Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN IPS DI SD (PDGK4106)

MODUL 2 DAN 3
KURIKULUM K-13 DI SD DAN PERBEDAAN DENGAN KTSP

Tutor: Muhammad Sandika, M.Pd

Kelompok 3

- Tia Gustriwanti NIM. 856590075


- Tri Pilo Andimi NIM. 856587608
- Tuti Andriani NIM. 856591084

PROGRAM STUDI PGSD BI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
JAMBI
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan

Hidayahnya bagi kita semua, khususnya bagi kami, yang telah diberikan kemudahan dan

kelancaran sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah ini tepat waktu dengan judul

“ KURIKULUM K-13 DI SD DAN PERBEDAAN DENGAN KTSP”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada

khususnya, kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi perbaikan

kearah kesempurnaan. Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih.

Jambi, 27 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum ...............................................................................................3


B. Perbedaan kurikulum 13 dengan KTSP.....................................................................3
C. Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan KTSP ............................................................5
D. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013 .................................................................7
E. Karakteristik Kurikulum 2013 ..................................................................................8
F. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 ......................................................................9
G. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ..................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................11
B. Saran .........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan Persoalan
itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama
proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita
yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu
membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan
sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum
sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum.
Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang
memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di
dunia internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka
semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin
gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat
bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk
menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum
dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh
tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.
Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang tenaga pendidik untuk memberikan
materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik, kurikulum juga mempunyai
perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran kurikulum harus di pahami.

B.    Rumusan Masalah
1.    Jelaskan pengertian kurikulum?
2.    Bagaimana cara pembelajaran IPS di SD berdasarkan KTSP?
3
3.    Bagaimana perbedaan KTSP dengan Kurikulum 13 IPS di SD?
4.    Bagaimana karakteristik kurikulum 13 IPS di SD?
5.    Bagaimana proses pembelajaran kurikulum 13 IPS di SD?
C.    Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui sejarah kurikulum
2.    Untuk mengetahui pembelajaran IPS di SD berdasarkan KTSP
3.    Untuk mengetahui perbedaan KTSP dengan Kurikulum 13 IPS di SD
4.    Untuk mengetahui karakteristik kurikulum 13 IPS di SD
5.    Untuk mengetahui proses pembelajaran kurikulum 13 IPS di SD

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.  .  Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit)
meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang
sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni:
1.  Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat
dan falsafah bangsa.
2.  Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran.
3.  Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu
sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi,
bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
4.  Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi
kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti
laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
5.  Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut metode/cara
yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan
efesien, relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu system
dari kutikulum.

B.   Perbedaan kurikulum 13 dengan KTSP

1.     Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor,
dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya
5
yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses
lebih menonjolkan afektif dan psikomotornya.
2.     Kurikulum 2012 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),
psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap
implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya
3.     Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum
2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran,
tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain.
Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada
kurikulum 2013 namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat
sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
4.    Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan
konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung
menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi
siswa dan lingkungannya sebagai sumber (student-centered leaning).
5.   Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran.
Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan
ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.
Perbedaan masing-masing kurikulum
1.    KTSP
Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :
a.  Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
b.  Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
c.   Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam kurikulum.
d.  Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional maupun global.

6
e.  Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
f.  Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi (proses
dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.
g.  Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.

2.   Kurikulum 2013 (K13)


Faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013
a. Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi, masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan teknologi, dan
ekonomi berbasis pengetahuan.
b. Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan berfikir
jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk
mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
c. Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.
d.  Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek
kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.

