehingga Sungai Ciujung Rangkasbitung
akan menghasilkan kuat tekan
yang lebih tinggi. dan Beberapa Jenis Agregat Kasar
3. Melakukan pengujian Lokal Banten Sebagai Bahan
permeabilitas beton non-pasir Pembuatan Beton Normal. Tugas
dalam penelitian selanjutnya. Akhir. Jurusan Teknik Sipil
110 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Fakultas Teknik Universitas Sultan


Ageng Tirtayasa, Cilegon.

SNI 03-1968-1990 “Metode


Pengujian Tentang Analisis
Saringan Agregat Halus dan
Kasar ”

SNI03-1969-1990 “Metode
Pengujian Berat Jenis Dan
penyerapan air agregat kasar”

SNI 03-1971-1990 “Metode


Pengujian Kadar Air Agregat”

SNI 03-1974-1990 “ Metode pengujian


kuat tekan beton”

SNI 03-2417-1991 “Metode


Pengujian Keausan Agregat
Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles ”

SNI 4431:2011 “ Cara uji kuat lentur


beton normal dengan dua titik
pembebanan”

SNI 06-6369-200X “ Tata cara


pembuatan kapping untuk benda
uji Silinder Beton.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 111

Anda mungkin juga menyukai