MODUL 2 DAN 3
KURIKULUM K-13 DI SD DAN PERBEDAAN DENGAN KTSP
Kelompok 3
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayahnya bagi kita semua, khususnya bagi kami, yang telah diberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah ini tepat waktu dengan judul
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada
khususnya, kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi perbaikan
Penulis
1
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...............................................................................................................11
B. Saran .........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan Persoalan
itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama
proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita
yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu
membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan
sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum
sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum.
Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang
memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di
dunia internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka
semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin
gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat
bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk
menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum
dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh
tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.
Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang tenaga pendidik untuk memberikan
materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik, kurikulum juga mempunyai
perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran kurikulum harus di pahami.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian kurikulum?
2. Bagaimana cara pembelajaran IPS di SD berdasarkan KTSP?
3
3. Bagaimana perbedaan KTSP dengan Kurikulum 13 IPS di SD?
4. Bagaimana karakteristik kurikulum 13 IPS di SD?
5. Bagaimana proses pembelajaran kurikulum 13 IPS di SD?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah kurikulum
2. Untuk mengetahui pembelajaran IPS di SD berdasarkan KTSP
3. Untuk mengetahui perbedaan KTSP dengan Kurikulum 13 IPS di SD
4. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum 13 IPS di SD
5. Untuk mengetahui proses pembelajaran kurikulum 13 IPS di SD
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. . Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit)
meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang
sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni:
1. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat
dan falsafah bangsa.
2. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran.
3. Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu
sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi,
bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
4. Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi
kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti
laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
5. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut metode/cara
yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan
efesien, relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu system
dari kutikulum.
1. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor,
dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya
5
yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses
lebih menonjolkan afektif dan psikomotornya.
2. Kurikulum 2012 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),
psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap
implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya
3. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum
2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran,
tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain.
Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada
kurikulum 2013 namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat
sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
4. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan
konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung
menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi
siswa dan lingkungannya sebagai sumber (student-centered leaning).
5. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran.
Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan
ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.
Perbedaan masing-masing kurikulum
1. KTSP
Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :
a. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
b. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
c. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam kurikulum.
d. Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional maupun global.
6
e. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
f. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi (proses
dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.
g. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.
9
Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi soal-soal
model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang yang nanti akan
diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang menggunakan soal-soal ujian
nasional yang telah diujikan pada tahun sebelumnya sebagai acuan dalam pembelajaran.
Menjelang menghadapi ujian nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada
siswanya. Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan.
Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan kebijakan
yang konsisten, yaitu sistem evaluasi yang mengukur pencapaian kemampuan kognitif,
psikomotorik dan afektif secara berimbang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian nasional
harus dihapuskan, sehingga penentu kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang
diperoleh dari nilai rapor tiap semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi
pembelajaran mengandung ketiga aspek secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan
diberikan seccara benyeluruh dalam ketiga aspek itu.
Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali kepada
guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun rencana pembelajaran,
melaksanakn kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai
dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang
harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap
jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar
Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar
Kompetensi satuan pendidikan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran IPS berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana
individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui
pembelajaran IPS siswa di dorong secara aktif menelaah interaksi antar kehidupan
dilingkungannya, kini dan masa yang akan datang menelaah gejala-gejala lokal regional
dengan memanfaatkan keterampilan pengkajian sosial.
Dalam implementasi pembelajaran IPS , misalnya siswa mempelajari fakta-fakta
disekelilingnya, berdasarkan fakta tersebut siswa menemukan definisi mengenai sesuatu,
tanpa harus didefinisikan terlebih dahulu oleh guru. Misalnya dalam pelajaran ekonomi
diperkenalkan adanya fakta orang-orang yang mekakukan kegiatan jual – beli. Setelah melihat
aktivitas orang-orang tersebut akhirnya siswa menemukan definisi mengenai penjualan,
pembelian, penawaran, pasar, uang dan lainnya dalam aktivitas jual-beli.
Pada KTSP, setiap mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dengan kompetensi dasar
sendiri pula. Pendekatan mata pelajaran berbeda antara satu dengan yang lainnya. Total ada
sebelas mata pelajaran yang harus dikuasai siswa. Pada Kurikulum 2013, semua mata
pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik). Siswa diajak mengamati,
menalar, bertanya dan mencoba. Setiap mata pelajaran saling terkait dan saling mendukung
semua kompetensi pembelajaran seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan. Total, ada
enam hingga tujuh mata pelajaran yang harus dikuasai siswa.
B. Saran
Dalam pembelajaran IPS guru diharapkan mampu mengembangkan peserta didik untuk
mampu dan bersikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta mampu mengembangkan
masyarakat indonesia ke masyarakat dunia.
Sebagus apapun rancangan kurikulum tersebut jika pelaksanaannya tidak berjalan
dengan semestinya maka keberhasilan tujuan awal tidak akan dicapai. Oleh karena itu untuk
menjalankan Kurikulum 2013 dengan berhasil kita memerlukan guru yang benar-benar
profesional. Sebelum Kurikulum 2013 diaplikasi kita harus mampu mempersiapkan guru baru
13
untuk menjalankan kurikulum baru tersebut. Para guru diberi sosialisasi dan pelatihan
mengenai kurikulum baru yang akan mereka jalankan. Ketika pemerintah yakin bahwa
gurunya sudah siap maka kurikulum baru pun baru dapat diimplementasikan
DAFTAR PUSTAKA
KBK, 2002 Kurikulum Berbasis Kelas, pusat kurikulum balitbang, Depdiknas Jakarta.
Martinis Yamin, 2007, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jambi.
Masnur Muslih, 2007, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, Malang.
Saidihardjo, 1992 Pengembangan Kurikulum Bidang Studi Dalam FPIPS dan Jurusan IPS
Universitas, konaspi.
14