C.    Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan KTSP


Pembelajaran IPS di merupakan disiplin ilmu yang di berikan keapada siswa mulai
dari kelas I sampai dengan kelas VI, Montorella dalam buku Etin Solihatin mengatakan
bahwa: ”pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada asfek “pendidikan”
daripada “transfer konsep” karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh
pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai,
moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
Dalam proses pembelajaran IPS, guru diharapkan lebih menekankan dalam aspek
pendidikannya sehingga siswa bisa memahami konsep pembelajaran IPS yang diajarkan.
Dan bisa menggunakannnya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPS dapat membantu
siswa dalam melaksanakan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Gross dalam buku Etin Solihatin mengemukakan bahwa tujuan lain dari pendidikan
IPS adalah “untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam
7
mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya”. Setiap persoalan (masalah)
pasti ada jawabannya. Dengan melakukan pembelajaran IPS diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan penalaran siwa dalam menghadapai persoalan (masalah) yang
ada di lingkungan sekitarnya dan menemukan jawaban yang tepat untuk mengatasi
persoalan (masalah) tersebut.
IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan
pada bahan kajian geografis, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah”
(Kurikulum SD: 1994). Pelajaran IPS yang diajarkan di SD terdiri dari dua bahan kajian,
yaitu pengetahuan sosial yang mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan
pemerintahan. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat indonesia sejak
masa lampau hingga masa kini.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengajarkan pada siswa SD agar mereka kelak mengenal fenomena alam dan fenomena
sosial mulai dari lingkungan yang dekat sampai kepada lingkungan yang lebih jauh
(dunia). IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan (KTSP:
2006).
Pengajaran IPS berdasarkan KTSP disusun secara sistematis komprehensif dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan. Dalam
kehidupan di masyarakat sering terjadi “Sosial Problem”, berbagai masalah sosial
diantaranya terjadi di lingkungan pada pemahaman dan kepedulian terhadap peninggalan
sejarah. ( kebudayaan Hindu – Budha ). Dengan metode “Karyawisata” diharapkan peserta
didik memperoleh pemahaman yang luas dan mendalam mengenai masalah peninggalan
sejarah kebudayaan Hindu – Budha.
IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap,
dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia” (KTSP:2006).
Fungsi-fungsi tersebut dapat diwujudkan bila guru menggunakan contoh-contoh dan alat
pelajaran yang relevan dengan tingkat dan perkembangan anak didik, pada saat melakukan
proses pembelajaran.
Dalam KTSP (2006) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemempuan sebagai berikut :
1.  Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2.  Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sososial.
8
3.  Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.  Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkomptensi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Metode pengajaran IPS dapat dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu metode mengajar
yang interaksi edukatifnya di luar kelas (in the class room interaction) dan metode
pengajaran yang interaksi edukatifnya di luar kelas (out class room interaction).
Metode pengajaran yang edukatifnya di dalam kelas terdiri dari metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, penugasan, kerja kelompok, demontrasi, eksperimen, dan simulasi.
Sedangkan metode pengajaran yang interaksi edukatifnya berlangsung di luar kelas terdiri
dari metode karya wisata dan observasi.
Untuk keberhasilan suatu pengajaran faktor yang paling mempengaruhi adalah :
faktor guru, bahan yang akan diajarkan, situasi, sarana, dan fasilitas-fasilitas lainnya.

D.   Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013


Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah pendekatan
pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah materi. Jadi materi di
berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga mereka menguasai materi itu secara
maksimal. Bahkan demi penguasaan materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh
sebelum siswa menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan
pembelajaran tujuan pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek kognitif dengan
menafsirkan aspek psikomotrik dan afektif.
Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudah mendapat penekanan pada kurikulum kita
selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003, aspek
kognitif, psikomotorik dan afektif (yang dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan
pendidikan), telah juga menjadi kompetensi integral yang harus dicapai. Lalu pada saat
pemberlakuan Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif yang seolah
dilupakan para praktisi pendidikan, digabungkan.
Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya adalah
kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah dijegal dengan
kebijakan ujian nasional.
Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif. Pencapaian aspek
psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan menggunakan tes ini. Padahal tes ini
adalah penentu kelulusan. Maka pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang
berbasis materi tanpa memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.

9
Pada kenyataannya, sejak awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi soal-soal
model ujian nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang yang nanti akan
diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang menggunakan soal-soal ujian
nasional yang telah diujikan pada tahun sebelumnya sebagai acuan dalam pembelajaran.
Menjelang menghadapi ujian nasional, guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada
siswanya. Apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan.
Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung dengan kebijakan
yang konsisten, yaitu sistem evaluasi yang mengukur pencapaian kemampuan kognitif,
psikomotorik dan afektif secara berimbang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian nasional
harus dihapuskan, sehingga penentu kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang
diperoleh dari nilai rapor tiap semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi
pembelajaran mengandung ketiga aspek secara menyeluruh, maka pembelajaran juga akan
diberikan seccara benyeluruh dalam ketiga aspek itu.
Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi kembali kepada
guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun rencana pembelajaran,
melaksanakn kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai
dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

E.  Karakteristik Kurikulum 2013


Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya :
1.  Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran.
2.  Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3.  Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan
pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap
dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
4.  Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.
5.  Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
10
6.  Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
7.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.
F.  Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan
pembelajaran ekstra-kurikuler.
1.    Pembelajaran intra kurikuler
Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata
pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a.      Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema.
b.      Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan
(excepted).

2.    Pembelajaran ekstra-kurikuler


Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang
dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah
kegiatan ekstra-kurikuler wajib.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum. Kegiatan
ekstra-kurikulum berfungsi untuk:
a.    Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,
b.   Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan, hubungan
sosial dan kemanusiaan, serta berbagai keterampilan hidup.
Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:
a.       Sekolah
b.      Masyarakat
c.       Alam
Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur
pendukung kegiatan intra-kurikuler.

G.   Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


11
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk
konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum
sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau
jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam
rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam
menerapkan perolehannya di masyarakat.

2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang
harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap
jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar
Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar
Kompetensi satuan pendidikan.

3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum


berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,
pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan
dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran,
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan
keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam
pembelajaran.

12
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembelajaran IPS berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana
individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui
pembelajaran IPS siswa di dorong secara aktif menelaah interaksi antar kehidupan
dilingkungannya, kini dan masa yang akan datang menelaah gejala-gejala lokal regional
dengan memanfaatkan keterampilan pengkajian sosial.
Dalam implementasi pembelajaran IPS , misalnya siswa mempelajari fakta-fakta
disekelilingnya, berdasarkan fakta tersebut siswa menemukan definisi mengenai sesuatu,
tanpa harus didefinisikan terlebih dahulu oleh guru. Misalnya dalam pelajaran ekonomi
diperkenalkan adanya fakta orang-orang yang mekakukan kegiatan jual – beli. Setelah melihat
aktivitas orang-orang tersebut akhirnya siswa menemukan definisi mengenai penjualan,
pembelian, penawaran, pasar, uang dan lainnya dalam aktivitas jual-beli.
Pada KTSP, setiap mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dengan kompetensi dasar
sendiri pula. Pendekatan mata pelajaran berbeda antara satu dengan yang lainnya. Total ada
sebelas mata pelajaran yang harus dikuasai siswa. Pada Kurikulum 2013, semua mata
pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik). Siswa diajak mengamati,
menalar, bertanya dan mencoba. Setiap mata pelajaran saling terkait dan saling mendukung
semua kompetensi pembelajaran seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan. Total, ada
enam hingga tujuh mata pelajaran yang harus dikuasai siswa.

B.     Saran
Dalam pembelajaran IPS guru diharapkan mampu mengembangkan peserta didik untuk
mampu dan bersikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta mampu mengembangkan
masyarakat indonesia ke masyarakat dunia.
Sebagus apapun rancangan kurikulum tersebut jika pelaksanaannya tidak berjalan
dengan semestinya maka keberhasilan tujuan awal tidak akan dicapai. Oleh karena itu untuk
menjalankan Kurikulum 2013 dengan berhasil kita memerlukan guru yang benar-benar
profesional. Sebelum Kurikulum 2013 diaplikasi kita harus mampu mempersiapkan guru baru
13
untuk menjalankan kurikulum baru tersebut. Para guru diberi sosialisasi dan pelatihan
mengenai kurikulum baru yang akan mereka jalankan. Ketika pemerintah yakin bahwa
gurunya sudah siap maka kurikulum baru pun baru dapat diimplementasikan

DAFTAR PUSTAKA

KBK, 2002 Kurikulum Berbasis Kelas, pusat kurikulum balitbang, Depdiknas Jakarta.

Martinis Yamin, 2007, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jambi.

Masnur Muslih, 2007, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, Malang.

Mulyasa, 2010, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung.

Saidihardjo, 1992 Pengembangan Kurikulum Bidang Studi Dalam FPIPS dan Jurusan IPS

Universitas, konaspi.

14

Anda mungkin juga menyukai